Anak Genius: Papah We Love You
Derasnya hujan tak menghalangi langkah Gendis, dia bahkan berlari secepat mungkin ketika mendapatkan kabar duka, teriakan ibu dan adik tirinya tak lagi dihiraukan
Jalanan yang menanjak membuatnya harus mengatur nafas, dia melihat telah berbaris karangan bunga duka cita, hatinya bergetar, sudut matanya memerah menahan air mata
Nafas Gendis terengahengah ketika sampai di depan gerbang utama sebuah rumah, satu-satunya rumah mewah di desa itu. Air matanya tak lagi dapat dibendung, Tuan Pratama satu-satunya orang yang peduli dan baik padanya kini telah terbujur kaku di sebuah peti
"Nak kamu basah kuyup, ayo masuk, ganti baju dulu yah di kamar bibi, " ucap bi Imah, salah satu asisten rumah tangga yang sangat dipercayai oleh Tuan Pratama, Gendis hanya mengangguk, seluruh tenaganya seakan ditarik keluar, baru kemarin dia bertemu dan bersenda gurau dengan Tuan Pratama
Gendis Ayu adalah seorang yatim piatu, di usianya delapan tahun ibunya meninggal karena sakit, tak berselang lama ayahnya menikah dengan seorang janda yang telah memiliki seorang anak
Saat menginjak usia 12 tahun ayahnya meninggal karena kecelakaan, sejak itu dia hidup bersama ibu dan Adik tirinya, Gendis sebenarnya berasal dari keluarga cukup berada di desanya, tapi karena sifat boros ibu tirinya membuat harta peninggalan orang tuanya perlahan-lahan habis dijual oleh ibu tirinya yang malas bekerja
Beruntung Gendis gadis yang pintar dalam bidang akademis, sejak sekolah dasar dia selalu mendapatkan beasiswa di sekolahnya, sehingga dia bisa bersekolah hingga tamat SMA dengan menggunakan beasiswa. Bahkan dia menerima beasiswa di salah satu Universitas Negeri di kota
Kekejaman ibu tirinya tidak hanya menghabiskan hartanya tapi mereka membuat Gendis harus bekerja mencari nafkah, sedangkan mereka hanya malas-malasan, semua tugas rumah tangga dibebankan pada Gendis
Gendis tak mau meninggalkan rumah peninggalan orang tuanya, hanya rumah itu sisa kenangan yang dimilikinya, dia bertahan dengan apapun situasi yang dihadapinya
Beruntung Gendis mendapat pekerjaan merawat kebun Tuan Pratama, seorang kakek yang memilih pensiun dari dunia bisnisnya dan menikmati masa tuanya di desa itu
Tuan Pratama berasal dari desa itu, dia mengenal orang tua Gendis dengan sangat baik, Tuan Pratama mengetahui bakat yang dimiliki gadis itu, dan menyukai sikap ramah serta pekerja keras yang dimiliki oleh Gendis
Gendis bekerja di rumah Tuan Pratama sudah Tiga tahun sejak kelas 1 SMA hingga lulus, Tuan Pratama sangat baik padanya, Gendis tak diijinkan bekerja pada orang lain. Kebaikan tuan Pratama sering dimanfaatkan oleh ibu tirinya untuk meminta uang
Ibu Ela secara terang-terangan meminta uang dan selalu Tuan Pratama berikan, bagi tuan Pratama uang yang diminta ibu Ela tidaklah seberapa, dia tidak ingin melihat Gendis bersedih karena ibu tirinya
Setelah berganti pakaian, Gendis menuju ruang tengah, dia tidak berani mendekat, karena sadar diri, dia hanyalah seorang tukang kebun tuan Pratama hatinya sakit, merasa sangat kehilangan, selama ini tuan Pratama sudah seperti ayahnya sendiri
Sepulang dari pemakaman, Gendis terdiam di taman samping rumah, di tempat itu dia menghabiskan waktu bersama tuan Pratama, pekerjaannya selalu dipuji, apalagi jika Bunga-bunga bermekaran
"Nak, kamu diminta ke dalam oleh tuan Dewa, " ucap bi Imah
"Baik bi, " jawab Gendis, dia bertanya-tanya, ada apa Tuan Dewa memanggilnya, selama ini dia tidak pernah dekat dengan keluarga Tuan Pratama, Dia hanya mengetahui tuan Pratama mempunyai dua orang anak, yang pertama adalah tuan Dewa dan anaknya yang ke dua telah meninggal karena sakit
Gendis berjalan menuju ruang tengah, hatinya tak menentu, di ruangan itu ada nyonya Carla isteri Tuan Dewa dan Arjuna Putra anak pertama Tuan Dewa
Kedatangan Gendis tampak tidak disukai oleh nyonya Carla, sedangkan Arjuna acuh tak peduli, dia sibuk dengan handphonenya, tak berminat melihat kedatangan Gendis
