Butik Kalista

Hari ini sudah terhitung dua tahun kepergian Arlan ke Jakarta, namun entah mengapa sampai sekarang ia tak juga memberi kabar kepada keluarga nya.

Sudah setahun lebih tapi tak juga ada kabar sama sekali dari mas Arlan. Ia bagaikan mati ditelan bumi. Hana beberapa kali mencoba menghubungi Hadi teman mas Arlan yang dulu mengajaknya ke Jakarta, namun Hadi juga sama ia tak bisa dihubungi.

Selama setahun lebih Hana tak diberi nafkah oleh Arlan. Untung ia punya sahabat semasa kuliah yang menawarkannya bekerja di butik. namanya Kalista. Ia adalah sahabat Hana semasa putih abu-abu sampe masa kuliah. Butik itu dulunya dikelola oleh Ibunya Kalista namun selepas wisudah ia menggantikan Ibunya mengelola usaha butik yang telah lama dirintis. Di butik ia bekerja dibagian kasir. Hana juga diisinkan untuk membawa anaknya Jihan kebutik karena Jihan juga anak yang anteng dan menggemaskan jadi banyak yang suka sama anaknya.

Oh yah, sekarang Jihan sudah berusia 4 tahun. Ia tumbuh menjadi anak gadis yang lucu dan menggemaskan yang memiliki paras yang sama dengan Arlan. Hanya bibirnya yang mirip dengan Hana. Ia juga sudah pandai berbicara walaupun terdengar cadel.

Siang itu di butik milik Kalista orang-orang pada sibuk melayani tamu yang datang ke butik. Hari ini pengunjungnya lumayan banyak sampe mereka lupa waktu makan siang hampir habis. Setelah para pengunjung telah selesai mereka semua pun bergegas untuk istirahat. makan siang.

Fiuhh, Hana membersihkan keringat yang mencucur di keningnya. Hana bangkit dari balik meja kasir dan berniat menuju ke arah Jihan yang sedang sibuk berlarian memutari manequin.

Hana tersenyum melihat anaknya. Ia pun berbicara," Jihan sayang!"

Jihan menoleh saat dipanggil oleh bundanya. Ia pun bergegas berlari menuju kearah Bundanya.

Hana merentangkan tangannya dan berjongkok menyamai tingginya dengan anaknya. " Anak Bunda ngapain aja tadi?" tanya Hana kepada anaknya.

Jihan tadi main putel-putel unda. Jihan mutelin kakak antik itu. Jihan menunjuk manequin yang dianggap kakak cantik oleh Jihan karena boneka patung itu dipakaikan gaun dan juga ada rambutnya mirip sama manusia.

"Kalo gitu sekarang kita keruangannya tante Lista yuk, abis itu kita makan yah, ok."

"Ok Unda yeayy."Jawab Jihan antusias sambil loncat-loncat karena memang dia sudah kelaparan karena waktu makan siang juga lewat dari jadwal biasanya.

Hana dan Jihan berjalan ke arah ruangan Kalista yang berada dilantai dua. Lantai dua digunakan sebagai tempat istirahat.

Tok tok tok. Hana mengetuk pintu ruangan Kalista dan diberi izin untuk masuk. Hana dan Jihan berjalan kedalam dan duduk di sofa panjang didekat meja kalista.

Jihan langsung berlari ke dalam dan menyapa Kalista. "Ante!" sambil berlari kearah sofa dan loncat loncat diatasnya.

Lista menjawab sapaan jihan dengan tersenyum. "Ia sayang" setelah itu kembali mengerjakan laporannya.

"Lista, kamu udah makan atau belum?"

"belum nih, aku belum sempat mesan makanan soalnya aku lagi ngerjain laporan pemasukan bulan ini." kata Lista

"Yaudah, aku juga sama belum makan. Btw aku pengen mesan makanan nih, kamu mau juga aku pesenin makanan?"

"Iya pesenin aku sekalian han. aku pesan nasi ama ayam geprek aja Han."

"Oh, ok." Kata Hana sambil memesan makanan melalui gojek. Setelah beberapa lama menunggu pesanan mereka pun tiba.

"Lista makan dulu yuk, nanti makannya keburu dingn loh."

"Iya tunggu yah, dikit lagi nih."

Hana pun menyiapkan makanan mereka diatas meja. setelah 5 menit Lista pun ahirnya telah menyelesaikan laporannya dan berjalan menuju sofa.

Mereka pun sama-sama melahap makannya sambil bercerita. Setelah selesai mengantap makanan mereka pun membersihkan bekas makan mereka.

