Farhana Almeera seorang ibu rumah tangga berusia 24 tahun. Hana adalah wanita dengan rupa manis dan memakai hijab, sangat cantik ketiika tersenyum. Orang bilang kalau senyum mirip bibirnya d.o EXO, berbadan mungil, berkulit putih, tingginya sekitar 155 cm, baik, tidak banyak menuntut, namun sedikit cerewet.
Arlan Yazid Fariz adalah suami Hana lelaki yang gagah, tinggi 180 cm, memiliki mata yang tajam, hidung mancung, bibir tipis agak kemerahan dan mempunyai rahang yang tegas. Pokonya kriteria lelaki idaman wanita, namun memiliki sifat yang dingin. Walaupun sifatnya yang dingin tidak melunturkan para wanita untuk mendekatinya.
Jihan Maulida Fariz buah hati Arlan dan Hana yang sudah berusia dua tahun. Gadis kecil yang lucu dan menggemaskan. Memiliki rambut lebat panjangnya sebahu, berponi, bermata bulat, bulu mata lentik dan bibir yang tipis.
Hana dan Arlan dulunya satu kampus di kampus negeri yang ada di Kota Surabaya, namun beda jurusan. Hana lulusan Ekonomi dan Arlan jurusan manajemen bisnis.
Selepas wisudah Hana dan Arlan memutuskan untuk langsung menikah karena sudah lama berpacaran dari semester dua sampai semester akhir. Mereka juga tidak mau berlama lama berpacaran katanya nanti takut khilaf, jadi selepas wisudah mereka pun melangsungkan pernikahan. Keluarga Hana dan Arlan bukanlah dari keluarga berada, namun keuangan keluarganya cukup untuk menghidupi biaya kuliah anak mereka sampai lulus.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Kediaman keluarga Arlan
Pagi itu dikediaman keluarga kecil Arlan, Hana sudah siap untuk mengurus kepergian suaminya. Hana menyiapakan mulai dari pakaian dan berkas berkas yang dibutuhkan suaminya itu untuk keperluan melamar pekerjaan di perusahaan tempat teman Arlan bekerja.
Arlan di ajak bekerja di perusahaan tempat temannya bekerja. Temannya bekerja dibagian staff administrasi. Di perusahaan itu gajinya lumayan besar karena perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa itu termasuk perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Arlan akhirnya mengiyakan ajakan temannya untuk meningkatkan taraf kehidupan keluarga kecilnya. Arlan awalnya bekerja disebuah perusahaan kecil, dia termasuk pekerja yang disiplin dan giat dalam bekerja. Namun karena tuntutan biaya hidup akhirnya ia pun mengiyakan ajakan temannya tersebut.
"Mas nanti disana jangan lupa sholat yah. Makan yang teratur. Mas kan tahu sendiri mas punya riwayat maag." kata Hana kepada suaminya.
"Iya sayang, Mas pasti bakalan lakuin yang kamu bilang."Arlan berbicara sambil memasangkan sepatunya.
"Dan juga kalau Mas punya waktu luang hubungin aku."Hana berkata dengan mata berkaca kaca.
"Iya bawel. "Selepas memasangkan sepatunya dia bangkit untuk melihat istrinya, namun yang dilihatnya Hana malah nangis.
"Istri Mas kok cengeng amat"kata Arlan sambil menangkupkan tangannya diwajah istrinya sambil menghapus air mata yang mengalir diwajah istrinya itu.
"Hiks..hikss... istri mana yang nggak nangis kalau suaminya mau pergi"
"Hey, dengerin Mas yah. Mas pergi untuk kita sayang, sebagai kepala keluarga Mas harus bertanggung jawab untuk anak dan istri Mas. Mas pengen ngebahagiain kamu sama Jihan. Supaya hidup kita nanti bakalan cukup sayang."
"Hikss.. hikss..hikksss"Hana semakin menagis. Arlan langsung memeluk istrinya guna menenangkannya, namun yang terjadi Hana malah semakin menagis sesenggukan.
"Cup cup udah yah sayang, jangan nangis lagi. Kalau kamu nangis terus Mas malah semakin terbebani untuk kerja nantinya. Kalau nggak berhenti nangis Mas batalin nih perginya!" setelah berkata seperti itu Hana langsung meredam tangisnya.
Ardan langsung tersenyum melihat tingkah istrinya yang menggemaskan seperti anak kecil yang langsung diam diberi iming iming seperti itu.