"Baiklah, karena orang-orang yang berkepentingan sudah berkumpul, saya akan mulai, perkenalkan nama saya Yoga, pengacara sekaligus notaris tuan Pratama, " pengacara itu memperkenalkan dirinya pada Gendis
"Bi Imah dan Staf saya akan menjadi saksi, saya akan memutarkan sebuah video yang merupakan wasiat dari Tuan Pratama, " kata pengacara itu, dia mengeluarkan laptop dan menyambungkannya dengan proyektor
Sebuah Video diputar, semua tampak terdiam, fokus mendengarkan video itu,
" Keluarga ku yang sangat aku cintai, ketika melihat video ini berarti aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, aku merekam video ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Aku menyerahkan semuanya pada kalian, perusahaan, perkebunan dan aset lainnya, namun aku ada satu permintaan untuk Arjuna, Cucuku, kamu pernah berjanji pada kakek akan mengabulkan satu permintaan ku, yang aku minta adalah kamu menikahi Gendis, yang sudah aku anggap sebagai cucu ku, jika kau menikahinya, kakek ingin selama sebulan kalian bersama, tidak boleh meninggalkan walaupun sehari, semuanya akan disiapkan oleh pak Yoga, " melihat video wasiat itu, Tuan Dewa, Nyonya Carla, Arjuna dan Gendis sangat terkejut
"apa ga salah papah membuat wasiat seperti ini?!, " teriak nyonya Carla
"Pak Yoga, apa kamu yakin papah merekam video ini dengan sadar?," Tuan Dewa bertanya meyakinkan
" Saya melampirkan surat keterangan darin dokter ahli jiwa, Tuan Pratama dengan sangat sadar merekam wasiat itu, " Ucap Pengacara Yoga
Tuan Pratama tidak mengancam apapun pada Arjuna jika menolak wasiat itu, dia hanya menagih janji pada cucunya, satu permintaan yang belom pernah dia sampaikan dan Arjuna telah berjanji mengabulkan permintaan kakeknya
Gendis teringat, dia berjanji akan mengabulkan satu permintaan tuan Pratama, dia tidak menyangka permintaan itu adalah menikahi cucunya.
" Kamu tolak saja, lagipula kakek kamu tidak mengancam apapun, " tegas nyonya Carla
" Iya kami juga tidak akan memaksa, " Tuan Dewa menimpali
Arjuna tampak berpikir keras, dia harus mengambil keputusan,
"Aku ingin bicara berdua dengan mu, " ucap Arjuna pada Gendis, mereka keluar dari ruangan itu
"A.. ada apa tuan?, " tanya Gendis ketakutan
"Bagaimana dengan mu?, " tanya Arjuna dengan sinis
"Aku terserah saja Tuan, " jawab Gendis dengan menunduk, hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya
" Oke Pernikahan kita hanya berlangsung 1 bulan, tapi jangan mengharapkan lebih, aku tidak tertarik dengan pernikahan, setelah itu kita berpisah, setidaknya kita sudah memenuhi keinginan kakek, " ucap Arjuna, lalu masuk kembali ke ruangan itu
Arjuna terpaksa memenuhi keinginan Kakeknya sebagai baktinya sebagai seorang cucu dan menunaikan janjinya, meskipun dia sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan
Trauma masa kecilnya melihat kedua orang tuanya saling selingkuh dan mengabaikannya, sehingga dia tumbuh dengan kakeknya. Dia bahkan lebih sayang pada kakeknya
Gendis menghela nafasnya, Tuan Pratama sangat baik padanya, mungkin dengan cara ini dia bisa membalas kebaikannya, rencana kuliahnya tidak akan terganggu, setelah berpisah dengan Arjuna, dia bisa langsung melanjutkan kuliahnya. Gendis menyusul masuk ke ruangan itu
"Oke aku setuju menikahi gadis ini, " ucap Arjuna pada pengacara Yoga
"Kamu sudah gila ya Arjuna?!, " nyonya Carla berteriak
"Aku sudah dewasa umur ku 32 tahun, tidak perlu meminta pendapat kalian lagi," jawab Arjuna dengan sinis
Nyonya Carla dan Tuan Dewa terdiam, mereka memang tidak dekat dengan Arjuna, sudah sangat lama mereka tidak seperti orang tua dan anak pada umumnya
Gendis menunduk, dia meyakinkan dirinya, tidak akan ada penyesalan dengan keputusan menerima. pernikahannya dengan Arjuna, laki-laki yang umurnya terpaut 15 tahun.
Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Astrianti Nuraidan
Kakak aku mampir,,
2021-10-12
0
irma sari
like
2021-09-10
1
🥱🥱🥱
Nyimak☺
2021-09-01
1