Balada Cinta Anak Manusia
Ponselku berbunyi untuk ketiga kali nya di atas meja kerja ku. Nomer tak di kenal tertera di layar ponselku. Aku memang enggan mengangkat nomor asing yg tidak ku kenal. Karena ini sudah lebih dari 3x akhirnya dengan enggan ku geser gambar telpon berwarna hijau.
" Apakah kamu yg bernama Andrea? Saya ingin berbicara empat mata dengan anda ! Temui saya di Kafe Angin mamiri saat jam makan siang"terdengar suara dari ponselku.
Aku mengernyitkan dahi mencoba mengenali suara wanita di ponselku.
" Maaf saya bicara dengan siapa ya? " tanyaku sopan.
"Saya mami nya Aryo. Dan saya tunggu anda di tempat yg telah saya sebutkan tadi. Dengan hormat! " Jawabnya tegas. Setelah itu percakapan kami terputus diakhiri dari mami Kak Aryo.
Hmmmm...
Aku belum pernah sama sekali di perkenalkan dg ibu kandung kekasihku itu. Namun mengapa sekarang dia ingin menemui ku? Darimana dia tau nomer pribadiku? Aku masih saja bertanya sendiri. Namun aku tak mau menanyakan juga ke Mas Aryo.
Setelah ku pertimbangkan dengan matang akhirnya aku menemui ibu Mas Aryo di saat jam makan siang.
Motor matic ku melaju membelah jalanan yg sangat terik. Tak lupa jaket dan masker penutup mulut jg telah ku pakai agar tidak kepanasan. Perjalanan ku tempuh selama 10 menit saja karena Kantor dengan kafe angin mamiri ini tidak terlalu jauh.
Ku masuki halaman Kafe ini. Kafe dengan gaya anak muda ini tergolong baru. Cat pagar nya masih terlihat terang. Setelah ku parkirkan motor di halaman aku segera memasuki kafe itu. Seorang laki laki pegawai kafe membuka pintu kaca ini dan mempersilahkan aku masuk.
Udara sejuk dari AC segera membuatku nyaman. Mataku melirik ke kanan dan ke kiri mencari sosok ibu2. Dalam bayanganku Mami Mas Aryo adalah seorang ningrat yg memakai baju kebaya ala2 ibu pejabat dengan sanggul di kepalanya. Namun di dalam kafe ini tak ku jumpai sosok seperti itu. Hanya seorang wanita separuh baya menggunakan baju setelan mahal warna ungu dengan bros mawar yg kurasa bermata berlian tersemat di dadanya. Rambutnya ikal sebahu dan kulihat di jemarinya terpasang sebuah cincin putih yg bertahtakan berlian pula. Mungkin kah dia Mami Mas Aryo,. 🤨🤨
" Andrea! " Panggil wanita itu sambil melambaikan tangannya.
Aku mendekati meja nya. Kafe ini menyediakan privat room. Jadi setelah aku mengulurkan tangan untuk bersalaman wanita itu mengajakku untuk masuk ke dalam privat room.
Entah Pembicaran apa yg ingin disampaikan padaku sampai2 dia menyewa ruangan ini. Ah biarlah ga ada urusan juga batin ku sambil kaki ku mengikuti tubuh sintalnya.
Setelah kami menempati bangku yg telah di sediakan oleh pegawai kafe. Mami Mas Aryo memanggil pelayan itu. Dia menunjuk menu yg terdapat di buku menu. Lalu dia bertanya padaku dengan suara datarnya.
" Silahkan anda pesan sesuai selera. " Suaranya tegas namun sopan.
" Jus wortel dan tomat saja mas. " pintaku
lalu kulihat nyonya di depanku ini asyik memilih makanan. Aku melihat dengan curi2 pandang wajahnya. Ternyata rambut ikal dan bibir tipis nan irit senyum Mas Aryo ini menurun dari mami nya.
