Namaku Qia
Pesta perusahaan QQ,
Lampu kristal mewah yang berada di atas ballroom ini begitu mempesona. sinarnya berpendar dengan indah. Selaras dengan kemewahan para undangannya. Gelak tawa, senyum, dan obrolan membahas sebuah perusahaan sangat membuat pusing kepala. Dia merasa sosok orang-orang dengan gaun dan setelan jas mewah dan mahal hanya berpura-pura. Masing masing dari mereka memakai topeng masquerade. Saling menyembunyikan dan menutupi niat dari hati sendiri. Mencoba terlihat mewah dan elegan.
Meskipun ada juga yang sengaja terlihat sangat rakus dan menjadi penjilat ulung.
Qia yang hanya memakai gaun lama memang tidak terlihat bila di bandingkan dengan mereka yang memakai pakaian dari perancang terkenal. Perempuan ini tidak peduli akan tatapan aneh yang melihat dirinya tak nampak sebagai seorang kalangan elit seperti mereka. Perempuan ini terus berjalan masuk dalam kerumunan orang yang memisahkan diri masing-masing sesuai golongan. Tanpa bertanya atau pun mengeluarkan sepatah kata. Dia hanya terus mencari seseorang. Seorang lelaki.
Kakinya berhenti sejenak dan mengambil minuman dari pelayan yang lewat. Meneguknya pelan sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ballroom yang luas ini. Dengan keluasan ruangan ini tentu memberi keterbatasan pada penglihatannya. Tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap memeriksa seluruh orang dalam pesta dengan matanya.
Aku yakin meskipun dia berada dalam kerumunan orang banyak sekalipun dia pasti akan terlihat dan mencolok. Walaupun dia tidak memakai nama di dadanya pun aku pasti bisa menemukannya. Dan aku harus segera menemukannya sebelum saat itu tiba.
Sekejap tiba-tiba semua mata memandang pintu masuk ruang acara dengan rasa tegang. Mungkin dari sini aura kejam dan dingin sudah terasa saat muncul laki-laki yang memang saat kita memandangnya akan terbuai dan juga gemetar. Wajah dengan rahang kuat dan tubuh yang tegap dan berotot. Tinggi badan yang menjulang. Semuanya mengintimidasi banyak orang walaupun dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Itu dia!!
Qia mengamati sosok itu dari kejauhan. Kedua matanya menjadi tajam seperti mata elang yang tak kan berpaling walau sedetik pun pada mangsanya. Qia mengawasi dengan teliti apa saja yang di lakukan orang itu. Sesekali tangannya mengangkat gelas mendekatkan ke arah bibirnya. Menyesap minuman dari gelas martini di tangan kanannya.
Kedua mata tajam itu tiba-tiba melihat lurus ke arah Qia. Seakan berkata dengan dingin, "Kau mengawasiku?"
Dari jarak yang jauh itu, sosok lelaki itu mampu membuat Qia merasakan hawa dingin dan gelap yang muncul dari tatapan itu. Seketika, Qia membalikkan badannya dan terduduk menghadap bartender. Mencoba menenangkan diri dari rasa takut yang menghinggapinya tiba-tiba. Ia berusaha tampak baik-baik saja di antara rasa takutnya.
Fyuuhhhh ... Qia menghela nafas berat.
"Bisa minta air putih?" tanya Qia. Bartender itu mengangguk. Lalu ke belakang dan mengambilkan air putih untuk Qia. Kemudian perempuan ini meminumnya dengan cepat dan meletakkan di atas meja.
Begitu kuatkah aura lelaki itu? Sehingga dari kejauhan saja mampu membuatku sesak karena hawa dinginnya. Bagaimana bisa lelaki itu mampu merasakan tatapanku dari jarak yang seperti itu. Ini tidak masuk akal! Kalau di tatapnya saja sudah membuatku sesak, bagaimana bisa aku hendak memintanya menolongku.
Otak Qia berpikir keras.
"Haloo ..." sapa seseorang yang mendekat ke arah Qia. Mata perempuan ini melirik jijik melihat laki-laki paruh baya yang barusan muncul itu. Meskipun merk setelan jasnya sangat mahal, tapi tidak mampu menutupi dirinya yang seperti orang murahan.
