Dua orang preman sedang mengejar Sarinah dan Adiknya Dolangga, ditengah tengah ramainya kota surabaya.Sarinah terus berlari sambil memegang pergelangan tangan adiknya dengan erat supaya tidak terpisah.
Di depan tunjungan plaza, hampir saja Sarinah di tabrak mobil. Saat akan melintas kekiri, pada jalan yang mengarah ke jalan embong malang.
Sachio yang mengendarai mobil juga merasa bersalah, karena jelas jelas dia melihat seorang gadis bergandengan tangan, dengan seorang bocah laki laki berlari kencang dan dia tidak melambat kan mobilnya.
Sreeet....
Sachio menginjak rem mobilnya dan untung saja secara kebetulan dibelakang tidak ada mobil.Padahal di jalan embong malang adalah kawasan ramai.
"Hey..." teriak Alfiana meneriaki Sarinah, yang terus berlari dengan Dolangga. Tidak peduli dengan perempuan yang mengumpatnya dari dalam mobil itu.
"Keliatannya perempuan itu sedang ketakutan." kata Sachio.
"Tau...lagi maling mungkin." tuduh Alfiana.
"Sudah...tahan emosinya." tegur Sachio.
"lasingan...nyeberang jalan sembarangan." kata Alfiana kesal.
"Yang salah aku udah tahu belokan main kebut saja." kata Sachio menyalahkan dirinya.
Masih di jalan embong malang, Sarinah sudah tidak berlari lagi karena sudah merasa aman.
Namun,
Ketika Sarinah mengajak adiknya istirahat, Di sebuah bangunan belum jadi. Zafar dan sugeng yang mengejarnya tiba tiba menyekapnya dari belakang, Dan menariknya masuk ke tempat yang sepi. Untung saja Sachio, yang hampir saja menabraknya tadi. Melihat Sarinah dan adiknya sedang disekap, ditarik masuk kedalam bangunan tinggi bertingkat yang sedang dalam tahap dibangun.
Sachio yang lagi istirahat dalam mobil, keluar dan bergegas menuju arah Sarinah dan adiknya ditarik.
"Sachio...kemana ?!" panggil Alfiana pada Sachio yang main pergi tanpa kasih tahu.
"Bentar..." ucap Sachio dengan mengangkat tangannya sebatas pinggang tanpa suara.
Sedang Nadira yang ditarik sampai kelantai tiga dihempas oleh Zafar kelantai disebuah kamar kosong. Sedang Sugeng masih dilantai dua menyekap Dolangga.
"Aaiiiduuuh..." Sarinah meringis kesakitan.
"Makanya...kamu jangan sok suci, dan dibalik buruk rupamu ada tubuh mulus dengan wajah cantik yang sungguh menawan.Semua buruk rupamu itu aku sudah tahu orang lain kau bisa kelabui. Tapi aku tidak." kata Zafar mulai mendekat.
"Kamu jangan macam macam nanti aku teriak." ancam Sarinah.
"Teriaklah...disini tak kan ada satu orangpun yang akan mendengar..." Zafar langsung menyergap Sarinah dengan penuh *****.
"Eit...plak!" Sarinah berkelit sambil melayangkan tamparan.
"Kurang ajar berani kau menamparku!" teriak Zafar kesakitan.
Sedang Dolangga bocah kecil enam tahunan ini berpikir bagaimana caranya lepas dan kabur dari sekapan dua tangan Sugeng yang terasa kuat.
Ditempat lain bu Zaripah mamanya Sarinah dan Dolangga sedang memasak menyiapkan makan siang untuk kedua putra dan putrinya.Dia percaya kalau hidup didunia ini kebaikan dan keburukan tetap pasti ada. Untuk itu dia selalu berdoa agar kedua putra dan putrinya selalu dalam lindungan Alloh subhannahu wata 'ala.
Sachio yang mengejar dua pria yang menyekap perempuan yang hampir ditabraknya kebingungan harus kemana mencari, karena didalam cukup luas.
