Si Bos Pemaksa

Di sinilah aku di depan cermin memandangi penampilanku pagi ini. Memakai celana kain warna hitam, baju kemeja warna cream dilapisi blaser warna hitam dan jilbab warna hitam dilanjut dengan diriku memberikan sedikit polesan di wajahku, make up tipis dengan warna lipstick nude. Penampilanku sangat sederhana.

Pagi ini aku akan memulai kerja di perusahaan milik Mas Revan, setelah kesepakatan yang telah kami buat semalam menjadi sekertarisnya untuk sementara waktu menggantikan sekertarisnya yang di utus ke daerah untuk memantau perusahaan cabang.

Semalam Mas Revan benar-benar menepati kata-katanya. Dia benar-benar membelikanku keperluan kerja. Mulai dari kepala sampai kaki. Sangat banyak sampai-sampai lemari hampir penuh.

Setelah selesai dengan make up kuambillah tas salempang hitam dan sepatu hak tinggi 5 cm untuk kupakai. Setelah itu aku segera ke bawah untuk sarapan dan berangkat dengan Mas Revan.

" Sayang Bunda kerja dulu yah, jangan nakal, jangan buat kakek Nenek susah. Kalau Jihan nurut pulang nanti Bunda beliin Jihan es cream."

" Iya, Unda Jihan nggak nakal kok, Jihan pasti bakalan nulut cama Kakek Nenek. Tapi es cleam nya jangan lupa ya unda"

" Iya, sayang." kata Hana sambil membelai rambut dan mencium pipi anaknya.

" Ma, Pa, Hana berangkat dulu yah, Hana titip Jihan. Assalamualaikum." Hana menyalami tangan Mama dan Papa setelah itu berangkat bersama Revan.

Selama perjalanan mereka tidak banyak bicara. Mereka sibuk dengan diri sendiri. Hana lebih banyak melamun dan memandang keluar jendela, namun lamunannya terhenti saat mendengar suara bariton.

" Hana kita sudah sampai." Lama Revan menatap Hana yang tidak bergeming dari tempatnya.

"Hana kamu denger nggak sih?" Revan berbicara dengan nada suara kesal karena dari tadi dia berbicara tapi tak di dengar.

Hana langsung tersadar dari lamunannya dan menjawab.

"Bapak tadi ngomong apa?"

" Ya ampun Hana masih pagi-pagi udah ngelamun. Dari tadi saya bicara kamu nggak dengar"

" Maaf pak."

" Kita udah sampai Hana cepat turun." Dengan kesal Revan turun dari mobil dan di ikuti oleh Hana di belakangnya.

Mereka berjalan memasuki lobi kantor. Sepanjang perjalanan semua mata karyawan memandang Hana yang berjalan di belakang Sang direktur. Ada yang memandang heran, bertanya dan ada yang memandang sinis.

Mereka bertanya-tanya siapa yang bersama Sang direktur. Tidak biasanya ia di dampingi wanita mengingat Sang direktur termasuk laki- laki yang tidak gampang di dekati.

Hana dan Revan memasuki lobi khusus petinggi perusahaan. Revan menekan angka 25, di mana ruangan direktur berada. Saat telah sampai di depan ruangan langkah Revan terhenti.

" Ini meja kamu mulai sekarang."Sambil menunjuk meja sekertaris tepat di depan ruangannya. " Setelah selesai berberes nanti langsung masuk keruangan saya." Katanya sambil berlalu menuju ruangannyaM

" Siap pak."

Setelah selesai Hana langsung menuju ke ruangan direktur. Di ketuknya pintu di depannya.

Tok tok tok , " Masuk."

Hana melangkah masuk menuju kearah Revan.

" Duduk." menunjuk kursi didepannya

" Jadi tugas kamu sekarang sebagai sekertaris adalah mengatur jadwal saya. Dan setiap pagi kamu harus melapor jadwal apa saja yang harus saya lakukan. Mengerti?. Katanya dengan mata memandang kearah Hana.

" Mengerti pak."

" Dan satu lagi setiap pagi kamu harus buatkan saya kopi dan juga menyiapkan makan siang untuk saya."

" Siap pak."

" Good girl. Kalau begitu kamu sudah bisa kembali bekerja."

Hana berdiri dan membungkukkan badannya setelah itu berjalan keluar. Hana lupa menanyakan di mana letak pantri. Ia kebingungan. Akhirnya ia berjalan mencari letak pantri. Ia berpapasan dengan seorang karyawan akhirnya ia bertanya kepada karyawan wanita itu.

" Maaf mbak, saya mau bertanya letak pantri nya dimana yah?"

" Oh, pantri nanti mbak tinggal lurus aja nanti belok kanan ampe mentok. Nah disitu tuh pantrinya"

"Makasih mbak."

" Mbak karyawan baru yah, soalnya saya baru lihat."

" Iya mbak, kebetulan saya menggantikan sekertarisnya pak direktur untuk sementara waktu."

"Oh, seperti itu. Perkenalkan nama saya Andin"

" Saya Hana mbak."

" Salam kenal Hana. Kalau kamu butuh bantuan cari saya saja."

" Iya mbak makasih."

" Kalau gitu saya duluan yah, bye."

" Bye."

Setelah Hana membuat kopi dan mengantarkannya kepada direktur Hana kembali ke meja nya untuk mengecek jadwal direktur hari ini.

Hana mengetuk pintu direktur. Tok tok tok

" Masuk."

