...--🛫Bandara halim✈--...
Pesawat citilink yang ditumpangi Sachio bersama Sarinah dan ibunya Zaripah yang terbang pada pukul 7:40 pagi dari terminal bandara juanda Surabaya telah landing di bandara Halim perdana kusuma Jakarta timur pukul 9:00 pagi waktu indonesia barat.
🔥🔥🚉🚉🚉🔥🔥
"halo Givano aku telah keluar dari pesawat!" ucap Sachio sambil menggiring Sarinah dan ibunya Zaripah.
"ayo udah langsung keluar aku sudah menunggumu tiga puluh menit lebih awal dari jam pesawatmu landing!" timbal Givano.
"okey, sip. Terimakasih Giv..."
"yeo...oke!" timbal Givano santai.
Betapa terkejutnya Givano. Melihat Sachio keluar, jalan bersama seorang gadis cantik. Gadis itu melangkah anggun menuju mobil Givano, dengan gaun warna putih polos motif naga. Model kostum hanfu china, blus lengan panjang ditambah rok maxi lipit.
Dada Givano berdebar saat seorang ibu disamping gadis cantik itu menatapnya. Seperti ada ikatan bhatin menghipnotis dirinya.
Begitu pula dengan Zaripah dan putrinya Sarinah gadis cantik yang tampak anggun dimata Givano tersentak kaget melihat seseorang yang dituju Sachio sangat mirip dengan putra bungsunya Dolangga.
"hey Givan!" tegur Sachio memperhatikan sahabatnya yang terkagum kagum kepada Sarinah kekasihnya.
"hah! ah, sorri Sachio! selamat kembali ke Jakarta! semua orang disini kepikiran olehmu!" ucap Givano berusaha menutupi kekagumannya sama Sarinah.
Lalu Sachio menggeser Sarinah dan Zaripah untuk memperkenalkan temannya ini.
"kenalkan ma...ini yang namanya Givano, namanya persis sama dengan nama putra mama yang mama cari!" ucap Sachio memperkenalkan Givano.
Zaripah dan Sarinah lalu berkenalan.
"Givano ma!"
"Zaripah dan ini putri saya Sarinah!" ucap Zaripah bergetar.
"Sarinah..." ucap Sarinah menjabat tangan Givano.
Sachio bilang, namanya persis sama dengan nama putra mama yang mama cari. Berarati ibu ini dan putrinya mencari putranya yang namanya persis sama dengan namanya.
Yang membuat Givano merasa aneh adalah ketika melihat bu Zaripah tiba tiba dia teringat akan ucapan kakeknya, kalau dirinya masih memiliki ayah dan ibu.
Sachio menarik tangan Givano menjauh dari Sarinah dan ibunya seperti ingin membahas sesuatu.
"ada apa sih! Kau mengajakku bicara ditempat lain! Seperti ada rahasia aja yang mau disampaikan aja!" ujar Givano heran kepada Sachio.
"sorry! Aku hanya memohon kamu tidak salah paham! Aku mohon kamu tidak keberatan! ya, kamu naik taksi dan aku sendiri yang ngantar beliau berdua!" kata Sachio menatap Givano.
"why?" givano mengangkat kedua tangannya, mata melebar menatap Sachio.
"udah...tak perlu alasan ah! Nanti aku carikan taksi!" pinta Sachio tak mau ribet sebab dia harus cepat cepat agar Zaripah dan Sarinah dapat istirahat cepat.
"ou, no no no tak perlu silahkan antar mereka aku cari sendiri taksi!" kata kata Givano mempersilahkan Sachio tidak keberatan.
"terimakasih teman?" ucap Sachio seraya hendak beranjak pergi.
Agar merasa yakin siapa dua orang yang dibawa Sachio Givano penasaran.
"tunggu dulu ini orang siapa sih!" tanya Givano menahan langkah Sachio.
"mereka kesini cari keluarganya." ucap Sachio Terus terang.
Sekarang Givano paham sudah bahwa dua perempuan yang dibawa Sachio sedang mencari keberadaan keluarganya.
🖒♨♨♨🖒
"iya sudah hati hati dijalan! Kalau perlu bantuanku! Aku siap membantu!" ujar Givano lalu memutar badannya kembali melihat bu Zaripah dan Sarinah.
Bu Zaripah dan Sarinah naik kemobil jok belakang sementara Sachio berjalan cepat cepat menuju mobil.
Mobil yang dikendarai Sachiopun melesat meninggalkan bandara halim.
Sedang Givano berlari menuju mobil taksi yang sedang menunggu penumpang.
