Terbongkar

Meeting dengan klien dari perusahaan A selesai pada pukul 03.20. Mereka yang ada diruangan rapat keluar satu per satu.

Revan berjalan menuju ruangannya di ikuti oleh Hana di belakangnya. Senyuman tak pernah lepas dari wajah cantik Hana. Ia berharap apa yang akan dikatakan oleh Revan adalah informasi tentang keberadaan suaminya.

Revan telah masuk ke dalam ruangannya sedangkan Hana membereskan berkas-berkas yang ada di mejanya karena ia akan bersiap siap untuk pulang.

Hana menunggu di mejanya selama kurang lebih 30 menit agar ia bisa pulang bersama Revan. Revan telah keluar dari ruangannya dan memanggil Hana untuk pulang bersamanya.

Setelah masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengamannya Hana langsung bertanya kepada Revan, " Mas tadi mau ngomong apa sama Hana. Mas tadi bilang nanti aku ceritain. Emangnya tentang apa sih? aku jadi penasaran?"

Revan berdehem sebelum menjawab, " Kita mampir ke suatu tempat dulu, nanti disana baru aku ceritain sama kamu."

" Ok." Hana menjawab dengan mengangkat tangan kanannya membentuk huruf o dengan nada yang sangat antusias. Berbeda dengan Revan yang memasang tampang cemas akan berita yang nanti di sampaikan ke Hana.

Mobil Revan pun melaju menyusuri jalanan kota Jakarta yang sore itu tampak sangat padat akan kendaraan.

Mobil Revan berhenti di sebuah taman dan mereka pun turun dari dalam mobil. Hana mengikuti Revan yang berjalan di depannya menuju ke sebuah bangku kosong panjang.

Suasana taman sore itu cukup sepi, mengingat hari ini adalah hari kerja dan hanya beberapa anak muda yang nongkrong dan sedang olahraga.

Saat mereka telah sama-sama duduk. Hana sengaja duduk menghadap ke arah Revan agar ia bisa lebih jelas mendengar apa yang akan di katakan oleh nya nanti. Sedangkan Revan sengaja duduk menghadap ke depan, tak tega melihat ekspresi Hana saat ia nanti telah tau kebenarannya.

Lama Hana memandang Revan ingin memberikannya kesempatan untuk berbicara manun semenit, dua menit, tiga menit tak kunjung ia mengeluarkan suara. Akhirnya Hana berinisiatif berbicara duluan.

"Ekheemm.. Mas Revan jadi kita diam aja nih disini nggak ngomong apa apa?"

Revan memandang Hana sebentar lalu mulai menjawab, " Jadi yang aku mau ceritain ke kamu itu adalah tentang suami kamu."

Mendengar perkataan Revan barusan membuat Hana jadi tambah semangat, " Jadi Mas sudah tahu sekarang suami aku ada dimana? dia sehat sehat aja kan?"

Mendengar pertanyaan dari Hana membuatnya semakin tak tega untuk menjelaskannya kepada Hana. Revan bergumam dalam hati sambil masih memandang wajah Hana, " Suami kamu sehat sehat aja Hana. Sehat banget malahan. Aku jadi takut mengatakannya, aku takut melukai hatimu. Hatimu terlalu berharga untuk kau berikan kepada lelaki baj**gan seperti dia."

Hana yang melihat tingkah Revan yang bukannya menjawab malahan memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Membuat Hana jadi kesal sendiri.

Dengan kesal Hana mengangkat tangannya sambil menggoyangkannya kekiri dan kekanan, " Mas.. mas Revan.. haloo.."

Revan berdehem lalu menjawab," Jadi tadi siang orang suruhan aku tuh udah dapat semua informasi tentang suami kamu. Dan semua informasinya itu dia kirim langsung ke akun email aku."

Hana tampak berbinar mendengar penuturan Revan. Tak lama setelah itu Revan mengeluarkan handphonenya dan seperti sedang membuka sesuatu di handphonenya. Revan lalu memberikan handphonenya kepada Hana.

" Nih, di dalam sini semua informasi tentang suami kamu. Kamu langsung baca semuanya."

Hana langsung memberikan senyuman termanisnya kepada Revan. Setelah itu ia memulai membaca isi dari pesan itu.