"Kau sengaja datang ke sini untuk menemuiku bukan?" tanya dia dengan badan sedikit bergerak-gerak tak beraturan. Mungkin dia sudah minum alkohol banyak yang membuatnya agak mabuk. Acara memang bukan baru di mulai tapi untuk mabuk jam segini sungguh tidak sopan. Jari jari bulat dan gemuk itu mulai menyentuh bahu Qia yang terbuka sedikit.
Cih! Kurang ajar!
Qia menolak sentuhan itu dengan menyingkirkan tangan itu dari bahunya.
"Ayolah ... Kenapa kaku seperti itu?" Senyuman mesumnya mengembang. Qia menyesap vermouth tadi yang sudah tinggal sedikit. Menghabiskannya dan beranjak dari tempat duduk. Meninggalkan laki-laki mesum itu yang sepertinya juga mengikutinya. Namun karena dia sudah agak mabuk, dia tak mampu mengimbangi kecepatan kaki Qia.
Di salah satu kerumunan, Qia melihat tante Imelda yang menatapnya tajam.
Mungkin dia yang memberitahu keberadaanku pada pria mesum, menjijikkan, dan murahan Ferdie. Hh ... sialan!
Qia tidak mempedulikannya. Saat melihat ke belakang, Laki-laki tua itu masih mengikutinya.
Sampai kapan orang tua itu mengikutiku. Sangat tidak masuk akal. Di sekitarnya banyak perempuan tapi dia masih saja terus mengejarku.
Tanpa sadar kaki Qia mendekati sosok dengan hawa dingin dan kejam itu. Qia mengecoh laki-laki tua yang mabuk itu dengan bergabung dengan sebuah kelompok yang berkerumun. Mencoba menjadi salah satu dari mereka. Mengambil satu gelas minuman lagi dan berusaha tersenyum wajar.
"Ini anak perempuanku Tuan, Aurora.."
Tuan Erick memperkenalkan putrinya yang cantik. Mungkin dia berharap bisa menjadikan putrinya isteri Real Arkana. Karena jika berhasil, itu sungguh menguntungkan. Mendapat menantu yang sangat tangguh dan berpengaruh di negara ini. Real tersenyum ramah. Entah itu senang atau muak.Tidak ada yang mampu mengartikan senyuman itu kecuali orang-orang kepercayaannya. Qia menyimak obrolan mereka sambil mengamati Real.
"Saya permisi dulu," pamit Real undur diri sambil tak lupa tersenyum. Tubuh tinggi itu beranjak pergi. Bukannya menyapa orang-orang penting di dalam, dia malah keluar. Menuju balkon. Kaki Qia lagi-lagi melangkah tanpa komando mengikuti orang itu.
Tangannya masih memegang gelas martini.
Sesampainya di luar, Qia tidak mendapati sosok Real Arkana. Matanya beredar mengitari balkon. Tidak mungkin dia menghilang dengan sekejap. Kaki Qia mendekat ke bibir pagar balkon. Mencoba melihat ke bawah. Tubuhnya merinding ngeri.
Ini lantai 15. Tidak mungkin dia sengaja loncat ke bawah. Dan lagi dia bukan orang putus asa yang akan menjatuhkan diri dari atas gedung ini. Bukankah ini lebih pantas untukku?
Matanya menerawang jauh. Menatap kerlap-kerlip lampu kota yang indah. Menyesap lagi minuman favoritnya. Srek! Qia merasakan ada pergerakan di belakangnya. Lamunannya buyar. Tubuhnya menegang. Jantungnya terpompa cepat. Jari-jarinya menggenggam, menahan gemetar yang dirasakannya. Gelasnya juga bergerak-gerak membuat riak kecil pada minuman berwarna putih bening itu. Giginya menggigit bibir bawah. Mencemaskan diri sendiri.
Siapa itu?
Perlahan Qia memutar tubuhnya dengan waspada dan berhati-hati. Akhirnya dia tahu pergerakan apa yang ada di belakangnya tadi. Di depannya bukan pemandangan seperti apa yang di bayangkan barusan, tapi tetap saja rasanya mencekam. Sosok yang di cari dan di ikutinya tadi berdiri tegak di depannya sekarang. Matanya yang kecoklatan menatap tajam. Seolah menusukkan senjata ke tubuh Qia.
.......
.......
...B E R S A M B U N G...
...Promo...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
masih menyimak
2023-10-18
0
Nanih Pemil
mampir kk thor
2023-01-16
0
Citra Belawa Tehnik
msh nyimak
2022-07-30
0