Raka dan Cahaya

"Raka, Cahaya ayo habiskan nasi gorengnya," Gendis melihat dua buah hatinya sedang murung

" Kenapa? kok anak-anak mamah enggak mau makan sih?sebentar lagi kan sekolah," tanya Gendis penasaran

" Mah, papah enggak sayang kita ya? " tanya Cahaya

"Kenapa Cahaya ngomong begitu?" Gendis mengernyitkan dahinya

"Kata Rendy teman sekelas ku, papah enggak sayang kita terus pergi, " jawab Raka, Gendis mencoba memberikan respon dengan senyuman, meskipun hatinya sakit

Bukan mereka yang tak disayang, tapi dirinya yang tak dicintai oleh papah mereka. Gendis tak bisa bayangkan murkanya Arjuna ketika tau dia mempunyai anak kembar

" Papah sayang kita semua, tapi saat ini papah belum bisa ketemu kita, " jawab Gendis

" kenapa mah?" mereka kompak bertanya

" Papah sedang membuat rumah yang besar untuk kita nanti Raka dan Cahaya pasti bertemu dengan papah, jangan sedih yah, papah dan mamah sayang kalian nak, " Gendis memeluk mereka, setitik air mata meleleh diujung matanya

Dokter Rahma melihat dari arah dapur, dia memahami dilema yang dialami oleh Gendis dan merasa kasihan

Raka dan Cahaya menikmati sarapannya, nasi goreng dengan telur ceplok, menu sederhana namun mereka sangat menikmati masakan yang dibuat oleh Gendis

"Wah Eyang ketinggalan sarapan nih, " Dokter Rahma datang mencairkan suasana

" Eyang sini deket Cahaya makannya, " pinta Cahaya

"Iya iya sayang, " jawabnya

"Nanti eyang antar yah ke sekolah, " ucap dokter Rahma

"yeay asyik! " seru Cahaya

"Bu, enggak usah, nanti ibu capek, Gendis aja yang antar mereka sekolah, " Ucap Gendis tak mau merepotkan dokter Rahma

"Jalan pagi sehat nak, tidak apa-apa, lagi pula klinik masih satu jam lagi buka," jawab Dokter Rahma

"Terima kasih banyak bu, " mata Gendis berkaca-kaca

" Jangan menangis di depan anak-anak, jangan biarkan mereka merekam tangisan mu dalam kenangan masa kecil mereka, "Dokter Rahma mengusap pipi Gendis

Gendis sangat bersyukur dipertemukan dengan dokter Rahma, dari banyak kemalangan yang dialaminya, dia bertemu dengan seseorang yang sangat baik setelah kepergian tuan Pratama

Dokter Rahma mengantarkan si kembar dengan berjalan kaki, jarak sekolah mereka dari rumah sekitar satu kilometer dengan pemandangan kebun teh yang segar

" Eyang, kenapa yah mamah selalu sedih kalo kami tanya tentang papah?" tanya Raka sambil berjalan, meskipun laki-laki, Raka paling perasa dari saudara kembarnya Cahaya

"Memang Raka tau kalo mamah sedih?" Dokter Rahma bertanya, Raka menjawab dengan mengangguk

" Karena Raka liat senyum mamah jelek, " Raka berusaha menjelaskan dengan caranya, dokter Rahma menghentikan langkahnya

"Eyang dan Mamah sayang sekali sama Raka dan Cahaya, jadi kalian yang sabar yah nanti juga pasti bertemu n dengan papah, " dokter Rahma mencium kening Raka dan Cahaya

"Iya eyang, " jawab Raka dan Cahaya dengan kompak, mereka melanjutkan jalan kaki menuju sekolah

***

Nyonya Carla sedang membuka berkas yang dimasukan ke dalam amplop berwarna coklat,

" Wanita kurang ajar! berani sekali dia memiliki anak bersama Arjuna!!, " dia meremas selembar kertas hasil tes DNA Raka dan Cahaya

Dengan uang nyonya Carla bisa melakukan segalanya, setahun ini hubungannya dengan Arjuna jauh lebih baik, bahkan dia berhasil meyakinkan Arjuna untuk menerima wanita pilihan orang tuanya

" Lakukan apapun yang membuat dia berpisah dengan dokter itu, jangan mengecewakan saya!!, " Nyonya Carla melempar amplop berisi uang sebagai imbalan pada pria itu, dia berlalu pergi

