Syarat dari Mas Revan

Hana langsung menuju kekamarnya. Ia ingin membersihkan badannya yang lengket. Selepas mandi dan berpakaian Hana berjalan kearah kasur untuk mengistirahatkan badannya karena letih seharian ini. Ia pun perlahan menutup matanya dan terlelap ke alam mimpi.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Hana terusik dari tidurnya. Ia merasa ada yang memanggil-manggil namanya. Perlahan ia pun membuka matanya, ternyata Jihan yang memanggilnya.

Ia pun duduk dan menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang. Ia bahagia melihat senyum sumringah yang ditunjukkan oleh anaknya. Jihan langsung menaiki kasur dan memeluk Bundanya.

" Unda unda, Jihan ceneng banget unda. Tadi Jihan dibawa jalan-jalan cama Kakek Nenek."

" Oh yah, terus tadi Jihan jalan-jalannya kemana aja sayang?"

" Jihan tadi jalan-jalan ke mall Unda. Teyus Jihan dibawa main-main. Di sana banyak banget mainannya Unda. Jihan mau nanti pelgi lagi tapi sama unda ya yah yah." Jihan memohon dengan semangat.

" Iya sayang nanti kita jalan jalan kesana sama- sama. Tapi Bunda nggak janji minggu ini ya sayang. Soalnya bunda sibuk. Ada yang bunda harus selesaikan sayang."

" Iya nggak apa-apa Unda. Acalkan Unda nepatin janji. Janji ya unda." Jihan mengacungkan jari kelingkingnya dan disambut jari kelingking oleh Jihan. Setelah melakukan itu mereka tertawa bersama.

" Oh ya, Bunda lupa tadi udah beliin pesanan anak kesayangan Bunda."

" Coklat?"

Hana mengangguk, " Coklat yeayyy." Jihan melompat-lompat di atas ranjang. Jihan sangat bahagia dengan oleh-oleh dari Bundanya.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Setelah selesai sholat maghrib Hana berjalan ke bawah dan langsung menuju ke dapur untuk membantu Bibi memasak untuk makan malam. Hana sangat fokus memasak sampai-sampai ia tak menyadari ada yang memperhatikannya memasak dari tadi di meja makan.

Saat Hana menoleh ke depan matanya tak sengaja melihat Revan yang juga memandangnya sambil menopang dagu. Hana langsung mengalihkan paandangannya dan kembali fokus memasak. Hana merasa Revan masih memandangnya, sehingga ia jadi tak fokus memasak.

Setelah selesai memasak Hana memanggil Mama, Papa dan Jihan yang sedang asyik bercengkerama di ruang keluarga.

" Ma, Pa, Jihan sayang, makanannya udah matang, yuk."

Mereka semua pun berjalan menuju meja makan dengan senyum sumringah. Soalnya sudah dari tadi mereka sangat kelaparan.

Mereka semua pun duduk di kursi masing- masing. Hana duduk di samping kiri Jihan, sedangkan Revan duduk di samping kanan Jihan.

Mereka semua makan dengan tenang. Makan malam pun selesai. Mama Papa dan Jihan kembali ke ruang keluarga sedangkan Revan masih berada di meja makan.

Hana membesihkan meja makan, namun ia merasa risih dari tadi di pandang terus sama Revan. Akhirnya ia menghentikan pekerjaannya dan memandang kearah Revan.

" Maaf sebelumnya ya, Mas Revan. Kenapa dari tadi Mas Revan lihat saya terus?"

" Emang siapa yang lihat kamu. Geer banget jadi orang."

" Dari tadi waktu masih di dapur sampe sekarang Mas Revan lihat saya terus. Kalau natap orang tuh ngedip Mas."

" Yang lihatin kamu tuh siapa. Saya cuma liatin kamu kerja doang kok, geer banget. "

" Ya, sama aja."

Hana berbalik dan bergumam pelan, " untung anaknya yang punya rumah kalau bukan udah ku colok matanya."

" Aku denger loh" Revan tertawa melihat tingkah Hana.

Hana sangat sebal dengan tingkah Revan yang menurutnya sangat menyebalkan. Hana meninggalkan Revan di meja makan sendirian. Ia berlalu menuju dapur dan membantu Bibi cuci piring.

Hana telah selesai membantu bibi cuci piring.

