Sachio tersentak kaget mundur beberapa langkah. Saat melihat Sarinah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sangat buruk. Sachio lupa kalau ramuan yang ditaburkan Sarinah keseluruh tubuhnya akan membuat wajahnya menjadi buruk.
"aduuuh aku lupa, Sarinah! Aku pikir ada siluman keluar dari kamar mandi!"
"apa kamu bilang? aku siluman? aku akan hapus kembali..."
"Ee...tunggu dulu!" Sachio menahan Sarinah yang hendak masuk kedalam kamar mandi.
"maksudku...sorri, aku minta maaf!" keluh Sachio minta maaf.
"Sebenarnya aku tak mau dengan wajah seperti ini didepan kamu," ucap Sarinah cemberut.
"Tapi kan kamu mau pulang?" bujuk Sachio.
"aku ingin selalu cantik didepan kamu," tatap Sarinah manja.
Zaripah hanya bisa tersenyum melihat putrinya. Hati kecilnya hanya bisa berdoa untuk putrinya, semoga tegar menjalani hidup ini. Yang suatu waktu pasti ada batu terjal akan dilalui.
Sachio mengantar bu Zaripah dan putrinya Sarinah ke pintu gerbang. Beberapa orang melihat mereka dan memberikan senyuman.
"Sarinah kerja disini ya mas...?" sapa salah seorang ibu tetangga Sachio.
"iya mbak yu?!" jawab Sachio dengan sopan. Saripah jarang sekali bicara sama orang lain, karena dia menyadari dirinya dengan wajah buruk rupanya sebagian besar orang kebanyakan menjauh.
malam sudah semakin dekat, matahari sudah menuju peraduannya. kegelisahan Zaripah jadi tambah berat. Donggala entah kemana belum ada kembali.
Tirah tetangga Zaripah melihat Zaripah seperti gelisah.
"bu Zaripah kelihatannya seperti memikirkan sesuatu!" tegur bu Tirah
"eh..he bu Tirrah...anu bu, Dolangga belum pulang!"
"o...oh Dolangga..., barusan kulihat sama si gendeng wie lan!"
"bu Tirah lihat dia sama si wie lan?"
"iya!"
"iya dah bu Tirah, kalau begitu nanti aku cari!" kata bu Zaripah pulang kerumahnya. bu Zaripah tenang sudah sekarang kalau Dolangga bersama Wie lan. Karena bu Zaripah kenal siapa Wie lan itu, biarpun orang sering menyebut Wie lan adalah orang gila. Tetapi, sebenarnya Wie lan adalah orang sehat.
sementara menunggu Dolangga pulang kerumahnya, kita beralih ke bapaknya yang sekarang di Jakarta.
pak Adzriel keadaannya sudah membaik. Mulai hari ini dipagi yang cerah dia sudah kembali kerja. Selama pak Adzriel sakit, tetangga dan teman temannya banyak yang menolong.
"pak!, gimana ceritanya sampai ketabrak motor!" tanya pak Kimin pada Adzriel sahabatnya
"aku juga tidak tahu, min. Tiba tiba saja sudah dirumah sakit!" jawab pak Adzriel sambil terus pokus menyapu dan memungut sampah.
"Tiba tiba pulang sendirian, gimana ceritanya! Emang tidak ada yang ngantar!"
"ada, tapi aku tak mau ngeroptin!"
"aduuuh riel, bukan ngeroptin?! Tapi orang punya rasa iba, punya rasa ingin saling tolong. Bisa bisa orang yang nolongin kamu yang kecewa, karena kamu tinggalin."
Pak Adzriel termenung mendengar ucapan pak Kimin temannya, sampai dia tak sadar ada mobil mau menabraknya.
"hai...tukang sampah, mau mati lah lu!" bentak seorang wanita dengan suara keras yang menurunkan setengah kaca mobilnya. Yang ternyata adalah Alfiana kebetulan lewat di jalan itu.
"maaf non!" ucap pak Adzriel luar biasa terkejut.
"maaf maaf mata lu yang maaf!" teriak Alfiana dengan mata melotot.
pak Ramlan yang kebetulan duduk duduk di halte bis melihat seorang gadis sedang ngumpat pak Adzriel segera nyamperin.
"neng! kamu jangan salahkan orang lagi kerja. Kamu yang mestinya jangan seenaknya berkendara!" tegur pak Ramlan belain pak Adzriel.
Alfiana dengan angkuh turun dari mobilnya nyamperin pak Ramlan.