Semua lorong dan kamar diperiksa dengan hati hati.Untung saja dia belum melangkah terlalu jauh dia mendegar teriakan dilantai tiga tidak jauh dari tempat dia berdiri di lantai pertama.
Sachio segera bergerak menuju arah teriakan.Baru saja akan menaiki tangga ke lantai tiga dia berjumpa dengan sugeng sedang dalam posisi berdiri masih menyekap Dolangga.
"Kawan...itu bocah mau kamu apain." tanya Sachio.
"Tidak saya apa apain kok mas...!!" jawab Sugeng melepaskan tangannya.
Begitu tangannya dilepaskan Dolangga langsung berlari naik keatas tempat dimana kakaknya ditarik oleh Zafar. Begitu juga dengan Sugeng kabur berlari menyelamatkan diri tak mau ambil resiko.
Dengan larinya Sugeng tak ada hambatan bagi Sachio menyelamat seorang gadis lugu yang mungkin mau diperkosa oleh dua laki laki bejat ini.
Sachio berlari mengikuti Dolangga dan hampir saja Zafar dapat memperkosa Sarinah.
"Hay...mas lepaskan!" bentak Sachio.
buuk...paaak...
Sachio menghajar langsung Zafar dengan tendangan dan pukulan.
Zafar terpelanting membentur dinding. Dan Sarinah bangun terduduk dipojok kamar dengan wajah pucat ketakutan. Dolangga memeluk kakaknya.
"Kamu siapa mengganggu kami." bentak Zafar
"Mengganggu kami, dasar bejat..." tatap Sachio siaga.
Zafar mengambil ancang ancang untuk menyerang Sachio.
"Hyaaaat..." Zafar melayangkan pukulan kearah wajah Sachio.
"Eeit..." Sachio menundukkan kepalanya. Pukulan Zafar luput hanya mengenai tempat kosong.
"Suuuth..." sebuah pukulan hampir menyambar wajah sachio kembali tapi untung saja dengan cepat Sachio menangkap pergelangan tangan Zafar dan melintirnya.
"Huuup" tangkap Sachio kemudian memutar tubuhnya sehingga tangan Zafar terpelintir.
"Aduh...sakit mas...!" teriak Zafar kesakitan.kemudian Sachio langsung menghantam wajah zafar sampai terjerembab dilantai.
Dengan napas terengah engah Sachio mengatakan,
"Wa...jah dan tu...buh seperti ini saja kaamu mau perkosa apalagi yang sempurna sungguh beta...pa bejatnya kamu..." ucap Sachio tersengal sengal.
"Wajah ini wajah palsu." kata Zafar
"Sudah...sekarang pergi kamu,pergi." usir Sachio muak melihat Zafar.
Zafar pergi lari meninggalkan Sachio dan Sarinah.
Setelah Zafar pergi sachio menyuruh Sarinah pulang.
"Sekarang mereka telah pergi sebaiknya ajak adikmu pulang." Suruh Sachio merasa iba melihat Sarinah apalagi dilihat tubuh Sarinah sana sini banyak kudis dan koreng cukup menjijikan dimata.
Sebelum Sarinah dan Donggala pergi. Sachio menanyakan nama dan tempat tinggal mereka.
"Nama kalian siapa dan dimana rumah kalian apakah jauh!" tanya Sachio menahan langkah mereka yang mau pergi.
"Aku Sarinah dan ini adikku Dolangga dan rumah kami tidak jauh dari sini." ungkap Sarinah. Sachio merogoh dompetnya, dan menyodorkan beberapa lembaran merah pada Sarinah. Tapi Sarinah menolak dengan halus.
"Maaf saya dan adik saya bukan menolak. Tapi, kami sudah terbiasa mendapatkan uang dengan cara bekerja dan itu diajarkan oleh kedua orang tua kami." tolak Sarinah.
Sachio terpana dengan ucapan Sarinah. hidup serba kekurangan tapi tak akan menerima pemberian orang tanpa pamrih.
"Kalau begitu berikan aku nomor hand phone kalian ada ?" tanya Sachio.