" Permisi pak, jadwal Bapak hari ini nanti pukul 9 pagi bapak ada rapat mengenai proyek pembangunan mall di daerah Jakarta selatan dengan klien dari perusahaan C dan sorenya pada pukul 3 bapak ada janji bertemu dengan klien di restoran X untuk merencakan perpanjangan kontrak dengan perusahaan H"

" Iya, kamu atur semua keperluan yang nanti di butuhkan."

" Iya pak, kalau begitu saya permisi."

Revan hanya mengangguk tanpa memandang

kearah Hana. Hana kembali ke mejanya untuk mempersiapkan segala keperluan rapat nanti.

Setelah selesai dengan pekerjaan seharian ini. Hana jadi lebih mengerti dengan perannya sekarang. Setelah pertemuan dengan klien di restoran Hana bersiap untuk pulang karena waktu juga telah menunjukkan jam pulang kerja.

" Pak Revan saya pamit pulang duluan."

" Tunggu"

" Ada apa lagi pak, bapak memerlukan sesuatu?"

" Tidak, kamu pulang sama saya saja"

" Tapi kan katanya Bapak nggak akan pulang ke rumah"

" Saya berubah fikiran. Nggak ada bantahan ikut saya pulang."

Hana hanya mengikuti kemauan Revan karena malas juga berdebat dengannya. Mereka pun memasuki mobil dan bersama pulang kerumah.

Sesampainya di rumah Hana dan Revan menuruni mobil. Di halaman rumah ada Jihan yang bermain dengan Bibi. Jihan yang melihat Bundanya sudah pulang langsung berlari ke arahnya.

" Undaaa!" Jihan langsung memeluk bundanya tak lama setelah itu ia pun melepaskannya. Ia memandang Revan yang bersama Bundanya.

" Om Levan kok pulang cama unda?"

Revan tersenyum sambil menjawab, " iya, kan sekarang Bundanya Jihan kerja sama om, jadi om yang nganterin Bunda pulang."

" Oh, gitu jadi mulai cekalang om levan bakalan cama unda telus yah?"

" Iya sayang."

" Holeee, belalti kalau gitu mulai cekalang ada yang jagain unda dong."

Revan hanya tersenyum mendengar ocehan dari Jihan. Sedangkan Hana langsung membelalakkan matanya dan memandang kearah Revan. Revan mengangkat bahunya acuh sambil terus memandang kearah Hana.

" Unda, telus es cleamnya mana?" Jihan bertanya sambil mengangkat kedua tangannya ke arah bundanya.

" Astagfirullah, Bunda lupa sayang. Tadi bunda nggak sempat singgah beli es creamnya. Maafin Bunda yah, gimana kalau beli es creamnya besok aja."

Jihan memasang wajah sedih dan menundukkan wajahnya, karena tak di belikan es cream sama Bundanya. Hana merasa bersalah karena tak menepati janjinya.

" Gimana kalau sekarang kita pergi beli es cream nya. Gimana? Jihan mau kan?" Revan bertanya kepada Jihan.

Jihan langsung berbinar mendengar penuturan Revan dan langsung menganggukkan kepalanya.

" Jihan mau om tapi unda juga halus ikut."

Revan memandang kearah Hana untuk menunggu jawabannya.

Hana pun mengangguk mengiyakan. Ia tak tega melihat anaknya sedih.

" Tapi Bunda ganti baju dulu ya, soalnya gerah banget."

" Iya unda, jangan lama yah."

"Iya."

Segera Hana berjalan masuk ke arah rumah di ikuti oleh Revan di belakangnya. Hana langsung menuju ke arah kamarnya untuk mandi dan mengganti bajunya setelah itu ia berjalan keluar. Hana mengenakan baju gamis berwarna peach dan kerudung dengan warna yang sama dengan motif bunga-bunga di bagian pinggirnya. di sana sudah ada Revan dan Jihan di halaman rumah.

Revan mengenakan pakaian santai, celana jeans warna cream, baju warna putih, memakai topi warna cream dan memakai sepatu warna putih. Revan terlihat sangat ganteng dengan baju santainya. Hana terpana melihat penampilan Revan, namun segera Hana mengalihkan pandangannya kearah lain sambil bergumam pelan.

" Astagfirullah, Hana sadar Hana." sambil menggelengkan kepalanya.

Hana berjalan kearah Revan dan Jihan sesampainya disana Revan langsung berkata,

" Yuk, sayang kita pergi. Bunda juga udah selesai."

Hana langsung melototkan matanya kearah Revan mendengar kata terakhirnya dan lagi- lagi Revan memandang Hana dan berlalu memegang tangan Jihan menuju kearah mobil. Revan membawa Jihan ke kursi bagian belakang. Revan memberi aba-aba agar Hana duduk di depan. Awalnya Hana tidak mau tapi Revan melototkan matanya kearah Hana. Akhirnya dengan malas Hana terpaksa duduk di kursi depan.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Happy reading guys nya😘😘

jangan lupa like, comen, kasih bintang dan jangan lupa vote nya

makasih...

Salam story from by_me

Terpopuler

Comments

Fina Ina

Fina Ina

awal yang baik untuk Hana

2023-01-18

0

Spurwani Nci

Spurwani Nci

semoga hana jodoh ny revan

2022-11-21

0

Ida Maidiawati

Ida Maidiawati

revan nsksir hana nih skg plg y kermh

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!