...----------------🏘🏘🏘----------------...
🌪🌪🌪🌪🌪Pagi yang cerah🌪🌪🌪🌪🌪
🚔🚔Indah terasa dunia, ketika jalan🚔🚔 bersama sang pujaan. Hati berdebar, bunga bunga cinta menyebarkan bau. 🌷🌷Alam tunduk memberi hormat🌷🌷 🌲🌲mempersilahkan sang pangeran🌲🌲 〰〰melangkah mendapingi si putri 〰〰〰〰〰〰〰〰 kahyangan〰〰〰〰〰〰
Sachio melaju melintasi jalanan kota Surabaya bersama Sarinah dan bu 〰〰〰〰〰〰Zaripah.
Trauma kehilangan putra sulungmya, menyababkan bu Zaripah ketakutan kehilangan yang kedua kali, dengan kepergian si bungsu. Itulah sebabnya Sachio mengajak bu Zaripah jalan jalan berwisata ke pantai untuk menghilangkan kegalauannya.
Tekad si bungsu untuk pandai menguasai ilmu bela diri, tak dapat ditolak oleh Zaripah yang telah lelah melahirkan, merawat, mendidik, dan membesarkannya.
Sachio mencoba mengambil inisiatif dengan mengajak Zaripah pergi jalan jalan liburan kepantai. Pantai yang di ambil adalah wisata didaerah pantai Kenjeran.
Tiba di pantai Kenjeran,
...----------------🌷🌱🌷☘🌷🍀----------------...
⚘⚘Sachio membayar tiket masuk.⚘⚘
Ketika sampai ke pantai Kenjeran.
Selesai membayar tiket masuk, mobil Sachio langsung masuk kedalam dan memarkirkan mobilnya.
👉👉👉👉👉Turun dari mobil😫😫😰😰😰
Semua mata mengarahkan pandangan pada sosok gadis cantik yang melangkah anggun disamping Sachio.
Sengaja bu Zaripah meminta pada dua muda mudi ini agar berjalan dibelakang mereka guna menikmati kecantikan yang dimiliki putrinya.
Salah seorang pengunjung mengenali Zaripah.
"bu Zaripah, diajak liburan ya? Sama bosnya. Itu bosnya bu Zaripah kan...?!"
bu Zaripah hanya bisa tersenyum, mengangguk ramah sebagai mana kebiasaannya.
Sarinah dan ibunya Zaripah bisa terhibur dengan liburannya kali ini. Didalam pantai mereka melihat lihat patung patung kepercayaannya agama bhuda. Termasuk sepasang naga yang berada di tepi laut.
...................♨♨♨♨♨...................
Dolangga kembali duduk, setelah siuman dari pingsannya. Tubuh dan pikirannya terasa tenang kembali. Kakek Wie lan datang bersama temannya bernama Boncel. tubuhnya kerdil ramah dan lucu, membawa bungkusan sarapan pagi.
"Kakek kenapa bawa aku kesini?" tanya Boncel.
"jangan banyak tanya, kenalan dulu dengan cucuku!" tatap Wie lan melototi Boncel.
"baru tahu kamu punya cucu, orang tuanya mana? Anakmu yang keberapa punya cucumu ini!" tanya Boncel lagi. Bawaannya penasaran kakek Wie lan punya cucu.
"rewel lu! Nanya melulu!" bentak Wie lan lagi pada Boncel
hehehe...
Boncel tertawa kena teguran Wie lan. Mereka bertiga Sarapan dengan lahap ditepi pantai yang sepi dengan panorama cerah dipagi hari.
Selesai makan Wie lan menyodorkan lembaran poster lebar dan besar berisikan huruf huruf abjad lengkap bacaan dan ejaannya kepada Boncel.
"apaan ini Wie lan?" tanya Boncel menatap Wie lan.
"ajarkan Dolangga baca dan nulis!" Sahut wie lan.
"Suruh aja bapak dan ibunya menyekolahkannya!" ucap Boncel. Kakek wie lan menyambar kayu panjang bundar lurus, ukuran telunjuk lalu memukul kepala Boncel.
"sakit! wie lan...!" Boncel meringis kesakitan.
"lu...tak mau ku gantung di pohon kelapa itu jangan banyak bicara... paham!" bentak kakek wie lan.
Kakek Wie lan memandang Dolangga dengan tatapan serius.
"Dolangga!"
"iya, kek!" tatap Dolangga.
"seperti yang telah ku ajarkan kepadamu, kamu tak akan bisa kungfu kalau kamu tidak pinter. Untuk itu apa yang diajarkan dan disuruh boncel tidak boleh kamu bantah ngerti!"
"ngerti kek!" jawab Dolangga dengan serius. Wie lan memanggil Boncel yang tampak pokus memperhatikan poster yang disodorkan Wie lan.
"Boncel mari!" panggil Wie lan.
"apa lagi yang kamu suruh aku Wie lan...!" tanya Boncel.
"sekarang mulai ajarkan Dolangga!" suruh Wie lan dengan mata serius.
"okey...siap!" kali ini Boncel serius tak mau kena damprat.
pelajaran kedua untuk Dolangga mulai diajarkan oleh Boncel.
...................♨♨♨♨♨...................