Sebenarnya Sarinah tak akan memberikan sembarang orang nomor hand phonenya tapi entah pada Sachio dia seperti merasa harus memberikan.
Sarinahpun memberikan nomor hand phonenya dan setelah itu mereka keluar dari banguna itu.
"Sachio ngapain kamu kedalam bangunan itu dan kenapa kamu kotor dan acak acakan seperti ini?" tanya Alfiana heran.
"Aku kebelet dan aku tersesat keluar." Sachio berbohong pada Alfiana.
"Ayo kita kembali ke hotel!" ajak Alfiana kesal karena kelamaan menunggu. Merekapun menuju hotel tempat mereka menginap.Mereka berdua ada di surabaya ini dalam rangka liburan.
Sachio sengaja memilih surabaya yang dekat karena sebenarnya Sachio malas pergi berlibur dengan Alfiana tapi kedua orang tua Sachio memaksanya.
Ini adalah cara kedua orang tua Sachio untuk menyatukan mereka agar Sachio menjadikan Alfiana sebagai kekasihnya.
Sachio tidak tahu apa yang direncanakan oleh bapak dan ibunya.
🤓🤓🤓🤓🤓
baca kelanjutannya trimakasih...
Di halaman hotel Sachio menikmati malamnya dengan duduk santai sambil menikmati kopi kesukaannya.Sachio masih teringat wajah buruk seorang wanita yang masih gadis belum menginjak dewasa akan di perkosa dua pria.
Sachio duduk tenang membayangkan Sosok wanita buruk yang memiliki tabiat yang sangat baik mandiri dan tampak sempurna dimata Sachio walau hidup dalam kekurangan. Jauh berbeda di bandingkan dengan Alfiana yang berpenampilan menarik serba berkecukupan tapi labil mau menang sendiri tak mau diatur.
Tampak Alfiana berjalan cepat dengan muka cemberut menghampiri Sachio.
"Kak...kenapa pergi diam diam tidak ajak aku.aku kan juga bisa bosan...didalam kamar hotel sendirian."ucap Alfiana manja merangkul Sachio dari belakang.
"Na...kamu bukan anak anak lagi tak usah lebai gitu ah..."toleh Sachio kesal.
Lagi asyik sendirian memikirin gadis yang bujuk rupa, di gangguin.datang protes lagi.Sachio sepertinya tidak suka dengan sikap manjanya Alfiana.
"Lho,kok kamu ngatain aku lebai...?!!"kata Alfiana melepaskan rangkulannya.
"Kamu kalau bosan, lakukan sesuatu dong...bukannya datang manja manja macam orang pacaran saja."protes Sachio kurang senang.
"Jadi kamu bawa aku kesini untuk apa...?" tanya Alfiana.
"Bukan aku yang bawa kamu tapi kamu yang minta bapak ibu aku untuk ngajak kamu liburan kesini."jawab Sachio.
"Seharusnya kamu menolak bapak ibu kamu kalau kamu memang tidak mau."timbal Alfiana seraya meninggalkan Sachio.
Sachio tidak tersinggung sedikitpun dengan sikap Alfiana.justru Sachio kepikiran gadis buruk rupa itu.
"Aneh kenapa aku memikirkan gadis itu iya..."kata Sachio dalam hati.
Sachio jalan jalan mengitari taman hotel sesekali matanya mengarah kejalan raya melihat lihat ramainya kota surabaya. lama sudah Sachio disekitaran pelataran hotel.kini diapun kembali masuk kekamar hotel.
Tidak jauh berbeda dengan Sarinah yang sekarang sedang berbaring dibilik kamarnya yang kecil.matanya menerawang teringat seorang pemuda tampan yang tiba tiba datang menolong nya ketika mau diperkosa Jafar dan Sugeng.
Jafar dan Sugeng memang sering mengganggu Sarinah malah bukan sekali ini saja dia mencoba untuk memperkosanya.sudah berkali kali dia mau memperkosanya tapi rupanya yang kuasa tetap melindunginya.