"I..iya deh. kata Hana berbicara sesenggukan. Na..nanti kalau udah disana sering-sering video call aku sama Jihan ya.
"Iya iya mas pasti bakalan video call kamu, tapi kalau kuotanya abis mas nggak janji yah"
"Ihh Mas ihh."kata Hana sambil melepaskan peluknya.
"Bercanda sayang bercanda" sambil ketawa melihat istrinya. Tidak berselang lama sebuah mobil sedan pun memasuki area rumah Arlan.
tiit tiiiittt.. klakson berbunyi. Arlan pun bersiap siap untuk pergi, diseretnya kopernya itu menuju mobil tadi.
Arlan pamit kepada istrinya, "Mas pergi dulu yah, Mas harap selama mas pergi kamu bisa jaga diri. Jaga Jihan karena mas akan jarang pulang kerumah."
Hana hanya mengangguk mengiyakan perkataan suaminya. Dengan berat hati Hana menyaksikan kepergian suaminya dengan jarak mobil sedan itu yang semakin menjauh.
Hana berjalan memasuki rumahnya kesunyian langsung menyergap jiwanya kala suaminya tidak ada disisinya.
Hana berjalan memasuki rumahnya berniat untuk beres-beres, namun suara anak gadisnya yang baru bangun tidur langsung menginterupsi kegiatannya. Buru-buru dia menghampiri kamar anaknya.
Diliatnya anak gadisnya sudah bangun dengan posisi duduk sambil menangis.
"Ma... ma..ma.. hiks hikss."
"Iya sayang, Bunda disini. Diangkatnya tubuh anaknya. Anak Bunda laper yah , iya sayang?
kalau begitu Bunda buatin makan dulu yah."
Sambil berjalan kearah ruang keluarga dan mendudukkan anaknya di ruang keluarga.
Hana lalu mengalakan TV dan mencari siaran anak anak agar anaknya bisa anteng. Sambil berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan untuk anaknya.
"Sayang ini makan yah, habis makan, Jihan mandi ok."Jihan hanya menyahut dengan suara khas anak bayi dan berbicara bahasa yang tidak dimengerti oleh Hana. Hana hanya senyum senyum melihat tingkah menggemaskan anaknya. Sambil menyuapainya sesendok demi sesendok.
"Aak"sambil menguapi anaknya. Hana menyuapi anaknya sambil mengajaknya berbicara.
"Anak bunda makan yang banyak yah, supaya cepat besar dan jadi gadis yang pintar dan sholehah yah, sayang."
Jihan hanya senyum senyum menanggapi perkataan bundanya sambil aktif dengan dunianya sendiri.
Selepas anaknya makan, Hana pun membawa anaknya ke kamar untuk memandikannya lalu setelah itu memakaikan baju dan membawa anaknya kembali ke ruang keluarga agar Hana bisa melanjutkan kegiatannya beberes rumah.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Arlan telah sampai di Jakarta dan disambut oleh temannya Hadi Permadi. Arlan telah disiapkan rumah kontrakan karena sebelumnya Arlan menolak tawaran Hadi agar dia tinggal beberapa saat dirumah Hadi sampai dia sudah bisa beradaptasi dengan kota Jakarta. Namun Arlan menolak karena selain Hadi sudah berkeluarga Arlan juga merasa tidak enak jangan sampai merepotkan keluarga Hadi.
Arlan memperhatikan rumah kontrakan berlantai satu yang Hadi pilihkan untuknya. Tidak terlalu kecil, namun kesan asri yang dirasakan ketika pertama kali menginjakkan kaki disini. Di halaman depan rumah kontrakannya banyak tanaman bunga bunga dan beberapa bangku didepannya.
"Hadi, sekali lagi aku ucapin terima kasih yah, sama lo karena lo udah baik banget sama gue sampe rumah kontrakan juga lo yang nyariin buat gue. Gue jadi ngerasa nggak enak sama lo"
"Yaelah, lo Ar kayak ama siapa aja. Sebagai sesama teman dan juga sesama alumni sudah jadi tugas gua menolong teman gua yang membutuhkan"
"Sekali lagi gue ucapin terima kasih ya sobb." sambil memeluk Hadi.
"Iya sama sama. Kalau gitu gua langsung pulang yah besok gue jemput lo pagi pagi supaya nanti gue anterin lo bawa surat lamaran lo. Langsung tidur supaya nggak bangun kesiangan. Gua pamit dulu ya sobb"
"Iya hati hati dijalan di."
