Lukisan dan Nyanyian

" Mamah kalian tidak ikut? " tanya Arjuna, dia merasa pemasaran anak sekecil mereka tanpa didampingi oleh orang tuanya

"mamah kerja om di klinik eyang, nanti sore jemput aku dan kak Raka, " jawab Cahaya

" wah kalian berani yah enggak ada orang tua, " Arjuna sangat kagum dengan keberanian mereka

" Mereka sudah biasa pak berdua aja, nanti sore ibunya jemput," pemilik warung makan menimpali seraya menyuguhkan teh hangat pesanan Arjuna, susu hangat milik Raka dan Cahaya. Mendengar jawaban pemilik warung, Arjuna mengangguk

" Om enggak kerja? nanti bayar lukisan kak Raka enggak ada uang dong, " celetuk Cahaya, membuat Arjuna tertawa, entah kapan terakhir kalinya dia bisa tertawa lepas seperti ini

" Ini om kerja, om punya tabungan kok jadi nanti bisa ambil tabungan om untuk beli lukisan kak Raka, " jawab Arjuna dengan bahasa sederhana

Hidangan yang mereka pesan akhirnya datang, Arjuna melihat mereka makan dengan lahap, sedangkan dia hanya dengan melihat Raka dan Cahaya makan sudah merasa kenyang

" Om enggak makan? " tanya Raka

" Om masih kenyang" jawab Arjuna

" Om seperti mamah ku, selalu bilang kenyang padahal Raka tau mamah bohong, mamah pengen kami kenyang, " kata Raka, mendengar ucapan Raka membuat Arjuna tersentuh, ini adalah pengalaman pertamanya bercengkrama dengan anak-anak

" Ya sudah om pesan juga yah, "Arjuna mengalah, dia tak habis pikir, usia Raka yang masih kecil tapi berpikir dewasa bahkan memiliki bakat yang luar biasa juga,

" Rumah om di kota yah? " tanya Cahaya

" Iya... " jawab Arjuna dengan nada kaku, dia memang tidak terbiasa berbincang dengan anak-anak, kesehariannya hanya sekitar tender dan pekerjaan

" Bulan depan Cahaya ikut lomba menyanyi di kota, nanti om lihat aku ya, " punya Cahaya

"Oke...! " jawab Arjuna

Mereka menikmati makanan yang telah disajikan ayam bakar, sayur asem, ikan bakar dan aneka camilan, meskipun Arjuna tak biasa menyantap makanan di warung makan kecil seperti itu, dia tetap menikmati kebersamaan dengan Raka dan Cahaya, dia sendiripun tak habis pikir mengapa begitu nyaman berada di dekat mereka

Seusai makan, mereka kembali ke toko lukisan, sesuai janji, Arjuna membeli semua lukisan yang ada

Arjuna menaruh uang di dalam amplop dan memberikannya pada Raka,

" Ini uang untuk membayar lukisan yang om beli yah, " ucap Arjuna

" Terimakasih banyak om, " kata Raka

" Kamu enggak hitung dulu? " tanya Arjuna mengernyitkan dahinya

" Aku percaya sana om, tadi juga om bayarin makan kami, kalo nanti kurang anggap saja uangnya buat bayar makanan kami, " jawab Raka

Lagi-lagi Arjuna terkejut dengan kedewasaan Raka, pikirannya melebihi dari usianya

" Kalian sekolah kelas berapa?" Arjuna bertanya dengan penasaran

" Kelas dua sekolah dasar om, " jawab Cahaya, Pak Ujang menghampiri Arjuna sambil membawa kantong kresek

" Ini pak, pesanannya, " kata pak Ujang

" Terima kasih pak Ujang, " Arjuna meraih kantong kresek berukuran sedang tersebut

" Ini untuk kalian," Arjuna menyerahkan kantong kresek itu pada Raka, mereka melihat isinya dan seketika kata mereka berbinar ketika melihat begitu banyak es cream yang Arjuna kasih

" ini semua untuk kami om? " Raka bertanya untuk memastikan, biasanya Reyhan yang membelikan makanan dan es cream untuk mereka, untuk yang pertama kali mereka mendapatkannya dari orang asing yang mereka kenal belum genap 24 jam

"iya untuk kalian, " jawab Arjuna

" Terimakasih om, " serempak mereka mengucapkannya

" Sama-sama " Arjuna mengelus kepala mereka

Arjuna masuk ke dalam mobil mewahnya dan membuka jendela, dia melambaikan tangannya pada Cahaya dan Raka

