Memilih

" Cari informasi dimana anak itu dirawat, saya tidak mau ada alasan! " nyonya Clara menutup panggilan telefon nya, dia penasaran dengan keadaan Raka dan Cahaya

" Tante kenapa aku sulit sekali menghubungi Arjuna, telepon tak pernah dia angkat, aku mengirimkan pesan dia balas dengan sangat singkat, " Susan mengadu pada nyonya Carla

" Tante juga tak mengerti kenapa dia begitu sibuk akhir-akhir ini, dia jarang berada di rumah, " ucap nyonya Carla

" Besok aku akan langsung ke kantornya, " usul Susan

" Ide yang bagus jangan beri celah, kamu harus membuatnya segera menikahi kamu, " nyonya Carla sangat berusaha Susan dan Arjuna bisa segera menikah

" Kamu bisa menggunakan cara yang cepat sayang... dia tidak akan berkutkk" nyonya Carla memberikan nasehat

Susan tampak berfikir, dia akhirnya paham dengan yang dimaksud oleh nyonya Carla

***

" Mamah... " tampak wajah Cahaya yang senang melihat kehadiran Gendis, meskipun masih dengan keadaan lemas

" Alhamdulillah cantiknya mamah sudah bangun, " Gendis mencium Kening Cahaya, beban dalam hati dan pikirannya seakan sirna dengan melihat Cahaya yang telah selamat dari koma, kini dia hanya fokus penyembuhan Cahaya dan Rka?

" Om baik Cahaya kangen... " tak seperti Raka yang tidak sadar dengan kehadiran Arjuna saat pertama kali bangun, Cahaya langsung menyapa Arjuna dia memang Cenderung lebih dekat

Tentu ini menjadi sebuah kebahagiaan untuk Arjuna, setiap malam dia berharap kedua Anaknya segera bangun, dia ingin menebus kesalahan dan memberikan kebahagiaan pada mereka

" Boleh om peluk Cahaya?, " tanya Arjuna memberanikan diri, dia yakin Gendis tidak akan marah, Cahaya mengangguk dengan senyuman yang masih tetap terlihat menggemaskan meskipun dalam keadaan pucat

Gendis melihat pemandangan di hadapannya hatinya tersentuh, melihat Arjuna yang saat ini sangat jauh berbeda dengan yang dia kenal dulu

Arjuna memeluk Cahaya dan menangis, anak yang telah mengunggah hatinya ternyata adalah anak kandungnya yang tak pernah dia ketahui, selama tujuh tahun dia tidak pernah mendapatkan firasat apapun

Dia juga tidak pernah mendapatkan morning sickness seperti yang dirasakan beberapa calon ayah, Arjuna berulang kali menyadari telah berlaku kejam pada Gendis

Malam harinya Cahaya dipindahkan ke ruang perawatan VIP karena kondisinya telah stabil, kini kaka dan adik itu telah satu ruangan

Pagi hari yang cerah, Gendis yang tidur di bed pasien bersama Cahaya terbangun dan melihat jam telah menunjukan pukul enam pagi, dia melihat selimut di sofa masih rapih, entah sudah dirapikan oleh Arjuna atau dia belum tidur

Di Meja telah tersedia teh hangat, roti, buah dan nasi beserta lauknya, semua menu itu Arjuna pesan melalui Rico asisten pribadinya, dia tak tau apa yang disukai oleh Gendis

" Tuan belum tidur? " Gendis menyapa Arjuna yang tengah berdiri menatap pemandangan di luar, sepagi ini tapi aktivitas orang-orang di kota sudah sangat ramai, ruang VIP , Arjuna bisa leluasa melihat ramainya jalanan kota dari tempat dia be dia nerada

"Aku bisa tidur sebentar nanti, selama tujuh tahun aku tidak pernah membantu mu mengurusi anak-anaknya, aku rasa menunggu mereka semalaman tidak ada artinya dibandingkan dengan pengorbanan yang kamu lakukan, " jawab Arjuna, dia memang terbiasa tidur sebentar

" Mereka sudah di sini tuan, kita bisa memberi tahu mereka mengenai siapa tuan sebenarnya, " Gendis berusaha membesarkan hati Arjuna

"Mulai sekarang jangan bekerja lagi, aku akan mencarikan perawat untuk membantu ibu di klinik, aku akan bertanggung jawab dengan hidup mereka

