HARUMNYA CINTA SEHARUM CINTA MEREKA BERDUA

Dolangga memegang tangan Sachio dengan senang hati menuju rumahnya. Zaripah membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Sachio masuk.

"ayo masuk nak...rumah mama seperti ini." kata Zaripah. Sachio memasuki rumah Zaripah dan duduk beralaskan tikar.didalam tak ada kursi.tapi rumah Zaripah cukup bersih dan rapi.

"tunggu sebentar iya nak..." kata Zaripah. belum Sachio ngomong tiba tiba Sarinah keluar dengan wajah aslinya tidak dengan wajahnya yang buruk.

"mm..." Sarinah tidak jadi ngomong karena terkejut.dia pikir mamanya tidak mengajak orang lain masuk.sebab selama ini mamanya tidak pernah bawa orang luar masuk kedalam rumahnya. biasanya kalau ada tamu maka mamanya akan menjamunya diluar.

Kagetnya Sarinah tidak mengalahkan kagetnya Sachio.matanya terbelalak melihat ada gadis cantik keluar dari salah satu kamar.awal mulanya Sachio tidak mengenal Sarinah akan tetapi setelah mendengar Dolangga menyebut Sarinah Sachio baru sadar kalau wanita yang disebut siburuk rupa merupakan gadis cantik yang betul betul cantik dibola matanya.

Kalau dikatakan bidadari ini mungkin memang bidadari. berkali kali Sachio mengosok matanya namun penglihatan nya tetap sama.Dolangga tidak mengerti dengan tingkah laku Sachio yang berulang ulang kali menggosok matanya.

"mata kakak Sachio kenapa?" tanya Dolangga.

"gatal adik Dolangga..." jawab Sachio. sedang Sarinah masih berdiri bagai patung saking kagetnya wajah asli yang dimiliki diketahui orang lain selain mama dan adiknya.mamanya masuk membawa segelas teh dan kue sambil menatap putrinya yang masih berdiri mematung.

"kamu tidak perlu takut nak...mama tidak marah kok." Zaripah membelai putrinya dengan lembut seraya menariknya duduk berhadapan dengan Sachio.

"malah mama sengaja membiarkanmu keluar dengan wajahmu yang seperti ini." kata Zaripah dengan tersenyum.

Sachio dan Sarinah sama sama tidak bisa berkata kata.Sachio tidak bisa keluar kata kata dari mulutnys sebab dia belum percaya atas apa yang dilihatnya sedang Sarinah tidak bisa berkata kata karena kaget sebab tidak biasa dia memperlihatkan wajah aslinya.

"kak Sarinah kenapa tidak bicara sama kak Sachio.kak Sarinah marah ya..." tanya Dolangga.

Sarinah baru mendongakan wajahnya ketika ditegur adiknya bertepatan dengan Sachio yang tidak juga sengaja mengangkat wajahnya.

dua wajah bertatapan dengan debaran jantung yang berdetak seirama, mengikuti perasaan dari dua buah hati ditempat berbeda, yang sedang menerima keindahan menusuk kedalam jiwa.

cinta dua anak manusia berbeda jenis ini sedang bersemi.senyum terurai dibibir indah milik Sarinah. Sachio membalas dengan rasa malu.dua cinta yang sangat indah menghinggapi Sachio dan Sarinah serta itu terjadi didepan ibu kandungnya Sarinah.

"ayo nak diminum airnya..." suruh Zaripah pada Sachio.

"terimakasih ma...atas suguhan airnya." jawab Sachio sambil meminum teh yang disuguhkan Zaripah.

"Dolangga kamu tidak usah kemana mana ya...tapi kamu didalam kamar, kamu jangan ganggu kakakmu. Biarkan mereka berdua mama mau pergi kerja. ya Dolangga iya..." pinta Zaripah.

"iya ma..." jawab Dolangga.

"mama kerja?" tanya Sarinah.

"iya nak...jangan kecewakan dia iya..." kata Zaripah pada Sarinah.

Sarinah malu malu. Sedang Zaripah pergi keluar untuk bekerja dan percaya sama Sachio. Dia melihat Sachio adalah anak baik.

Dihotel...Alfiana keluar masuk keluar masuk menanti kemunculan Sachio. Tetapi, Sachio tak kelihatan batang hidungnya, Lama kelamaan bosan jengkel menumpuk dalam bathinnya. Ada asap ada api, Sachio seperti ini pasti ada penyebabnya pikir Alfiana. Aku harus cari tahu apa yang menyebabkan Sachio seperti ini.

memaksa putranya berlibur menemani wanita yang ada hati pada putranya adalah kesalahan besar yang dilakukan Faris. Apalagi ini permintaan dan desakan si perempuan.

manusia dijaman yang sudah maju ini, dimana jaman semakin canggih. Masih ada orang yang mementingkan diri, dengan berbagai argumen dan alasan. Untuk kepentingan hidup putra putrinya

bukan kepentingan hidup yang didapat putra putri mereka, malah menjerumuskan hidup anaknya sendiri. Dan tak sedikit anak yang jadi korban. bukan anak semakin lebih baik.

seorang laki laki yang kebetulan menginap dihotel yang sama dengan Alfiana dan Sachio memperhatikan Alfiana yang kelihatan seperti gelisah mencoba mencari tahu karena merasa kasihan melihatnya dalam sendirian.