"Trimakasih ya Alloh kamu telah mengirim malaikat untuk melindungiku." ucap Sarinah tak sadar.
"Malaikat siapa yang melindungimu nak.."rupanya Zaripah mendengar putrinya.
"Bukan,bukan siapa siapa mak..."jawab Sarinah malu.
"Sarinah,seandainya orang yang kamu maksud itu tau wajahmu yang sebenarnya aku yakin dia pasti suka sama kamu...seperti mama...berapa laki laki yang goda mama.tua muda sampai yang beristripun berlomba lomba ingin mendapatkan mama tapi mama menolaknya karena mama masih bersuami."tutur Zaripah pada putrinya.
"Mak... tadi sore kakak dan aku dikejar Zafar dan Sugeng.lalu kakak di bawa dalam kamar dibangunan tinggi sana ma, dan aku mulutku disekap Sugeng tapi untung ada tolong kami orangnya gagah ma..."tutur Dolangga polos.
Zaripah diam tertegun pucat mendapat cerita dari putranya. dibelainya rambut putranya Dolangga dalam pelukannya Zaripah bertanya pada Dolangga,
"Selain Zafar dan Sugeng orang lain ada juga ya...yang ganggu kakak !"tanya Zaripah pada putranya.
"Tidak ada ma...cuman Zafar doang !" jawab Dolangga
"Zafar dan sugeng !"kata Zaripah melengkapi.
"Bukan ma...Zafar doang kalau sugeng tumben tadi sore sama Zafar."jawab Dolangga polos.
Zaripah baru sekarang sadar kalau putrinya sudah gadis tidak anak anak lagi.untung saja ada adiknya.kalau tidak ada adiknya maka sesuatu yang buruk pasti akan menimpa putrinya karena tidak akan ada yang bercerita.dan adiknya masih polos pasti akan bercerita sejujur jujurnya.
"Kenapa tidak cerita dari dulu nak..."
"Dilarang kakak..."
Zaripah memeluk putrinya sedih.Sarinah menangis memeluk mamanya.
"Kenapa kamu tidak cerita..."
"Aku takut...takut bikin mama sedih dan kepikiran."
"Tidak boleh begitu sayang..."ucap Zaripah merangkul erat putrinya.
"Kalau ada apa apa sekecil apapun tidak boleh disembunyikan.jangan sampai sudah terjadi baru menyesal."pesan Zaripah pada putrinya.
"Ma...aku takut ma...jafar ganggu aku lagi..."kata Sarinah.
"Tidak usah takut kamu harus berani.berani dalam arti...tidak takut teriak...tidak takut melawan.kita hanya boleh takut sama Alloh. Alloh bersama kita dan doa mama akan selalu menyertaimu..."kata Zaripah memberikan semangat sama putrinya.
Malam semakin larut.dinginpun mulai menampakkan diri mendekati kota Sursbaya. Zaripah merebahkan Sarinah yang sudah terlelap dengan perlahan.dicium kening putrinya lalu di tinggal menuju biliknya.
Di sepertiga malam Zaripah terbangun dari tidurnya menuju kran untuk berwudhu. Zaripah mendirikan sholat sunah tahajut berserah diri pada sang kuasa. selesai sholat Zaripah berdoa memohon pada Alloh dengan khusuk untuk melindungi putra putrinya dari segala kejahatan.
Menjelang pagi usai mendirikan sholat subuh Zaripah memberi pesan pada putra dan putrinya untuk tidak bekerja pagi hari ini.
biasanya setelah selesai sholat subuh Zaripah menutupi kecantikan wajah putrinya yang putih mulus kekuning kuningan dengan membalur ramuan keseluruh tubuh putrinya.
ramuan itu sudah turun temurun dari moyangnya dan sangat berguna memuluskan kulit hingga dengan kecantikan putrinya seseorang akan mencintainya dengan tulus dan berpikir seribu kali untuk menyakitinya.
lalu kegunaan lainnya adalah mengelabui orang agar tidak berniat jahat kepadanya. orang akan jijik melihat rupanya yang buruk, dan tidak berpikir untuk berbuat senonoh kepadanya.
