Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan

Mobil Arlan perlahan memasuki halaman rumah. Setelah mobil telah terparkir sempurna hana dan Revan pun turun dan berjalan memasuki rumahnya.

Revan dan Hana sampai di rumah tepat pada pukul 6 saat memasuki waktu sholat maghrib. Hana berjalan di depan sedangkan Revan mengikuti di belakangnya.

Di ruang keluarga ada Mama, Papa dan Jihan. Mereka menatap penuh selidik dua orang yang berjalan memasuki rumah, karena biasanya mereka akan pulang kerja pukul setengah 5.

Hana menyalami tangan Mama dan Papa secara bergantian serta ia mencium pipi gembul anaknya, sedangkan Revan langsung duduk di sofa.

" Loh, nak kok pulangnya kemaleman. Biasanya sore udah nyampe rumah?" tanya Mama

" Iya Ma tadi ada sedikit urusan di luar jadi pulangnya agak kemaleman."

" Oh, yaudah sekarang mending langsung ke kamar gih bersih-bersih, sholat, abis itu kita makan malam sama-sama."

" Iya Ma, kalau gitu Hana keatas dulu yah."

" Iya sayang."

Hana langsung berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar ia langsung mandi dan setelah itu ia segera melaksanakan sholat maghrib, mengingat waktunya juga sudah mau habis.

Selepas sholat Hana melipat perlengkapan sholatnya dan menyimpannya di lemari. Ia memakai hijabnya dan memoleskan sedikit bedak putih di wajahnya untuk sedikit menyembunyikan sembab di matanya.

Ia menuruni tangga berjalan menuju dapur. Di meja makan ia melihat semua sudah berkumpul.

" Sini nak, kita makan sama-sama."

" Iya, pa."

Hana mendudukkan bokongnya dikursi samping anaknya. Posisi Hana saat ini ia duduk di samping kiri Jihan dan Revan di samping kanan Jihan, sedangkan Mama dan Papa duduk di depan mereka.

Selama makan malam diisi dengan percakapan sederhana dan sesekali mereka tertawa akan tingkah Jihan, sedangkan Hana ia lebih banyak diam. Mama dan Papa yang sejak tadi tertawa melihat tingkah Jihan sesekali melirik kearah Hana.

Mereka merasa sejak kepulangan Revan dan Hana, tingkah Hana berbeda dari biasanya. Ia lebih banyak diam. Apakah Hana dan Revan sedang ada masalah sehingga sejak kepulangannya tadi ia lebih banyak diam.

Mama dan Papa melirik kearah revan ingin meminta penjelasan, mengapa Hana seperti itu. Namun yang di pandang hanya menggelengkan kepalanya.

Selesai makan malam Hana membantu bibi berberes di dapur, sedangkan yang lainnya kembali ke ruang keluarga.

Mama dan Papa yang sudah PW (posisi wuenak) di depan TV kembali menatap kearah Revan ingin meminta kejelasan, namun Revan malah sibuk menemani Jihan bermain. Akhirnya niat mereka untuk bertanya mereka tunda.

Setelah 10 menit barulah Hana selesai membantu Bibi berberes didapur. Ia segera berjalan kearah ruang keluarga.

" Udah selesai berberes nya sayang?"

" Iya, udah Ma."

Percakapan mereka pun berlanjut. Seperti biasa Mama akan menyetel drama serial India, drama kesukaannya. Jihan yang tampak kelelahan bermain dengan Revan akhirnya tertidur di pangkuan Revan.

" Sayang mending kamu bawa anakmu ke atas, di tidurin dikasur. Abis itu kesini lagi yah, ada yang mau Mama tanyin sama kamu."

" Iya Mah, Hana bawa Jihan keatas dulu yah."

"Iya, sayang."

Hana pun mengambil Jihan yang tertidur di pangkuan Revan. Awalnya Revan menawarkan diri untuk membantunya membawa Jihan keatas namun Hana menolak secara halus.

Setelah selesai membawa anaknya ke kamar, Hana kembali ke bawah menuju ruang keluarga.

Hana langsung duduk disamping Mama.

" Ada apa nih Ma, mau tanya apa sama Hana. kayaknya serius amat?"

Mama memandang Hana dengan dalam. Pandangan Mama tertuju pada mata Hana yang terlihat sembab seperti orang yang habis menangis. Di genggamnya tangan Hana dan di elus punggung tangannya.

