Faris menutup hand phonenya dan segera berlari keluar melihat adanya suara tabrakan didepan rumahnya.
Seorang laki laki setengah baya tergeletak ditengah jalan karena ditabrak motor tidak bertanggung jawab sebab motor itu kabur.
"masya Alloh..." ucap Faris begitu melihat laki laki setengah baya tergeletak berlumuran darah.
Orang orang segera berdatangan untuk menolong.Faris mengeluarkan mobilnya untuk membawa orang setengah baya itu kerumah sakit.
laki laki setengah baya ini tergeletak tidak jauh dari pertigaan jalan menuju condet pas didepan pusat grosir celilitan dua anak muda yang kebetulan yang melihat peristiwa tabrakan segera menolong membantu mengangkat dan memasukan orang itu.
orang itu bernama Adzriel bekerja sebagai petugas kebersihan disekitar kawasan celilitan jakarta timur.
Adzriel dibawa langsung ke gawat darurat. Seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"keluarga fasien..." tanya bu dokter. Pak Faris Silvia dan Amir saling tatap.
"saya keponakannya bu..." jawab Silvia.
"pasien hanya terbentur kepalanya... kaki maupun punggung luka robek...itu saja." ucap dokter yang menangani Adzriel.
"Silahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan biaya administrasinya." lanjut bu dokter lalu pergi meninggalkan mereka.
"biar saya saja yang menyelesaikan biayanya." kata pak Faris.
"oh, iya kenalkan saya Faris."
"Silvia."
"Amir."
mereka bertiga saling berkenalan.
"ada yang tahu nama pasien..." tanya pak Faris.
"saya bawa barang barang pasien. Kita periksa tas kecil ini siapa tahu ada kita temukan identitasnya." kata Amir.
"kita masuk...kita periksa didalam." ucap pak Faris.
mereka bertiga masuk kekamar pasien. tidak ditemukan identitas apa apa yang ada hanya photo keluarganya saja.
"ketemu Mir..." tanya Silvia.
"tidak ada apa apa." jawab Amir.
pak Faris memeriksa kantong celana pasien.didapatkan dompet yang berisi beberapa lembar uang.
"ini ada kartu tanda penduduk beliau.namanya Adzriel." kata pak Faris menyebut namanya.
"Silvia, Amir...aku akan segera menyelesaikan biaya administrasinya sekalian aku pulang kalau ada apa apa segera hubungi aku ini card nomorku." kata Faris beranjak meninggal kan mereka.
pemotor yang menabrak Adzriel begitu sampai dirumah langsung melesat masuk tanpa menoleh. Dia menghempaskan tubuhnya dishopa saking panik. Merasa bersalah bingung harus berbuat apa. setelah merenung dia memanggil pembantu rumahnya.
"mbok Anah..."
"iya pak..." sahut Rianah dari dapur.Rianah segera nyamperin majikannya. Rianah melihat Givano tampak panik mungkin ada masalah pikirnya dalam hati.
"ambilkan air putih bi..." pinta Givano.
"baik pak!" Rianah segera menuju dapur mengambil air putih.
"ni pak, air minumnya."
Givano mengambil air yang disodorkan Rianah lalu meneguknya seperti orang kehausan.dalam keadaan bingung Givano mencoba menengkan diri dalam hati dia berdoa semoga orang yang ditabrak itu selamat.
"ada apa...kamu seperti orang panik..cerita ama bibi..." sangat hati hati sekali mbok Anah menanyakan yang menyebabkan Givano yang tampak panik.
"aku...akk..ku...tak ada appa apa bi..." Givano tidak berani bercerita.
"tidak ada apa appa...apa...lho...kok kamu panik..." desak mbok Anah.
Givano tertunduk...hanya mbok Anah satu satunya tempat curhat.tidak punya siapa siapa. Satu satunya kakek yang merawat dan membesarkannya sudah pergi dipanggil sang illahi. Sebelum meninggal kakeknya bercerita bapak ibunya di kupang...belum lengkap dia bercerita kakeknya menghebuskan napasnya yang terakhir.
Givano sering berencana untuk pergi ke kupang untuk mencari kedua orang tuanya tetapi selalu gagal dengan banyaknya kesibukan. Besok dia sudah siap berangkat tapi dengan adanya kejadian tadi diapun menunda rencananya lagi.
Sachio yang sedang berlibur di Surabaya menemani Alfiana juga sedang termenung. Suara keras yang didengar di hand phonenya ketika berbicara dengan bapaknya menjadi pikirannya. Sampai sekarang bapaknya belum mengkonfirmasi kejadian apa tadi pagi sampai terdengar begitu keras.