Zaripah merasa enggan keluar bekerja hari ini karena peristiwa yang di alami putrinya.jangan jangan jafar sudah mengetahui rahasia kecantikan putrinya karena dulu jangankan dekat dengan putrinya melihat putrinya saja dia muak. kemudian sekarang mengapa tiba tiba dia sering mengganggu putrinya.
Zaripah memaksakan diri keluar bekerja demi mengumpulkan uang bekal ongkos menyusul suaminya yang telah dua tahun meninggalkannya.karena mencari putra mereka yang sulung.
Dua wistawan yang berlibur disurabaya berasal dari jakarta tampak tidak akur. mereka tetap didalam kamar masing masing.Alfiana masih kesal sampai sekarang Sachio masih belum menganggap dirinya sebagai pacar. padahal sudah banyak hal dilakukan untuk bisa mendapatkannya namun Sachio masih tetap dingin.
Hp Sachio berdering, dia tampak malas merespon miss call dari bapaknya. sebab bapaknyalah yang paling ambisius menyatukan dirinya dengan Alfiana.
Alfiana tidak membuang peluang itu serta terus berambisi meraih impiannya mumpung bapaknya Sachio memberi sinyal lampu hijau.
"Iya pap..."dengan malas Sachio menjawab call dari Faris bapaknya.
"O iya...Say bagaimana liburanmu hari ini. tidak ada kendala kan...semuanya baik baik saja kan..."tanya Faris berusaha memberi semangat pada Sachio dengan panggilan Say dari kedua orang tuannya.
"Pap...liburan dengan Alfiana tidak ada romantisnya...bawaannya marah melulu dan banyak aturan yang dibuat aku tidak suka Pap..."jawab Sachio terus terang tanpa ditutup tutupi.
"Memang itu tujuan Papa Say...sebagai ujian untuk kamu..."ucap Faris.
"Maksud Papa..."tanya Sachio bingung.
"Maksud Papa...Sampai dimana tingkat kesabaranmu untuk bisa merubah Alfiana yang punya tripical keras menjadi lembut."kata Faris bapaknya.
baru saja Sachio akan mengatakan itu adalah bukan bagian dari cita citanya karena pekerjaan seperti itu terlalu berat bagi Sachio tiba tiba terdengar suara benturan keras di hand phonenya.
Braakhg....
Suara itu sangat keras sampai masuk kedalam hp Sachio.
"Suara apa itu Pap...!"teriak Sachio terkejut.
"Sachio...kita tutup ada tabrakan didepan rumah."kata Faris menutup hp nya dan berlari keluar untuk melihat ada pejalan kaki ditabrak.
💍💍💍💍💍
Baca terus episode berikutnya
trimakasih....
Faris menutup hand phonenya dan segera berlari keluar melihat adanya suara tabrakan didepan rumahnya.
Seorang laki laki setengah baya tergeletak ditengah jalan karena ditabrak motor tidak bertanggung jawab sebab motor itu kabur.
"masya Alloh..." ucap Faris begitu melihat laki laki setengah baya tergeletak berlumuran darah.
Orang orang segera berdatangan untuk menolong.Faris mengeluarkan mobilnya untuk membawa orang setengah baya itu kerumah sakit.
laki laki setengah baya ini tergeletak tidak jauh dari pertigaan jalan menuju condet pas didepan pusat grosir celilitan dua anak muda yang kebetulan yang melihat peristiwa tabrakan segera menolong membantu mengangkat dan memasukan orang itu.
orang itu bernama Adzriel bekerja sebagai petugas kebersihan disekitar kawasan celilitan jakarta timur.
Adzriel dibawa langsung ke gawat darurat. Seorang dokter keluar dari ruang operasi.
"keluarga fasien..." tanya bu dokter. Pak Faris Silvia dan Amir saling tatap.
"saya keponakannya bu..." jawab Silvia.
