Menemukan Ibu Kandung

Arjuna segera menyusul dokter Rahma ke Bali, dia sangat bersemangat karena selain akan bertemu dengan ibu kandungnya, dia juga akan bertemu dengan Cahaya dan Raka

Arjuna ingin bertanya banyak pada ibu kandungnya, kenapa dia tidak membesarkan Arjuna sendiri, meskipun rasa sakit hati yang dialami Arjuna karena merasa di telantarkan oleh ibunya, tapi dia tetap ingin mendapatkan penjelasan, dia berhak tau yang sebenarnya

Sampai di Bali berbekal informasi dari Rico, Arjuna segera menuju hotel penyelenggaraan acara lukisan itu berlangsung, dia berpesan pada Rico untuk tidak memberitahu siapapun mengenai keberadaanya di Bali, setelah memesan kamar dia langsung menuju ballroom

Arjuna meminta bantuan pada koleganya yang merupakan kolektor lukisan untuk menghubungi panitia acara tersebut, sehingga dia bisa masuk ke dalam gedung tersebut

Setelah menyebutkan nama pengundang dan bertemu dengan ketua panitia, Arjuna dipersilahkan duduk di kursi VIP, ada banyak lukisan dari kontestan yang terpajang di dalam ruangan itu

Arjuna berkeliling melihat lukisan-lukisan itu dan satu lukisan menyita perhatiannya saat tertulis keterangan pemilik lukisan itu adalah Raka Putra, dia tersenyum bahagia, setengah perjalanan pencariannya berhasil

" Om baik...., " Cahaya berlari menghampiri Arjuna

" Kok om ada di sini, " tanya Raka yang ikut berlari

" Om ikutan kaya kaka Raka juga ya? " tanya Cahaya penasaran

" Om mencari kalian, " jawab Arjuna tersenyum, mendengar jawaban itu Raka dan Cahaya tidak mengerti, kenapa om baik sampai mencari mereka ke Bali

" Om kangen yah sama kita?" Cahaya dengan polosnya bertanya seperti itu

" Iya om kangen banget sama kalian, kok tau sih?" Arjuna mengiyakan tebakan Cahaya

" Kata om Reyhan kita itu selalu bikin kangen, " jawab Cahaya

Arjuna tertawa mendengar perkataan Cahaya, dia sepakat yang dikatakan oleh Reyhan, mereka memang selalu memenuhi pikiran Arjuna

" Mamah kalian ke mana?"tanya Arjuna, dan Raka menunjuk Gendis yang sedang berbicara dengan dokter Rahma di meja

Jantung Arjuna berdetak melihat dia wanita yang sangat dia. ingin temui, dia tidak mungkin kembali atau menghindar, siap atau tidak siap, saat ini dia sudah

Arjuna berjalan dengan menggandeng Cahaya dan Raka menghampiri Gendis dan dokter Rahma, dia mempersiapkan banyak kata dalam hatinya

" Mah ada om baik nih... " Cahaya memberitahu, Gendis dan Dokter Rahma menoleh ke arah belakang, Gendis sangat terkejut

Dokter Rahma tak kalah terkejut dengan kehadiran Arjuna, wajah yang tak asing lagi, beberapa kali dia melihat Arjuna di TV dan surat kabar yang memuat berita mengenai perkembangan bisnis pratama group karena dokter Rahma tidak memiliki sosial media

"Ibu ke toilet dulu nak.. " ucap dokter Rahma dengan suara yang parau, Gendis yang masih kebingungan tak menjawab, hanya mengangguk

Dokter Rahma berlari kecil, dia tak siap dengan pertemuan mendadak ini, Arjuna berlari mengejar dokter Rahma setelah sadar dari tadi dia menatap Gendis

Gendis bingung kenapa Arjuna berlari ke arah dokter Rahma, apa yang sebenarnya terjadi, dia bertanya dalam hatinya, apakah Arjuna telah mengetahui bahwa Dokter Rahma adalah ibu kandungnya

" Raka dan Cahaya di sini dulu yah, jangan ke. mana-mana, om baik dan mamah mau ke toilet dulu, Raka kamu jaga yah Cahaya" perintah Gendis

" Iya mah... " jawab Raka, Gendis berjalan cepat menyusul Arjuna dan dokter Rahma

" Ibu... ibu..." panggil Arjuna, tapi dokter Rahma tak berpaling, dia pura-pura tak mendengar panggilan itu

