Hati yang Patah
Farhana Almeera seorang ibu rumah tangga berusia 24 tahun. Hana adalah wanita dengan rupa manis dan memakai hijab, sangat cantik ketiika tersenyum. Orang bilang kalau senyum mirip bibirnya d.o EXO, berbadan mungil, berkulit putih, tingginya sekitar 155 cm, baik, tidak banyak menuntut, namun sedikit cerewet.
Arlan Yazid Fariz adalah suami Hana lelaki yang gagah, tinggi 180 cm, memiliki mata yang tajam, hidung mancung, bibir tipis agak kemerahan dan mempunyai rahang yang tegas. Pokonya kriteria lelaki idaman wanita, namun memiliki sifat yang dingin. Walaupun sifatnya yang dingin tidak melunturkan para wanita untuk mendekatinya.
Jihan Maulida Fariz buah hati Arlan dan Hana yang sudah berusia dua tahun. Gadis kecil yang lucu dan menggemaskan. Memiliki rambut lebat panjangnya sebahu, berponi, bermata bulat, bulu mata lentik dan bibir yang tipis.
Hana dan Arlan dulunya satu kampus di kampus negeri yang ada di Kota Surabaya, namun beda jurusan. Hana lulusan Ekonomi dan Arlan jurusan manajemen bisnis.
Selepas wisudah Hana dan Arlan memutuskan untuk langsung menikah karena sudah lama berpacaran dari semester dua sampai semester akhir. Mereka juga tidak mau berlama lama berpacaran katanya nanti takut khilaf, jadi selepas wisudah mereka pun melangsungkan pernikahan. Keluarga Hana dan Arlan bukanlah dari keluarga berada, namun keuangan keluarganya cukup untuk menghidupi biaya kuliah anak mereka sampai lulus.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Kediaman keluarga Arlan
Pagi itu dikediaman keluarga kecil Arlan, Hana sudah siap untuk mengurus kepergian suaminya. Hana menyiapakan mulai dari pakaian dan berkas berkas yang dibutuhkan suaminya itu untuk keperluan melamar pekerjaan di perusahaan tempat teman Arlan bekerja.
Arlan di ajak bekerja di perusahaan tempat temannya bekerja. Temannya bekerja dibagian staff administrasi. Di perusahaan itu gajinya lumayan besar karena perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa itu termasuk perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Arlan akhirnya mengiyakan ajakan temannya untuk meningkatkan taraf kehidupan keluarga kecilnya. Arlan awalnya bekerja disebuah perusahaan kecil, dia termasuk pekerja yang disiplin dan giat dalam bekerja. Namun karena tuntutan biaya hidup akhirnya ia pun mengiyakan ajakan temannya tersebut.
"Mas nanti disana jangan lupa sholat yah. Makan yang teratur. Mas kan tahu sendiri mas punya riwayat maag." kata Hana kepada suaminya.
"Iya sayang, Mas pasti bakalan lakuin yang kamu bilang."Arlan berbicara sambil memasangkan sepatunya.
"Dan juga kalau Mas punya waktu luang hubungin aku."Hana berkata dengan mata berkaca kaca.
"Iya bawel. "Selepas memasangkan sepatunya dia bangkit untuk melihat istrinya, namun yang dilihatnya Hana malah nangis.
"Istri Mas kok cengeng amat"kata Arlan sambil menangkupkan tangannya diwajah istrinya sambil menghapus air mata yang mengalir diwajah istrinya itu.
"Hiks..hikss... istri mana yang nggak nangis kalau suaminya mau pergi"
"Hey, dengerin Mas yah. Mas pergi untuk kita sayang, sebagai kepala keluarga Mas harus bertanggung jawab untuk anak dan istri Mas. Mas pengen ngebahagiain kamu sama Jihan. Supaya hidup kita nanti bakalan cukup sayang."
"Hikss.. hikss..hikksss"Hana semakin menagis. Arlan langsung memeluk istrinya guna menenangkannya, namun yang terjadi Hana malah semakin menagis sesenggukan.
"Cup cup udah yah sayang, jangan nangis lagi. Kalau kamu nangis terus Mas malah semakin terbebani untuk kerja nantinya. Kalau nggak berhenti nangis Mas batalin nih perginya!" setelah berkata seperti itu Hana langsung meredam tangisnya.
Ardan langsung tersenyum melihat tingkah istrinya yang menggemaskan seperti anak kecil yang langsung diam diberi iming iming seperti itu.
"I..iya deh. kata Hana berbicara sesenggukan. Na..nanti kalau udah disana sering-sering video call aku sama Jihan ya.
