Mencari Kebenaran

" Hei... jangan asal bicara" ucap Arjuna tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Guntur

" Sobat! sekeras apapun hati mu, tetap kamu adalah manusia biasa, dan juga normal saja jika kamu merasakan itu, " ujar Guntur

" Bagaimana kamu bisa yakin mengenai hal ini?" tantang Arjuna

" Aku memang bukan ahli jiwa tapi mengenai hal ini aku tentu saja tau, karena pernah merasakan, " jawab Guntur

Arjuna terdiam menelaah perkataan Guntur, apakah benar kalau ternyata dia telah memiliki perasaan untuk Gendis, rasanya mustahil dia membagi hatinya untuk orang lain, selama ini dia tidak pernah melakukan itu

***

Dokter Rahma, Gendis beserta si kembar pergi ke kota untuk mengantar Cahaya mengikuti kompetisi menyanyi, mereka menginap di rumah Ningsih selama di kota

" Terimakasih ya Ning, kamu mau menampung kami selama di Kota, " Ucap Rinjani

"Ini rumah kalian juga jangan sungkan-sungkan, dokter Rahma juga sudah aku anggap orang tua, dulu aku sering menginap di rumah kamu karena rumah ku belum ada listrik, aku enggak akan bisa melupakan kenangan berharga itu, " kata Ningsih

Gendis tersenyum mengenang bagaimana mereka bersama belajar hingga bisa mendapatkan beasiswa di Universitas Negeri

Ningsih melanjutkan perjuangannya, sedangkan Gendis memilih fokus dengan kehamilannya, Gendis tidak pernah menyesali dengan keputusannya

Raka dan Cahaya sudah tidur dengan lelap bersama dokter Rahma, Sedangkan Gendis dan Ningsih asyik mengobrol menikmati malam di teras lantai dua rumah ningsih

" Besok aku ijin kerja jadi bisa mengantar kalian ke tempat lomba, untung saja anak-anak tidur pulas yah, biasanya sudah tidur kalo di tempat baru, " kata Ningsih

" Besok kita berangkat jam berapa ning?" tanya Gendis

" Besok kita berangkat pagi-pagi yah, acara lombanya kan jam 9 pagi, kita lebih baik datang lebih awal, " jawab Ningsih

" Oh ya sudah, " Gendis mengangguk, layar handphone nya berbunyi dan melihat ada sebuah pesan, Gendis membukanya tak berselang lama raut muka Gendis berubah

" Ningsih...Alhamdulillah..." Gendis memeluk sahabatnya

" Ada apa sih bikin kaget aja, " tanya Ningsih

" Aku dapat pesan dari panitia lomba lukisan nusantara, alhamdulillah lukisan Raka jadi salah satu pemenang, minggu depan kami diminta ke Bali, " seru Gendis dengan semangat

" Syukurlah aku terharu banget, kalo begitu kalian tetap disini, dari pada bolak balik, lebih baik berangkat ke bandara dari rumah ku, " saran ningsih

" Aku akan pesanan tiket untuk kalian termasuk dokter Rahma, eh apa tidak apa-apa kalau dokter Rahma meninggalkan kliniknya lumayan lama, " tanya Ningsih

" Ada dokter yang menggantikan beliau untuk sementara, " jawab Gendis

" Bagus lah, aku akan urus tiketnya, " Ningsih turut gembira

" Beritahu aku yah berapa yang harus aku siapkan untuk tiketnya, aku ada tabungan milik Raka, " Gendis bersyukur uang dari Arjuna ketika membeli lukisan Raka masih dia simpan untuk tabungan Raka dan Cahaya

Ningsih menggelengkan kepalanya, " simpan saja, aku akan urus ini, masa depan Raka dan Cahaya masih panjang, ini tidak seberapa bagi ku, jangan menolak bantuan ku Gendis, ini rejeki mereka, " mendengar ucapan Ningsih air matanya turun, dia sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang tulus menyayanginya

Mereka datang satu jam sebelum acara dimulai, sebagian besar peserta ditemani oleh orang tuanya. Meskipun ini bukan perlombaan pertama yang diikuti oleh Cahaya, tetap saja Gendis selalu merasa sedih karena cahaya tidak bisa ditemani oleh papahnya

Kompetisi menyanyi tingkat nasional kategori anak-anak telah dimulai, Cahaya mendapatkan nomer urut ke lima.