"pak! ikuti mobil itu cepat jangan sampai kehilangan jejak!" pinta Givano pada Sopir taksi.
"baik, pak!" jawab sopir taksi langsung membuntuti mobil Sachio.
"pak! rasanya aku perlu taksi lagi untuk membututi dia!" pinta Givano pada Sopir taksi.
"maksudnya bapak! gimana!" tanya sopir taksi tak mengerti.
"kau hubungi temanmu untuk membututinya. Sementara kita tinggal minta petunjuk darinya. Siapa tahu dia curiga dan berhenti memeriksa. nah kalau taksi temanmu diperiksa tidak ada alasannya curiga!" ucap Givano dan berharap sisopir taksi paham maksudnya.
Alhamdulillah ucap Givano dalam hati karena sisopir taksi paham maksudnya. Tidak lama kemudian temannya datang dan langsung mengikuti arahan Sopir taksi yang di tumpangi Givano.
🍭🍭👉👉👉Surabaya👈👈👈🍭🍭
Sekarang kita kembali ke Surabaya.
Agen travel tempat dimana Sachio memesan tiket. Seorang pekerja di agen tersebut iseng ngomong sama temannya.
"Her kamu pingin uang miliaran enggak!" ucap tedy sama Hery yang lagi asik main game.
"ngacau kamu...siapa sih, yang tak ingin uang sebanyak itu? Ngerampok ya? Sorri ted." tolak Hery.
"enggak, ini serius Her!" ucap Tedy serius. Hery terus bermain game tidak peduli dengan ucapan Tedy.
"ada orang kaya di Jakarta, butuh istri cantik. Tapi kecantikannya bedalah, tidak cantik abal abal kayak artis artis di Jakarta. kes lebih dua puluh miliar kamu terima!" ucap Tedy iseng karena dia juga tidak yakin dengan ucapannya.
Tanpa sengaja Sudaryo sopir yang menjemput dan mengantar Sachio Sarinah dan bu Zaripah mendengar guyonan Tedy.
Sudaryo langsung nyamperin Tedy.
"kalau ucapan lu benar? Mari kasih aku nomor orang kaya itu!" ucap Sudaryo.
"bennar...yok! Serius..." bilang Tedy.
"mari mana nomor orang kaya itu!" pinta Sudaryo Sungguh sungguh.
"memangnya kamu yakin? Orang kaya itu bisa tertarik gadis yang akan kau tunjukan itu!" tanya tedy.
"pokoknya mari mana nomornya!" desak Sudaryo.
Ternyata tedy tidak bercanda dengan ucapannya, dia memberikan nomor orang kaya itu pada Sudaryo.
Hery yang melihat dua temannya ini ngeledek mereka.
"uwah...pingin kaya mendadak rupanya Sudaryo hehehe..." ledek Hery.
Ejekan bukan datang dari Hery saja, melainkan pekerja yang lain juga ikut meledek Sudaryo.
◽◽◽◽🖒☂🖒◽◽◽◽
🌱🌱🌱🌱👉Pantai👈🌱🌱🌱🌱
Dolangga yang semakin hari semakin rajin belajar. Boncel tampak sedang menjalani hukuman yang diberikan kakek Wie lan karena telah membuat kakek Wie lan marah.
Hukuman yang dijalankan Boncel adalah berdiri dengan posisi kepala di bawah, dan kakinya menghadap keatas. Dengan tangan sebagai kakinya dari semalam suntuk sampai hari ini.
"Kek, kasihan mbah oncel! Akhiri saja hukumannya. Sebab, kalau mbah oncel tetap menjakani hukumannya...? siapa yang ngajar Dolangga membaca?" pinta Dolangga memohon pada kakek Wie lan.
"baiklah! Boncel kamu boleh istirahat!" ucap kakek Wie lan. Tetapi Boncel tidak bergeming sedikitpun dari posisinya.
Kakek Wie lan sadar kalau Boncel menjalankab hukumannya dengan semedi. Jadi kakau tudak dibangunkan dengan suara tenaga dalam juga Boncel tak akan bangun.
"Boncel...! bangun...!" Dolangga terpental beberapa meter kebelakang dan tanah tempat mereka tinggal goyang dengan teriakan kakek Wie lan yang membangunkan Boncel.
Boncel langsung membuat pertahanan memasang Kuda kudanya. ketika sadar dari Semedinya.
haeiiit....haeit ... haeit!
Boncel langsung memanikan jurus maboknya bergerak kekiri dan kekanan jalan seperti orang mabuk.
💘💘💘💘💘
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Alliya
hadir lagi kk semangat 💪
2021-11-23
0