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Hy guyss maapin kalau masih banyak typo dan masih banyak salah salah kata dikarenakan aku baru nyoba bikin novel dan ini novel pertama aku. semoga guys nya semua suka sama karya aku. muuuuaahhh.
"Iya sama sama. Kalau gitu gua langsung pulang yah, besok gue jemput lo pagi pagi supaya nanti gue anterin lo bawa surat lamaran lo. Langsung tidur, supaya nggak bangun kesiangan. Gua pamit dulu ya sobb."
"Iya hati hati dijalan di."
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi hari di rumah kontrakan Arlan. Sinar matahari menyusup masuk melalui gorden putih tipis sinarnya membuat Arlan mengerjap- ngerjapkan matanya karena pantulan sinar matahari. Dia melihat jam di handphone nya sudah menunjukkan pukul 06.05 WIB.
Ia pun berusaha bangun dari ranjangnya dan bergegas masuk ke kamar mandi untuk berangkat membawa surat lamarannya. Di ambilnya handuk yang masih berada didalam kopernya karena masih belum sempat untuk berberes karena semalam sudah terlalu capek jadi belum sempat merapikan pakaiannya kedalam lemari.
Setelah selesai berpakaian rapi ia pun melangkah ke depan rumahnya untuk menunggu kedatangan Hadi. Ia melangkah ke depan halaman rumahnya menuju bangku-bangku yang berada dekat tanaman bunga. Di taruhnya bokongnya dibangku itu dan memperhatikan jejeran bunga indah didepannya.
Tidak berselang lama suara handphone nya pun berdering menandakan ada yang menelepon. Ternyata yang menelepon adalah istrinya. Dengan senyum yang membingkai wajahnya digeserkannya pun layar handphone nya.
"Halo assalamualaikum Mas" kata istrinya.
"Waalaikumsalam sayang."
"Mas gimana keberangkatannya kemaren, Mas udah nyampe kan di Jakarta?"
"Iya sayang Mas udah nyampe dan kemaren alhamdulillah Mas nyampe dengan selamat. Mas di jemput sama Hadi kemaren dan langsung diantar ke kontrakan dekat dengan perusahaan tempat Mas nanti kerja."
"Gimana Mas kontrakannya?"
"Alhamdulillah kontrakannya lumayan bersih dan nyaman untuk di tinggali. Gimana sama Jihan sayang, udah bangun Jihannya?"
"Udah Mas dari tadi Jihan bangunnya. Nih, lagi main-main sama Fano."Fano adalah anak tetangga di samping rumahnya. Anak lelaki yang seumuran dengan Jihan hanya saja Fano tua 3 bulan dari Jihan.
Arlan dan Hana berbincang-bincang selagi menunggu kedatangan Hadi. Suara mobil dan klakson Hadi menyadarkan Arlan dari perbincangannya dengan Hana.
"Sayang Mas berangkat dulu yah, soalnya Hadi sudah nyampe nih."
"Iya Mas hati hati yah, dijalan dan semoga Mas ke terima kerja disana. Aamiin."
"Iya, aamiin. Mas tutup yah salam rindu mas sama Jihan assalamualaikum"
"Waalaikumsalam mas" dan tuuuttt.
Arlan pun bergegas menuju mobil Hadi. Di bukanya pintu mobil bagian depan disamping pengemudi dan mobil pun melaju menuju perusahaan yang dimaksud Hadi.
Selama perjalanan menuju kantor, Hadi dan Arlan mengisi dengan bercakap cakap dan 20 menit kemudian mereka sampai didepan perusahaan yang tinggi dan megah.
Arlan memperhatikan gedung didepannya yang sangat tinggi dan interiornya pun sangat megah . Perusahaan ini bernama PT Permana Grup. Arlan seketika takjub memandag bangunan yang sekarang dia pijak karena perusahaan ini sangat berbeda jauh dengan perusahaan yang tempatnya kerja sebelumnya.
Setelah hari itu Arlan membawa surat lamarannya. Berselang tiga hari setelahnya dia mendapat pemberitahuan bahwa dia lulus seleksi admnistrasi dan selanjutnya seleksi wawancara dilaksanakan keesokan harinya pada pukul 09.00 pagi.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Pagi hari di perusahaan PT Permana Grup.
