Givano kebingungan mencari pak Adzriel. Sebab hari ini dia hendak membawa pulang? kerumahnya. Sementara dia diurus kepulangannya ke Surabaya.
Givano akan merawatnya sampai sehat baru segala keperluannya untuk pulang ke kampung halamannya di urus.
"kita cari dimana mana, dia tak ada. Kemana lagi kita cari?!" kata Givano.
"bagaimana kalau kita tanyakan pada para petugas siapa tahu ada yang lihat!"
"okey, kamu tanyakan dulu. Aku kecapean kutunggu disini." pinta Givano seraya merebahkan dirinya pada bangku didekatnya.
Rista mendatangi suster jaga yang sedang piket hari ini. Lalu menanyakan pasien yang ada dikamar dua belas dengan ciri cirinya.
"ooo yang bernama Adzriel pasien ketabrak lari bu!" kata suster jaga.
"betul bu, ibu lihat kan. dimana dia sekarang!"
"dia sudah diantar keluar oleh security, untuk tunggu taksi. Dia bilang sama kita, hari ini dia pulang, karena yang biayai perawatannya sudah tidak ada lagi katanya." tutur petugas jaga sama Rista.
Rista terkejut mendengar apa yang disampaikan oleh si petugas jaga.
"Kenapa ibu tidak cek dulu kamarnya. Apakah si pasien ada yang mengurusnya!"
"ibu apanya si pasien?"
"saya yang menolongnya waktu dia kecelakaan!"
"nah itu pak tegar, pak tegar...!" panggil si ibu suster.
pak tegar yang kebetulan sedang siap siap hendak pulang. Karena, sip jaganya sudah dari tadi sudah habis. Menoleh, karena ada yang memanggilnya.
"sini pak...!"
pak tegar nyamperin si ibu petugas piket.
"pak...! ini ada ibu yang mencari pasien, yang bapak antar keluar nunggu taksi tadi pagi!"
pak tegar menghela napasnya, karena ribet juga kalau ada Hal hal begini.
"ibu apanya?"
"saya yang menolongnya waktu dia kecelakaan!"
"tadi dua sudah naik taksi, yang saya dengar dia turun di condet?!" kata pak tegar menceritakan Rista.
sementara di jalan raya sebuah taksi yang di tumpangi Alfiana mengarah ke bandara juanda.
"Pak cepetan sikit, biar tidak ketinggalan pesawat!" pinta Alfiana. Yang hari ini meninggalkan kota surabaya, setelah usahanya mengajak Sachio menemaninya liburan sekali gus mencari peluang untuk mendapatkan cintanya gagal.
Hand phone nya berdering. Alfiana melirik layar hand phonenya yang bertuliskan nama Maimunah.
mama...guman Alfiana malas sambil menekan tanda panggilan.
"Halo ma...!"
"Hallo sayang...kedengerannya kok ngambek!"
"ya ma...malas!"
"kenapa malas sayang...? kamu sekarang dimana?"
"masih dijalan ma...bentar lagi sampai dibandara!"
"ya sudah, mama dan bapak tunggu ya di bandara?"
"ya ma...?"
Maimunah sudah tahu pertengkaran Alfiana dengan Sachio. Makanya dia sangat kecewa atas perlakuan Sachio terhadap putrinya.
Sedangkan Sachio sangat menyesali tindakan Alfiana yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Sarinah.
Sudah lama Sachio tidak datang nyamperin Sarinah. Dirinya dibayang bayangi rasa bersalah. sedangkan rasa rindu ingin menatap wajah cantik Sarinah menyiksa batinnya.
Begitu juga Sarinah. Disebuah bilik kecil kamar miliknya dia menangis merindukan Sachio. rasa cemburu menghinggapi perasaannya. sebagai wanita normal dia butuh kepastian benarkah Sachio menyintainya atau kenapa Sachio menyatakan cinta kepadanya padahal dia sudah punya pacar.
Aku tak mau dikatakan sebagai wanita pelakor. Aku wanita yang tidak punya kekuatan Apa apa. Aku miskin putri dari orang tua yang tidak punya kedudukan.
Sarinah terus menyesali dirinya. Beruntung dia memiliki ibu yang selalu memberi dukungan dan perhatian.
Bapaknya entah dimana sekarang, dan kenapa hari hari ini. Dia juga terus kepikiran bapaknya yang sudah dua tahun tak ada kabar beritanya.
Dengan perlahan Zaripah mendekati putri tercinta. "kau menangis nak...?" belai Zaripah duduk perlahan mendekap Sarinah.
"Dirinya tak bisa hilang dari bayang hatiku." ucap Sarinah lirih.
"burung tak akan bisa terbang dengan satu sayap, dia baru bisa terbang dengan kedua sayapnya."
"maksud mama!"
"cinta takkan mungkin bersarang dihatimu saja. Jadi rasa rindu yang kau pendam juga terpendam dihati Sachio!" ucap Zaripah.
