Pertemuan Pertama

Satu Bulan Kemudian...

Arjuna melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar, setelah membuka pintu dengan perlahan, dia melihat isi kamar yang tidak banyak berubah sejak perpisahan nya dengan Gendis enam tahun yang lalu

Arjuna masih ingat tujuh tahun yang lalu menikahi seorang gadis yang sangat lugu, bahkan gadis itu telah menyerahkan segalanya pada Arjuna

Sayangnya Arjuna saat itu tak bergeming, dia benci dengan ikatan pernikahan, dan tidak percaya dengan sebuah hubungan

Baginya hubungan dengan seseorang hanya akan saling menyakiti, komitmen pernikahan akan percuma karena akan banyak perdebatan di dalamnya, itu yang dia dapatkan dari pernikahan orang tuanya

Trauma itu begitu mendalam, tak ada kedamaian dalam keluarganya, setiap hari hanya ada pertengkaran antara orang tuanya

Arjuna tumbuh dengan kasih sayang Tuan Pratama kakeknya, dia lebih suka mengabdikan dirinya untuk pekerjaan, namun lambat laun jauh di lubuk hatinya Arjuna juga merasakan kesepian

Terkadang Arjuna ingin bertemu dengan Gendis, hanya sekedar ingin mengetahui kabarnya, dia adalah wanita satu-satunya yang pernah bercinta dengannya

Tapi Arjuna sendiri tak merasa punya perasaan dengan Gendis, tapi entah mengapa wanita itu beberapa kali pernah datang dalam mimpinya

Arjuna juga sulit mengartikan perasaan yang dimiliki pada Gendis, dia hanya meyakini perasaan itu hanya rasa bersalah, telah meninggalkan gadis itu bukan perasaan cinta

" Tuan Arjuna mau pulang hari ini? " tanya bi Imah

" Iyah, setelah sarapan aku pulang, " jawab Arjuna, larut malam dia sampai rumah kakeknya, kebetulan dia sedang meninjau proyek di daerah yang tidak jauh dari rumah mendiang kakeknya

Arjuna menginap semalam untuk melepas lelah, dia memilih beristirahat di rumah ini dan menempati kamar milik kakeknya, terakhir kalinya menginjakan kaki di rumah ini empat tahun yang lalu saat menemani ayahnya meninjau pabrik, setelah itu Arjuna sibuk dengan perusahaannya dan pabrik teh diurus oleh tuan Dewa

"Bi... " panggil Arjuna dengan ragu

" Ada apa tuan? " bi Imah yang ingin menuju dapur membalikan badannya

" hm...tidak apa-apa, " Arjuna semakin ragu bertanya dan memilih menyeruput kopi hitam yang dibuat bi Imah, dia harus bergegas sampai kantor karena ada meeting dengan klien

"Bi, aku pulang dulu," kata Arjuna,

" Baik tuan hati-hati di jalan," jawab bi Imah

Meskipun Arjuna jarang sekali berkunjung berkunjung ke rumah itu, tapi kebutuhan bi Imah dan tukang kebun selalu terpenuhi melalui

asisten pribadinya

Nyonya Carla dan Tuan Dewa yang kerap datang untuk berlibur dan meninjau pabrik teh, tetapi Arjuna melarang siapapun menempati kamar miliknya dan Gendis dulu

***

" Tuan jalan utama sedang ada perbaikan, kemungkinan akan macet, bagaimana jika kita pakai jalan alternatif, meskipun lebih jauh tapi kita tidak terjebak macet, " pak Ujang supir Arjuna memberikan saran

" Ya sudah lewat jalan alternatif saja, " jawab Arjuna sembari melihat layar handphone memeriksa beberapa berkas yang dikirim asisten pribadinya dari kantor pusat

Jalan alternatif yang dilalui mereka ramai lancar, Arjuna meletakan handphone di sakunya, lelah masih menyelimuti tubuhnya, dia menyandarkan kepalanya di kursi mobil, semalam dia hanya tidur beberapa jam saja

Saat sedang melihat pemandangan melalui jendela mobil, Tiba-tiba pandangan Arjuna tertuju pada seorang anak yang sedang fokus melukis

" Pak berhenti di depan yang ada anak sedang melukis, " Arjuna memberikan instruksi, pak Ujang menepikan mobilnya di depan toko lukisan

