Malam harinya setelah mereka semua selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga. Mama Ajeng dan Hana sedang asyik menonton serial drama India, sedangkan Jihan dan Papa Surya sedang asyik bermain. Revan tidak ada di tengah mereka karena tadi dia punya janji dengan temannya di luar. Di tengah kegiatan mereka Hana memulai pembicaraan dengan Mama Ajeng.
" Ma besok rencananya Hana bakalan mulai buat nyari Mas Arlan. Hana mau nitip Jihan sama Mama, soalnya besok Hana mau pergi pagi."
" Iya sayang Jihan sama Mama aja, biar Mama yang jagain. Mama doain semoga kamu cepat ketemu sama suami kamu."
" Aamiin."
" Kamu mau nggak Mama bantuin nyari suami kamu?"
" Nggak usah Ma, biar Hana aja nanti Mama kecapean. Aku nggak mau ngerepotin Mama."
" Bukan itu maksud Mama sayang. Maksudnya biar nanti Mama minta tolong sama Revan biar nanti Revan yang bantu kamu."
" Aduh ma, aku lebih nggak enak kalau ama Mas Revan. Mas Revan kan sibuk banget nanti ganggu kerjaannya dia. Nggak usah ma, biar Hana aja."
" Nggak apa-apa sayang lagian nanti Revan tinggal nyuruh orang kepercayaannya aja buat nyari."
" Yaudah, kalau Mama maksa aku nggak bisa nolak."
Hana memeluk Mama Ajeng dengan erat dan mama Ajeng membalas pelukan Hana sambil mengelus punggungnya.
"Makasih banyak Ma, Mama udah baik banget sama Hana."
" Iya sayang Mama ikhlas kok bantuin kamu. Mama udah anggap kamu seperti anak mama sendiri. Jadi jangan sungkan sama Mama mulai sekarang."
Ditengah kegiatan Hana berpelukan dengan Mama Ajeng Jihan tiba tiba berkata, " Unda, Nenek, Jihan juga mau dipeluk." dengan suara cadelnya yang terdengar manja.
" Nggak mau. Bunda sama Nenek nggak mau peluk Jihan."
" Undaaaa huuuuuuu." Jihan mulai menangis.
Mereka yang ada di ruang keluarga hanya tertawa melihat tingkah Jihan.
" Hana tuh lihat anak kamu tambah nangis. Kasian jangan di bencadain mulu." kata Papa.
" Iya maaf Pa. Udah sini anak Bunda. Tadi minta dipeluk kan, sini cepat biar Bunda sama Nenek peluk." Hana dan Mama Ajeng merentangkan tangannya.
Jihan segera berlari kearah Bunda dan neneknya dan langsung di hadiahi pelukan dari Hana dan Mama Ajeng. Mereka kembali bercengkerama setelah itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB. Karena sudah sangat mengantuk mereka semua kembali ke kamar masing-masing.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Selepas sholat Hana segera membuat sarapan dan mebantu Bibi berberes di dapur. Setelah selesai membantu Hana kembali ke kamar dengan Jihan untuk mandi.
Hana telah siap dengan setelan celana hitam, baju lengan panjang warna peach, kerudung pashmina yang senada dengan warna bajunya.
Hana dan Jihan berjalan kebawah. Ia mencari- cari Mama Ajeng dan Papa Surya, ternyata mereka ada di halaman depan sedang berkebun. Hana dan Jihan menghampiri mereka.
" Pa, Ma, Hana udah mau pergi. Hana titip Jihan ya."
" Iya sayang, semoga cepet ketemu sama suami kamu." Kata Papa.
" Iya pa, kalau gitu Hana berangkat dulu yah."
" Kamu perginya naik apa sayang?" kata Mama
" Hana naik ojek online kok Ma."
" Nggak usah naik ojek sayang. Pakai mobil aja. Nanti mang Urip yang nganterin kamu."
" Nggak usah Ma."
" Bener kata Mama sayang mending kamu pergi di anter sama mang Urip. Lagian kamu juga nggak tau jalan kan? nanti kamu tersesat atau kenapa napa dijalan. Biar nanti mang Urip yang anter kamu." kata Papa
" Yaudah, Hana berangkat sama mang Urip kalau gitu."
Hana menyalami satu persatu tangan mereka. Setelah selesai Hana kembali memperhatikan anaknya dan berjongkok di depannya.