"Sial, licik sekali gadis itu, ternyata mereka pernah bercinta dan sekarang Arjuna memiliki anak dari gadis miskin itu, aku sama sekali tidak sudi menerima mereka, aku akan membuat Arjuna setuju untuk bertunangan dengan Susan, sialan!! susah sekali mengatur anak itu, " Nyonya Carla bergumam dalam hatinya

****

" Nak Gendis, ada yang mau ibu bicarakan, " ucap dokter Rahma

" Ada apa bu?, " Gendis penasaran

" Kapan kamu akan mempertemukan anak -anak dengan papah mereka? " tanya dokter Rahma

"Gendis belum tau bu, belum berani, takut dengan reaksi dia nanti, kalo dia tidak mau mengakui bagaimana? " jawab Gendis

" Maaf kalau ibu seperti ikut campur, sepertinya anak-anak memang membutuhkan sosok seorang ayah, ibu perhatikan Reyhan menyimpan perasaan pada mu nak, " Ujar dokter Rahma

" kami hanya berteman bu, tidak lebih, " jawab Gendis sembari mempersiapkan makan siang

" kamu masih mencintai dia nak? " tanya Dokter Rahma

"kebodohan ku adalah masih mencintainya bu," mendengar ucapan Gendis, dokter Rahma tersenyum

" Cinta memang bisa membuat kita kuat dan bisa juga menghancurkan kita, " ucap dokter Rahma seraya menyantap makan siangnya

****

Setelah selesai membersihkan klinik, Gendis bersiap-siap mengantarkan makan sore untuk Raka dan Cahaya.

Sepulang sekolah biasanya mereka tidak langsung pulang ke rumah, tapi langsung menuju toko, Raka dan Cahaya selalu membawa makan siang dan baju ganti

Toko mereka berada di pinggir jalan yang ramai, karena jalan itu merupakan jalan alternatif menuju perkebunan teh, Raka selalu melukis di toko, bagian belakang toko itu mempunyai akses pemandangan langsung hamparan kebun teh

Toko di samping kanan mereka menjual kerajinan tangan khas desa tersebut, sedangkan toko di samping kiri yaitu warung makanan dan minuman yang menyediakan tempat lesehan menikmati jagung bakar sembari menikmati pemandangan

Gendis berjalan kaki di jalan setapak yang biasa dia lalui, beberapa warga yang sedang bekerja memetik teh menyapanya, Gendis memang dikenal sebagai asisten dari dokter Rahma dan guru les anak-anak mereka

" Lisa masih les sama bu Gendis, " tanya seorang wanita sesama pemetik teh

"Masih, emang kenapa? jawabnya

"Ih hati-hati tuh, denger-denger dia itu wanita yang bener, ga jelas Cahaya dan Raka siapa bapaknya, " wanita pemetik teh yang lain ikut mengomentari

Gendis mempercepat langkanya, samar dia mendengarkan percakapan mereka, Gendis merasa Heran, sudah enam tahun dia dan anaknya tinggal di desa itu, tapi kenapa sekarang tersebar isu yang miring tentang dia dan anaknya, pantas saja sudah Dua orang tua hari ini yang memberikan kabar tidak melanjutkan les

Sampai di toko, dia melihat Reyhan sedang menemani Raka dan cahaya. Reyhan adalah teman SMA Gendis yang bekerja sebagai manager di pabrik teh terbesar di desa itu

" Mamah..." pekik Cahaya langsung memeluk Gendis

" Mah om Reyhan bawa makanan enak deh, mamah mau?, " ucap Cahaya dengan polos menyodorkan pizza, Gendis tersenyum pada anaknya

" Ga usah repot bawa makanan untuk mereka Rey, " Gendis tak enak hati

" Tidak apa-apa, aku seneng kalo mereka senang, " jawab Reyhan

Reyhan melihat ekspresi Gendis yang berbeda, tak biasanya tatapan mata Gendis kosong,

" Kamu ada apa? cerita dong, " selidik Reyhan

" Jangan sering-sering menemui kami Reyhan, nanti kamu ikutan jelek, enggak tau kenapa banyak yang menggunjingkan aku beberapa hari ini, " jawab Gendis

"Biarkan saja, aku tidak peduli, " Jawab Reyhan, Gendis hanya terdiam mendengar jawaban sahabatnya

" Aku tidak mau jauh dari kalian, " Gumam Reyhan dalam hatinya. ..

Bersambung...

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Terpopuler

Comments

M Anha🌹 Ig: anha5569🌹

M Anha🌹 Ig: anha5569🌹

Semangat Thor 💪💪💪

2021-09-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!