Hana yang awalnya memasang senyum saat membacanya, semakin membaca ke bawah ekspresi Hana semakin berubah, dengan tangan bergetar dan air mata yang tanpa permisi jatuh membasahi pipinya. Ia membaca semuanya, sampai handphone milik Revan tak bisa lagi ia genggam. Tangannya seakan lemas seketika dan handphone Revan jatuh ke bawah.

Hana langsung memandang Revan dengan air mata yang masih mengalir di pipinya. Dengan cepat ia menghapus air matanya menggunakan tangannya.

" Mas.. Mas Revan, semua informai yang dikirim sama orang itu salah kan Mas. Nggak mungkin kan suami aku ngelakuin itu sama aku dan Jihan. Iya kan mas?"

Hana memandang Revan berharap agar revan menjawabnya dan mengatakan itu semua salah. Namun Revan hanya memandang Hana

tanpa menjawab.

" Mas Revan jawab aku mas?"

Hana meninggikan suaranya karena tak kunjung

diberi jawaban oleh Revan.

Revan yang tak tega melihat Hana seperti itu akhirnya ia hanya menjawab dengan anggukan.

" Semua itu benar Hana. "

Setelah mendengar perkataan Revan Hana semakin lemas dan air mata seakan tak mau berhenti mengalir.

" Hikss...hikss... ya Allah a...pa yang harus aku laM..kukan, ke...kenapa rasanya sangat sa...kit hiksss hikss hiksss"

Hana menangis terisak sambil memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Ja menangis menunduk sambil memegang dadanya yang terasa nyeri. Lama kelamaan ia memukul-mukul dadanya sambil masih terisak.

" Hikks...hiksss... kamu jahat mas sama aku...

aku benci kamu Mas. hikss...hiksss"

Revan yang tak tega melihat tangisan hana yang terlihat sangat memilukan sambil memukuli dadanya dengan sekali gerakan Revan memegang tangan Hana dan membawanya ke dalam pelukan.

Revan memeluk sambil sesekali menepuk pundak Hana untuk meredakan tangisnya.

" Menangislah jangan ditahan, kadang dengan tangisan akan sedikit mengurangi beban. Keluarkan semua sedihmu, ada aku di sampingmu"

Revan mengeratkan pelukannya. Jujur hatinya pedih melihat kesedihan Hana. Seharusnya ia tak melakukan tindakan dengan memeluk Hana, namun entah mengapa hati dan logika tak sejalan.

Setelah di rasa tangis Hana sudah reda, Revan perlahan melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Hana. Revan memandang wajah Hana. Penampilan Hana sangat kacau matanya sembab dan hidungnya memerah akibat terlalu lama menangis.

" Hey, dengarkan aku. Aku tahu kamu wanita yang kuat, wanita yang tangguh, kamu pasti bisa mengatasi ini."

Revan memegang wajah Hana dengan kedua tangannya. Perlahan ibu jarinya menghapus sisa air mata di wajah Hana.

" Mulai sekarang aku tak mau lagi melihatmu menangisi orang seperti dia. Air matamu terlalu berharga Hana."

" Apa yang harus aku lakukan Mas, rasanya sangat sakit, dada ini serasa sesak seperti di tusuk. Aku nggak sanggup mas."

" Hey, dengar Hana. Mulai sekarang kamu harus tunjukkan sama dia kalau kamu bukan wanita lemah, kamu harus bangkit, jangan mau terpuruk hanya karena kejadian ini. Ingat ada aku, Mama , Papa sama Jihan yang selalu ada buat kamu."

" Kami akan selalu mendukung apapun keputusan kamu nantinya. Tapi aku harap keputusanmu nantinya adalah yang terbaik untuk kamu dan untuk anakmu Jihan."

" Mas, bisa aku minta tolong"

" Apapun Hana, pasti aku bakalan bantu."

" Bantu aku buat ketemu sama Mas Arlan. aku pengen memperjelas semuanya."

" Nanti aku bakalan atur waktu agar kamu bisa ketemu sama suami kamu. Tapi mending sekarang kita pulang dulu, Jihan pasti udah nyariin kamu."

