Security hotel mempersilahkan Sarinah untuk menunggu orang yang di cari. Security tampak berbicara lewat hand phonenya dengan staf karyawan bagian penerima tamu hotel yang nginap.
"bu? orang yang ibu cari sudah keluar dua hari kemarin. Sedang temannya yang bernama Alfiana, baru saja meninggalkan hotel menuju Jakarta!" ucap Security memberi tahu Sarinah. Sarinah yang berharap cemas dapat bertemu Sachio sedikit sok mendengar ucapan pak Security.
"oh!," hati Sarinah tersentak! Aliran darahnya seperti tersumbat! Ekspresi wajahnya tampak pucat. Zaripah sang ibu hanya menatap sedih. si securitypun melihat si gadis cantik didepannya seperti terpukul merasa iba.
"apa tidak ada pemberitahuan pada ibu kalau pak Sachio akan pulang ke Jakarta?!" tanya security.
Sarinah gelengkan kepala, serta berusaha tegar menutupi gelisahannya.
"terimakasih pak atas pemberi tahuannya, kalau begitu saya permisi...saya pikir dia masih disini. Maafkan saya telah mengganggu bapak!"
"bu, saya bisa antar ibu pulang. kalau ibu tidak keberatan!" tawar si security.
"trimakasih pak saya naik taksi saja!"
Sarinah membalikan tubuhnya dan melangkah keluar meninggalkan hotel dengan langkah gontai.
Sachio masih tampak malas, dia menghidupkan kembali hpnya untuk melihat jam. Sachio terperanjat kaget melihat layar hpnya yang tertuliskan panggilan tak terjawab dari bu Zaripah.
tangannya gemetar menghungi bu Zaripah. terdengar isak tangis dari bu Zaripah dari hand phonenya.
"halo bu...ada apa? Bu..." tanya Sachio khawatir.
"Sekiranya Sachio pulang ke Jakarta seharusnya memberitahu kami, kasihan putriku. Sarinah sekarang terpukul!"
"halo, halo... bu. Saya masih di Surabaya, tak mungkin saya ke Jakarta..." Sachio kebingungan berbicara, karena kondisi yang didengar. Orang yang di jaga hatinya, perasaannnya, dalam keadaan menangis.
"malah tempat tinggal saya tidak jauh dari tempat tinggal ibu!" lanjut Sachio pada bu Zaripah.
"kalau memang Sachio di surabaya, kenapa saya hubungi, kamu matikan hp mu!" Zaripah terisak isak berbicara.
Sachio tambah gugup wajahnya pucat hari ini dia merasa sial banget. seharusnya aku lihat siapa yang menelponku kata Sachio mengumpat dirinya sendiri.
"bu sekarang ibu dimana aku akan segera datang!"
"Sarinah...Sarinah..." kalimat yang terucap dari mulut ibu Zaripah dengan suara tangis pilu yang sangat sedih membuat suasana hati Sachio bagai teriris iris. Hari ini dia merasa telah melalukan kesalahan yang luar bisa besar.
"Sarinah! Kenapa?"
"baru saja keluar dari hotel tempatmu menginap!"
"bu saya segera menyusul kesana! saya matikan hpnya ya..."
Sachio tanpa pikir panjang langsung meluncur ketempat dimana Sarinah dan ibunya berada, sekarang. Bagai rusa yang dikejar singa Sachio membawa motor yang baru dibeli melesat melewati pengendara pengendara lain. Tak peduli pengendara lain pada ngumpat. Motor Sachio hari ini menguasai jalanan.
Sedangkan di Jakarta sekarang. Dimana Givano telah sampai dirumahnya dengan ditemani Rista. masih kebawa pikiran kenapa pak Adzriel meninggalkannya dalam keadaan masih sakit.
padahal dia telah menunjukan keikhlasannya dalam merawat dan menjaganya.
"sudahlah kak jangan dipikirkan terus..." bujuk Rista.
"aku masih memikirkannya karena aku adalah pelaku yang menabraknya!"
"Itu sudah musibah pada pak Adzrielnya, kakak kan tidak sengaja melakukannya?!" Rista tetap memberi dorongan pada Givano.
Ada sesuatu lain yang tersimpan dihatinya Sachio. Dia merasa aneh ketika menjaga pak Adzriel di rumah sakit seperti menjaga dan merawat orang tuanya sendiri. Masih teringat ucapan kakeknya sebelum beliau meninggalkannya. kakeknya seperti memberi isyarat kalau kedua orang tuanya masih hidup.
Di bandara soekarno hatta Alfiana disambut langsung oleh kedua orang tuanya.
Pak Irfan dan istrinya Maimunah sangat berhati hati dalam penyambutan putri mereka.
Maimunah sengaja mengajak Rasti sahabatnya Alfiana mungkin bisa membantu mengurangi bathin Alfiana yang kurang baik mutnya setelah kepulangannya berlibur dari Surabaya pulang sendirian.
padahal saat berangkat dia memperlihatkan ekspresi wajah berbinar binar bahagia.