Dengan mulus Cahaya menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan, setiap Cahaya naik ke panggung Gendis selalu yang merasa gelisah

Setelah peserta lomba telah selesai mendapatkan gilirannya, mereka menunggu penilaian para juri. Dengan perasaan yang tak menentu, akhirnya juri mengumumkan pemenang pertama diraih oleh Cahaya Putri

Gendis, Raka, Ningsih dan Dokter Rahma lompat kegirangan, mereka menangis bahagia, selama ini Cahaya hanya mengikuti kompetisi tingkat kabupaten, untuk pertama kalinya dia mengikuti tingkat nasional dan mendapatkan juara pertama

"Terimakasih nak...apapun keputusan juri Cahaya adalah pemenang dimata mamah" Gendis mencium dan memeluk Rinjani dengan penuh haru

***

Di ruang kerjanya, tuan Dewa dan Nyonya Carla sedang berdebat, nyonya Carla menginginkan suaminya membujuk Arjuna untuk segera menikahi Susan

" Kita tidak bisa memaksanya, biarkan dia mengambil keputusan untuk hidupnya, " tegas tuan Dewa

" Kita orang tuanya, tentu punya hak! " nyonya Carla terus mendesak

" Kau berbicara tentang hak, kamu tidak berhak atas Arjuna, karena dia bukan anak mu!" bentak Tuan Dewa

" Berani kamu bilang begitu! setelah bertahun-tahun aku yang merawat anak mu!, beberapa kali aku keguguran dan akhirnya aku tidak bisa memiliki anak, semua karena kamu dan wanita itu!, " nyonya Carla semakin murka

Arjuna yang mendengar dari balik pintu sangat terkejut dengan kenyataan yang diucapkan oleh ibunya, selama ini dia memang tidak merasakan kasih sayang yang tulus dari wanita yang selama ini serumah dengannya

Arjuna mengira kasih sayang yang kurang dia dapatkan karena keegoisan ibunya, ternyata kenyataan lainnya adalah dia bukan anak, kandung nyonya Carla

Arjuna pergi dengan perasaan kesal, dia akan mencari sendiri jawaban siapa, ibu kandungnya, tidak akan sulit baginya mencari tahu mengenai masa lalunya

***

" Cari tau sengaja detail wanita yang pernah dekat dengan ayah ku, lakukan dengan cepat dan rapih, berkas yang kamu perlukan ada disitu, " Arjuna mengerahkan amplop pada seorang pria

" Baik tuan...saya pergi dulu" pria itu berpamitan, Arjuna memilih mencari tahu sendiri mengenai masa lalunya termasuk siapa ibu kandungnya, bertanya pada ayah ya hanya sia-sia, dia tidak akan memberi tahu

***

Satu Minggu Kemudian...

" Saya sudah mengumpulkan informasi yang tuan perintahkan, semua laporannya ada di dalam amplop itu, " ucap pria yang menggunakan kaos hitam itu

Arjuna membuka amplop coklat berukuran besar, melihat foto tuan Dewa dengan seorang wanita, dia yakin wanita itu adalah ibunya

"Saya pastikan wanita itu yang dicari oleh anda, dan dia adalah ibu kandung anda, beliau seorang dokter di sebuah desa, tapi sayangnya saat ini beliau sedang berada di luar kota, " ungkap pria itu

Arjuna melihat beberapa foto dokter Rahma, betapa dia sangat terkejut ketika melihat Gendis ada di dalam foto tersebut

" Apa hubungannya wanita ini dengan ibu ku?," Arjuna menunjuk Gendis dalam foto tersebut

" Dia asisten itu dan mereka tinggal serumah, saat ini mereka sedang berada di Bali untuk menghadiri sebuah acara lukisan" jawab pria itu, mendengar jawaban itu Arjuna terkejut, dia langsung meraih handphone

"Rico siapkan tiket ke Bali hari ini dan cari tahu mengenai acara yang berkaitan dengan lukisan, " Arjuna menurut panggilannya "

Bersambung...

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

❤️❤️❤️🥰

2021-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!