Di dalam kamar yang bernuansa feminim, berwarna pastel, suasananya tenang dan hanya ada lampu tidur yang digunakan untuk menerangi kamar Hana yang remang remang.
Malam semakin larut tapi ia masih larut dalam fikirannya sendiri. Anaknya sudah lama tertidur, tetapi entah mengapa matanya sangat sulit untuk terpejam.
Di tengah lamunannya Hana begumam di dalam hati " ya Allah semoga langkah yang aku ambil kedepannya ini adalah pilihan terbaik. Mudahkanlah hambamu ya Allah. Semoga engkau membimbing hamba agar dapat bertemu dan bersatu kembali dengan suamiku ya Allah aamiin." Lalu menarik nafas panjang.
Dan tak lama setelah itu matanya perlahan tertutup pertanda ia telah tertidur. Hari ini adalah tepat seminggu setelah kedatangan Ibu mertuanya berkunjung. Besok ia dan Jihan akan berangkat ke Jakarta pada pukul 08.00 pagi.
Kalista telah memberi kabar kepada Paman dan Bibinya bahwa sahabatnya akan tinggal di rumah mereka sampai Hana bertemu dengan suaminya. Respon mereka sangat senang karena katanya rumah mereka tidak akan lagi terasa sepi.
Flashback on
Pagi itu di butik Kalista seperti biasa mereka melayani para pelanggan yang datang. Tapi Hana dipanggil oleh Kalista keruangannya sekarang. Hana yang sedang berjaga dikasir memanggil temannya untuk menggantikannya untuk berjaga sementara.
Tok tok tok, Hana mengetuk pintu ruangan Kalista.
"Masuk!"
"Ada apa kamu manggil aku Lis?"
"Gini, kan kamu bilang lusa udah mau berangkat ke Jakarta aku pengen ngabarin kamu kalau aku udah ngabarin Paman ama Bibi aku dan mereka nggak masalah kalau kamu tinggal di rumah mereka malahan katanya mereka sangat bahagia kalau ada yang nemanin mereka disana. Supaya rumah nggak lagi sepi katanya."
" Alhamdulillah kalau gitu Lis" kata Hana sambil tersenyum."
"Jadi lusa kamu berangkatnya jam berapa?"
" Jam 08.00 pagi aku rencananya berangkat Lis aku mau naik kereta aja untuk menghemat juga pengeluaran supaya selama disana tabungan aku cukup."
Kalista mengangguk anggukan kepalanya mendengar jawaban Hana. Ia membuka laci nya dan mengambil amplop berisi uang yang telah ia siapkan untuk Hana. Seperti janjinya dulu ia akan membantu Hana.
"Han nih, aku ada rejeki sedikit kamu ambil yah sebagai pegangan kamu selama di Jakarta. Aku harap kamu terima pemberian aku." sambil menyodorkan amplop putih itu diatas meja.
Hana mendorong amplop itu menuju kearah Kalista" nggak usah Lis, aku tuh udah bayak nerima bantuan dari kamu. Dapat tempat tinggal di Jakarta aja aku udah syukur."
Kalista menggenggam amplop itu dan langsung memberikannya ke tangan Hana.
" Terima Han kalau kamu masih anggap aku sahabat kamu kali ini terima pemberian aku, ok"
"Makasih banyak Lista, aku pasti bakalan ngembaliin uang ini nanti, aku janji."
Kalista melotot kearah Hana dan berkata dengan nada jengkel " Hana!"
Hana terkekeh melihat ekspresi sahabatnya,
" iya deh enggak becanda doang. Kalau gitu aku mau kebawah dulu mau lanjut kerja."
"iya."
Flashback off
Adzan subuh berkumandang membuat Hana terbangun dari tidur nya. Ia merentangkan tangannya sebelum beranjak dari ranjangnya. Selepas itu ia berjalan menuju ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Selepas sholat subuh Hana melipat peralatan sholatnya dan berjalan kearah anaknya ingin membangunkannya karena hari sudah pagi dan mereka harus bersiap siap untuk berangkat ke Jakarta.
" Sayang, bangun dong udah pagi ini. Kita kan mau berangkat sayang." sambil mengelus pipi anaknya.
"Hoooaammm", Jihan menguap dan setelah itu merentangkan tangannya. Namun bukannya malah bangun, Jihan malah merubah posisi tidurnya.
