Indah tampak tertidur sambil memeluk Arlan, sedangkan Arlan tidak bisa menutup matanya memikirkan masalah yang menimpanya dan bagaimana ia akan menjalaninya nanti. Sampai pagi matanya tidak bisa terpejam.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Malam itu Hana merasa sangat resah, entah apa yang membuatnya seperti ini. Hana merasa gelisah dan yang ada difikirannya hanya Mas Arlan. Dia merasa telah terjadi hal yang buruk yang menimpa suaminya.
Hana berjalan kearah kamar untuk mengambil handphone nya. Dia ingin memastikan keadaan suaminya. Dia ingin mendengar suara suaminya untuk memastikan bahwa suaminya baik baik saja. Meredakan keresahan jiwanya.
Ditekannya nomor hp suaminya, namun bukannya diangkat malah sampai beberapa kali Hana mencoba menghubungi suaminya, namun tidak ada jawaban dari seberang sana.
Hana menghela nafas. Dia semakin resah dan gelisah. Tidak berselang lama Jihan pun menangis dan menyadarkan Hana dari keresahannya.
Hana berusaha menenangkan Jihan, namun yang ada dia semakin rewel. Dielusnya kening anaknya yang tampak berkeringat. Barulah saat itu ia sadar bahwa Jihan sedang demam. Hana sangat panik akhirnya ia pun meletakkan anaknya didalam box bayi dan ia bergegas ke dapur untuk mengambil air hangat dengan tiga handuk kecil untuk mengompres anaknya.
Hana bergegas ke kamarnya untuk mengompres Jihan. Dia mengganti pakaian anaknya dikarenakan banyaknya keringat sehingga membuat bajunya jadi basah dan badannya lengket. Setelah selesai mengganti pakaian anaknya ia pun memberikan sirup untuk pereda panas, selanjutnya mengompres jidat dan bagian ketiaknya kiri dan kanan. Dia mencelupakan lagi handuk ke dalam baskom kalau sudah agak dingin dan menempelkan kembali handuk hangat ke jidat dan ketiak anaknya. Hal itu ia lakukan sampai subuh.
Hana memasangkan termometer ke bagian ketiak anaknya untuk mengecek kembali suhu tubuhnya. Betapa leganya Hana suhunya sudah normal kembali.
Baru saja Hana terbuai di alam mimpi tapi suara adzan menyadarkannya dari tidur. Ia pun sekuat tenaga berjalan kearah kamar mandi untuk meyucikan diri. Setelah keluar dari kamar mandi di ambilnya alat sholatnya yang tersimpan di dalam lemari. Ia pun berdiri untuk melaksanakan sholat.
Setelah mengucapkan salam Hana memanjatkan doa kepada Tuhan yang Maha Esa.
"Ya Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lindungilah suami hamba di manapun ia berada dan mudahkanlah urusannya Ya Allah. Semoga engkau menjauhkannya dari mara bahaya dan kuatkanlah hamba dalam menjalani peran hamba sebagai seorang istri dan sebagai seorang ibu ya Allah. Lindungilah kami karena hanya kepadamu lah kami bergantung dan berharap ya Robbi. Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah wakina adza bannar. Aamiin ya robbal alamin."
Setelahnya Hana melipat kembali peralatan sholatnya dan menyimpannya di tempat semula. Ia pun bergegas menuju dapur untuk berberes disana. Waktu masih menunjukkan pukul 06.12. Ia melanjutkan kegiatannya berberes rumah dan selesai jam 07 pagi. Ia segera membuatkan anaknya bubur agar setelahnya ia bisa meminum obatnya agar lekas sembuh.
Di bawanya bubur yang telah dibuatnya ke dalam kamar. Ia akan menunggu anaknya bangun sambil membersihkan badan dikamar mandi. Setelah selesai mandi ia pun memakai pakaian rumah yang nyaman. Karena anaknya belum terjaga dari mimpinya Hana mengambil hp nya yang ia letakkan di atas nakas untuk mengubungi kembali suaminya.
Hana menekan nomor kontak suaminya. Nomor nya tersambung namun tak diangkat angkat juga oleh Mas Arlan. Hana jadi berfikir ada apa dengan suaminya sudah dari semalam ia mencoba menghubunginya namun tak pernah diangkat olehnya.
Namun suara anaknya membuyarkan lamunannya. Ia segera menenangkan dan mengajak anaknya berbica. Mengajaknya bermain sebagai pengalihan supaya Jihan tidak rewel. Di ambilnya makanan yang telah dibuatnya tadi diatas nakas dan menyuapi anaknya.