"pagi..." sapa Faid dengan ramah, menyapa Alfiana yang duduk dikursi yang disediakan disekitaran taman. pada mulanya Alfiana cuek dan acuh dengan datangnya seorang pria nyamperin dirinya.

"pagi." sambut Alfiana acuh dan enggan melihat Faid. Tetapi, mata Alfiana tidak jadi merubah pandangannya. Begitu tahu pria yang menyapanya lumayan tidak jelek jelek amat.

"kenalkan aku Faid, baru datang dari bali hendak pulang kejakarta." kata Faid memperkenalkan diri walau tanpa diminta.

"Alfiana..." jawab Alfiana mengulurkan tangan seraya megumbar senyum menggoda Faid.

"sama siapa disini..." tanya Faid.

"sama teman tapi sedang keluar." jawab Alfiana.

"kok tidak ikut keluar..."

"lagi malas..." jawab Alfiana sambil menarik napas panjang

"kesini dalam rangka apa..." tanya Faid menggeser tempat duduknya mendekat ke Alfiana.

"dalam rangka liburan.situ sama siapa?" tanya Alfiana balik dengan pandangan tajam kewajah Faid.

"aku barusan saja beberapa jam yang lalu tiba disini dalam rangka ada urusan bisnis yang akan melakukan meeting di tempat ini." tutur Faid menjelaskan.

Faid terus bincang bincang dengan Alfiana saling tukar nomor hand phone saling tanya alamat tempat tinggal di jakarta.

"meetingnya disini jam berapa Faid." tanya Alfiana.

"nanti pukul dua siang." jawab Faid.

"Ini masih pagi.masih...belum jam sembilan aku boleh minta tolong ndak...!" tanya Alfiana agak ragu ragu.

"boleh...apaan itu..."

"temani aku jalan jalan..."

"boleh ayo...kemana ?" tanya faid.

"kemana aja yok..." kata Alfiana senang.

Dalam hati Alfiana berkata alhamdulillah ada cowok yang menemaniku jalan jalan dari pada menunggu Sachio yang tidak jelas...belum tentu mau saya ajak jalan jalan. Pikir Alfiana dalam hati.

Alfiana sudah menggandeng cowok lain pergi entah kemana. Sedangkan, Sachio yang belum satu jam berada dirumah Sarinah tidak merasa enak. Dia takut sebab pintu rumah dalam keadaan ditutup rapat rapat. Seandainya ada orang tahu maka dia takut dituduh yang bukan bukan.

"kenapa kamu banyak diam sachio..." tanya Sarinah yang telah mencium bau bunga bunga cinta dihatinya.

Sachio hanya bisa menatap mata Sarinah dengan senyum tipis, dan masih malu malu. ditambah bingung harus mengungkap apa yang bisa membuat Sarinah terbuai. Padahal dengan tatapan mata dan senyum tipis saja sudah membuat sarinah meleleh apa lagi dengan buaian kalimat.

Sarinah semakin tidak tahan dengan sikap Sachio.maka Sarinahpun jadi jengkel dan mencubit lengan Sachio berkali kali.sementara Sachio yang di cubit tidak merasa sakit malah dia berharap ribuan cubitan tangan Sarinah.

lama lama Sarinah jadi sadar dan tidak tega mencubit lengan Sachio.dipegangnya tangan Sachio lalu diusapnya dengan perlahan lahan.

"aku minta maaf...sakit iya..." bisik Sarinah seraya memijit mijit tangan Sachio perlahan lahan.

Sachio tambah berbunga bunga hatinya, tangannya dibelai oleh tangan Sarinah.

Sachio memberanikan diri meraih tangan Sarinah.

Sarinah membiarkan Sachio meremas mencium tangannya dengan mesra kemudian Sarinah tanpa sadar merangkul dan mrmeluk Sachio.

Dua insan sama sama tenggelam dalam indahnya cinta dan takkan terlupakan sampai ajal memisahkan nyawa dari mereka.

"kak Sachio sejak pertama kali melihatmu ketika menolongku dari Zafar aku sudah jatuh cinta padamu." ucap Sarinah dengan nada harum seharum wanginya cinta mereka berdua.

💜💜💜💜💜

berlanjut ke episode berikutnya.

trimakasih

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***