Setelah mereka selesai makan malam, Arlan membayar tagihan makan mereka. Setelah itu mereka berjalan keluar. Arlan dan Indah berniat untuk pulang, namun langkah kaki mereka terhenti karena hujan yang sangat deras.
Karena sudah terlalu malam Indah pun berinisiatif untuk menembus hujan dikarenakan keesokan harinya pada pukul 08.00 WITA mereka akan langsung mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis mereka dari perusahaan B yang ada di Makassar.
"Mas Arlan mending kita lari aja yuk, soalnya udah malam banget ini dan besok juga kita harus pagi pagi ketemu sama rekan bisnis kita. jadi, mending kita tembus hujan Mas. Jarak mobil juga nggak terlalu jauh kan."
Arlan tampak berfikir sejenak sebelum meng-iyakan saran dari Indah, ia pun membuka jas nya agar mereka tidak terlalu basah.
Indah terpana dengan badan kekar Arlan. Arlan memiliki bahu yang lebar walaupun memakai kemeja otot otot di bagian lengan dan perutnya itu masih dapat terlihat.
Arlan menyimpan jasnya diatas kepalanya dan kepala Indah. Jarak mereka sangat dekat sehingga badan mereka nyaris bersentuhan. Hal ini membuat Indah semakin tergila-gila dengan Arlan karena sikap Arlan yang menurutnya cool.
" Aku hitung sampai tiga lalu kita lari satu, dua, tiga, lari."
Arlan dan Indah berlari menuju mobil mereka dan masuk kedalam mobil. Walaupun sudah memakai jas Arlan sebagai pengganti payung namun, karena hujan yang sangat deras mereka tetap saja basah.
Saat mereka telah sampai di dalam mobil, Arlan menyimpan jasnya di jok belakang mobil dan menggulung lengan kemejanya ke atas karena sangat basah.
Indah juga berusaha mengeringkan badannya menggunakan tisu yang ada didalam mobil. Setelah selesai ia pun berniat ingin membantu Arlan mengeringkan badannya.
"Sini aku bantuin mas." Indah membantu Arlan mengeringkan bajunya. Ia mengeringkan di bagian lengan Arlan, lalu setelah itu dibagian lehernya dan terakhir dibagian wajah Arlan. Namun pandangan mata Indah dan Arlan tidak sengaja saling bertemu. Pandangan mata mereka saling mengunci dalam waktu yang lama.
Indah dan Arlan yang terbawa suasana dan didukung dengan hujan yang semakin deras, membuat tubuh mereka semakin lama semakin mendekat satu sama lain.
Dan hal itu pun terjadi. Arlan telah lupa dengan keluarganya. Janjinya pun ia ingkari. Ia telah menghianati janji suci pernikahan mereka.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Keesokan harinya didalam kamar hotel Arlan, ia terbangun dikarenakan adanya panggilan masuk di ponselnya. Sebenarnya ia sangat malas untuk mengangkatnya, tapi ponselnya sudah berdering berkali kali dan mengganggu tidurnya.
" Siapa sih yang menelphone di jam segini." Arlan bergumam didalam hati.
Dengan malas ia pun mengangkatnya sebelum melihat nama yang memanggil.
"Halo siapa nih?" Arlan berbicara dengan suara yang serak khas orang bangun tidur.
Orang yang menelephone Arlan marah marah dengan suara yang menggelegar. Di jauhkannya ponsel itu dari telinganya dan untuk sesaat ia baru sadar kalau yang menghubunginya itu adalah istrinya.
Segera Arlan berbicara agar istrinya tidak tambah emosi.
"Ia kenapa sayang, pagi-pagi udah menelphone"
"Mas kenapa sih dari semalam hape nya dihubungi nggak pernah diangkat?"
Arlan baru ingat kalau memang ia tidak membawa ponselnya saat ia pergi makan malam dengan Indah. Arlan kembali mengingat kejadian semalam. Arlan jadi merasa bersalah karena telah menghianati janji suci pernikahan mereka.
"Maaf kemarin ponsel aku ketinggalan di hotel. Aku kemarin seharian diluar sayang sama klien, jadinya nggak sempat menghubungi kamu"
"Terus kenapa Mas pulangnya nggak nelpon balik?" tanya Hana diseberang telephone.
"Yah, maaf kemaren tuh pas pulang dari ketemu klien aku kecapean jadinya langsung tidur sayang."
Arlan tambah merasa bersalah karena lagi lagi ia membohongi istrinya.
