Revandra

Setelah selesai dengan lamunannya Hana berniat untuk mandi karena badannya sangat lengket setelah seharian ini ia juga belum sempat melaksanakan sholat isya. Setelah selesai dengan mandi dan juga sholat Hana berjalan menuju kasur ikut tidur di samping anaknya untuk mengistirahatkan badannya. Belum sempat lima menit mata Hana perlahan terpejam dan mulai masuk ke alam mimpi.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Suara adzan berkumandang menandakan masuknya waktu shubuh. Hana perlahan membuka matanya.

Hana perlahan berjalan ke kamar mandi berniat untuk menyucikan diri dan melaksanakan tugasnya sebagai umat muslim. Hari ini sudah terhitung lima hari Hana di rumah Papa Surya dan Mama Ajeng.

Walaupun baru lima hari, namun Hana dan Jihan sudah sangat dekat dengan keluarga itu. Mereka sangat baik dan welcome jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuknya beradaptasi.

Hana berjalan menuruni tangga berniat untuk membuat sarapan. Di sana sudah ada bibi. Hana pun menghampirinya " pagi bi, bibi mau bikin sarapan apa?"

"Bibi mau bikin nasi goreng aja sama telur dadar mbak."

" Sini aku bantuin bikin sarapannya"

" Nggak usah mbak Hana."

" Nggak apa-apa bi, lagian Hana juga nggak ada kerjaan lain kok."

Mereka pun membuat sarapan. Hana membuat nasi goreng dan Bibi yang membuat telur dadar dan menyiapkannya di meja makan. Makanan telah tersedia di meja makan. Tak lama setelah itu Hana melihat Papa Surya dan Mama Ajeng berjalan menuruni tangga.

" Pagi Hana." kata Papa dan Mama

" Pagi Pa, pagi Ma."

" Wah, sarapannya kayaknya enak nih." kata Papa

Hana hanya tersenyum menanggapi nya.

" Anak kamu mana Nak, kok nggak ikut sarapan?" kata Mama.

" Jihan belum bangun Mah, biar nanti Jihan makan kalau udah bangun."

Namun tak lama setelah mengatakan itu terdengar suara anaknya menginterupsi.

" Undaaa huuuuu." Ia berjalan menuju kearah Mamanya sambil menangis.

" Hana menghampiri anaknya dan berusaha meredam tangis anaknya.

" Anak Bunda yang cantik ini kok bangun bangun malah nangis?"

"Jihan takut Unda, tadi bangun Jihan nggak lihat Unda. Jihan kila Unda pelgi huuuuuu."

" Bunda nggak pergi sayang nih, lihat bunda masih ada kan. Bunda nggak akan ninggalin Jihan. Tadi tuh Bunda buat sarapan jadi Bunda nggak sempet bangunin Jihan"

" Udah-udah, kalau Jihan nggak nangis lagi nanti kakek bakalan beliin Jihan boneka tedy."

Jihan langsung berhenti menangis dan menghapus air matanya dan menatap kakek Surya.

" Tapi nanti beliin Jihan boneka tedy yang besar yah kek." Kata Jihan dengan merentangkan tangannya saat menyebut boneka besar dan dengan mata yang berbinar.

Kakek Surya tersenyum melihat tingkah Jihan dan langsung berkata " iya, nanti Kakek beliin boneka besar kayak gini." Sambil merentangkan tangannya melakukan seperti yang Jihan lakukan.

"Udah sekarang mending kita sarapan dulu yah, sayang" kata Mama Ajeng.

Dan mereka semua pun melakukan sarapan dengan sesekali bercanda. Setelah selesai sarapan mereka pun melakukan aktivitas mereka masing masing.

Papa Surya dan Mama Ajeng kembali kekamar untuk mandi sedangkan Hana dan Jihan kehalaman depan berniat untuk menyiram tanaman.

Hana menyiram tanaman bunga di depannya dan sesekali bercanda dengan menyiram Jihan dengan air selang. Lama mereka bermain dan saling berlarian.

Tak jauh dari sana ada sepasang mata yang memandang mereka. Seorang lelaki berperawakan tinggi, dan gagah. Karena sangat asik berkejaran Hana tak melihat lelaki itu berjalan kearahnya.

Namun naas, Hana berniat menghindar dari kejaran anaknya ia berbalik namun tak sengaja menabrak lelaki tadi.

Dukkk...Hana merasa seperti kepalanya terbentur dengan sesuatu yang keras. Hana berjalan mundur dua langkah dan memegang kening nya yang tadi terbentur. Di usapnya keningnya.

