Sarinah saling tatap dengan mamanya. lalu memalingkan wajahnya kearah Wie lan. Wie lan banyak berperan dalam kehidupannya. Wie lan menjaga dan melindunginya dalam setiap ada bahaya kejahatan akan menimpa dirinya. Wie lan juga sering memberi contoh positip bagi dirinya dan adiknya Dolangga.
"kek, aku titip adikku sama kakek. Aku sendiri yakin akan kemampuan kakek dalam menjaga dan melindungi adikku."
"Jadi kalian mengijinkan aku!" mata wie lan yang tadi ngantuk jadi melebar.
"ya...aku ijinkan!"
wie lan langsung kabur setelah mendengar pernyataan Sarinah.
"Eeeee eh!"
Zaripah belum sempat menyampaikan Unek uneknya, Wie lan sudah kabur meninggalkan mereka.
Sarinah nyamperin mamanya yang kelihatan mau menangis, tapi ditahannya. "ma...sudahlah! Percayalah sama kakek Wie lan, malah dia akan menjaga dan merawat Dolangga melebihi mama!" ucap Sarinah sambil memeluk mamanya.
...----------------...
Disebuah tempat ditepi laut. Tempat itu sangatlah sepi. letaknya masih tidak terlalu jauh dari kota surabaya, tapi suasananya adem sejuk dan nyaman.
Tampak seorang anak seperti berlatih seorang diri. Dengan gerakan yang masih ngawur. Semangat ingin tahunya untuk bisa bela diri sangatlah tinggi.
Ini bisa dilihat dengan dia berlatih sendiri. Walau, tanpa didampingi. Sehingga tidak ada arahan cara melakukan pukulan yang benar, dan Kuda kuda yang betul.
pada saat Dolangga sedang melompat sana melompat sini. Sebuah gerakan datang dengan cepat, yang terlihat hanya bayangan hitam, sedang melesat hampir mengenai tubuh Donggala. Sampai Dolangga hampir terjatuh.
Gerakan ini, bagai seperti cerita novel silat atau komik saja. Juga seperti cerita dalam film. Tapi ini benar benar nampak nyata dimata Dolangga sendiri.
Mungkin benar kisah orang orang dahulu yang bisa terbang melesat seperti yang diperagakan kakek Wie lan pikir Dolangga dalam hati.
hehehehe
Wie lan si kakek tua terkekeh melihat Dolangga yang hampir saja terjatuh.
"bagaimana kamu tidak mau jatuh gerakan mu banyak yang salah!"
"habis kakek kapan ngajarinnya!" protes Dolangga tak sabar ingin diajarin.
"hehehe, gimana aku dapat ngajarin kamu, belum di ajar sudah ngejurusin duluan. Pasang jurusnya enggak bener lagi hehehe," Wie lan seperti enggak serius mau ngajarin Dolangga.
"Baiklah, kek kalau begitu. Aku akan sabar nunggu kakek, kapan kakek mau ngajarin aku!" rengek Dolangga memohon.
"nah, gitu dong. Sekarang dengarkan kakek, kalau kamu mau diajarin kungfu ada syaratnya." kata kakek wie lan meminta syarat.
"lah, yang kakek ajarin kan aku kenapa pakai syarat segala?" protes Dolangga agak keberatan. Kakek wie lan senang keberatan Dolangga karena kakek Wie lan bisa menebak kalau Dolangga anak yang pinter.
"biar kamu serius belajarnya dan mau mengikuti kemauanku. Soalnya yang ngikuti guru itu adalah muridnya bukan muridnya yang diikuti gurunya."
"baiklah aku akan ikuti semua syaratnya. Syaratnya apa kek!" tanya Dolangga
"syaratnya untuk menjadi muridku adalah yang pertama harus pinter sebab kalau tidak pinter gimana dia cepat paham diajar!"
"aku yakin aku pinter kek!" ucap Dolangga percaya diri.
"gimana kamu bisa dikatakan pinter wong baca aja kamu belum bisa!" ejek Wie lan.
"aku kan tidak pernah sekolah kek!" protes Dolangga lagi. ekspresi wajah Dolangga benar benar kecewa.
"aku aja tidak pernah sekolah!" sindir Wie lan tersenyum sambil menatap daun pohon kelapa yang ditiup angin.
"apakah kakek bisa baca?!" tanya Dolangga penasaran ingin tahu.
"tidak!" jawab kakek Wie lan tenang tidak peduli dengan ekspresi wajah Dolangga yang memperlihatkan mimik tidak senang.
"gimana kakek bisa kungfu kalau kakek tidak pinter katanya belajar kungfu harus pinter?" tanya Dolangga bingung tidak percaya.
