Rahasia Masa Lalu

Reyhan semakin penasaran apa sebenarnya yang terjadi, ada hubungan apa antara Gendis dan Arjuna sehingga wajahnya terlihat pucat pasi, biasanya dia ceria meski beban hidup yang dialaminya

Reyhan memilih diam tak bertanya, memberikan ruang pada Gendis untuk berfikir, dia tidak mau dianggap sok ingin tau kehidupan pribadi Gendis, dia memilih menunggu Gendis mengatakannya sendiri

Di mobil Arjuna Raka dan Cahaya terlihat ceria, Arjuna teringat wajah Gendis saat tadi mereka bertemu, gadis yang dia nikahi saat usianya 17 tahun kini menjadi sosok ibu muda berusia 24tahun, masih cantik dan manis seperti dulu, itulah yang dipikirkan Arjuna

Arjuna penasaran apakah Reyhan adalah suaminya? tapi mana mungkin kedua anak ini ingin satu mobil dengan Arjuna jika Reyhan adalah ayah kandung mereka, mereka pasti lebih memiliki berada bersama orang tuanya

" Apakah setelah pergi dari rumah kakek dia menikah lagi? kami bahkan belum mengurus perceraian itu secara hukum, tapi bisa jadi dia menikah secara sirih dengan orang lain, " begitu banyak pertanyaan dalam pikiran Arjuna, pagi ini begitu sangat mengejutkannya

Arjuna tidak bertanya apapun pada Raka dan Cahaya, mereka terlalu kecil untuk Arjuna tanyai Lagipula dia tidak ingin merusak suasana kebersamaan hari ini

Perasaan Gendis rasanya tak karuan, dia takut tapi juga senang bertemu dengan Arjuna. Gendis teringat dengan ancaman nyonya Carla, dia pasti tidak main-main dengan ancaman itu, bagi Gendis anak-anaknya adalah harga yang paling berharga, dia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Raka dan Cahaya

Perjalanan ke wisata pemandian air panas mereka tempuh sekitar satu jam, tempat itu sekarang milik Pratama Group dan akan dibangun hotel di sampingnya

Mereka keluar dari mobil masing-masing, Raka dan Cahaya menghampiri ibunya, Gendis langsung menciumi anak-anaknya, satu jam rasanya tersiksa mengijinkan anak-anaknya bersama Arjuna

" Pak Jangan bilang pada siapapun aku bertemu dengan Gendis hari ini, " ucap Arjuna pada pak Ujang dengan nada pelan

" Baik tuan, saya mengerti, " jawab pak ujang

Pak Ujang sudah lama 10 tahun menjadi supir pribadi Arjuna, dia tau pernikahan singkat yang dilakukan Arjuna dengan Gendis

Arjuna tidak ingin orang tuanya mengetahui bahwa dia telah bertemu dengan Gendis, terlebih lagi ibunya selalu mendekatkan yang dengan Susan, Arjuna tidak ingin Gendis mendapatkan kesulitan

" Sayang kita enggak bisa mandi air panas om, " kata Raka

" Kenapa? " tanya Arjuna

" Kita enggak bawa baju ganti om, " jawab Cahaya

" Gak apa-apa nanti om minta belikan, " mendengar jawaban Arjuna, Raka dan Cahya melirik Gendis, mereka ingin melihat ekspresi ibunya

" Tidak perlu tuan, biar saya yang belikan baju untuk mereka," ucap Gendis

" Cahaya dan Raka duluan saja bersama om Arjuna, om Reyhan dan mamah beli baju dulu ya, " kata Reyhan

" Siap om, " seru Raka

" Baiklah kalo begitu, nanti tanyakan saja pada staf pemandian VIP, kami akan menunggu di sana, " ucap Arjuna, Reyhan mengangguk

" Jangan nakal ya nak, mamah nanti menyusul, " Gendis mengusap kepala Raka dan Cahaya

Reyhan hapal dengan daerah itu, mereka pergi ke pasar yang tak jauh dari wisata pemandian.