" Sayang Bunda pergi dulu ya, jangan nakal selama Bunda pergi ok."
" Iya unda, nanti pulang bawain Jihan cokelat yah."
" Iya, sayang."
"Pa, Ma, Hana berangkat. Assalamualaikum".
Hana berangkat di antar oleh mang Urip menggunakan mobil. Tujuan Hana adalah mendatangi perusahaan besar yang ada di JAKPUS satu persatu.
Sudah dua perusahaan yang Hana datangi ternyata suaminya tidak terdaftar dalam nama-nama pegawai di perusahaan itu.
Hana mendatangi perusahaan ketiga. Hana berjalan sampai ke depan meja reseptionis
untuk bertanya. Ternyata di perusahaan ketiga suaminya juga tidak bekerja di sana. Hana pun berjalan keluar dengan wajah sedih.
Hari sudah siang. waktu makan siang juga sudah lewat. Hana berjalan kearah mobil.
" Pak, kita makan siang dulu yah, Bapak juga pasti belum makan kan, kita cari rumah makan dekat sini yah, pak."
" Iya, mbak."
Mobil pun berjalan membelah jalanan kota Jakarta. Akhirnya mobil berhenti di depan rumah makan Padang. Hana dan mang Urip berjalan ke dalam. Mereka berdua makan dengan tenang. Setelah selesai membayar Hana pun keluar.
Namun diseberang jalan di depan restoran ia seperti melihat suaminya. Hana menajamkan matanya untuk melihat dengan jelas. Ternyata itu memang suaminya Mas Arlan, tetapi yang ia lihat dia sedang berjalan keluar bersama dengan seorang wanita cantik yang memegang lengannya.
Hana berniat untuk menyeberang namun kendaraan sangat padat. Ia berusaha meanggil suaminya namun yang ia lihat dia sudah masuk ke dalam mobil.
Hana bergegas kembali ke dalam mobil dan menyuruh mang Urip mengikuti mobil yang tadi dilihatnya. Hana berusaha mengikuti kemana mobil itu pergi namun ia kehilangan jejak karena mobil terhenti oleh adanya lampu merah.
Di dalam mobil Hana membuang nafas kasar dan tanpa ia sadari setetes demi setetes air matanya jatuh.
" Mas Arlan kamu ternyata tidak kenapa-napa. Tapi kenapa kamu nggak pernah pulang dan ngga bisa dihubungi."
Hana berkata didalam hati " ya Allah semoga yang aku lihat tadi tidak seperti yang aku fikirkan."
Lama Hana menangis di dalam mobil. Mang Urip hanya diam menatap Hana di balik kaca. Mobil berjalan semakin jauh membelah jalanan kota Jakarta.
" Mang kita langsung pulang aja yah, besok kita lanjut lagi. Mang Urip pasti juga udah capek seharian ini nganterin Hana."
" Nggak capek kok mbak. Mang udah biasa dulu nganterin Bapak kemana-mana"
" Nggak apa-apa mang. Kita langsung pulang aja. Tapi sebelum itu kita mampir ke indomaret dulu ya."
Sore hari Hana baru sampai rumah. Hana berjalan ke dalam dengan gontai. Hana berjalan masuk tapi keadaan rumah sangat sepi. Hana langsung menuju dapur ingin bertanya kepada bibi kemana semua orang.
" Bibi, Mama sama Papa kemana? Jihan juga nggak ada?"
" Ibu sama Bapak tadi bawa Jihan ke mall mbak. Katanya mau bawa Jihan main."
" Oh, gitu. Makasih ya bi saya keatas dulu."
" Iya, mbak."
Hana langsung menuju ke kamarnya. Ia ingin membersihkan badannya yang lengket. Selepas mandi dan berpakaian Hana berjalan kearah kasur untuk mengistirahatkan badannya karena letih seharian ini. Ia pun perlahan menutup matanya dan terlelap ke alam mimpi.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
happy reading guys😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Fina Ina
pasti hana kecewa
2023-01-17
0
Shautul Islah
nangis lagi thor 😭😭😭😭😭
2022-12-10
0
Nia Khoerunnisa
kan kan gitu ya kelakuan ulat bulu nemplok ajja di lengan lakik org .. pelakor emg g tau diri g ada akhlak .. masih bnyak kali cwo d luar sana yg ganteng dsb ... knp mesti suami org sih ... pgn gua tabok ajja tuh c ulat bulu . atau gua bakar
2021-04-07
1