Hana menganggukkan kepalanya dan berdiri mengikuti Revan untuk pulang. Sepanjang perjalanan diisi dengan keheningan sampai mereka tiba dirumah.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Happy reading guys nya 😘

salam story from by_me

Terpopuler

Comments

Ing

Ing

tenang hana ada revan bersamamu

2022-11-19

0

Akhwat Qalbi

Akhwat Qalbi

ya Allah sedih banget

2020-12-27

0

Dewi Eka Gani

Dewi Eka Gani

sippp,,,
sy suka dg cerita yg g bertele²,,,
awalny q kira bakal kyk sinetron ikan terbang,,
tp ternyata logis n g bertele²,,,

2020-12-22

5

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Arlan ke Jakarta
2 Wawancara Kerja
3 Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4 Arlan Khilaf
5 Obat Perangsang
6 Nasi Sudah Menjadi Bubur
7 Butik Kalista
8 Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9 Berangkat ke Jakarta
10 Bertemu Keluarga Baru
11 Revandra
12 Melihat Mas Arlan
13 Syarat dari Mas Revan
14 Si Bos Pemaksa
15 Kecemburuan Arlan
16 Keegoisan Arlan
17 Wanita Simpanan
18 Titik Terang
19 Terbongkar
20 Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21 Rencana Revan
22 Liburan Bersama
23 Menceritakan Semuanya
24 Pertemuan Hana dan Arlan
25 Memanas-Manasi Arlan
26 Memata-Matai
27 makan malam
28 marah
29 pertemuan hana dan indah
30 visual pemeran
31 hilang
32 Aku menyerah
33 kamu sudah gila
34 akan kukabulkan apa maumu
35 TALAK
36 sidang perceraian
37 makan siang diluar
38 Bali
39 lagi lagi cemburu
40 Berdamai dengan keadaan
41 ungkapkan isi hati lewat lagu
42 nyeri perut
43 Abortus komplit
44 Tetaplah berada disisiku
45 Mencari kontrakan
46 Pindah rumah
47 Siapa wanita itu?
48 pertunangan Andin
49 Arlan memaksa
50 Surabaya
51 Aku mencintaimu karena Allah
52 Minta kepada yang menciptakan
53 Jangan bilang kalau aku cemburu?
54 Aku serius
55 Mendapat Restu dari Ibu
56 Genggaman Erat
57 Mulutmu Harimaumu
58 Pernah Denganmu
59 Menjahili Hana
60 Kedatangan Arlan.
61 Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62 Lagi-lagi cari masalah
63 Meyakinkan
64 Proses Seleksi
65 Saya ini Ayahnya
66 Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67 Situasinya Berbahaya
68 Bandung
69 Berburuk Sangka
70 SAH
71 Kegiatan yang Tertunda
72 Menggoda Pengantin Baru
73 Akhirnya
74 Sedih
75 Dansa
76 Lelaki dingin
77 Mimpi itu datang lagi
78 Apartemen
79 Bulan madu
80 Jadi Sebenarnya...
81 Mengungkap Rahasia
82 Lanjutan yang kemarin
83 Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84 Adik Untuk Jihan
85 Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86 Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87 WT CORP
88 Om-om
89 Lagi-Lagi Pake Syarat
90 Dua Ayah
91 Biarin Mereka Mikir Dulu
92 Pengumuman
93 Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94 Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95 Rencana Untuk Revan
96 Surprise
97 Kado Untuk Mas Revan
98 Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99 Kepercayaan dan Komunikasi
100 Kejadian Tragis
101 Ruang Operasi
102 ICU
103 Pelaku Penabrak Lari
104 Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105 Menjadi Bumerang Untuknya
106 Menangis Tanpa Suara
107 Lagi-lagi penyesalan