" Nggak gini, Mama cuma mau nanya aja ada apa sama kamu. Kok, kayaknya habis pulang kerja tadi kamu lebih banyak diam sayang?"

"Bilang sama Mama kalau kamu ada masalah, jangan di pendam sendiri."

" Hana nggak ada masalah kok Ma."

" Kamu jangan bohong sama Mama, walaupun Mama bukan orangtua kandungmu tapi Mama tahu kamu pasti sedang ada masalah."

Hana diam sejenak, lalu menatap kearah Revan dan Revan memberikan anggukan kode agar Hana menceritakan saja masalahnya kepada Mama dan Papa.

Hana kembali memandang Mama dan Papa. Memandang mereka membuat air matanya menetes. Ia kembali menangis namun kali ini tanpa suara.

" Loh sayang kok nangis sih."

Mama segera menghapus air mata di wajah Hana menggunakan tangannya

" Ada apa sayang cerita sama Mama, Mama bakalan dengerin! "

Hana berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah dengan menggigit bibir bagian bawahnya. namun semakin ia tahan semakin sesak rasanya. akhirnya tangisnya pun pecah

" Hikss..hikkksss...mas Arlan Ma, Pa, mas Arlan"

" Iya, kenapa sayang sama suami kamu?"

Karena tak kunjung mejawab, akhirnya Mama memeluk Hana, membawanya dalam peluknya. Ia tak tega melihat tangis kesedihannya. Hana menagis sesenggukan di dalam pelukan Mama. Lama Hana menangis dan saat sudah agak mendingan ia pun kembali melanjutkan ceritanya.

Hana menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Hal itu ia lakukan berkali- kali untuk menstabilkan kembali keadaannya.

" Ja...jadi Mas Ar..lan selama setahun lebih tak memberi kabar ke Hana ternyata dia selingkuh dan telah menikah lagi."

" ya ampun, kok anak itu tega sama kamu sayang?"

" Aku juga nggak tahu Ma, Pa, tapi katanya dia sekarang menjabat sebagai seorang direktur di perusahaan milik mertuanya. Mereka menikah sudah setahun lebih."

" Tapi ini mungkin jawaban dari semua pertanyaan dan penantian aku. Mungkin ini yang terbaik buat aku dan anakku Ma, Pa."

" Iya sayang, jalan hidup manusia itu udah diatur sama yang di atas. Tuhan menunjukkan kebusukan anak itu agar kamu bisa melihat kebenarannya."

"Yang sabar ya nak, Papa tahu kamu itu wanita kuat. Papa yakin kamu pasti bisa melewati ini semua."

" Iya, semoga aja Ma, Pa."

" Jadi, apa langkah yang akan kamu lakukan sekarang Nak?"

" Aku udah memutusakan pilihan aku Pa. Tapi aku ingin bertemu dia untuk memastikan sesuatu Pa."

" Iya sayang kami akan mendukung apapun keputusan kamu nantinya. Di sini kami akan selalu ada untukmu. Ketika kamu merasa jatuh kembalilah kepada kami. Karena kita adalah keluarga."

Mendengar ucapan Mama membuatnya terharu. Ia sudah lama tak mendapatkan perhatian seperti ini selama kepergian kedua orang tuanya. Kembali Hana memeluk Mama dan tak lama setelah itu perlahan ia lepas.

" Makasih Ma, Pa, Mas Revan, selama ini udah baik banget sama aku dan Jihan. Aku udah nggak tahu lagi mau ngebalas kebaikan kalian bagaimana."

" Suutt, Mama sama Papa kan udah bilang berkali-kali kita ini adalah keluarga. Jadi sudah sepantasnya kalau ada anggota keluarga yang sedih pasti kita akan bantu. Keluarga menolong dengan iklas tanpa meminta pamrih sayang. Karena sejatinya dalam keluarga itu, kesedihanmu adalah kesedihan kami, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami."

Hana kembali tersenyum dan sedikit melupakan kesedihannya mendapat perlakuan seperti itu dari keluarga barunya. Hana merasa sangat bersyukur berada di tengah-tengah mereka.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Happy reading guys nya😘😘

Salam story from by_me

Terpopuler

Comments

bintang h

bintang h

duh thor....knp slh terus sebut nama org yeee

2022-11-11

1

Rie Satria Mahardika

Rie Satria Mahardika

kok setaun?? katanya 2 taun ga berkabar

2022-11-07

1

afikamanisih Manisih

afikamanisih Manisih

Mobil revan kak

2022-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!