Hana dan semua karyawan yang ada di butik Kalista bersiap siap untuk menutup butik di karenakan waktu kerja juga sudah selesai. Butik Kalista buka pada pukul 08.00 pagi dan tutup tepat pukul 04.00 sore.
Hana bersama Jihan bersiap siap untuk pulang kerumah. Hana berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan umum untuk pulang kerumahnya.
Pada pukul 04.05 Hana sudah sampai didepan halaman rumahnya. Hana dan Jihan berjalan menuju pintu, namun Hana merasa ada yang aneh pintu terbuka sedikit. Hana mulai panik ia mengira ada maling yang telah memasuki rumahnya.
Dengan pelan ia mencoba membuka pintu rumahna. Ia menggendong Jihan dan berjalan dengan pelan memasuki rumahnya namun ia tak merasa ada yang aneh dengan rumahnya.
Hana berjalan menuju kearah kamarnya, namun di dapur ia mendengar suara-suara gaduh. Hana jadi panik yang ia fikir itu adalah maling. Ia mencoba mencari alat yang keras yang bisa ia gunakan sebagai alat pelindung diri jika memang itu adalah maling.
Hana menggunakan sapu sebagai alat pelindung diri nya karena hanya itu yang ia lihat. Dalam situasi genting mungkin tongkat sapu bisa berguna. Ia pun memberi aba-aba kepada Jihan agar menutup mulutnya dan Hana mengendap- endap kearah dapur diikuti Jihan dibelakangnya yang juga menendap-endap sambil menutup mulutnya menggunakan tangannya.
Saat ia mengintip kedalam dapurnya ia melihat punggung seseorang. Ia sangat syok dan langsung berteriak," maling, maling, maling." Sambil mengacungkan tongkat sapu yang dipegangnya.
Orang itu pun berbalik. Kayaknya dia juga kaget karena mendengar teriakan Hana. Ia langsung berkata, " mana, mana malingnya?" sambil memegang pisau dapur ditangannya.
Betapa syok nya Hana ia memang melihat orang di dapurnya tapi dia bukan maling seperti yang dipikirkannya, tetapi ternyata itu adalah Ibu mertuanya, Ibu mas Arlan.
Sapu yang dipegang Hana refleks langsung terlepas dari genggamannya.
Hana memperhatikan Ibu mertuanya dan langsung berkata," Ibu! astagfirullah Hana kirain tadi maling. Ya Allah jantung Hana hampir copot Bu." sambil mengelus elus dadanya.
"Kamu tuh, malahan jantung Ibu serasa mau copot denger teriakan kamu Hana." Katanya sambil menaruh kembali pisau di meja.
Hana berjalan ke arah Ibu mertuanya dan langsung memeluknya. Setelah selesai berpelukan Hana pun menjawab sambil tersenyum, " Maafin Hana Bu, kirain tadi maling. Mana pintu di depan ke buka lagi. Ibu udah lama datengnya? kenapa nggak hubungin Hana dulu kalau mau datang. Kalau tau Ibu mau datang Hana bisa minta isin pulang cepat sama Kalista."
"Ibu tadi sampe pas sesudah dhuhur nak. Ibu nggak mau ngerepotin kamu dengan kedatangan Ibu. Kamu kan juga kerja."
"Nggak ngerepotin kok Bu." Kata Hana. Hana mengalihkan pandangannya ke arah anaknya dan berkata " Sayang salim dulu sama nenek."
Jihan segera berjalan kearah neneknya dan menyalami tangan neneknya.
Neneknya pun mengelus kepala cucunya dengan sayang. Setelah itu ia berkata " cucu nya nenek makin cantik aja." Dan beralih dengan mengelus pipinya.
Jihan pun tersenyum mendengar perkataan neneknya dan menjawab dengan suara cadel.
"Maacih nenek."
"Ibu lagi ngapain tadi?"
"Ini Ibu mau buat makan malam nak, supaya nanti kamu pulang kerja kamu nggak usah masak lagi."
"Yaampun, Ibu kok repot-repot sih buatin aku makan. kan Ibu bisa tunggu aku biar aku yang masak. Ibu kan abis perjalanan jauh pasti Ibu capek. Yaudah, biar Hana aja yang lanjutin masaknya. Ibu keruang tamu aja istirahat yah."
"Nggak usah Nak, kamu kan baru pulang kerja biar Ibu aja yang nyelesaiinnya. Kamu sama Jihan mending langsung ke kamar aja bersih- bersih. Habis itu kita sholat magrib baru kita makan sama sama. Sudah mandi sana."
Dengan berat hati Hana pun mengiyakan perintah Ibu mertuanya dan berjalan kearah kamar dengan Jihan untuk membersihkan diri.