" Sayang, heyy bangun dong nanti kita telat berangkatnya sayang"
" Unda ini kan macih pagi ental aja yah Jihan macih pengen bobo."
" jihann, ini udah jam berapa sayang. Ya udah deh kalau gitu kita nggak usah ke Jakarta, kita nggak usah ketemu sama Ayah" kata hana berusaha merayu anaknya.
Seketika jihan membuka matanya " ya udah yoo mandi unda" dengan ekspresinya yang menggemaskan.
Hana dan Jihan pun berjalan ke arah kamar mandi dan mandi bersama setelah itu mereka bersiap-siap untuk memakai baju. Setelah selesai berpakaian mereka menunggu Kalista karena rencanaya ia yang akan mengantarkan Hana menuju ke stasiun.
15 menit kemudian suara klakson berbunyi di depan rumah mereka. Hana mengintip melalui jendela, ternyata benar itu mobil Kalista.
" yuk sayang tante Kalistanya udah ada didepan"
Hana menyeret koper di tangan kanannya dan berjalan ke arah luar. Tak lupa ia kunci rumahnya setelah itu mereka pun berangkat menuju stasiun
15 menit kemudian mereka telah sampai di depan stasiun, Kalista mengantar Hana sampai ke dalam dan menggandeng tangan Jihan.
" Han, nanti kalau udah sampe disana kamu langsung aja ke rumahnya paman dan Bibi aku yah. Ini alamat lengkapnya." Sambil memberikan catatan kecil ke tangan Hana. Kalau kereta nya udah nyampe kamu naik taksi aja kesana jaraknya nggak terlalu jauh kok. Supir taksi nya pasti tahu alamat ini."
"Iya, makasih banyak yah Lis."Hana memeluk Lista dengan erat dan setelah beberapa saat berpelukan mereka pun melepaskan pelukan.
"Kalau udah nyampe sana kamu langsung hubungin aku yah."
" Iya, pasti aku akan langsung hubungin kamu. Kamu baik baik yah disini."
" iya pasti aku bakalan rindu sama kamu Han terutama sama si gadis kecil ini" sambil menyubit kedua pipi Jihan.
" Aduhh, cakit tanteee" kata Jihan sambil menempelkan tangannya ke pipinya
Kalista terkekeh melihat tingkah menggemaskan Jihan yang menurutnya sangat lucu.
" yaudah, aku berangkat yah Lis assalamualaikum." sambil menyeret kopernya ditangan kanan dan memegang Jihan ditangan kirinya.
" Waalaikumsalam. Hati-hati" sambil melambaikan tangannya.
Selama perjalanan mereka lebih banyak di isi dengan tidur dan sesekali mereka mengajak anaknya berbincang dan bercanda. Selama perjalanan Jihan tak pernah rewel.
Kereta yang mereka tumpangi sampai di Jakarta pada malam hari. Mereka segera mencari taksi yang akan mengantar kami ke tempat tujuan.
Akhirnya mereka mendapatkan taksi dan langsung masuk ke tempat duduk di bagian belakang.
" Ini tujuannya mau kemana mbak?" tanya supir taksi.
Hana menyodorkan selembaran kertas kecil yang tadi diberikan oleh Kalista ke arah supir taksi " pak, saya mau ke alamat ini, Bapak tahu nggak ini lokasinya dimana? anterin saya kesana yah pak."
Si Bapak supir taksi melihat lembaran yang diberikan oleh Hana dan menjawab " oh, ini mbak saya tau kok tempatnya dimana" dan si Bapak menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sedang.
"makasih pak."
" sama sama mbak."
Mobil melaju kearah rumah Paman dan Bibinya Kalista. Setelah menempuh jarak 20 menit mereka pun sampai di alamat yang dituju
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Happy reading guys nya😘😘
jangan lupa di like, komen, kasi bintang dan yang paling penting jangan lupa di vote yah guys nya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nia Khoerunnisa
hadeuhhh aku yg sakit thorr ... ceraiin ajja ke c Hanna kalo mmg g bsa lepas dari ulat buluu ..
2021-04-07
0
Arya Al-Qomari@AJK
itu otak Arlan ditaruh dimana sih???
2021-02-10
2
Akhwat Qalbi
alur ceritanya seperti sinetron Indosiar ku menangis membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku 🤣🤣
2020-12-27
11