Mungkin jika beliau tersenyum sungguh sangat menawan kecantikannya namun sayang beliau bukan type orang ramah sepertinya. Lalu Nyonya ini mendongak mungkin merasa ku perhatikan dan aku pun tergeragap sendiri.
" Ohya saya Hanah ibu kandung Aryo. Maaf telah membuatmu kesini. "
Katanya sambil menatapku tajam. Aku merasa jengah karena mungkin dia menilai penampilanku mulai dari ujung rambut sampai kaki. Pelayan masuk membawa pesanan kami. setelah pelayan itu keluar Nyonya Hanah mulai menyeruput Jus Sirsak di depannya.
" Minum lah pasti anda haus. Di luar sangat panas sekali" katanya mempersilahkan ku
Aku mengangguk dan segera mengucapkan terimakasih sambil menghisap sedotan ku. Perlahan rasa segar mulai membasahi kerongkonganku yg kering.
" Ohya langsung saja saya ingin menanyakan sejauh apa hubungan anda dengan Aryo ? Dan sudah berapa lama kalian berhubungan? " tanya nya to the point.
Aku meremas tangan kanan ku. Aku merasa bagaikan mau di adili saja oleh hakim yg kejam.
" Kurang lebih 3 tahun Bu. " Jawabku pelan
" Hmmm... lumayan lama ya, Dan apakah sampai hari ini anda masih berhubungan dg anak saya? " cecarnya lagi.
Aku mengangguk pasti.
" Apakah anda mencintai putra saya? Seberapa besar cinta anda pada Aryo,? " pertanyaannya sangat meresahkan ku.
Entah mengapa udara di privat room ini menjadi panas. Keringatku sudah mulai membasahi baju seragam kerja ku.
" Kami saling mencintai bu. Jika saja ada timbangan yg bs menakar kadar cinta saya mungkin tak akan mampu menghitungnya" jawabku kesal. Dia tersenyum lebar dan di sertai dg tawa nya yg ku dengar mengerikan.
"Hahaha... apakah benar begitu? Masih aja percaya dengan cinta! HuH! " katanya sedikit mencibir. Aku lihat lagi mata Nyonya Hanah sambil mencari letak kesalahan perkataan ku.
"Maaf bu, waktu istirahat saya tidak lama. kurang lebih masih ada 20 menit lgi" Kataku ingin mengakhiri saja perjumpaan yg tak ada gunanya ini
" Jika cintamu sangat besar dan tak dapat kau takar dg timbangan maka tinggalkan Anak saya. Cinta itu perlu pengorbanan bukan? maka berkorban lah utk cinta anda" jawabnya sambil tersenyum kecil namun senyum itu membuat jantungku berhenti berdetak beberapa menit.
Aku menggigit bibir bawahku keras. Perlahan rasa asin darah mulai kurasakan.
"Ketahui lah sejak remaja, Aryo sudah saya jodohkan dengan putri kerabat saya. Dia masih 2 garis keturunan dari nenek kami. Terus terang kami menginginkan Aryo meneruskan Trah keturunan eyang nya yang masih darah pangeran paku alam ke Xxxxxx... " Katanya dengan santai.
" Dan gadis yg akan saya jadikan menantu say adalah gadis yg sepadan dg Aryo. dia lulusan dari Amerika. Bulan depan dia akan pulang menemui Aryo. Bertepatan dg kelulusan Aryo menjadi seorang Perwira muda"
Kata-kata nya mengisyaratkan bahwa hubunganku dengan Mas Aryo tidak mendapat kan restu darinya. bibirku terasa perih. Aku masih menunggu kalimatnya lagi.
"Andrea anda gadis yg cantik dan pandai. Saya yakin dengan Berjalan nya waktu anda bisa melupakan anak saya Raden Mas Aryo Wijaksono Hadinoto dan dapat menemukan pengganti nya dg cepat dan mudah. Atau mungkin anda meminta kompensasi dari pengorbanan ini? "
Pfuih nama lengkap beserta gelar pacarku di sebutkan tanpa kecuali. Rasanya ingin membungkam mulut Nyonya Hanah dengan kedua telapak tanganku. Namun aku masih punya etika dalam menghadapi nyonya ningrat ini.
