💜💜💜Pantai Laut Kenjeran.💜💜💜
🌟Sarinah🌟🌟dan🌟🌟Sachio🌟
Sarinah membujuk Sachio agar jangan menyalahkan dirinya.
Sarinah juga menyesal telah merasa curiga pada Sachio yang menuduhnya akan meninggalkannya kejakarta.
"udahlah sayang...! Jangan salahkan dirimu. Justru apa yang pernah kita
lakukan itu...? membuat aku tambah jatuh cinta sama kamu, dan Apa yang kamu lakukan itu sesuai atas dasar cinta. Bukan berlebihan kok, malah aku pingin lagi..." goda Sarinah makin manja menempelkan dirinya sama Sachio.
Baru saja Sarinah akan menempelkan bibirnya tiba tiba terdengar suara orang tertawa saling kejar.
Cepat cepat Sachio mendorong tubuh Sarinah secara perlahan.
Sachio dan Sarinah menatap dua anak kecil dari jauh saling kejar.
"ditempat gini masih ada orang!" ucap Sachio.
"kupikir hanya kita berdua doang disini." timbal Sarinah.
Sachio tidak habis pikir. Padahal tempat mereka berdua sangat jauh dari tempat wisata. Tapi masih ada orang yang mau tinggal di tempat sepi seperti ini.
"disini ada tempat tinggal ya?" tanya Sachio.
"maksud kak Sachio?"
"tuh ada orang berarti disini ada rumah!"
"mungkin saja mereka kebetulan lewat sama seperti kita."
"bisa aja. Tapi...lihat...lihat tuh!" tiba tiba Sachio menunjuk kesalah satu diantara mereka.
"kenapa?" tanya Sarinah.
"kayaknya seperti Dolangga!" ucap Sachio
"iya ya benar. Benar kak!" jawab Sarinah yang semakin dekat semakin jelas, Dolangga sedang mengejar seseorang yang ternyata adalah orang tua. Tapi tubuhnya kecil dan pendek.
🔥🔥🔥
Merasa yakin yang dilihat adalah Dolangga adiknya Sarinahpun berlari menghampirinya disusul Sachio.
Boncel yang melihat dua orang sedang berlari menghampirinya tampak ketakutan.
"Dolangga...lari...ada peri datang..." ucap Boncel menyuruh Dolangga lari. sedang dia sendiri langsung lari panjat pohon kelapa.
Dolangga yang disuruh lari malah senang,
ada orang menghampirinya. Dia ingin mencoba ilmu bela diri yang baru dipelajari. Padahal ilmu bela diri yang dipelajari belum ada apa apanya.
Dolangga sudah siap siap akan menghadapi dua orang yang datang menghampiri.
"Dolangga...lari..." teriak boncel lagi menyuruh Dolangga lari.
Sementara yang belari menuju mereka semakin dekat semakin di kenali Dolangga.
"kak Sarinah...! Kak Sachio...!" ucap mulut Dolangga senang.
Napas Sarinah terengah engah.
"Dolangga!" ucap Sarinah dengan napas berat. Dolangga langsung berlari merangkul kakaknya.
"kakak kesini sedang liburan bersama kak Sachio dan mama!" ucap Sarinah.
"mama mana?"
"kebetulan tidak ikut kami jalan jalan!" ucap Sarinah membelai adiknya. Sarinah tampak senang berjumpa adiknya.
"kamu ngapain disini? Lhoh, temanmu tadi mana? Dolangga?" tanya Sachio dengan pandangan mengitari sekeliling.
"tuu!" tunjuk Dolangga diatas pohon kelapa.
"chel...turun!" perintah Wie lan tiba tiba berada disana.
"takut! wie lan..." tolak Boncel tak mau turun dari atas pohon.
"takut sama siapa? dongol...!" bentak Wie lan.
"itu ada peri!" tunjuk Boncel kearah Sarinah.
"mana ada peri sebesar ini? yang ada peri seper empat dari kamu!" ejek Wie lan.
Boncel turun masih kelihatan takut.
"aku...kakaknya Dolangga?!" ucap Sarinah menatap Boncel sambil tersenyum.
"kamu kakaknya Dolangga?!" ucap Boncel mendongak tatap Sarinah tidak percaya.
"he em!" angguk Sarinah.
"uwaaah cantiknya seperti peri! Seperti yang ada didongeng dongeng!" ucap Boncel kagum terpana.
Wie lan menatap Sarinah dan Sachio.
"tadi kudengar kalian sama mamamu! mama kalian ditinggal disana?" tunjuk Wie lan ketempat bangunan besar tempat orang datang berwisata.
"iya kek tadinya kami cuman iseng jalan tak tahu sudah sampai ketempat ini." jawab Sachio menjelaskan kakek Wie lan.
"kalau begitu cepat kalian kembali, kasihan Zaripah sendirian disana!" pinta Wie lan.
Sachio dan Sarinah pergi menjumpai Zaripah. betapa gembiranya Zaripah mendengar cerita Sarinah dan Sachio.
Mereka segera kembali mengajak Zaripah ketempat dimana Dolangga dan kakek Wie lan bermukim tinggal.
Zaripah langsung memeluk Dolangga putra bungsunya begitu sampai ketempat pemukiman kakek Wie lan dan Dolangga.
Tak Henti hentinya Zaripah mencium pipi dan kening putranya.
"mama sangat merindukanmu nak!" tatap Zaripah pada Dolangga.
Dolangga merasa perihatin melihat mamanya.
"kami mengajak mama liburan kesini karena tidak tega melihat mama Hari hari sedih memikirkanmu." ucap Sachio pada Dolangga.
"sekarang kamu tidak usah sedih lagi kalau kamu rindu pada putramu kamu bisa datang kemari untuk melihat putramu." ucap Wie lan.
Banyak hal yang mereka bicarakan untuk meyakinkan Zaripah agar tidak lagi risau tentang Dolangga begitu pula dengan Dolangga agar selalu mendoakan mamanya jadi anak yang berbakti dan berguna bagi semua orang.
teramat berat memang untuk berpisah dengan putranya. Kasih sayang mama memang betul kata pepatah. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan artinya cinta kasih anak kepada ibu tidak sebanyak cinta kasih ibu kepada anak.
Demi Cita cita sang putra akhirnya Zaripah pulang dengan hati tabah dan kuat.
〰〰〰🔥🔥🔥🌟🌟🌟🔥🔥🔥〰〰〰〰
📛📛📛📛📛📛Jakarta📛📛📛📛📛📛
Di Jakarta berembus gosip, kalau Sachio sudah kena pelet gadis siluman yang membuat Sachio jadi lupa diri. Dan tak akan kembali kejakarta.
Faris bapaknya Sachio jadi goyah pikiran dan tampak percaya, apa yang dihembuskan Alfiana.
Sudah berkali kali Faris menghubunginya, dan menyuruhnya segera kembali ke Jakarta. Jawaban Sachio akan ke Jakarta, namun sampai sekarang dia tak ada kembali.
"pak! Maura bertanya terus apakah Sachio sudah dirumah atau belum."
"kau jawab apa?"
"ya...aku jawab belumlah memang nyatanya begitu."
Faris terdiam sesaat ada kekhawatiran dalam hatinya jangan sampai apa yang di gosipkan oleh Alfiana benar adanya.
Faris menghubungi seseorang siapa tahu dia mengetahui tentang Sachio.
"pak telpon Sachio ya?" tanya komala.
"bukan! aku coba tanya rekan kerjanya!" jawab Faris.
"halo. Givano aku bapaknya Sachio aku baru tahu kalau kamu adalah rekan kerjanya!" tanya Faris pada Givano yang kebetulan sedang dikantor.
"Betul pak! Sachio kebetulan atasan saya ada apa ya pak!" tanya balik Givano yang baru tahu pak Faris adalah bapaknya Sachio.
"pingin tahu aja kira kira kamu tahu tidak kapan dia balik ke Jakarta!"
"kalau itu dia tidak pernah ngomong sama saya."
"dia ngambil cuti berapa hari kemarin!"
"setahu saya tidak lebih dari empat hari."
"ini kan sudah lebih dari sepekan dia di Surabaya." ucap Faris khawatir.
"Kebetulan bos belum pulang dari liburannya. rencanannya hari ini bos pulang." jawab Givano
"kalau bosmu pulang gimana?"
"kalau kebetulan bos nanya sama saya, atau teman teman karyawan lain. Pasti jawab kita lagi temui client."
"ya sudah nanti kalau dia ada hubungi kamu beri tahu saya ya?" ucap pak Faris mengakhiri percakapannya dengan Sachio.
"ya pak! akan saya kasih tahu nanti!" jawab Givano.
pak Faris tambah khawatir. Sebab dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membujuk Sachio agar segera pulang ke Jakarta.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
lina
lanjut 👍
2021-11-22
0
Nasi Kaput
siiip Dolangga bentar ama boncel mampir ketempatmu hihihi...
2021-11-20
0
ynynita
kenjeran dong,, deket tempat ku thor
2021-11-19
1