Jihan sudah beberapa kali menguap pertanda ia sudah mengantuk. " Unda Jihan mau tidul Unda." Hana membawa anaknya menuju kasur dan Hana menidurkan Jihan dikasur yang ada di dalam ruangan Kalista. setelah Jihan telah tertidur Hana berniat ingin kelantai bawah melanjutkan pekerjaannya tapi Kalista menahannya, katanya ada yang mau ia tanyakan. Lista menarik Hana kembali ke sofa dan memulai berbicara.

"Han, kamu udah dapat kabar belum tentang suamimu?"

Hana diam dalam sejenak, seperti orang yang memiliki banyak fikiran. Hana pun menjawab, "belum Lis Mas Arlan nggak bisa dihubungi. Nomornya udah lama nggak aktif. Aku udah nyoba buat hubungin temannya yang dulu ngajak mas Arlan ke Jakarta. Nomernya sih aktif kalau aku telpon tapi nggak pernah dia angkat Lis. Aku juga ngirim SMS ama temannya tapi nggak pernah dibales."

Sebenarnya, saat awal-awal kepergian suaminya, Hana sempat mengutarakan niatnya untuk menyusul suaminya ke Jakarta. Menemaninya dan mendampingi suaminya di sana. Tapi ternyata, niat baiknya ditolak oleh suaminya dengan berbagai alasan. Dan jadilah, Hana tetap di Surabaya dan setelah beberapa bulan setelahnya, suaminya sudah tidak lagi ada kabar.

Lista ikut bersedih dengan apa yang dialami oleh sahabatnya. ia pun menjawab, "kok gitu sih an, jadi suami kamu sama temannya itu nggak bisa dihubungi?"

dijawab anggukan oleh Hana.

"Kok aku ngerasa kesannya kayak ada yang di sembunyiin sih dari kamu Han. Alasannya apa coba. Masa selama kamu hubungin nggak pernah diangkat."

"Yah kenyataannya emang gitu Lis. "Hana menjawab dengan nada pelan.

"Han maafin sebelumnya yah, tapi kok aku ngerasa ada yang aneh deh sama suami kamu. Bukannya aku mau mikir yang tidak-tidak tentang suami kamu, tapi jangan sampe suami kamu ada masalah atau dia kenapa napa di Jakarta Han. Aku sebagai sahabat kamu cuma mau ngasih saran. Mending kamu nyusul gih suami kamu ke Jakarta. Cari suami kamu han."

"Gimana caranya aku mau nyusul mas Arlan ke Jakarta Lis kamu tahu sendiri kan, aku nggak tahu siapa siapa di Jakarta dan lagi aku ada jihan."

"Kalau masalah itu biar aku yang bantu Han. Bibi sama Pamanku tinggal di JAKPUS, kebetulan mereka cuma tinggal berdua. Anaknya tinggal di apartemen, katanya jarak tempat kerjanya dengan apartemennya deket. Jadi sepupu aku tinggal sendiri. Kamu bisa tinggal di rumah Paman sama Bibi aku Han. Kalau masalah uang nanti aku bantuin kamu yah yah."

"Jangan gitu Lis. Aku nggak enak sama kamu. Selama ini aku nerima banyak bantuan dari kamu. Kalau kamu bantu aku lagi nanti utang aku tambah banyak Lista."

"Aku ini sahabat kamu Hana, jadi sudah sewajarnya aku bantuin kamu disaat seperti ini. Aku bahkan udah anggap kamu seperti sodara aku sendiri."

"Tapi Lis, udah nggak usah. Mending uangnya di tabung aja."

"Nggak Han. Kamu harus terima. Aku nggak mau dengar penolakan dari kamu, ok."

Hana memandang sahabatnya dengan mata berkaca-kaca dan langsung memeluknya.

" Lista makasih banyak yah, kamu selalu ada disamping aku. Kalau nggak ada kamu aku udah nggak tau harus ngapain lagi." Kata Hana sambil berurai air mata dipelukan Kalista.

Lista mengelus punggung sahabatnya dan ia juga berurai air mata. Ikut menangis melihat kesedihan Hana.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

guys nya jangan lupa like, komen dan vote nya👌👌

semoga aku bisa up setiap hari ceritanya😘😘

Terpopuler

Comments

Fina Ina

Fina Ina

buat hana lebih cantik thor

2023-01-06

0

Shautul Islah

Shautul Islah

laki2 ga ada otak ya kayak gitu sampe lupa anak istri demi yang baru, yang kebih kaya.

2022-12-10

0

Kustriana Handayani

Kustriana Handayani

geregetan thor... sampe mulez2 bacanya....

2022-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!