108 Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109 Interogasi Oleh Adik Ipar
110 Di jodohkan
111 Kontraksi
112 Baby Twins
113 Dava dan Devan
114 One step closer
115 Di Jodohkan
116 Pengumuman
117 Mystery Guest
118 Pembicaraan Serius
119 Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120 Jalan Tengah
121 SAH lah
122 Malam yang panas
123 Dava dan Devan yang Aktif
124 TAMAT
125 Pengumuman Sequel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Kepergian Arlan ke Jakarta
2
Wawancara Kerja
3
Awal Pertemuan Arlan dan Indah
4
Arlan Khilaf
5
Obat Perangsang
6
Nasi Sudah Menjadi Bubur
7
Butik Kalista
8
Meminta Izin Pergi ke Jakarta
9
Berangkat ke Jakarta
10
Bertemu Keluarga Baru
11
Revandra
12
Melihat Mas Arlan
13
Syarat dari Mas Revan
14
Si Bos Pemaksa
15
Kecemburuan Arlan
16
Keegoisan Arlan
17
Wanita Simpanan
18
Titik Terang
19
Terbongkar
20
Air Mata Ini Tak Bisa Ku Tahan
21
Rencana Revan
22
Liburan Bersama
23
Menceritakan Semuanya
24
Pertemuan Hana dan Arlan
25
Memanas-Manasi Arlan
26
Memata-Matai
27
makan malam
28
marah
29
pertemuan hana dan indah
30
visual pemeran
31
hilang
32
Aku menyerah
33
kamu sudah gila
34
akan kukabulkan apa maumu
35
TALAK
36
sidang perceraian
37
makan siang diluar
38
Bali
39
lagi lagi cemburu
40
Berdamai dengan keadaan
41
ungkapkan isi hati lewat lagu
42
nyeri perut
43
Abortus komplit
44
Tetaplah berada disisiku
45
Mencari kontrakan
46
Pindah rumah
47
Siapa wanita itu?
48
pertunangan Andin
49
Arlan memaksa
50
Surabaya
51
Aku mencintaimu karena Allah
52
Minta kepada yang menciptakan
53
Jangan bilang kalau aku cemburu?
54
Aku serius
55
Mendapat Restu dari Ibu
56
Genggaman Erat
57
Mulutmu Harimaumu
58
Pernah Denganmu
59
Menjahili Hana
60
Kedatangan Arlan.
61
Tiga Kata (kira-kira apa yah?)
62
Lagi-lagi cari masalah
63
Meyakinkan
64
Proses Seleksi
65
Saya ini Ayahnya
66
Semoga kamu adalah cinta terakhirku
67
Situasinya Berbahaya
68
Bandung
69
Berburuk Sangka
70
SAH
71
Kegiatan yang Tertunda
72
Menggoda Pengantin Baru
73
Akhirnya
74
Sedih
75
Dansa
76
Lelaki dingin
77
Mimpi itu datang lagi
78
Apartemen
79
Bulan madu
80
Jadi Sebenarnya...
81
Mengungkap Rahasia
82
Lanjutan yang kemarin
83
Aku Mau Kayak Bule Itu, Sayang!
84
Adik Untuk Jihan
85
Semoga Saja Benih Cinta Kita Akan Tumbuh
86
Adeknya Jihan Masih di Dalam Perut
87
WT CORP
88
Om-om
89
Lagi-Lagi Pake Syarat
90
Dua Ayah
91
Biarin Mereka Mikir Dulu
92
Pengumuman
93
Pertanyaan Beruntun dari Jihan
94
Lebih Baik Kita Akhiri Hubungan Ini
95
Rencana Untuk Revan
96
Surprise
97
Kado Untuk Mas Revan
98
Ini Adalah Karmanya, dan Ia Harus Menerimanya
99
Kepercayaan dan Komunikasi
100
Kejadian Tragis
101
Ruang Operasi
102
ICU
103
Pelaku Penabrak Lari
104
Buat dia merasakan sepserti apa rasanya ditabrak mobil
105
Menjadi Bumerang Untuknya
106
Menangis Tanpa Suara
107
Lagi-lagi penyesalan
108
Pak Wiratama dan Nyonya Faradilla
109
Interogasi Oleh Adik Ipar
110
Di jodohkan
111
Kontraksi
112
Baby Twins
113
Dava dan Devan
114
One step closer
115
Di Jodohkan
116
Pengumuman
117
Mystery Guest
118
Pembicaraan Serius
119
Hanya Seorang Lelaki Pecundang
120
Jalan Tengah
121
SAH lah
122
Malam yang panas
123
Dava dan Devan yang Aktif
124
TAMAT
125
Pengumuman Sequel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!