Di halaman hotel Sachio menikmati malamnya dengan duduk santai sambil menikmati kopi kesukaannya.Sachio masih teringat wajah buruk seorang wanita yang masih gadis belum menginjak dewasa akan di perkosa dua pria.
Sachio duduk tenang membayangkan Sosok wanita buruk yang memiliki tabiat yang sangat baik mandiri dan tampak sempurna dimata Sachio walau hidup dalam kekurangan. Jauh berbeda di bandingkan dengan Alfiana yang berpenampilan menarik serba berkecukupan tapi labil mau menang sendiri tak mau diatur.
Tampak Alfiana berjalan cepat dengan muka cemberut menghampiri Sachio.
"Kak...kenapa pergi diam diam tidak ajak aku.aku kan juga bisa bosan...didalam kamar hotel sendirian."ucap Alfiana manja merangkul Sachio dari belakang.
"Na...kamu bukan anak anak lagi tak usah lebai gitu ah..."toleh Sachio kesal.
Lagi asyik sendirian memikirin gadis yang bujuk rupa, di gangguin.datang protes lagi.Sachio sepertinya tidak suka dengan sikap manjanya Alfiana.
"Lho,kok kamu ngatain aku lebai...?!!"kata Alfiana melepaskan rangkulannya.
"Kamu kalau bosan, lakukan sesuatu dong...bukannya datang manja manja macam orang pacaran saja."protes Sachio kurang senang.
"Jadi kamu bawa aku kesini untuk apa...?" tanya Alfiana.
"Bukan aku yang bawa kamu tapi kamu yang minta bapak ibu aku untuk ngajak kamu liburan kesini."jawab Sachio.
"Seharusnya kamu menolak bapak ibu kamu kalau kamu memang tidak mau."timbal Alfiana seraya meninggalkan Sachio.
Sachio tidak tersinggung sedikitpun dengan sikap Alfiana.justru Sachio kepikiran gadis buruk rupa itu.
"Aneh kenapa aku memikirkan gadis itu iya..."kata Sachio dalam hati.
Sachio jalan jalan mengitari taman hotel sesekali matanya mengarah kejalan raya melihat lihat ramainya kota surabaya. lama sudah Sachio disekitaran pelataran hotel.kini diapun kembali masuk kekamar hotel.
Tidak jauh berbeda dengan Sarinah yang sekarang sedang berbaring dibilik kamarnya yang kecil.matanya menerawang teringat seorang pemuda tampan yang tiba tiba datang menolong nya ketika mau diperkosa Jafar dan Sugeng.
Jafar dan Sugeng memang sering mengganggu Sarinah malah bukan sekali ini saja dia mencoba untuk memperkosanya.sudah berkali kali dia mau memperkosanya tapi rupanya yang kuasa tetap melindunginya.
"Trimakasih ya Alloh kamu telah mengirim malaikat untuk melindungiku." ucap Sarinah tak sadar.
"Malaikat siapa yang melindungimu nak.."rupanya Zaripah mendengar putrinya.
"Bukan,bukan siapa siapa mak..."jawab Sarinah malu.
"Sarinah,seandainya orang yang kamu maksud itu tau wajahmu yang sebenarnya aku yakin dia pasti suka sama kamu...seperti mama...berapa laki laki yang goda mama.tua muda sampai yang beristripun berlomba lomba ingin mendapatkan mama tapi mama menolaknya karena mama masih bersuami."tutur Zaripah pada putrinya.
"Mak... tadi sore kakak dan aku dikejar Zafar dan Sugeng.lalu kakak di bawa dalam kamar dibangunan tinggi sana ma, dan aku mulutku disekap Sugeng tapi untung ada tolong kami orangnya gagah ma..."tutur Dolangga polos.
Zaripah diam tertegun pucat mendapat cerita dari putranya. dibelainya rambut putranya Dolangga dalam pelukannya Zaripah bertanya pada Dolangga,
"Selain Zafar dan Sugeng orang lain ada juga ya...yang ganggu kakak !"tanya Zaripah pada putranya.
"Tidak ada ma...cuman Zafar doang !" jawab Dolangga
"Zafar dan sugeng !"kata Zaripah melengkapi.
"Bukan ma...Zafar doang kalau sugeng tumben tadi sore sama Zafar."jawab Dolangga polos.
Zaripah baru sekarang sadar kalau putrinya sudah gadis tidak anak anak lagi.untung saja ada adiknya.kalau tidak ada adiknya maka sesuatu yang buruk pasti akan menimpa putrinya karena tidak akan ada yang bercerita.dan adiknya masih polos pasti akan bercerita sejujur jujurnya.
"Kenapa tidak cerita dari dulu nak..."
"Dilarang kakak..."
Zaripah memeluk putrinya sedih.Sarinah menangis memeluk mamanya.
"Kenapa kamu tidak cerita..."
"Aku takut...takut bikin mama sedih dan kepikiran."
"Tidak boleh begitu sayang..."ucap Zaripah merangkul erat putrinya.