Hana memang jarang bertemu dengan Ibu mertuanya di karenakan jarak dari rumah Hana dan mertuanya sangat jauh. Ibu mertuanya tinggal di daerah perkampungan dan sibuk dengan bertani di kampung, jadi mereka jarang bertemu.
Hana adalah anak yatim piatu. Kedua orang tuanya telah berpulang ke Rahmtullah di karenakan sewaktu SMA mereka mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang
tuanya. Hana adalah anak tunggal, jadi sewaktu orang tuanya meninggal ia ikut bersama Paman dan Bibinya. Hana termasuk anak yang cerdas dan setelah lulus SMA Hana mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya dan di biayai oleh pemerintah.
Ibu mertua Hana sudah tahu kalau anaknya tak pernah lagi memberi kabar dan memberi nafkah kepada Hana. Ibu mas Arlan juga berusaha menghubungi anaknya tapi nasibnya sama dengan Hana. Ia kadang mengirimi Hana sedikit uang belanja untuk keperluannya dengan Jihan karena ia tahu menantu dan cucunya tidak punya keluarga disana. Sudah beberapa kali ia mencoba mengajak Hana dan Jihan agar mereka tinggal bersamanya saja tapi Hana menolak. Ia beralasan lebih baik menunggu suaminya dirumah siapa tahu suatu saat suaminya pulang. Alasan yang lain karena ia punya pekerjaan yang tidak bisa ditinggal dan tidak enak juga dengan Kalista yang selama ini telah membantunya.
Akhirnya mertuanya menerima keputusannya. Mertuanya sangat menyayani Hana karena Hana adalah anak yatim piatu, tetapi walaupun ia yatim piatu ia wanita yang sholehah, sopan dan hormat kepada yang lebih tua.
Selepas melaksanakan sholat maghrib mereka pun makan malam bersama. Makan malam dengan suasana yang hangat sesekali dibarengi dengan tawa. Jihan selalu membuat mereka gemas dengan tingkahnya yang lucu. Setelah makan malam selesai, Hana membersihkan meja makan dan mencuci peralatan kotor yang ada di dapur.
Hana berjalan kearah ruang tamu yang ia lihat Jihan sudah tertidur didekat neneknya yang sedang asyik menonton sinetron indonesia. Hana duduk di samping mertuanya. Mertuanya menoleh kesamping mendapati Hana sudah duduk disampingnya. Ia lantas bertanya kepada Hana.
"Sudah selesai cuci piringnya nak?"
"Iya udah Bu." Kata Hana sambil tersenyum. Hana tampak berfikir sejenak ia ingin memberitahukan niatnya ke Jakarta mencari suaminya namun takut nanti dilarang sama mertuanya. Lama ia tenggelam dalam fikirannya, akhirnya ia pun bertanya.
"Bu, sebenarnya Hana punya niatan buat nyusul mas Arlan ke Jakarta. Hana pengen nyari mas arlan bu. Ibu izinin Hana pergi yah"
"Tapi kamu kan nggak punga keluarga juga disana Nak, siapa nanti yang jagain kamu kalau kamu ke Jakarta?"
" Sebenarnya Hana ditawarin sama Kalista buat tinggal di rumah Paman dan Bibi nya soalnya mereka juga tinggalnya cuma berdua dan rumah mereka juga di daerah Jakarta Pusat. Selama hana tinggal disana Hana bakalan usahain buat nyari mas Arlan."
"Kamu kan nggak tahu Nak, suami kamu dimana. Kalau kamu nggak ketemu sama suami kamu gimana?"
"Hana yakin Hana pasti bakalan ketemu sama mas Arlan bu disana."
"Tapi kan nak kam..."belum sempat mertuanya menyelesaikan bicaranya sudah di potong oleh Hana
"Percaya Bu sama Hana. Hana pasti bisa jaga diri kok disana dan hana bakalan bawa mas Arlan pulang, ya ya ya."
Akhirnya Hana pun diberi isin oleh Ibu mertuanya untuk berangkat ke Jakarta
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Jangan lupa like, komen, dan vote yah guys nya..
happy reading..😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Purnomo
Arlan sudah ke enakan dan di burakan oleh harta..meski pada awalnya merasa bersalah PD Hanna ...munafik kau Arlan 😡😡
2022-11-18
1
Nia Khoerunnisa
aku anterin kmuu Han sklian pgn ksih bogem buat c Arlan sama c ulat bulu ...
2021-04-07
0
xiaodia
belum apa2 gue udah nyesek duluan. hadeehh 🤦♀️
2021-02-10
0