Alfiana yang mrmperhatikan Sachio dari tadi berpikir kalau Sachio sedang menyesal karena menyinggungnya. Alfiana mencoba membiarkannya merasa tidak enak akhirnya dia mengalah. Hati hati sekali dia nyamperin Sachio.
"kakak...aku minta maaf..." sapanya merasa menenangkan hati Sachio seolah olah sedang memikirkan dirinya.
"aku bukan pedendam." sahut Sachio.
"okey kalau you tidak pendendam,berarti.. kamu tidak marah sama aku...iya kan."
"iya...aku hanya kesal aja sama kamu...dan ingat...sampai kapanpun aku tak kan mungkin jadi pacarmu karena seperti yang sudah aku katakan aaku... tii dak menyintaimu..." selesai mengatakan itu Sachio langsung meninggalkan Alfiana.
"e e e kamu kemana sayang?" Alfiana memanggil manggil Sachio. Tapi, Sachio tidak perduli dia terus meninggalkan Alfiana melangkahkan kakinya.
Sachio keluar dari hotel dengan jalan kaki. hotel tempat tinggal Sachio masih di sekitar jalan embong malang yang berarti tempat tinggal Sarinah tidak jauh dari sini pikir Sachio. Sachio merasa heran dengan dirinya sendiri kenapa dia selalu teringat Sarinah padahal kemarin dia merasa jijik melihatnya dan tidak berani terlalu dekat.
Tidak jauh dari super market alfamart tempat dia berdiri. Sachio melihat enam orang anak muda menghampirinya dilihat dari penampilan, nampaknya mereka anak jalanan.setelah dekat barulah Sachio sadar ternyata diantara enam orang itu ada yang dikenal.
Zafar memandang Sachio dengan tersenyum sambil mengeluarkan rantai gear motor dari balik punggung yang disellipkan.
Zaripah yang baru saja keluar dari gang rumah tempat tinggalnya melihat Zapar sedang mengelilingi seorang anak muda.
"aha...sekarang baru impas.lihat...tangan kananku, yang kau pelintir. Sampai sekarang masih terasa sakit.sekarang...tinggal aku yang akan patahkan tanganmu." ancam Zapar penuh dendam.
"dan orang seperti kamu...yang sok ikut campur urusan orang. Harus mendapatkan peringatan keras. Ayo kawan kawan kita bermain main." kito langsung memberi komando pada kawan kawannya.
Sachio yang memiliki karakter cool tapi pantang untuk dipermalukan dengan tenang menghindari amukan kito yang menyerang membabi buta tanpa menggunakan tehnik dalam melepaskan pukulan dan tendangan. Sachio hanya pokus pada Zafar yang memegang gear rantai motor.
benar saja dugaan Sachio Zafar menyerang dengan penuh dendam meņgamuk bagai banteng.
perkelahian Sachio dengan enam orang anak anak jalanan ini terjadi ditempat terbuka. Ditempat orang mulai ramai berdatangan pada tepi jalan raya.
Zaripah yang dari sejak awal mengetahui kejadiannya meminta pada semua orang dihadapannya menghimbau kepada mereka agar ada yang berani menghentikan perkelahian ini.
Orang orang tempatan tentu tidak berani untuk menghentikan perkelahian ini tetapi banyak dari orang orang yang datang dari daerah lain dan tidak takut menghalau pengeroyokan yang dilakukan Zafar dan kawan kawan.
malahan yang terjadi kebalikannya, orang beramai ramai menghajar Zafar dan kawan kawannya. Tidak beberapa polisi datang menangkap Zafar dan kawan kawannya yang dibantu orang ramai.
Zaripah langsung nyamperin Sachio.
"kamu tidak apa apa nak, kamu baik baik saja..." kata Zaripah memeriksa Sachio. tidak lama kemudian Dolangga muncul didepan Sachio.
"kakak dikeroyok lagi iya kak, ama Zapar." kata Dolangga.
"eee Dolangga...iyya aku dikeroyok oleh orang yang ganggu kakak kamu." kata Sachio gembira.
"ooo jadi kamu orang yang dimaksud kakak kamu?!!" ucap Zaripah. Sachio memandang ibu Zaripah.
"betul bu...ibu siapa?" tanya Sachio penasaran karena mengetahui dirinya pernah menolong Sarinah.
"aku mamanya Sarinah dan Dolangga." jawab Zaripah.
Zaripah mengajak Sachio mampir di rumahnya untuk mengobati sedikit luka yang ada dibibir Sachio.
💜💜💜💜💜
baca ya episode berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
auliasiamatir
hadir kak
2021-12-22
0
Rosananda
favorit dan like balik ya kak.
2021-12-20
2
MommyAtha
pasien othor.. bukan fasien
2021-11-26
0