"tapi kenapa dia tak menjumpaiku ma..." tatap Sarinah penuh tanda tanya.
"diapun disana sekarang lagi berjuang menahan jeritan hatinya karena menahan rindu!"
"Tidak ma...kalau dia memang merindukanku dia pasti datang menemuiku!"
"dia masih mencari cara untuk datang menemuimu. Kenapa? karena kejadian kemarin, wanita yang mengaku pacarnya yang melakukan kekerasan terhadap dirimu. Dia masih meragukan dirinya, karena takut kamu tolak kehadirannya!"
"kalau begitu aku harus datang menemuinya!" kata Sarinah langsung beranjak dari pembaringan menuju lemari kecil tempat pakaiannya yang tersusun rapi.
Zaripah berusaha mencegah putrinya. Tapi, Sarinah tidak menghiraukan mamanya.
Zaripah terkesima melihat pemandangan yang menakjupkan, dari pancaran cahaya kecantikan Sarinah yang menggunakan gaun polos panjang warna pink.
Dengan balutan selendang menempel lurus disebelah kanan melebar menutupi tangan kanannya.
Lalu wajahnya ditutup kerudung yang lebih tua sedikit dari warna bajunya.
Dada zaripah berdebar debar. Sebab Sarinah tak mau dilarang. Zaripah berlari keluar untuk melihat keadaan di luar.
Zaripah betul betul ketakutan. S'ekarang Sarinah sudah melangkah keluar. dengan tenang berjalan menuju tepi jalan raya menunggu taksi. secara kebetulan tak ada orang disekitan rumahnya yang melihat.
Tak ada orang yang mengenal Sarinah pagi ini. Orang orang hanya terpana melihat gadis cantik berdiri menunggu taksi.
para tetangga yang mengenal Zaripah ada yang menegur.
"bu Zaripah putri majikannya tak ada yang jemput ya?" sapa salah satu tetangganya yang bernama Tirah.
"kasihan...terlalu amat! yang jemput. masa gadis secantik ini dibiarkan naik taksi." tegur yang lain.
"enggak Apa apa, mungkin lagi terburu buru?!" sahut yang lain lagi.
Saripah naik taksi dan di ikuti Zaripah. Zaripah merogoh hand phonenya. Lalu menghubungi Sachio.
Sachio lagi duduk termenung memikirkan apa yang akan dikatakan pada Sarinah. Untuk minta maaf dan percaya pada semua perkataan yang akan diutarakan kepadanya.
Lagi serius beripikir telponnya berdering. Sachio malas menerima telpon kalau kasmaran begini? apalagi dia sedang rindu pingin berjumpa dengan pacarnya.
Telponnya terus berdering, Sachio jengkel mendapat telpon terus menerus. Maka, tanpa melihat siapa yang menelponnya dia mematikan hpnya.
Zaripah tambah kebingungan, Sachio mematikan hand phonenya. Rasanya ingin dia menangis. Kepada siapa dia sekarang mengungkapkan perasaannya, sudah tidak ada lagi selain Sachio.
Sekarang Sarinah sudah turun didepan hotel. dengan langkah tenang Sarinah masuk kedalam hotel nyamperin security di ikuti Zaripah ibunya.
"pagi...bu?" sapa security hotel.
"pagi?"
Tak ada satupun yang tahu kalau Saripah adalah gadis si buruk rupa. Bila si buruk rupa sedang berjalan Orang orang akan menghindar atau menjauh. Tapi, sekarang Orang orang tak ada yang menduga kalau yang mereka tatap hari ini dengan pesona menakjubkan didepan mereka adalah siburuk rupa.
"ada yang saya bantu bu!" tanya security.
"saya mencari teman saya bernama Sachio yang menginap di hotel ini." kata Sarinah dengan tidak mengurangi rasa hormatnya pada si security.
si security kagum dengan tutur kata gadis cantik didepannya. kalau ada ribuan gadis cantik yang memiliki tutur kata bahasa yang lembut serta sopan. Maka, aku yakin kota Surabaya akan menjadi iconnya Indonesia dimata dunia. kata hati si security.
padahal gadis yang dipuji didepan matanya adalah Sarinah siburuk rupa yang sering diusir dibentak dan disuruh menjauh dari hotel.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG.
💓gays bagaimana Givano mencari pak Adzriel. tahukah Givano kalau pak Adzriel yang di tabrak adalah ayah kandungnya yang sedang mencarinya.💓🗨Lalu apakah Sachio dapat bertemu dengan Sarinah dengan wajah cantiknya.💬
Ikuti terus kisahnya pada episode berikutnya.
Trimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
El_Tien
aku bawa bomlike
2022-02-10
0
Jans🍒
okee nyimak sarinah duluw
2021-12-23
0
solin
mampir juga kak
2021-12-05
0