" Baik Tuan..." Gendis tak bisa menolak, karena itu adalah hak dan kewajiban Arjuna

" Gendis... " Arjuna memanggil dengan ragu

" Ada apa tuan?"tanya Gendis

" Apa kamu bisa memberikan aku kesempatan ke dua? " Arjuna menerjang harga dirinya, dia ingin menjadi ayah bagi Raka dan Cahaya dan suami bagi Gendis

" Tuan..., " Gendis menunduk, dia bingung harus bagaimana

"Kamu tidak harus menjawabnya sekarang, aku ingin menebus kesalahan ku, dan memberikan keluarga yang utuh bagi anak-anak kita, " ujar Arjuna

" Aku...., " belum selesai Gendis menyelesaikan, terdengar ketukan suara pintu, Gendis membukanya ternyata yang datang Reyhan bersama Ningsih dan suaminya, Reyhan menginap di rumah Ningsih semalam, hari Minggu ini mereka libur dari pekerjaan, jadi bisa leluasa mengunjungi rumah sakit

" Aku pulang dulu, sore aku akan kembali lagi, " ucap Arjuna pada Gendis, dia semakin risih dengan kehadiran Reyhan, dan memilih pulang

Arjuna takut lepas kendali dan membuat keributan, beristirahat sebentar akan membuat pikirannya jernih

" Tuan tunggu... " Reyhan memanggil, Arjuna menghentikan langkahnya dan menengok

"Apakah keberadaan ku membuat mu tak nyaman?" tanya Reyhan

" Kenapa kamu bertanya seperti itu? " Arjuna mengernyitkan dahinya, pertanyaan Reyhan membuatnya terkejut, meskipun benar adanya

" Aku bisa melihat di mata mu tuan, maaf aku terlalu jujur pada mu, " ungkap Reyhan

" Kamu tak perlu memikirkan hal itu, aku tidak perlu menjawab pertanyaan mu, " kata Arjuna

" Aku akan melamar Gendis, aku menyayangi Cahaya dan Raka dengan tulus, aku tidak akan. merebut posisi tuan, " ucap Reyhan

Arjuna menahan kepalan tangannya, Reyhan memang berhak melakukan itu, secara agama Arjuna dan Gendis telah berpisah meskipun mereka masih berstatus sebagai suami isteri dimata hukum

" Aku menyerahkan keputusan itu pada Gendis," jawab Arjuna dan melanjutkan langkahnya, dia merasa tak punya lagi kesempatan, Gendis pasti akan memilih Reyhan dibandingkan dengan dirinya

Reyhan kembali ke kamar, melihat Raka dan Cahaya yang masih tertidur, Ningsih memberikan kesempatan pada Reyhan untuk berbicara dengan Gendis

" Aku ke Cafe bawah dulu yah, " Ningsih menggandeng suaminya, dia memberi kode pada Reyhan untuk segera mengatakan pada Gendis, setelah Ningsih keluar, Reyhan bersiap-siap

" Gendis, ada yang mau aku bicarakan, " ucap Reyhan dengan perasaan tak menentu

" Iya Ada apa? " tanya Gendis

" Apa kamu mau menikah dengan ku? menjadi pendamping ku dan mengizinkan aku menjadi ayah untuk Raka dan Cahaya, " ucap Reyhan mengungkapkan semua yang tertahan di hatinya, perasaannya menjadi lega, apapun jawaban Gendis dia akan menerima

" Rey...terimakasih kamu telah menempatkan aku di sebagian hati mu, aku sangat tersanjung, selama ini mendampingi ku dalam keadaan suka dan duka, tapi bagiku, kamu akan selalu menjadi sahabat terbaik ku," jawab Gendis, dia harus jujur pada Reyhan meskipun dia merasa tak enak hati

" Apa kamu masih mencintai ayah mereka?apa kau ingin kembali padanya? " tanya Reyhan

" Aku tidak tau masih mencintai atau tidak, tapi jika dia meminta kesempatan, aku akan memberikannya, setiap orang memiliki kesempatan untuk melangkah lebih baik lagi, demi anak-anak ku, " jawab Gendis

Reyhan tersenyum meskipun telah mendapat penolakan dari Gendis, tak masalah baginya, yang penting sudah berusaha

" Aku akan menjadi sahabat mu yang selalu bisa kamu andalkan, " ujar Reyhan

***

Bersambung...

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

❤️🥰

2021-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!