Arjuna menghentikan langkahnya, dia tak percaya diri, apakah dia sedang mengalami penolakan dari ibu kandungnya sendiri, apakah selama ini dia memang tidak diinginkan olehnya

Gendis akhirnya memahami situasi yang sedang terjadi, Arjuna sudah mengetahui dokter Rahma adalah ibu kandungnya

" Beri dia waktu tuan, aku yakin dia mengetahui tuan memanggilnya, mungkin ibu shock , " ucap Gendis

" Jadi kamu mengetahuinya? " tanya Arjuna

" Belum lama aku mengetahui mengenai hubungan tuan dan Ibu Rahma, " jawab Gendis, dia melihat tatapan kecewa sari raut Arjuna

" Tuan menginap di sini? di kamar berapa? aku

akan memenangkan ibu Rahma dulu, nanti aku akan ke meninggalkan pesan ke front office , " ucap Gendis

" Berikan Handphone mu, " melihat tatapan Arjuna yang begitu serius, Gendis menyerahkan handphone miliknya pada Arjuna

Arjuna melakukannya panggilan ke handphone miliknya untuk mengetahui nomer ponsel Gendis dan menyimpan nomernya sendiri

" Akan lebih efektif jika kamu memberi kabar dengan menelepon ku atau mengirim ku pesan singkat, " kata Arjuna

Muka Gendis memerah seperti kepiting rebus, dia tidak kepikiran untuk bertukar nomer handphone karena merasakan gugup juga

" Baik tuan aku akan menemui ibu Rahma dulu, " jawab Gendis

" Aku akan menunggu kabar dari mu dan...terimakasih, " Gendis mengangguk dan berjalan cepat ke arah toilet wanita untuk berbicara dengan dokter Rahma

Di dalam toilet ibu Rahma sedang menangis di depan kaca,

" Ibu..., " Panggila Gendis

" Nak... "dokter Rahma tak sanggup melanjutkan kata-katanya, dia begitu bahagia Arjuna memanggilnya ibu, tapi ini terlalu mendadak baginya

" Ayo bu kita keluar dari sini, kita kembali ke kamar saja, " mereka kembali ke ballroom untuk menjemput Raka dan Cahaya

Beruntung acara hari ini adalah pembukaan dan peran lukisan yang masuk ke dalam 20 besar, sedangkan pengumuman pemenang akan diadakan besok

" Cahaya, Raka kita kembali ke kamar yah, eyang sedang tidak sehat, " ajak Gendis

" Baik mah... " jawab mereka, setelah memberitahu panitia, mereka kembali ke kamar

Raka dan Cahaya asyik bermain di kolam renang, Gendis memanfaatkan kesempatan itu untuk berbicara dengan dokter Rahma dari hati ke hati

" Ibu berhutang penjelasan pada tuan Arjuna, walau bagaimanapun dia tah berusaha mencari ibu hingga datang ke sini, " ucap Gendis, dokter Rahma yang sedang berbaring di tempat tidur memilih bangun dan menatap Gendis

"Ibu takut nak...apa yang harus ibu katakan padanya? " tangis dokter Rahma pecah kembali

" Katakan apa adanya bu, tuan Arjuna bukan anak kecil lagi yang ibu khawatirkan, dia bisa menjaga dirinya sekarang, " kata Gendis

" Dia pasti membenci ibu... " Dokter Rahma berpraduga

"Kalau tuan Arjuna membenci ibu, dia tidak akan datang ke sini untuk menemui ibu, marah mungkin iya itu sangat manusiawi, " Gendis berusaha menenangkan hari dan pikiran dokter Rahma

" Baiklah nak... ibu menyerah, " jawabnya

" Setelah Cahaya dan Raka selesai bermain kita akan menemui tuan Arjuna, kami akan menemani ibu, tapi aku minta tolong ya bu, jangan beritahu tuan Arjuna mengenai Cahaya dan Raka adalah anaknya, " pinta Gendis

" Kenapa nak? kamu takut?" tanya dokter Rahma

" Tidak sekarang bu, aku ingin dia menyelesaikan masalah dengan ibu dahulu, " jawab Gendis

" Baiklah nak, ibu setuju, terlalu berat baginya jika mengetahui saat ini , " dokter Rahma dan Gendis berpelukan

Bersambung...

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Terpopuler

Comments

Umi Ningsih Mujung

Umi Ningsih Mujung

❤️❤️

2021-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!