Sachio mengajak Sarinah dan Ibunya makan siang sambil istirahat setelah berkeliling menikmati liburan indahnya suasana pantai. Mereka santap siang disebuah tempat yang nyaman untuk melepaskan lelah bagi pengunjung.
dring...dring....
hp Sachio berbunyi, tertulis nama bapaknya Faris dilayar hand phonenya.
"iya pak!" sambil menyantap lontong yang ditaburi rawon sapi. nikmat sekali Sachio menikmati makan siangnya.
"lagi makan ya?" tanya Faris.
"iya, pak! Lagi makan dipantai kenjeran!"
"kamu kedengarannya sangat menikmati sekali liburanmu disurabaya?!"
"ya pak sangat!"
"waktu liburanmu sudah habis balik ke Jakarta karena pekerjaanmu numpuk tak ada yang mengerjakannya!" ucap Faris pada Sachio.
"o...itu pak! itu semua sudah kuserahkan pada Givano!" jawab Sachio santai.
"siapa Givano!" tanya Faris.
"ada pak! dia adalah rekan kerjaku di perusahaan!"
"tapi tetap saja kamu harus balik ke Jakarta, tak mungkin kan? Harus ditangani oleh orang lain?"
"iya pak! bentar lagi balik kok!"
"okey dah Sachio selamat menikmati liburanmu!" ucap Faris mengakhiri percakapannya dengan Sachio.
...................♨♨♨♨♨...................
Sarinah yang mendengar percakapan Sachio dengan bapaknya, mulai khawatir akan di tinggal. Jantungnya mulai deg degan, ketakutan menghampiri dirinya. Selera makannya hilang seketika.
"kenapa makanannya tidak dihabiskan? tidak enak ya?" tanya Sachio menatap Sarinah yang ekspresi wajahnya tampak beda.
"selesai makan, aku mau bicara berdua dengan kamu!" ucap Sarinah Tiba tiba sedih.
"lho ada apa? Sarinah? kok Tiba tiba mau nangis!" bisik Sachio heran. Sarinah semakin terbawa perasaan. Dia takut Sachio akan meninggalkannya.
"ma...! ijin ya? ma..." pinta Sachio.
"silahkan Sachio!" Zaripah mempersilahkan Sachio membawa Sarinah.
Zaripah ditinggal oleh Sachio dengan membawa Sarinah berjalan ditepi pantai. Sachio merangkul Sarinah berjalan berdua menyusuri tepi pantai Kanjeran.
Tanpa terasa mereka sudah berjalan cukup jauh. Dada sebelah kiri tempat Sarinah menyandarkan kepalanya terasa basah. Sachio menoleh, wajah Sarinah berlinang air mata.
Sachio kaget menghentikan langkahnya dan membawa Sarinah duduk dibawah pohon kelapa.
"sayang...! Kamu menangis?" tatap Sachio.
"kamu akan pulang ke Jakarta meninggalkan aku!" tangis Sarinah semakin menjadi.
"sayang! Sayang! aku tak akan mungkin meninggalkan kamu?! Begitu saja, aku sudah cinta berat sama kamu! percayalah sayang!" tatap Sachio serius memegang pundak Sarinah.
Sarinah tidak percaya ucapan Sachio begitu saja. Karena dia mendengar sendiri, dia mengiyakan bapaknya.
Sarinah lemas tidak bisa berbuat Apa apa. Karena dia yakin Sachio akan meninggalkannya. Maka, timbul keinginan untuk memberikan kenangan indah yang tidak bisa dilupakan Sachio.
Sarinah menatap Sachio. dua tangannya memegang pipi Sachio ditarik perlahan, lalu dengan lembut dia mengulum bibir Sachio.
Sachio tidak menyangka, gadis cantik dengan bibir tipis merah muda. Asli tanpa lipstik mengulum bibirnya dengan begitu indah, yang tak mungkin terlupakan seumur hidupnya.
Sarinah memandang Sachio dengan senyuman manis mata berbinar binar. jantung Sachio seperti mau terlepas tak kuat menahahan tatapan mata Sarinah yang menghipnotis dirinya.
"sayang! Tak ada didunia ini, wanita yang sehebat kamu dalam membahagiakan pasangan asmaranya dalam bercinta. Orang orang disana! Hanya tahu kamu siburuk rupa. Mereka jijik melihat wajahmu, tak ada seorangpun yang berani dekat dengan mu dan yang aku banggakan adalah wajah cantikmu ini? dan bibir indahmu ini? Akulah orang yang pertamakali merasakan dan menyentuhnya. Aku akan bertanggung jawab atas kesucian tubuhmu yang telah dikotori oleh Sachio yang tidak tahu malu ini." ucap Sachio meneteskan air matanya. Dirinya merasa telah menodai kesucian wanita yang sangat dicintainya.
"sayang...! Ini kita lakukan atas suka sama suka? Juga ada batasnya, dan kita tidak melakukan terlalu jauh."
Sarinah tidak mau Sachio menyalahkan dirinya sendiri. padahal mereka lakukan hanya atas dasar cinta dan rindu.
💜💜💜💜💜
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Cimai (IG : cimai_author)
😍😍
2022-01-09
0
Putri Handayani
hadir bawa like, semangat selalu kakak
2021-12-11
0
Nyonya B
aku bawa bintang, like, favorit mendarat Thor. semangat.
salam dari Sabila cinta manis tuan muda
2021-11-17
0