"pasien hanya terbentur kepalanya... kaki maupun punggung luka robek...itu saja." ucap dokter yang menangani Adzriel.
"Silahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan biaya administrasinya." lanjut bu dokter lalu pergi meninggalkan mereka.
"biar saya saja yang menyelesaikan biayanya." kata pak Faris.
"oh, iya kenalkan saya Faris."
"Silvia."
"Amir."
mereka bertiga saling berkenalan.
"ada yang tahu nama pasien..." tanya pak Faris.
"saya bawa barang barang pasien. Kita periksa tas kecil ini siapa tahu ada kita temukan identitasnya." kata Amir.
"kita masuk...kita periksa didalam." ucap pak Faris.
mereka bertiga masuk kekamar pasien. tidak ditemukan identitas apa apa yang ada hanya photo keluarganya saja.
"ketemu Mir..." tanya Silvia.
"tidak ada apa apa." jawab Amir.
pak Faris memeriksa kantong celana pasien.didapatkan dompet yang berisi beberapa lembar uang.
"ini ada kartu tanda penduduk beliau.namanya Adzriel." kata pak Faris menyebut namanya.
"Silvia, Amir...aku akan segera menyelesaikan biaya administrasinya sekalian aku pulang kalau ada apa apa segera hubungi aku ini card nomorku." kata Faris beranjak meninggal kan mereka.
pemotor yang menabrak Adzriel begitu sampai dirumah langsung melesat masuk tanpa menoleh. Dia menghempaskan tubuhnya dishopa saking panik. Merasa bersalah bingung harus berbuat apa. setelah merenung dia memanggil pembantu rumahnya.
"mbok Anah..."
"iya pak..." sahut Rianah dari dapur.Rianah segera nyamperin majikannya. Rianah melihat Givano tampak panik mungkin ada masalah pikirnya dalam hati.
"ambilkan air putih bi..." pinta Givano.
"baik pak!" Rianah segera menuju dapur mengambil air putih.
"ni pak, air minumnya."
Givano mengambil air yang disodorkan Rianah lalu meneguknya seperti orang kehausan.dalam keadaan bingung Givano mencoba menengkan diri dalam hati dia berdoa semoga orang yang ditabrak itu selamat.
"ada apa...kamu seperti orang panik..cerita ama bibi..." sangat hati hati sekali mbok Anah menanyakan yang menyebabkan Givano yang tampak panik.
"aku...akk..ku...tak ada appa apa bi..." Givano tidak berani bercerita.
"tidak ada apa appa...apa...lho...kok kamu panik..." desak mbok Anah.
Givano tertunduk...hanya mbok Anah satu satunya tempat curhat.tidak punya siapa siapa. Satu satunya kakek yang merawat dan membesarkannya sudah pergi dipanggil sang illahi. Sebelum meninggal kakeknya bercerita bapak ibunya di kupang...belum lengkap dia bercerita kakeknya menghebuskan napasnya yang terakhir.
Givano sering berencana untuk pergi ke kupang untuk mencari kedua orang tuanya tetapi selalu gagal dengan banyaknya kesibukan. Besok dia sudah siap berangkat tapi dengan adanya kejadian tadi diapun menunda rencananya lagi.
Sachio yang sedang berlibur di Surabaya menemani Alfiana juga sedang termenung. Suara keras yang didengar di hand phonenya ketika berbicara dengan bapaknya menjadi pikirannya. Sampai sekarang bapaknya belum mengkonfirmasi kejadian apa tadi pagi sampai terdengar begitu keras.
Alfiana yang mrmperhatikan Sachio dari tadi berpikir kalau Sachio sedang menyesal karena menyinggungnya. Alfiana mencoba membiarkannya merasa tidak enak akhirnya dia mengalah. Hati hati sekali dia nyamperin Sachio.
"kakak...aku minta maaf..." sapanya merasa menenangkan hati Sachio seolah olah sedang memikirkan dirinya.
"aku bukan pedendam." sahut Sachio.
"okey kalau you tidak pendendam,berarti.. kamu tidak marah sama aku...iya kan."