"aku baru bisa dasar dasarnya setelah dua puluh tahun, belum jurusnya." ucap wie lan. Lalu wie lan menjelaskan pada Dolangga apa itu bela diri kungfu. mulai dasar sampai ketingkat tinggi.
"dua puluh tahun itu kan lama kek!" ucap Dolangga setelah paham dari apa yang telah dijelaskan kakek Wie lan.
"untuk itu kamu harus pinter!"
"gimana aku bisa pinter kek aku tidak pernah sekolah!" ucap Dolangga mulai putus asa.
"kamu bisa pinter kalau kamu tidak membantah apa yang aku suruh!"
"iiiyakah kek! kakek bisa bikin saya pinter...kalau saya pinter berarti saya pasti bisa baca dan nulis kan kek" kembali Dolangga tampak percaya dirinya bangkit.
"bisa kalau kamu tidak membantah aku dan menuruti apa yang aku ajarkan kamu!"
"baiklah, kek! aku berjanji akan tunduk dan setia dalam menjalani apa yang diperintahkan dan diajarkan oleh guruku."
lalu Wie lan membacakan sumpah setia seorang murid pada gurunya, yang diikuti oleh Dolangga
Maka dimulailah latihan pertama dengan mengajak Dolangga sarapan pagi.
"Sebelum latihan kita sarapa dulu!" kata Wie lan sambil melemparkan sebungkus makanan kearah Dolangga.
praaaak...
makanan yang dilempar tidak dapat ditangkap oleh Dolangga sehingga jatuh dan kotor.
"makanannya jatuh dan kotor kek!" kata Dolangga mejinjing makanannya.
"kamu cuci Bersih bersih lalu dimakan!" suruh kakek Wie lan.
"tidak bisa kek sudah kotor!"
"eit..., tidak boleh membantah guru!" kata Wie lan memperingatkan Donggala.
Dolangga hanya bisa menggerutu dalam hati, seraya pergi membersihkan makanannya. Dan harus memakannya sampai habis.
Selesai makan Dolangga disuruh duduk semedi diatas daun kelapa yang sudah disiapkan Wie lan.
"ingat ini adalah pelajaran dasar yang tidak boleh kau protes dan tidak boleh gagal!" kata Wie lan menjelaskan Dolangga
"kalau kamu gagal sampai tiga kali maka latihan tidak bisa dilanjutkan!" tambah wie lan.
"ketika kamu duduk, kamu tidak boleh berhenti. Apapun alasannya sampai ada perintah dariku. kosongkan pikiranmu tidak boleh ada apapun dikepalamu." perintah Wie lan.
Dolangga mengikuti arahan kakek wie lan sebagaiman sumpah setia yamg telah di ikrarkan tadi.
"pejamkan matamu!" kata wie lan.
Dolangga memejamkan matanya duduk bersemedi mengosongkan kepalanya.
...----------------...
Sachio merasa heran mengapa hari ini dia tidak merasa tenang padahal tidak ada lagi permasalahan. Alfiana sudah pulang. hubungannya dengan Sarinah sangat baik. lalu memgapa aku tidak tenang! pikir Sachio dalam hati. lalu Sachio mencoba menghubungi Sarinah.
"halo mas!" jawab Sarinah merespon Sachio yang menghubunginya.
"sayang kamu sekarang dirumah kan?" tanya Sachio. Perasaannya Was was.
"aku dirumah Baik baik saja, memangnya ada apa mas?" tanya balik Sarinah.
"tidak ada Apa apa?! Mungkin aku hanya takut kehilangan kamu saja. Karena hari ini aku merasa aneh, mengapa hati aku merasa seperti tidak tenang!" ucap Sachio.
"mas!"
"ada apa sayang...?"
"hari ini mama lagi sedih, aku bingung saja mungkin mas Sachio ada solusinya."
"mama sedih pasti ada sebabnya, ayo cerita!"
"Dolangga tidak mau pulang!"
"apa...? Dolangga tidak mau pulang?"
"ya mas!"
"jadi kepergiannya kemarin, sampai sekarang tidak ada pulang?"
"ya mas...! Ceritanya panjang. Agar lebih jelas mas Sachio datang kemari, nanti kujelaskan!"
"baik baik aku segera datang!"
Sachio segera kerumahnya Sarinah, Untuk melihat Zaripah mamanya Sarinah. ada apa sebenarnya.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
El_Tien
awal kalimat, kapital
2022-02-10
0
Aris Pujiono
semangat
2021-11-18
0
Esa Aurelia
Semangat thor 😊
2021-10-08
3