Dari jauh tampak Alfiana mengayunkan langkah cepat. tak ada senyum diwajahnya.
"selamat siang! nak..." sambut Maimunah merangkul dan mencium Alfiana.
"pak!" tatap Alfiana memeluk bapaknya.
"mama ada kejutan untuk kamu!" bisik pak Irfan pada putrinya.
"kejutan...? kejutan apa...? pak. Aku lagi enggak mut pak. Jadi enggak pas waktunya untuk membuat kejutan!" ucap Alfiana sambil terus berjalan melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil.
Tapi,
ketika Alfiana membuka pintu mobil hendak masuk.
"au...Rista?"
Alfiana teriak gembira tatkala didapatkan temannya Rista didalam mobil.
"nana?"
Rista menyambut Alfiana. Mereka berdua ribut gembira didalam mobil.
Irfan dan Maimunah sudah nyusul masuk kedalam mobil ikut gembira melihat putri mereka tampak gembira.
"hari ini aku gembira sangat bertemu kamu." ucap Alfiana gembira dapat bertemu teman lamanya.
"o...pantas bapakku bilang ada kejutan untukmu. rupanya kejutannya kamu ya?" ucap Alfiana memegang tangan Rista.
"nanti kita cerita cerita di dalam mobil." kata Rista.
Irfan dan Maimunah ikut gembira melihat putrinya. Dengan tenang pak Irfan mengemudikan mobilnya keluar dari bandara.
motor yang dikendarai Sachio berhenti tiga meter dari Sarinah yang berjalan cepat di trotoar jalan.dengan cepat dan ringan Sachio melesat turun dari motornya dan berdiri menghadang Sarinah yang sedang berjalan. hampir saja Sarinah menabrak Sachio yang sengaja menghadangnya.
"eh, maaf pak ak..." Sarinah tidak meneruskan kalimatnya karena dia berpikir dia menabrak orang. Tapi, begitu matanya melihat orang yang berdiri didepannya. mata Sarinah melebar dan terkejut disertai pandangan tidak percaya pada dirinya apa yang dilihat didepannya.
"Ss...sa chio..." bibir indah Sarinah terasa sejuk kembali mengucapkan nama yang sangat di rindukan ini.
Sachio terkesimak melihat wajah anggun didepan matanya. Siburuk rupa orang memanggilnya, karena wajahnya memang Benar benar buruk seluruh tubuhnya dilapisi seperti tampak Kudis kudis kecil dan koreng yang sudah kering.
siapapun yang melihatnya pasti merasa jijik. Tetapi itu adalah ramuan obat yang dibalur oleh ibunya Zaripah, untuk mempertahankan dan menambah kecantikan putrinya.
Sarinah memang betul betul Bidadari. Bidadari sungguhan yang terlihat jelas dimata manusia secara sungguhan. Para pengendara motor maupun mobil semua menghentikan kendaraannya, untuk melihat. Ada wanita cantik dengan mata lebam karena menangis berdiri mematung didepan seorang pria remaja yang juga tampan.
"beruntung sekali Laki laki itu, punya pacar secantik itu." nyeletuk suara keluar dari mulut seorang pria yang tampak terpana melihat Sarinah.
"Sarinah...! ini banyak orang yang memandang kearah kita. Ikut naik di motor aku, ya!" bisik Sachio sambil menyambar tangan Sarinah dengan lembut.
Sachio menyetop taksi. Dia menatap bu Zaripah yang berdiri kaku menyaksikan dua remaja yang sedang mabuk dalam asmara.
"bu, ayo naik!. pak...ikuti motor saya, ya!" pinta Sachio sama sopir taksi.
dirumahnya Zaripah hanya Donggala seorang. ketika mereka pergi meninggalkan rumah Donggala masih sedang dalam keadaan tertidur.
Ketika dia bangun dia tidak menemui kakaknya yang biasa Hari hari selalu bersamanya. Sedang ibunya sudah kebiasaan ditemui sudah tidak ada karena pergi kerja.
Donggala bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan menuju tempat makan. Semua makanan telah tersedia lengkap dengan susu kesukaannya.
Donggala ngisi perutnya yang lapar seorang diri sampai perutnya yang kosong sudah terisi kembali hingga badannya sudah terasa fit kembali.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG.
💓okey gays bagaimana kelanjutan pertemuan Sarinah dengan Sachio💮💮tahukah Gavino kalau pak Adzriel adalah ayah kandungnya yang sudah dua tahun mencarinya💓💓💓juga masihkah Sarinah kepikiran bapaknya.🍓🍓🍓ikuti kisah menarik selanjutnya.🍓🍓🍓.
Trimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🐰Far Choinice🐰
Halo kakakkkk.. mampir lagiii akuuuuu...
2022-02-28
0
El_Tien
semangat
2022-02-10
0
Maheera Indra
jejak dulu ya kakak
2022-02-09
0