"iya...aku hanya kesal aja sama kamu...dan ingat...sampai kapanpun aku tak kan mungkin jadi pacarmu karena seperti yang sudah aku katakan aaku... tii dak menyintaimu..." selesai mengatakan itu Sachio langsung meninggalkan Alfiana.
"e e e kamu kemana sayang?" Alfiana memanggil manggil Sachio. Tapi, Sachio tidak perduli dia terus meninggalkan Alfiana melangkahkan kakinya.
Sachio keluar dari hotel dengan jalan kaki. hotel tempat tinggal Sachio masih di sekitar jalan embong malang yang berarti tempat tinggal Sarinah tidak jauh dari sini pikir Sachio. Sachio merasa heran dengan dirinya sendiri kenapa dia selalu teringat Sarinah padahal kemarin dia merasa jijik melihatnya dan tidak berani terlalu dekat.
Tidak jauh dari super market alfamart tempat dia berdiri. Sachio melihat enam orang anak muda menghampirinya dilihat dari penampilan, nampaknya mereka anak jalanan.setelah dekat barulah Sachio sadar ternyata diantara enam orang itu ada yang dikenal.
Zafar memandang Sachio dengan tersenyum sambil mengeluarkan rantai gear motor dari balik punggung yang disellipkan.
Zaripah yang baru saja keluar dari gang rumah tempat tinggalnya melihat Zapar sedang mengelilingi seorang anak muda.
"aha...sekarang baru impas.lihat...tangan kananku, yang kau pelintir. Sampai sekarang masih terasa sakit.sekarang...tinggal aku yang akan patahkan tanganmu." ancam Zapar penuh dendam.
"dan orang seperti kamu...yang sok ikut campur urusan orang. Harus mendapatkan peringatan keras. Ayo kawan kawan kita bermain main." kito langsung memberi komando pada kawan kawannya.
Sachio yang memiliki karakter cool tapi pantang untuk dipermalukan dengan tenang menghindari amukan kito yang menyerang membabi buta tanpa menggunakan tehnik dalam melepaskan pukulan dan tendangan. Sachio hanya pokus pada Zafar yang memegang gear rantai motor.
benar saja dugaan Sachio Zafar menyerang dengan penuh dendam meņgamuk bagai banteng.
perkelahian Sachio dengan enam orang anak anak jalanan ini terjadi ditempat terbuka. Ditempat orang mulai ramai berdatangan pada tepi jalan raya.
Zaripah yang dari sejak awal mengetahui kejadiannya meminta pada semua orang dihadapannya menghimbau kepada mereka agar ada yang berani menghentikan perkelahian ini.
Orang orang tempatan tentu tidak berani untuk menghentikan perkelahian ini tetapi banyak dari orang orang yang datang dari daerah lain dan tidak takut menghalau pengeroyokan yang dilakukan Zafar dan kawan kawan.
malahan yang terjadi kebalikannya, orang beramai ramai menghajar Zafar dan kawan kawannya. Tidak beberapa polisi datang menangkap Zafar dan kawan kawannya yang dibantu orang ramai.
Zaripah langsung nyamperin Sachio.
"kamu tidak apa apa nak, kamu baik baik saja..." kata Zaripah memeriksa Sachio. tidak lama kemudian Dolangga muncul didepan Sachio.
"kakak dikeroyok lagi iya kak, ama Zapar." kata Dolangga.
"eee Dolangga...iyya aku dikeroyok oleh orang yang ganggu kakak kamu." kata Sachio gembira.
"ooo jadi kamu orang yang dimaksud kakak kamu?!!" ucap Zaripah. Sachio memandang ibu Zaripah.
"betul bu...ibu siapa?" tanya Sachio penasaran karena mengetahui dirinya pernah menolong Sarinah.
"aku mamanya Sarinah dan Dolangga." jawab Zaripah.
Zaripah mengajak Sachio mampir di rumahnya untuk mengobati sedikit luka yang ada dibibir Sachio.
💜💜💜💜💜
baca ya episode berikutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!