"Kalau ada apa apa sekecil apapun tidak boleh disembunyikan.jangan sampai sudah terjadi baru menyesal."pesan Zaripah pada putrinya.
"Ma...aku takut ma...jafar ganggu aku lagi..."kata Sarinah.
"Tidak usah takut kamu harus berani.berani dalam arti...tidak takut teriak...tidak takut melawan.kita hanya boleh takut sama Alloh. Alloh bersama kita dan doa mama akan selalu menyertaimu..."kata Zaripah memberikan semangat sama putrinya.
Malam semakin larut.dinginpun mulai menampakkan diri mendekati kota Sursbaya. Zaripah merebahkan Sarinah yang sudah terlelap dengan perlahan.dicium kening putrinya lalu di tinggal menuju biliknya.
Di sepertiga malam Zaripah terbangun dari tidurnya menuju kran untuk berwudhu. Zaripah mendirikan sholat sunah tahajut berserah diri pada sang kuasa. selesai sholat Zaripah berdoa memohon pada Alloh dengan khusuk untuk melindungi putra putrinya dari segala kejahatan.
Menjelang pagi usai mendirikan sholat subuh Zaripah memberi pesan pada putra dan putrinya untuk tidak bekerja pagi hari ini.
biasanya setelah selesai sholat subuh Zaripah menutupi kecantikan wajah putrinya yang putih mulus kekuning kuningan dengan membalur ramuan keseluruh tubuh putrinya.
ramuan itu sudah turun temurun dari moyangnya dan sangat berguna memuluskan kulit hingga dengan kecantikan putrinya seseorang akan mencintainya dengan tulus dan berpikir seribu kali untuk menyakitinya.
lalu kegunaan lainnya adalah mengelabui orang agar tidak berniat jahat kepadanya. orang akan jijik melihat rupanya yang buruk, dan tidak berpikir untuk berbuat senonoh kepadanya.
Zaripah merasa enggan keluar bekerja hari ini karena peristiwa yang di alami putrinya.jangan jangan jafar sudah mengetahui rahasia kecantikan putrinya karena dulu jangankan dekat dengan putrinya melihat putrinya saja dia muak. kemudian sekarang mengapa tiba tiba dia sering mengganggu putrinya.
Zaripah memaksakan diri keluar bekerja demi mengumpulkan uang bekal ongkos menyusul suaminya yang telah dua tahun meninggalkannya.karena mencari putra mereka yang sulung.
Dua wistawan yang berlibur disurabaya berasal dari jakarta tampak tidak akur. mereka tetap didalam kamar masing masing.Alfiana masih kesal sampai sekarang Sachio masih belum menganggap dirinya sebagai pacar. padahal sudah banyak hal dilakukan untuk bisa mendapatkannya namun Sachio masih tetap dingin.
Hp Sachio berdering, dia tampak malas merespon miss call dari bapaknya. sebab bapaknyalah yang paling ambisius menyatukan dirinya dengan Alfiana.
Alfiana tidak membuang peluang itu serta terus berambisi meraih impiannya mumpung bapaknya Sachio memberi sinyal lampu hijau.
"Iya pap..."dengan malas Sachio menjawab call dari Faris bapaknya.
"O iya...Say bagaimana liburanmu hari ini. tidak ada kendala kan...semuanya baik baik saja kan..."tanya Faris berusaha memberi semangat pada Sachio dengan panggilan Say dari kedua orang tuannya.
"Pap...liburan dengan Alfiana tidak ada romantisnya...bawaannya marah melulu dan banyak aturan yang dibuat aku tidak suka Pap..."jawab Sachio terus terang tanpa ditutup tutupi.
"Memang itu tujuan Papa Say...sebagai ujian untuk kamu..."ucap Faris.
"Maksud Papa..."tanya Sachio bingung.
"Maksud Papa...Sampai dimana tingkat kesabaranmu untuk bisa merubah Alfiana yang punya tripical keras menjadi lembut."kata Faris bapaknya.
baru saja Sachio akan mengatakan itu adalah bukan bagian dari cita citanya karena pekerjaan seperti itu terlalu berat bagi Sachio tiba tiba terdengar suara benturan keras di hand phonenya.
Braakhg....
Suara itu sangat keras sampai masuk kedalam hp Sachio.
"Suara apa itu Pap...!"teriak Sachio terkejut.
"Sachio...kita tutup ada tabrakan didepan rumah."kata Faris menutup hp nya dan berlari keluar untuk melihat ada pejalan kaki ditabrak.
💍💍💍💍💍
Baca terus episode berikutnya
trimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Maheera Indra
kakak arca... ini di pav sama.lik ya kak... salam saling dukung 💪
2022-02-09
0
Rosananda
mampir kak
2021-12-20
2
ynynita
hai kak, mungkin dalam hal mengolah kata bisa dipelajari secara otodidak dgn membaca cerita" berbahasa baku. Atau novel yang memang menyajikan tutor bagaimana mengolah kata. Tapi cerita kakak ini bagus, tetap semangat ya ...
2021-11-14
1