Arlan sampai di perusahaan pada pukul 08.30 WIB dan dia berjalan memasuki gedung kantor. Arlan menggunakan setelan kemeja berwarna putih dan celana kain berwarna hitam lengkap dengan dasi berwarna hitam yang terpasang di lehernya dengan rambut disisir rapi kebelakang.
Arlan bertanya kepada bagian reseptionis. "Mbak saya Arlan hari ini mau melakukan wawancara kerja. Kira-kira di lantai berapa yah, mbak ruangannya?"
Si mbak reseptionis memperhatikan arlan dengan dalam. Rupa laki-laki di depannya sangat ganteng dan manly. Namun suara Arlan membuyarkan fokus nya.
"Mbak ruangannya di lantai berapa yah mbak?"
Barulah si mbak menjawab, "di lantai delapan Mas. Nanti sampe atas belok kanan paling ujung Mas"
"Oh, iya makasih mbak." kata Arlan sambil berjalan menuju lift.
"Ya ampuuun tuh tadi cowok ganteng amat yah, semoga aja dia ke terima kerja, supaya bertambah koleksi cogan dikantor
" kata si mbak reseptionis.
Arlan berjalan menuju lift, namun tiba-tiba ada seorang wanita dengan terburu-buru ingin memasuki lift. Namun karena sangking terburu burunya dia tidak sengaja menyenggol Arlan. Keseimbangannya pun hilang. Arlan yang melihatnya hampir jatuh langsung menahannya dengan memegangi pinggangnya.
Arlan memandang lekat-lekat wanita yang berada dalam pegangannya. Gadis ini kelihatan sangat cantik, berkulit putih langsat, memiliki mata yang agak sipit, hidung yang mancung, bibir yang tipis dan pipi agak kemerahan. Arlan tertegun sesaat melihat gadis didepannya ini.
Si gadis pun kelihatan sama tertegunnya melihat ketampanan Arlan, namun tiba-tiba Arlan langsung menyadarkan diri dan membantu si gadis berdiri kembali ke posisi semula.
"Ekhmm, makasih yah, udah bantuin aku." Kata si gadis dengan muka memerah menahan malu.
"Iya."Hanya dibalas dengan satu kata.
Mereka pun memasuki lift Arlan menekan lantai 8 dan si perempuan menekan lantai 23.
Si perempuan memperhatikan setelan lelaki disebelahnya dahinya mengernyit seperti berfikir. Akhirnya ia pun bertanya
"Mas pegawai baru yah?"
"Bukan,tapi saya mau wawancara hari ini."
"Ooh, jadi Mas mau melamar pekerjaan toh."
Arlan diam tak menghiraukan lagi wanita disampingnya.
Si wanita pun memecah kesunyian dengan bertanya lagi, "Mas namanya siapa?"
Arlan ragu untuk menjawab lama ia berfikir dan akhirnya dijawab oleh Arlan. Nama saya Arlan Yazid Fariz.
Si wanita pun mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Indah Permana.
Namun demi kesopanan Arlan pun menerima uluran tangan gadis disebelahnya itu.
Suara bunyi tiin menyadarkan mereka. Arlan pun bergegas untuk keluar, namun suara si wanita membuatnya menoleh kembali.
"Semoga kita bisa bertemu kembali dilain waktu Arlan." Kata Indah dengan senyum menghiasi wajahnya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Di sinilah Arlan didepan ruangan yang akan digunakan untuk mewawancarai para pelamar kerja. Di depan ruangan itu sudah banyak berjejer para pelamar kerja. Mereka menunggu giliran dengan hati cemas dan jantung yang berdetak lebih kencang.
Satu persatu mereka telah masuk kini giliran Arlan yang namanya dipanggil.
"ARLAN FARIZ silahkan masuk."
Arlan melangkah dengan gagah kedalam ruangan yang didalamnya berisi tiga orang dibalik meja panjang. Mereka lah yang nantinya akan memberikan pertanyaan kepada Arlan namun untungnya Arlan berhasil menjawab semua pertanyaan demi pertanyaan.
Namun tiba-tiba handphone ketua HRD berbunyi telephone dari sekertaris direktur. Segera kepala HRD mengangkatnya dan dia hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan seketika telepon pun tertutup.
Kepala HRD segera memberitahukan kepada Arlan bahwa ia telah lulus sesi wawancara dan bisa segera bekerja besok sebagai ketua manajer dikarenakan posisi ini sedang kosong.