Dia pun berniat ingin kembali kekamarnya, namun langkahnya terhenti karena ditahan oleh Revan.

" Berhenti!"

Hana berkata dalam hati, " ya ampun nih orang dari tadi nggak pindah-pindah."

Hana sangat sebal meladeni Revan dengan malas ia mengikuti perintah Revan.

" Ada apa lagi mas revan?"

" Aku pengen bicara empat mata sama kamu."

" Mau bicara apa? besok aja yah, ini juga udah malem. Kita juga bukan muhrim mau berdua- duaan. Nanti yang ketiga setan loh."

" Ckckck, nggak bisa sekarang aja. Soalnya besok aku nggak balik kesini. Lebih baik kita ke halaman depan aja, kita bicara disana."

Dengan malas Hana mengikuti langkah Revan di belakangnya. Mereka duduk di gazebo depan rumah.

" Apa yang mau mas bicarain?"

" Ini tentang suami kamu."

Hana seketika terdiam mendengar penuturan Revan.

" Jadi kemarin Mama tuh ngasih tahu aku tentang kamu. Tujuan kamu datang ke Jakarta sampe berada dirumah ini. Mama minta tolong sama aku buat bantu kamu nyari suami kamu."

Hana hanya mengangguk dan serius mendengar penuturan Revan.

" Jadi, aku bakalan bantu kamu buat nyari suami kamu. Itu soal gampang. Suami kamu pasti bakalan cepet ketemu. Aku janji bakalan ketemuin kamu sama suami kamu. Tapi aku punya satu syarat "

Hana mengernyitkan keningnya. Dalam hati ia berkata, "ni orang pake syarat segala. Kalau emang nggak ikhlas nggak usah bantu."

" Syarat, kok pake syarat segala."

" Maaf mbak FARHANA ALMEERA tapi disini kita itu harus saling menguntungkan. Di dunia ini nggak ada yang gratis. Saya bantu kamu, tetapi kamu juga harus bantu saya."

" Kok mas tahu nama lengkap saya?" kata Hana penuh selidik.

" Hal seperti itu soal gampang. Bahkan saya tahu asal usul kamu, alamat rumah kamu, bahkan suami kamu juga saya tahu."

Hana terdiam untuk beberapa saat.

" Ok, kalau begitu terus syarat mas apa? kalau aneh-aneh saya nggak mau."

Revan tertawa mendengar penuturan Hana dengan segera ia menjawab.

" Syaratnya gampang kok, kamu cukup menjadi sekertaris sementara saya saja. Soalnya sekertaris saya itu saya tugaskan untuk memantau perusahaan cabang yang ada di daerah.

Hana lagi-lagi terdiam memikirkan penawaran dari Revan, namun tidak ada pilihan lain. Hanya dengan cara ini ia akan cepat bertemu dengan suaminya.

Hana menarik nafas dalam dan membuangnya kasar sambil berkata

" Bismillah ok, aku bakalan terima syarat dari mas Revan. Tapi kapan aku mulai kerja?"

" Kamu sudah bisa kerja besok. Kita barengan aja besok ke kantor."

" Tapi kan, saya nggak punya baju kerja. Lusa aja ya, soalnya besok baru bajunya di beli."

" Nggak usah. Saya yang beliin kamu keperluan untuk kerja. Sebentar keperluan kamu bakalan ada, jadi besok kamu bisa langsung kerja. Kamu tinggal tunggu beres saja."

Hana tercengang mendengar penuturan calon bos nya.

" I.. iya, kalau gitu terserah bos saja."

" Good girl."

Setelah mengatakan itu Revan segera berdiri dan berjalan ke dalam rumah dan meninggalkan Hana sendirian yang terlihat tak bergerak di tempat duduknya. Hana masih memikirkan tentang perjanjian yang telah ia buat dengan Revan.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Happy reading guys nya😘😘

Buat para pembaca jangan lupa di like, komen, kasih bintang atau vote guys nya karena dengan dukungan kalian akan membuat author lebih semangat buat nulis.

Salam story from by_me

makasih😘😘

Terpopuler

Comments

Fina Ina

Fina Ina

bkal seru nih thor

2023-01-17

0

Spurwani Nci

Spurwani Nci

ok thor qu suka dngn cerita ny

2022-11-21

0

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

cuekin aj s arlan...ad gantinya

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!