"Kali ini Hana maafin kamu Mas tetapi, lain kali kalau kejadian kayak gini terulang lagi aku nggak akan maafin kamu Mas"
"Iya, maaf Hanaku sayang!" Arlan berusaha untuk membujuk Hana agar emosinya reda.
"Kamu tahu nggak sih Mas kemarin aku menghubungi kamu berulang kali karena Jihan rewel banget, kayaknya dia kangen banget sama kamu. Untung kemaren aku bisa nenangin dia kalo enggak aku udah nggak tau mau ngapain lagi."
"Iya, maaf aku janji kejadian kayak gini nggak akan terulang lagi. Maafkan Mas yah, kalau gitu Jihannya mana aku pengen denger suaranya"
Hanapun meloudspeaker ponselnya dan mendekatkannya ke arah Jihan.
"Jihan ini Ayah sayang"
Jihan yang diberikan ponsel oleh Bundanya hanya memainkannya dan menggoyang- goyangkan kekiri dan kekanan sambil sesekali berceloteh riang.
Setelah lama Arlan mengajak dan mendengar suara Jihan, Hana kembali mengambil ponselnya yang dipegang Jihan. Hana kembali mengajak suaminya berbicara.
"Halo Mas kamu kapan sih pulangnya sudah setengah tahun loh kamu ke Jakarta nggak pernah pulang. Mas itu udah kayak Bang Toyib tahu, nggak pulang pulang.
Arlan hanya terkekeh mendengar perkataan Hana. Arlan akhirnya menjawab, "ia, kalau nanti pekerjaannya sudah nggak menumpuk dan aku sudah dikasi izin sama bosku pasti mas sempatin buat pulang."
"Mas" Hana merengek diseberang telephone.
"Iya sayang kenapa lagi?"
"Anu, itu Hana hmmm"
"Anu apa Hana, bicaranya yang jelas dong. Kamu kenapa?"
"Anu, Hana sebenarnya kangen banget sama kamu Mas."
Arlan terkekeh mendengar perkataan istrinya yang sangat malu untuk mengatakannya.
"Yaampun Mas kirain kamu mau minta apa, ternyata kamu kangen sama Mas yah. Pasti kangen pengen dicium yah sama suamimu yang ganteng ini?"
Wajah Hana seketika merona mendengar perkataan suaminya.
" Ihhh apaan sih Mas Hana kan jadi malu."
Arlan tertawa terbahak bahak mendengar jawaban istrinya. Menurutnya sangat asyik menggoda istrinya seperti itu.
"Ia, Mas juga kangen banget sama kamu, kangen sama Jihan. Nanti kalau pulang Mas pengen nambah anak supaya Jihan ada temen mainnya. Yah, sayang yah"
"Ih, Mas ih, mesum banget sih."
"Mesum sama istri sendiri nggak apa apa kali sayang."
"Ih, Mas Arlan dasar yah."
"Yaudah, nanti aku telepone lagi yah, soalnya jam delapan nanti aku mau ketemu sama klien."
"Iya Mas hati hati yah, di kampungnya orang. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Setelah sambungan telephone telah terputus Arlan bergegas untuk mandi karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan klien. Setelah keluar dari kamar mandi Arlan bergegas memakai setelan kerjanya hari ini. Arlan memakai kemeja berwarna putih, celana kain berwarna biru navy sesuai dengan warna jas dan dasinya yang dipakai.
Setelah selesai Arlan segera mengambil berkas berkasnya dan berjalan menuju loby hotel.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Yeay guys nya hari ini aku up lagi episode terbarunya. semoga para readers semakin suka yah sama ceritanya😘😘😘
Jangan lupa like, komen, rate dan vote yah guys.
Salam story from By_me
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
nesya
dasar laki-laki... dekat aja masih ada kemungkinan Meleng mata, apa lg kl jauh dr pasangan... hny 1 banding 100, kl ada laki-laki yg sanggup utk menjaga kesetiaan pd pasangan nya. dan alasan yg sll di gunakan pasti Sm Krn khilaf dan kesepian.
2022-11-14
0
Minarni Juita
knapa sih gk di boyong aja ke Jakarta istrinya thor
2022-11-02
0
Yadi
laki-laki mah kayak kucing, kalau udah mencium bau ikan kering pasti dah diembat, kayak si Arlan..mau maunya digoda Indah.. dan akhirnya terjadi yang seharusnya tidak boleh terjadi
2021-07-15
0