Arlan terkejut dengan apa yang baru didengarnya segera ia bangkit dari duduknya dan menyalami orang orang yang ada di depannya. Tak lupa ucapan terima kasih ia ucapkan sebelum melangkah keluar.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Guys nya hari ini aku up lagi karena lagi semangat semangatnya buat nulis cerita karena otak lagi fres abis mandi hihihihihi😙😙😙
Di dalam ruangan direktur seorang lelaki paruh baya duduk dikursi kebesarannya. Lelaki paruh baya itu bernama Herlambang Permana. Berusia sekitar 50 tahunan namun sisa ketampanannya dimasa muda masih terlihat.
Dengan memasang wajah kesal dia menunggu kedatangan putrinya yang sudah satu jam lebih dari janji yang telah putrinya ucapkan untuk menemui Papanya. Namun sampai sekarang belum nongol batang hidungnya. Dia pun bergumam, "kemana anak nakal itu awas saja kalau sampai 10 menit kedepan dia belum juga sampai maka aku bakalan memutuskan perjodohan ini. Awas saja."
Tidak lama setelah dia ucapkan kata itu suara pintu dibuka dengan tergesa gesa.
Sang Papa hanya memasang wajah kesal kepada putrinya ini yang tidak bisa menghargai waktu dan tidak datang tepat waktu.
Ternyata yang masuk keruangan itu adalah Indah Permana gadis yang tadi ditemui Arlan di lift. yah, Indah Permana adalah anak tunggal dari pria paruh baya yang menjabat sebagai direktur di perusahaan itu.
"Kamu kemana saja Indah. Sudah dari tadi Papa tungguin kamu. Kamu tahu nggak sudah berapa lama Papa menunggu kamu?"
Indah langsung nyengir dan menjawab
"Yah, maaf Pa tadi tuh macet banget,terus sempat tadi di lantai bawah Indah hampir jatuh didepan lift untung ada orang yang tolongin aku."
"Yaudah kali ini Papa maafin kamu. Sekarang kamu duduk dulu ada yang mau Papa omongin sama kamu."
"Mau ngomongin apa Pah?"
"Begini nanti bakalan ada pertemuan dengan perusahaan C di daerah Yogyakarta dan Papa mau kamu yang wakilin Papa karena Papa lagi kurang sehat."
"Oh, iya nanti Indah bakalan gantiin posisi Papa disana tapi Indah punya satu syarat"
"Kamu ini pake syarat segala. ya, sudah apa syaratnya. kalau syaratnya tidak masuk akal Papa tidak bakalan mau memenuhi syaratnya kamu. " Kata Papanya kepada Indah.
"Jadi, kan tadi tuh aku ngomong kalau tadi tuh ada orang yang nolongin Indah dan Indah mau berbalas budi sama dia. Dia itu calon pegawai baru diperusahaan Papa. Dia hari ini di wawancara sama bagian HRD, jadi syaratnya Indah mau Papa terima lamaran kerja orang itu Pah."
Papa Indah tampak berfikir dan bertanya kepada putrinya, "emang namanya siapa?"
Indah pun menjawab, " Arlan Yazid Fariz Pah."
"Iya, nanti Papa bakalan suruh sekertaris Papa buat nyampein kepada bagian HRD untuk nerima lamaran kerja nya dia."
Indah tampak berbinar dengan ucapan Papanya, "makasih Pa. Papa memang cowok paling ganteng deh."
"Kamu tuh kalau ada maunya aja gombalin Papa. Sudah sana pulang siapin keperluan kamu. Besok kamu berangkat ke Yogyakarta sama Pak Iksan." (pak Iksan adalah sekertaris kepercayaan pak Herlambang ).
"Ih, jadi Indah diusir nih "katanya dengan mulut dimanyunkan.
Pak Herlambang hanya ketawa melihat tingkah putrinya ini. "Iya udah sana pulang!"
"Yaudah, Indah pulang yah Pah."Indah pun berjalan menuju pintu sampai punggungnya pun tak terlihat.
Di balik kursinya pak Herlambang berkata dalam hati, "sebenarnya Papa sengaja ngirim kamu kesana karena Papa berencana menjodohkan kamu sama direktur perusahaan C si Bagas. Karena Papa tau dia termasuk lelaki kompeten yang disiplin dan dapat dipercaya."
Pak Herlambang pun memanggil sekertarisnya pak Iksan agar menghubungi pihak ketua HRD agar menerima lamaran kerja atas nama Arlan Yazid fariz.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Arlan pulang dengan raut wajah yang senang karena dia hari ini di terima kerja di perusahaan besar yang ada di Indonesia.