" Maaf Nyonya. cinta saya tulus untuk Mas Aryo. Saya tidak membutuhkan kompensasi apapun dari Nyonya. Kami telah berjanji setia dan setelah Mas Aryo selesai menempuh pendidikannya di Militer dia akan melamar saya" Jawabku datar dan tegas
Dia tertawa tapi tidak ada sesuatu yg lucu yg pantas di tertawakan.
" Kenapa anda percaya diri mengatakan Aryo akan melamar setelah pendidikannya selesai? Dapat kekuatan darimana sehingga anda berani menunggu nya? Bukan kah tadi saya katakan ada gadis lain yg akan menjadi pasangannya" katanya seolah melecehkan harga diriku.
Aku menghembuskan nafas kesal. Tau begini aku gak mau datang. Ya Tuhan masih ada ya manusia yg gila hormat dan gila garis keturunan seperti ibu Hanah ini.
" Keluarga besar kami sangat menjaga bobot, bibit dan bebet dalam mencari menantu. Maka dari itu saya mohon dengan sangat tinggalkan lah Aryo. Berjalan lah terus semoga Anda mendapatkan pengganti yg lebih baik dari Aryo. Bukan saya mengatakan anda tidak baik namun. Saya melihat ada perbedaan diantara kalian yg tidak bisa kami toleransi! " Katanya lagi. Aku berusaha keras menahan butiran kristal bening di pelupuk mataku.
"Jika Mas Aryo menyetujui Usulan Nyonya. Saya akan mengikuti nya. " Jawabku terpaksa. Oh cinta ku sangat menyakitkan sekali. Batinku ngilu.
"Hahaha yg anda katakan tidak masuk akal. Jika Aryo yg saya suruh begini jelas dia akan menetang saya. Karena itu saya harus menemui anda dahulu. Jika anda yg meninggalkan dia terlebih dahulu itu akan memudahkan nya mengambil keputusan" Pojoknya.
Harga diriku serasa terjun ke ujung paling bawah di dasar kakiku. Apakah aku tidak pantas menjadi istrinya? Apakah aku sedemikian hina di mata wanita ini?
Apakah Jawaban Mas Aryo akan mengiyakan permintaan ibunya saat ini jika dia mengalami hal yg sama dg ku?
" Saya mempunyai kenang2 an ini terimalah. Sebagai bentuk terimakasih saya karena anda telah mencintai anak sya" Katanya sambil memberikan sebuah kotak. Dia membuka sendiri kotak kado nya.
Sebuah gelang berwarna putih tebal dan di seluruh permukaannya berkilau. Dan sebuah amplop yg di dalamnya tertulis cek kosong.
" Tulislah seberapa banyak yg anda butuhkan disitu. Anda dapat menggunakan nya utk menyenangkan diri anda bersama keluarga" tangannya memegang cek yg dia tarik dari dalam amplop.
Sungguh demi kehormatan dan harga diriku sebagai wanita, Air bening seperti kristal ini menetes tanpa dpt ku bendung lgi.
TES!! TES!!
Sudah tak tahan lagi aku dengan perlakuan Ibu Hanah ini. Jika dia menginginkan aku berpisah dengan Mas Aryo akan aku turuti segera asal dia tidak lagi menghina harga diriku.
Entah kekuatan darimana yg ku dapatkan, Aku segera membalas ucapan ibu dari laki-laki yang ku cintai itu.
" Saya Andrea akan berjanji pada ibu. Mulai hari ini antara Saya dan Aryo anak ibu sudah tidak hubungan apa-apa lagi! Dan asal ibu ingat. Cinta saya dengan Mas Aryo Insyaallah tulus tak perlu saya menjual cinta saya dg barang yg ibu bawa ini. Cinta saya tak terbeli. