Alfiana semakin gencar menyebarkan berita tentang Sachio yang terhipnotes cinta perempuan yang alamnya berbeda. Pada Teman temannya dan teman Sachio.
Givano tidak percaya akan berita itu. Dia percaya pada sahabatnya yang tidak mungkin berhubungan dengan mahluk gaib sebab dia sendiri sangat takut mahluk sebangsa jin atau manusia yang suka dengan berhubungan dengam Hal hal mistik.
Hari ini Givano menghubungi Sachio di Surabaya agar segera balik ke Jakarta sebab pak Sam sudah balik dari liburannya. Juga keluarganya kepikiran karena gosip yang menyebar.
"halo Vin! Malam malam begini call aku, enggak bisa tidur?!" ledek Sachio
"betul...! Piiinter, kamu nebak aku tak bisa tidur. Uwaaah betul kata Alfiana, kamu pacaran sama mahluk halus iya..." pancing Givano pingin tahu jawaban Sachio tentang gosip yang disebarkan Alfiana.
"memang Alfiana bilang gitu..." ucap Sachio tidak terkejut mendengar gurauan Givano.
"makanya cepat balik ke Jakarta untuk membuktikan kalau berita yang disebar Alfiana hanyalah fitnah!"
"jika benar aku pacaran dengan siluman, kamu percaya tidak!" kembali Sachio meledek Givano.
"uwallah...jalan tempat sepi sendirian aja kamu ngompol saking takutnya!" sindir Givano.
"uwaaam..." Sachio menguam.
"eh, kamu ngantuk ya?" tanya Givano.
"kamu Call aku aja aku mimpi di call si siluman pacarku itu!"
"ya udah! selamat tidur kamu kapan ke jakarta!"
"aku sudah Calling tiket besok pagi aku sudah dibandara!"
"benar ni besok aku yang jemput!"
"iya...sip!" ucap Sachio lalu tertidur.
waduh! aku lupa kasih tau Sachio pak Sam sudah pulang! Tapi tak apalah pikir Givano toh besok pagi Sachio berangkat ke Jakarta.
◽◽◽◽◽◽pantai◽◽◽◽◽◽
Enggak sampai satu jam dalam pelajaran menghapal abjad huruf. Dolangga sudah bisa melewatinya. Berarti pejaran dasar yang diajarkan sudah hampir sempurna.
Tetapi perlu beberapa minggu lagi untuk terus bersemedi untuk menyempurnakan pelajarannya. Sehingga ketika belajar tehnik bela diri akan mudah dikuasai oleh Dolangga.
"Dolangga!"
"ya, guru!"
"Boncel!"
"ya, Wie lan!" ucap Boncel datang menghadap dan duduk disamping Dolangga.
"bagaimana? apakah masih banyak lagi pelajaran yang akan kau ajarkan pada Dolangga!"
"Sudah Wie lan tinggal melancarkan bacaannya saja!" lapor Boncel.
"jadi dia belum lancar membaca?" tanya Wie lan.
"iya' belum!" jawab Boncel menggoyang goyangkan tubuhnya maju mundur dengan posisi duduk tetap tidak bergeser.
Wie lan terdiam sejenak seperti sedang berpikir!
"Baiklah, Dolangga! sekarang coba kudengar kamu membaca! Apa ada? bacaan yang dibaca Boncel?"
"sudah ada!"
"kalau sudah ada bacalah!" suruh Wie lan pada Dolangga.
"baik, guru!" jawab Dolangga.
Dolangga mulai membaca bacaan yang telah ditulis Boncel.
"ek ki, et ta a...ta, kita. èh ha aha ha, èr...ru uru, ru. ès harus. Kita harus èr ra ara ra, èj ji iji èn rajin. Kita harus rajin. èbe ebe be, èlla ala la, èj ja aja ja, èr belajar. Kita harus rajin belajar!" ucap Dolangga mengeja bacaan yang ditulis Boncel.
"baiklah perhatikan aku Dolangga!" ucap Wie lan pada Dolangga.
Dolangga menatap Wie lan tampak serius padanya.
"kalau kamu mau bisa cepat bisa membaca...? Kamu harus...!" kata Wie lan pada Dolangga yang memperhatikannya dengan sungguh sungguh.
"pandai menggerakan matamu dari huruf yang satu ke huruf yang lain!" ucap Wie lan mengajarkan Dolangga.
Dolangga mencoba mempraktikan apa yang diajarkan wie lan.
tidak lama kemudian Dolangga berteriak.
"betul guru...! Sekarang aku bisa membaca dengan lancar!" ucap Dolangga senang.
"sekarang dengarkan aku membaca!" pinta Dolangga pada Wie lan dan Boncel.
"kakek...wi..lan gen...deng! Maatanya kayyak maata ngiintip tiikus!"