" Dia adalah pria dari masa lalu ku, pria yang menyakiti ku tapi juga memberikan aku hal yang paling berharga, " Gendis membuka pembicaraan dengan Reyhan

Reyhan tah begitu kaget, dia sudah menduganya, dari ekspresi Gendis,

" Apakah dia mengetahui Raka dan cahaya adalah anaknya?" tanya Reyhan

" Aku tidak pernah memberitahu siapapun termasuk dokter Rahma mengenai dengan siapa aku menikah, mereka adalah keluarga terpandang, aku tidak ingin anak ku dicap sebagai anak haram, karena aku yakin orang-orang tidak akan percaya bahwa kami menikah secara sah, " ungkap Gendis dengar berlinang air mata mengingat kejadian tujuh tahun yang lalu

Reyhan menepikan mobilnya, dia meraih tangan Gendis, tanpa banyak berkata-kata, dia hanya ingin Gendis tau bahwa dia tidak sendirian, Reyhan meraih tisu dan memberikannya pada Gendis

" Apa kamu akan memberitahu Arjuna mengenai anak-anak nya? " tanya Reyhan, Gendis menggelengkan kepalanya

" Belum lama ibunya mendatangi ku, dia mengancam akan melakukan sesuatu jika aku mengusik keluarganya, dia akan dijodohkan dengan wanita yang levelnya sama dengan mereka, tidak seperti ku, " ungkap Gendis

Reyhan mendengarnya geram dan mengepalkan tangannya, mendengar wanita yang dicintainya diancam nalurinya ingin melindungi

" Kamu ibu yang tangguh, ibu yang luar biasa, " ucap Reyhan menyemangati, Dia melajukan kembali kendaraannya.

****

Gendis dan Reyhan kembali dari pasar dengan membawa 2 pasang baju, mereka diantar oleh salah satu staf menuju area VIP pemandian air panas.

Cahaya dan Raka terlihat senang, mereka mandi dengan bercanda dan tertawa, kekhawatiran Gendis hilang sejenak melihat raut bahagia ke dua anaknya

Area pemandian VIP ini hanya ada mereka, begitu indah, Gendis tak heran, keluarga Pratama ekspansi bisnisnya merambah tempat wisata, tak jauh dari posisi mereka sudah tersedia berbagai macam makanan dan minuman

Gendis membatin dalam hatinya, andaikan saja Arjuna tau dua anak kembar itu adalah anak kandungnya, mungkin dia akan sangat senang, melihat saat ini Arjuna tidak kaku dan eangkuh tujuh tahun yang lalu

Waktu telah mengikis sifat angkuh dan kakunya, tapi tidak mengikis perasaanya untuk Arjuna, seketika Gendis ingat dengan ancaman nyonya Carla, sepertinya Arjuna memang tidak boleh tau mengenai Raka dan Cahaya

Puas bermain seharian mereka akhirnya memutuskan pulang, waktu telah menunjukan jam 5 sore, Raka dan Cahaya terlihat sudah lelah

" Terimakasih om baik sampai ketemu lagi... " ucap Raka, Arjuna berjongkok dan membelai rambut Raka

" Hati- hati di jalan ya Raka, Cahaya, " ucap Arjuna

" Om juga hati-hati di jalan ya, "Cahaya mencium pipi Arjuna

Arjuna terkejut, jantungnya berdebar, sebelumnya dia tidak pernah dicium oleh wanita apalagi seorang anak kecil, Gendis yang melihatnya juga ikut terkejut

***

Dalam perjalanan pulang Gendis terdiam tidak banyak yang mereka bicarakan, Reyhan tak berani mengganggu sedangkan Cahaya dan Raka telah terlelap di kursi belakang

Sampai di rumah Gendis menggendong Cahaya sedangkan Reyhan menggendong Raka dan membaringkan mereka di tempat tidur

" Aku pulang dulu ya, " Reyhan berpamitan

" Terimakasih yah Reyhan, maaf kalo situasinya tidak seperti yang diharapkan, " Gendis merasa tak enak hati

" Tidak apa-apa, titip salam untuk ibu Rahma, " Reyhan masuk ke salam mobilnya, setelah mobil Reyhan pergi, Gendis kembali ke dalam rumah

" Nak Reyhan sudah pulang ya? " tanya dokter Rahma

" Iya bu... " Gendis langsung memeluk dokter Rahma, dia menahan tangisnya sejak bertemu dengan Arjuna

" Ada apa nak? " Dokter Rahma terkejut dengan pelukan Gendis yang disertai dengan tangisan

" Om baik itu dia bu... laki-laki yang telah menyakiti ku, ayah dari anak-anak ku, " ungkap Gendis dengan terisak

" Sebetulnya dia siapa nak? apa yang kamu rahasiakan dari semua orang ? " dokter Rahma semakin dibuat penasaran

" Arjuna bu, cucu dari tuan Pratama, " mendengar jawaban dari Gendis, sontak dokter Rahma terkejut, nama keluarga yang tidak asing lagi di telinganya

"Ma.. ma.. maksud kamu Pratama group? " kini dokter Rahma yang gemetar

" Ada apa bu? kenapa ibu jadi seperti ini? " Gendis balik bertanya, dia memapah dokter Rahma ke kursi dan memberikan segelas air putih