" Kapan-kapan mampir lagi ya om, " ucap Cahaya

" Oke! " jawab Arjuna

Mobil Arjuna pergi dan menghilang dari pandangan Raka dan Cahaya, merek segera menutup toko dan kembali ke rumah

" Kak, nama om itu siapa ya?! " Cahaya bertanya pada kakaknya

" Oh iya dek, kita lupa bertanya nama om itu, ya sudah nanti kalo om itu mampir lagi kita tanya yah, yuk kita pulang, nanti es creamnya mencair, " Raka menggandeng adiknya, dalam hati dia menyesali kenapa sampai lupa menanyakan mama orang om baik itu

****

Pak Ujang membawa 10 lukisan itu ke dalam rumah atas perintah Arjuna, Nyonya Carla yang melihat begitu banyak lukisan mengernyitkan dahinya

" lukisan milik siapa itu? " tanya Nyonya Carla

" Milik Tuan Arjuna nyonya, tuan meminta saya memasukannya ke dalam kamarnya, " ungkap pak Ujang pada nyonya Carla

" Oke... " nyonya Carla merasa ada yang aneh dengan lukisan itu, dia berpikir keras hal apa yang membuatnya begitu janggal

Nyonya Carla teringat Arjuna semalam menginap di rumah mendiang kakeknya, dia meduga sesuatu yang membuatnya khawatir, dia harus memastikan nya dengan bertanya pada pak Ujang

" pak Ujang ke sini, " perintah nyonya Carla

pak Ujang menghampiri nyonya Carla ," ada apa nyonya? "

" Arjuna beli lukisan itu dimana? " tanya nyonya Carla

" Di jalan alternatif pulang dari rumah almarhum tuan Pratama nyonya, " mendengar jawaban pak Ujang membuat nyonya Carla semakin yakin dengan dugaannya

" Kenapa Arjuna beli lukisan di situ? " Nyonya Carla mencoba menggali

" Saya kurang tau nyonya, tapi mungkin karena kasihan, yang melukis anak kecil loh nyonya, Tuan bahkan makan bersama mereka, yang saya tau mereka saudara kembar, " ungkap pak Ujang

" Ya sudah lanjutkan, " kata nyonya Carla, dia berusaha menyembunyikan paniknya di depan pak Ujang, nyonya Carla yakin bahwa Arjuna sudah bertekun dengan anaknya

" Aku harus bertindak lebih cepat, kalo tidak Arjuna akan mengetahui tentang anaknya, tidak akan aku biarkan itu terjadi! " batin nyonya Carla

Nyonya Carla meraih handphone dan menghubungi Susan untuk membahas rencana, dia ingin pertunangan mereka segera dilakukan

***

"Raka dan Cahaya sudah berterimakasih kan sama om baik itu?, " Gendis bertanya seraya merapihkan meja makan, Raka ikut membantu membawa piring kotor ke dapur, sedangkan Cahaya mencuci piring

" Sudah mah, tapi Raka lupa bertanya siapa nama on itu, " kata Raka

" Tidak apa-apa, tapi lain kali hati-hati ya nak dengan orang asing, jangan mudah percaya, mamah takut kalian kenapa-napa, " ujar Gendis

" Iya mah, " jawab Raka

" oh iya mah ini dari om tadi untuk bayar lukisan Raka, Raka belum menghitung mah, " Raka mengeluarkan amplop coklat tersebut pada Gendis

" Z bcoba sini mamah hitung yah, " Gendis menghitung uang yang ada di amplop tersebut, amplop itu tebal, Gendis tidak menyangka di dalam amplop tersebut uang dengan nominal 100.000 yang berjumlah 10juta

"Banyak sekali nak 10juta," mendengar ucapan mamahnya Raka terkejut

" Wah siapa yah orang itu, baik sekali, itu rejeki anak-anak kamu nak" ucap dokter Rahma

Gendis semakin penasaran siapa orang yang membeli lukisan Raka, paling mahal lukisan Raka dihargai tak lebih dari 500.000 itu juga jarang sekali, tidak mungkin orang suruhan nyonya Carla, tidak mungkin mereka sangat baik pada anaknya

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Terpopuler

Comments

M Anha🌹 Ig: anha5569🌹

M Anha🌹 Ig: anha5569🌹

💪💪😍😍

2021-09-03

1

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

😁❤️❤️

2021-09-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!