"Anak Bunda makan yah, setelah ini Jihan minum obat supaya cepat sembuh. yah, sayang." kata Hana sambil menyuapi anaknya.
"Aak, anak Bunda rajin banget makannya. Supaya cepet gede yah, sayangnya bunda." Betapa bahagianya Hana sudah bisa melihat kembali senyum anaknya setelah kemarin demam yang dilaluinya sehingga menyebabkan anaknya rewel dan lebih banyak menangis.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi itu di kamar hotel Indah, Arlan masih terjaga sampai pagi. Ja tidak tidur karena memikirkan masalah yang dihadapinya sekarang.
Ia bingung mau mengambil keputusan. Ia mencintai keluarga kecilnya namun sekarang ia pun harus bertanggung jawab kepada Indah atas apa yang telah ia lakukan. Namun suara dering handphone nya membuyarkan lamunannya. Di liriknya layar handphone nya ternyata yang menelepon adalah istrinya, Hana.
Namun tak urung ia angkat. Beberapa kali handphone nya berdering namun hanya ia diamkan. Ia malu untuk mengangkat telephone dari istrinya.
Sebenarnya sudah dari semalam handphone nya terus berdering. Mungkin ada lebih dari 10 kali Hana menelephone. Namun tak ia angkat takut nanti Hana mendengar suara Indah, karena dari semalam indah tak pernah merubah posisi tidurnya.
"hoaaammm" suara Indah menguap pertanda ia sudah bangun dari tidurnya. Yang ia liat pertama kali ialah wajah Arlan. Posisi mereka sekarang sangat dekat dan hanya dibalut oleh selimut. Setelah percintaan panas mereka semalam karena kelelahan mereka tak sempat memakai pakaian.
Arlan menatap Indah dan langsung bersuara,
" Cepatlah bangun karena kita akan langsung pulang ke Jakarta." Kata nya dengan nada dingin.
" Kok cepet banget Mas. Ini kan masih pagi." Biar nanti kita pulang sore aja yah." katanya dengan nada memelas.
" Kita nggak punya banyak waktu Indah. Di kantor pekerjaan numpuk. Sudah sekarang kamu mandi sana. Jam 8 kita keluar dari hotel habis itu langsung ke bandara."
Dengan jengkel Indah segera bangkit dari tidurnya dan menuju ke arah kamar mandi. Di dalam kamar mandi Indah bergumam, " kamu masih aja dingin sama aku Mas setelah apa yang telah kita lakukan. Tapi aku nggak bakalan nyerah buat dapetin kamu. Liat aja." kata Indah dengan semangat yang berkobar.
Setelah mereka berdua telah selesai mandi mereka tidak sempat sarapan karena harus segera menuju bandara.
Setelah kejadian waktu itu di Makassar hubungan mereka semakin dekat walaupun kelihatan Indah yang paling agresif, namun nasi sudah jadi bubur. Arlan harus menepati janjinya dengan bertanggung jawab kepada Indah. Hubungan mereka berdua di restui oleh pak herlambang karena Arlan termasuk lelaki yang cerdas, disiplin dan kompeten. Jadi tidak heran mereka diberikan restu. Mereka menikah tanpa memberitahu identitas Arlan yang sebenarnya kepada Pak Herlambang. Indah yang melarang Arlan untuk memberitahukan identitasnya yang sebenarnya. Selain karena mendapat penolakan, Indah juga takut hubungan mereka tidak akan direstui oleh Papa nya.
Kini mereka telah menikah. Setahun kemudian Arlan diangkat menjadi direktur di PT Permana Grup untuk menggantikan pak Herlambang. pak Herlambang mempercayakan perusahaannya kepada Arlan karena dilihat dari hasil kerjanya yang bagus dan ia sekarang sudah menjadi menantunya, jadi menurutnya ia sudah bisa melepas jabatannya kepada menantunya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Hay guys nya jangan lupa like, vote dan comen yah untuk perbaikan apabila ada yang salah. Walaupun banyak typo, tapi semoga kakak kakak maklum yah😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Fina Ina
nex thor
2023-01-05
0
Shautul Islah
ya Allah nangis aku baca cerita ini,kan kasian hana dan anaknya.
2022-12-10
0
ayulia lestary
kurang ajar llelKi brrngsekk
aku sakit hati mewakili hati hana hiks hiks
2022-11-19
0