Arjuna turun dari mobil dan melihat beberapa lukisan yang terpajang di toko itu, dia melihat seorang anak yang sedang melukis dengan penuh penghayatan

" Dek... kok berhenti nyanyi, ayo nyanyi lagi nanti kakak belikan es cream kesukaan kamu, " seru Raka

" Beneran ya kak, Oke aku nyanyi lagi yah, jangan lupa nanti belikan dua yah, " Cahaya menawar

" Kalo hari ini lukisan ada yang laku, kakak belikan es cream tiga, " janji Raka pada adiknya

" Emang boleh sama mamah? beli es cream tiga? " tanya Cahaya tak percaya

" Boleh kok, kakak sudah ijin, " jawab Raka

" Yeay.... yeay... " sorak gembira Cahaya

Arjuna yang mendengarkan percakapan mereka tersenyum, Raka tidak mengetahui disampingnya ada Arjuna yang sedang melihat lukisannya

Cahaya menyanyikan sebuah lagu yang indah, membuat Raka semakin menghayati lukisannya dengan mendengarkan suara adiknya yang merdu

Arjuna yang baru saja mendengarkan Cahaya bernyanyi begitu takjub dengan keindahan suara yang dimiliki anak itu, begitu syahdu dan nikmat didengar oleh telinganya

Raka yang menyadari ada orang di sampingnya, berdiri dan menyapa, " Tuan ada yang bisa saya bantu?" tanya Raka

" Panggil saja om, nama kamu siapa?" tanya Arjuna

" Raka dan ini Adik ku Cahaya, " jawab Raka, dia terbiasa berbicara dengan pelanggan

" Ini lukisan yang kamu buat sendiri? " Selidik Arjuna dengan penuh penasaran

" Iya om ini lukisan ku sendiri, " jawab Raka dengan penuh percaya diri

" Om mau beli?" tanya Cahaya menimpali

" Oke Om akan beli semua lukisan yang ada di sini, tapi om minta Cahaya menyanyi lagi yah, " Arjuna menawar

"Semua om?!! " Raka dan Cahaya serempak membulatkan mata mereka

"Iya semua, om serius" Arjuna meyakinkan

" Oke om!!, " Seru Cahaya dengan semangat, dia mulai melantunkan sebuah nyanyian, yang membuat Arjuna begitu menikmati

Rasa lelah yang dirasakan seperti hilang, entah karena mendengar suara Cahaya atau melihat ekspresi keceriaan Raka dan Cahaya, yang pasti Arjuna sangat menikmati kebersamaan mereka

Pak Ujang tak biasanya melihat Arjuna mampir bukan untuk urusan pekerjaan dengan durasi yang lama, biasanya dia on time jika ada jadwal meeting

Arjuna mengeluarkan handphonenya, mengirim pesan singkat pada Asisten pribadinya untuk meng-handle meeting dengan klien

***

Tak terasa sudah dua jam mereka bersama, Raka menjelaskan lukisan yang dibuatnya sedangkan cahya menyanyi sambil menggambar

"Sejak kapan Raka bisa melukis? " tanya Arjuna penasaran

“ Kata mamah sih sejak umur empat tahun aku suka menggambar om, " jawab Raka

" oh iya Kalian sudah makan siang? " Tanya Arjuna dengan antusias, Raka dan Cahaya menjawab dengan menggelengkan kepalanya

" Ayo kita makan, om yang bayar, " ucap Arjuna

" Tapi om, kita kan baru kenal om, kata mamah jangan ikut orang yang baru dikenal, " kata Raka

Arjuna paham dengan kata-kata Raka dia adalah orang asing yang baru saja bertemu dengan mereka, wajar saja kalau mereka takut

" Begini saja, Kita malam di warung sebelah bagaimana?" tawar Arjuna

" Oke om! " Seru Raka dan Cahaya

Mereka menuju warung makan yang tak jauh dari toko mereka, Raka dan Cahaya begitu antusias, meskipun Reyhan kerap mengajak mereka makan di restauran tapi kali ini mereka sangat gembira meski hanya makan makan sederhana

Perasaan gembira juga dirasakan oleh Arjuna, dia tidak. mengerti kenapa begitu nyaman berada dekat dengan mereka

Bersambung...

.

.

.

Teman-teman jangan lupa like, vote dan komen yaaa, kritik dan saran sangat aku nantikan ❤🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!