Dolangga memandang Boncel seperti bingung kenapa bacaan yang dibaca bacaanya seperti ini.
"tulisan hurufnya seperti itu? Dolangga!" tanya Wie lan mulai naik pitam.
"ya, guru! tulisannya seperti itu guru..." jawab Dolangga polos.
Wie lan menatap Boncel curiga. Ini pasti sengaja ditulis begitu oleh Boncel.
"Boncel! Diam diam ternyata kamu mau cari Gara gara sama aku!" ucap Wie lan marah.
"lha...habis aku harus tulis apa? kenyataannya memang gitu!" jawab Boncel.
Wie lan tambah tersinggung mendengar pernyataan Boncel.
"brengsek kau Boncel!" ucap Wie lan mengayunkan sebatang kayu sebesar lengan kearah Boncel.
eit......
Boncel berkelit.
serangan Wie lan tidak mengenai tubuh Boncel.
hyaat...iyaaaat...
Wie lan meningkatkan serangannya.
Wie lan tambah kesel serangannya dapat dihindari oleh Boncel.
Dolangga terkesima kagum melihat dua orang tua didepannya berkelahi. Kedua duanya ternyata memiliki ilmu kanuragan yang hebat.
◽◽◽◽◽Rumah Sachio◽◽◽◽◽
Dihalaman Rumah Sachio telah terpakir sebuah mobil travel perjalanan yang akan mengantarnya ke bandara.
Ternyata yang akan terbang kejakarta bukan Sachio saja melainkan Sarinah dan Zaripah juga ikut.
Tampak Sarinah yang menggunakan gaun los polos warna putih sudah naik lebih dahulu kedalam mobil.
"bu...Sarinah mana?" tanya Sachio pada bu Zaripah yang berjalan menuju mobil.
"Sudah naik duluan!" ucap Zaripah tidak sadar. Dan ucaoannya didengar oleh supir yang akan mengantar mereka ke bandara.
sopir agen salah satu penjual tiket yang di boking Sachio, terkejut dan berpikir dalam hati. Berarti gadis cantik yang tadi duluan naik mobil itu adalah Sarinah! gumannya dalam hati.
"pak!" sapa Sachio mengagetkan sisopir yang masih memikirkan gadis cantik yang didalam adalah Sarinah.
"iya, pak!" jawab sisopir terkejut kaget.
"semua barang barang sudah dinaikkan kedalam mobil?"
"iya, pak! tinggal kita jalan!" kata sisopir.
Lalu Sachio naik didepan disamping sopir dan mobil bergerak menuju bandara juanda Surabaya.
"bu? aku sudah suruh orang untuk tunggu rumah ibu sebagai jaga jaga kalau Dolangga pulang!" kata Sachio menguatkan hati bu Zaripah agar tidak risau.
"kalau selama dua minggu tidak jumpa bapaknya Sarinah. Aku dan Sarinah kembali ke Surabaya!" ucap bu Zaripah.
"saya rasa dua minggu terlalu pendek!" ucap Sachio.
"kita lihat nanti saja!" kata Sarinah.
yang jadi kendala dalam perjalanan Zaripah mencari suaminya di Jakarta adalah tidak ikutnya Dolangga.
"sekiranya Dolangga ikut ke Jakarta tidak masalah kita lama di Jakarta." ucap bu Zaripah.
"begini saja bu, bagaimana kalau aku yang bawa Dolangga ke Jakarta!" tawar Sachio mencoba untuk memberi solusi pada bu Zaripah.
"yang aku takutkan lagi kalau bapaknya Sarinah pulang kemudian dia tidak menemukan kami!" kata bu Zaripah bimbang.
Sachio terdiam memikirkan yang terbaik dalam mencari suaminya bu Zaripah dan jalan keluar agar Dolangga bisa kumpul menjadi satu dalam keluarganya.
"kalau kita sudah sampai di Jakarta. Nanti kita pikirkan lagi cari jalan keluarnya dan tetaplah memohon pada Allah subhanhu wa ta'ala agar bu Zaripah bisa berkumpul lagi dengan semua keluarga!" kata Sachio
Tidak terasa mereka sudah sampai di bandara. Dan percakapan mereka didengar olelh sopir agen travel perjalanan yang Sachio boking.
Sisopir jadi yakin, kalau siburuk rupa adalah gadis cantik yang tiada duanya ini adalah Sarinah. Apalagi dengan jelas dia mendengar nama Sarinah dipanggil! Dan Sarinah adalah juga nama si buruk rupa.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Instagram @AlanaNourah
Halooo kak salam kenal dari Alanaaa 🌼☘️🌼☘️ aku datang bawa boom like yaa
2021-11-29
0
Alliya
nyicil dulu ya kk nanti sambung lagi salam dari Suami bayaran
2021-11-22
0
lina
semangat cari ayah tor
2021-11-22
0