"biarin, aku berkendara semauku! Kenapa!" tantang Alfiana berkacak pinggang dihadapan pak Ramlan.
"kamu jangan kurang ajar ya sama orang tua." mata pak Ramlan melotot marah. Sikap Alfiana yang keras kepala dan tak punya etika sedikitpun mengundang kemarahan orang banyak.
"pak Ramlan! Itu wanita kurang ajar banget. Kawan kawan mari kita beri pelajaran, pada wanita sombong ini." teriak salah seorang yang melihat kesombongan Alfiana.
Buuuur....
Salah seorang warga wanita gendut setengah baya menyiram air comberan ke tubuh Alfiana.
aaaigh...
Alfiana kaget segera beranjak meninggalkan tempat bergegas naik mobil kabur.
"mampus luh! perempuan buaya!" siram ibu tertawa sambil berjalan biasa meninggalkan Alfiana
"dasar! Orang orang susah, apes banget aku hari ini!" ngomel sendiri sambil terus mengendara mobil semaunya dengan tubuh basah kuyup dan bau.
Alfiana terus pulang menuju rumahnya di kampung melayu sambil marah marah sendirian seperti orang gila. Sampai didepan rumahbnya Alfiana berteriak
"ma...! Lihat!"
Maimunah terperanjat melihat putrinya basah kotor turun dari dalam mobilnya.
"kau kenapa nak...? Basah kotor dan bau!" teriak Mai nyamperin Alfiana.
"endak tau ma..., ada orang halangi mobilku dan nyiram tubuhku!" tangis Alfiana.
"sudahlah! Sekarang ganti bajumu, dan siram bersihkan tubuhmu. Baru nanti cerita!" Suruh Maimunah.
Maimunah merasa dongkol ada orang yang berani menyiram anaknya pakai air kotor.
Di surabaya Zaripah yang sudah tahu sama siapa anaknya, tapi sebagai ibu tentu tidak tenang. Karena semalaman anak bungsunya tidak ada pulang.
Sementara dia tidak tahu Wie lan sudah satu jam tidur diluar rumahnya menunggu. Agak terkejut juga awalnya ketika dia keluar dari dalam rumahnya melihat Wie lan mendengkur.
"pak...pak Wie lan bangun sudah siang!" Zaripah membangunkan pak Wie lan. Tetapi pak Wie lannya tidak mau bangun.
Saripah yang melihat ibunya membangunkan Wie lan. Tapi, pak wie lannya tak juga mau bangun. Maka, Saripah mengambil air satu ember dari dalam rumahnya untuk menyiram wie lan.
"Saripah! Jangan...!"
Saripah tidak menghiraukan larangan Ibunya dan,
Buuur....
hait... hait...
pak Wie lan langsung membuka jurus yakni Jurus dinding. Jurus ini dalam dunia bela diri di perguruannya pak wie lan adalah jurus membentengi diri dari serangan musuh. Dengan berdiri dua tangan disilangkan dengan kaki membentuk empat puluh lima derajat.
hihihi....
Saripah tertawa melihat tingkah aneh yang di peragakan pak wie lan, karena posisinya masih dalam keadaan tertidur pulas mendengkur.
begitu pula dengan ibunya Sarinah. Zaripah menutup mulutnya tertawa. Mendengar ada suara tawa di telinganya pak wie lan membuka matanya.
"uweee...kalian udah bangun toh," tunjuk tangan kanannya wie lan kearah Sarinah dan Zaripah.
"Ditunggu tunggu belum Bangun bangun." lanjut Wie lan.
"yang baru bangun itu, pak wie lan? Kenapa tidur diluar rumahku!" ucap Sarinah.
"habis dibangunin, tak mau bangun?"
"oooh jadi pak wie lan, udah lama...? Disini!" ucap Zaripah.
"!yya!"
"bu Tirah bilang tetangga didepan rumah itu? Katanya Dolangga sama bapak! Dolangganya mana?" tanya bu Zaripah.
"Dolangga sama saya, dia tak mau pulang kalau belum pandai kungfu!" ucap pak Wie lan sambil memperagakan tangannya dengam gaya monyet nyeringai.
" yang ngajarin kungfu siapa?" tanya Zaripah lagi.
"aku,"
Zaripah memandang Sarinah, dengan harapan memberikan solusi kepadanya.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nasi Kaput
bikin namanya asal asalan saja.
2021-11-28
0
MommyAtha
namanya lucu thor.. Zaripah
2021-11-28
0
Lita
hadir thor...
2021-11-25
0