Setelah sampai di rumah kontrakannya, arlan pun bergegas menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya. Badannya sangat lengket dan gerah seharian ini. Setelah selesai mandi dan berpakaian Arlan berniat untuk ke supermarket membeli keperluannya sehari hari.
Jarak supermarket dari rumah kontrakannya lumayan dekat dikarenakan kontrakannya di daerah pusat jadi bisa dengan berjalan kaki.
Sesampainya disana Arlan memilih bahan bahan pokok yang akan dibeli seperti beras, ikan, telur, sayur-sayuran dan keperluan yang lainnya.
Setelah dari supermarket Arlan pun bergegas menyimpan semua bahan bahan yang telah dibeli kedalam kulkas dan memasak untuk makan malamnya.
Arlan lelaki yang bisa masak karena waktu kuliah dulu dia adalah anak kos yang harus menghemat. Dan cara menghemat ya, dengan memasak sendiri. Kalau uangnya dipakai untuk membeli makan, maka uang kirimannya selama sebulan tidak akan cukup untuk keperluannya.
Setelah makanan tersedia dia pun memakan hasil masakannya dengan lahap. Setelah selesai makan dan berberes-beres, Arlan segera menghubungi istrinya bahwa dia telah bekerja di perusahaan yang sama dengan Hadi.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sudah enam bulan lamanya Arlan bekerja perusahaan itu. Walaupun masih terbilang baru namun, Arlan sudah sering memenangkan tender dengan perusahaan yang akan diajak bekerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja. Arlan sering keluar kota dengan Indah yang notabenenya anak direktur yang bertugas mewakili Papanya.
Hari ini Arlan dan Indah akan ke Makassar untuk membahas kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama untuk membahas mengenai pembangunan apartemen elit di daerah Makassar. Perusahaan pak Herlambang memang merupakan perusahaan besar yang sudah tidak diragukan lagi kredibilitasnya didunia bisnis, makanya banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik pak Herlambang.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Di Bandara Sultan Hasanuddin
Indah dan Arlan telah sampai di Bandara Sultan Hasanuddin tepat pada pukul 06.35 WITA. Arlan dan Indah bergegas menuju hotel tempat penginapan mereka.
Di hotel A Arlan dan Indah memesan dua kamar dan mereka sama sama menuju kamar masing masing.
Malamnya Indah berinisiatif untuk mengajak Arlan makan di restoran terdekat hotel.
Indah mengenakan gaun berwarna hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dandanan yang sedikit sexy dan sepatu high hells setinggi 7 cm. Ia pun bergegas menuju ke kamar Arlan. Di tekannya bell kamar hotel Arlan. Tidak berselang lama Arlan pun membuka pintu kamarnya.
Sewaktu pintu terbuka tampaklah Arlan dengan hanya memakai kimono yang menandakan Arlan baru selesai mandi.
Arlan memperhatikan Indah yang tampak cantik dan sexy dengan baju hitam yang sangat pas ditubuhnya. Namun segera ia hilangkan fikirannya itu.
"Ada apa Indah malam-malam kesini?"
"Gini Mas aku mau ajak Mas Arlan untuk makan malam diluar, katanya ada restoran bagus di dekat hotel. Nas mau yah, soalnya aku pengen banget kesana."Pinta Indah dengan memelas.
Arlan pun akhirnya mengiyakan ajakan Indah tapi dia menyuruh Indah menunggu 5 menit untuk bersiap siap.
"ia, aku tunggu Mas. Arlan tidak mengizinkan Indah masuk kekamarnya dikarenakan nanti jadi fitnah.
Setelah siap berpakaian Arlan pun berjalan bersama Indah menuju lobi hotel. Indah sudah memesan mobil untuk dipakainya dengan Arlan menuju restoran.
Setelah sampai direstoran mereka pun masuk dan memesan kursi VIP. Selama makan malam Indah selalu memperhatikan Arlan seolah terlalu terpesona dengan ketampanan Arlan. Indah sudah mengetahui bahwa Arlan sudah menikah, namun karena obsesinya kepada Arlan membutakan mata dan hatinya. Ia berniat untuk merebut Arlan dari istrinya bagaimana pun caranya.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Hy guys si pelakor udah muncul nih, gimana kelanjutannya antara Hana, Arlan dan Indah. jangan lupa like yah guys😙😙😙
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!