Hana membuka matanya dan betapa terkejutnya ia melihat seorang lelaki di depannya dengan jarak yang sangat dekat. Ternyata Hana menabrak lelaki tadi. Hana perlahan berjalan mundur.

" Ya ampun saya minta maaf Mas saya tadi nggak sengaja."

" Iya, nggak apa-apa."

Jihan berjalan kearah Bundanya dan memberi aba-aba dengan tangannya agar Hana berjongkok.

" Bunda om ganteng ini siapa?" kata nya berbisik ditelinga bundanya.

Hana berbalik berbisik kepada Jihan, " Bunda juga nggak tahu." Setelah selesai berbisik Hana kembali berdiri dan bertanya kepada lelaki di depannya.

"Mohon maaf sebelumnya Mas nya ini siapa? Mas mau ketemu sama Pak Surya yah?"

" Iya, saya mau ketemu pak Surya dan Bu Ajeng" katanya sambil tersenyum.

" Oh iya, mari Mas saya anter ke dalam. Papa sama Mama ada kok di dalam."

" Sayang kamu tunggu dulu disini ya, Bunda mau antar tamu Kakek dulu ke dalam."

Revan mengernyitkan keningnya mendengar penuturan wanita didepannya.

" Iya, unda."

Hana berjalan diikuti oleh lelaki itu.

Mereka berjalan bersama ke dalam rumah sampai di ruang tamu tampak lah Papa Surya dan Mama Ajeng disana.

"Papa, Mama, nih ada yang nyariin."

Mereka pun bersamaan menoleh.

Mama langsung berbicara, "anda ini siapa?" Mama memperhatikan lelaki tadi dari atas sampai bawah. " Maaf disini tidak disediakan sumbangan. Jadi silahkan anda keluar."

" Tuan dan Nyonya lama tidak berjumpa."

lelaki tadi dengan santainya langsung duduk di sofa.

"Yang suruh kamu duduk siapa? saya sudah bilang disini tidak ada sumbangan. Pulang sana huss huss."

" Mamaaaaaa... jahat banget sih anaknya pulang bukannya disambut malah dikatain minta sumbangan. Emang tampang aku kayak peminta sumbangan apa.

" Ya, kamu nya juga pulang kerumah bisa diitung jari. Mama kira kamu udah lupa jalan pulang, kesana kemari membawa alamat."

" Ayu ting ting dong."

"Ish, dasar nih anak."

" Terus kenapa pagi-pagi udah kesini emang kamu nggak kerja?" kata Papa surya memandang anaknya.

" Nggak , aku nggak masuk dulu beberapa hari ke depan. Lagian aku juga udah lama nggak pulang rumah. Kangen Mama sama Papa."

" Ya udah, kamu udah sarapan apa belum?" kata Papa.

" Belum pa."

" Ya udah, sana makan dulu. Tadi pagi Hana udah bikin sarapan."

" Oh, iya jadi lupa kenalin ini Hana. Sahabatnya Kalista."

Hana menjulurkan tangannya memperkenalkan diri " Hana."

" Revandra panggil aja Revan." Revan menatap terus ke arah Hana.

" Emm... itu... tadi... Maaf banget Mas tadi aku kiranya Mas ini tamu soalnya aku baru pertama kali lihat."

" Iya, nggak apa-apa. "

" Yaudah, sekarang kamu sarapan dulu." kata Papa.

Revan mengangguk dan berjalan masuk kearah dapur.

" Ma, jadi itu tadi anak Mama?"

" Iya, itu anak Mama. Kenapa? ganteng yah anak Mama?"

" Iya ganteng." Hana reflek berucap, "maksud Hana, emm... Hana mau kedepan dulu Jihan masih di depan sendirian." Hana langsung berbalik dan berjalan dengan terburu-buru.

Mama Ajeng tertawa melihat tingkah Hana yang menurutnya sangat lucu

*******************************

Happy reading guys nya😘😘

Bagi para pembaca jangan lupa like, komen, rate dan vote, karena dukungan kalian buat author semangat nulis.

Terpopuler

Comments

Fina Ina

Fina Ina

waduh bisa jdi hana kawin an Revan nih thor

2023-01-17

0

Shautul Islah

Shautul Islah

udah di cari apa belum itu suami koplaknya!!???

2022-12-10

0

Salma Suku

Salma Suku

Semoga aja Revan ama Hana berjodoh yaa thor...

2022-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!