"Iya iya mas pasti bakalan video call kamu, tapi kalau kuotanya abis mas nggak janji yah"
"Ihh Mas ihh."kata Hana sambil melepaskan peluknya.
"Bercanda sayang bercanda" sambil ketawa melihat istrinya. Tidak berselang lama sebuah mobil sedan pun memasuki area rumah Arlan.
tiit tiiiittt.. klakson berbunyi. Arlan pun bersiap siap untuk pergi, diseretnya kopernya itu menuju mobil tadi.
Arlan pamit kepada istrinya, "Mas pergi dulu yah, Mas harap selama mas pergi kamu bisa jaga diri. Jaga Jihan karena mas akan jarang pulang kerumah."
Hana hanya mengangguk mengiyakan perkataan suaminya. Dengan berat hati Hana menyaksikan kepergian suaminya dengan jarak mobil sedan itu yang semakin menjauh.
Hana berjalan memasuki rumahnya kesunyian langsung menyergap jiwanya kala suaminya tidak ada disisinya.
Hana berjalan memasuki rumahnya berniat untuk beres-beres, namun suara anak gadisnya yang baru bangun tidur langsung menginterupsi kegiatannya. Buru-buru dia menghampiri kamar anaknya.
Diliatnya anak gadisnya sudah bangun dengan posisi duduk sambil menangis.
"Ma... ma..ma.. hiks hikss."
"Iya sayang, Bunda disini. Diangkatnya tubuh anaknya. Anak Bunda laper yah , iya sayang?
kalau begitu Bunda buatin makan dulu yah."
Sambil berjalan kearah ruang keluarga dan mendudukkan anaknya di ruang keluarga.
Hana lalu mengalakan TV dan mencari siaran anak anak agar anaknya bisa anteng. Sambil berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan untuk anaknya.
"Sayang ini makan yah, habis makan, Jihan mandi ok."Jihan hanya menyahut dengan suara khas anak bayi dan berbicara bahasa yang tidak dimengerti oleh Hana. Hana hanya senyum senyum melihat tingkah menggemaskan anaknya. Sambil menyuapainya sesendok demi sesendok.
"Aak"sambil menguapi anaknya. Hana menyuapi anaknya sambil mengajaknya berbicara.
"Anak bunda makan yang banyak yah, supaya cepat besar dan jadi gadis yang pintar dan sholehah yah, sayang."
Jihan hanya senyum senyum menanggapi perkataan bundanya sambil aktif dengan dunianya sendiri.
Selepas anaknya makan, Hana pun membawa anaknya ke kamar untuk memandikannya lalu setelah itu memakaikan baju dan membawa anaknya kembali ke ruang keluarga agar Hana bisa melanjutkan kegiatannya beberes rumah.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Arlan telah sampai di Jakarta dan disambut oleh temannya Hadi Permadi. Arlan telah disiapkan rumah kontrakan karena sebelumnya Arlan menolak tawaran Hadi agar dia tinggal beberapa saat dirumah Hadi sampai dia sudah bisa beradaptasi dengan kota Jakarta. Namun Arlan menolak karena selain Hadi sudah berkeluarga Arlan juga merasa tidak enak jangan sampai merepotkan keluarga Hadi.
Arlan memperhatikan rumah kontrakan berlantai satu yang Hadi pilihkan untuknya. Tidak terlalu kecil, namun kesan asri yang dirasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki disini. Di halaman depan rumah kontrakannya banyak tanaman bunga bunga dan beberapa bangku didepannya.
"Hadi, sekali lagi aku ucapin terima kasih yah, sama lo karena lo udah baik banget sama gue sampe rumah kontrakan juga lo yang nyariin buat gue. Gue jadi ngerasa nggak enak sama lo"
"Yaelah, lo Ar kayak ama siapa aja. Sebagai sesama teman dan juga sesama alumni sudah jadi tugas gua menolong teman gua yang membutuhkan"
"Sekali lagi gue ucapin terima kasih ya sobb." sambil memeluk Hadi.
"Iya sama sama. Kalau gitu gua langsung pulang yah besok gue jemput lo pagi pagi supaya nanti gue anterin lo bawa surat lamaran lo. Langsung tidur supaya nggak bangun kesiangan. Gua pamit dulu ya sobb"
"Iya hati hati dijalan di."
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Hy guyss maapin kalau masih banyak typo dan masih banyak salah salah kata dikarenakan aku baru nyoba bikin novel dan ini novel pertama aku. semoga guys nya semua suka sama karya aku. muuuuaahhh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Fina Ina
masih nyimak thor
2023-01-05
0
Salma Suku
Hadir thor....
alur ceritanya seperti menarik...
2022-11-22
0
Hasrie Bakrie
Mampir ya
2022-11-22
0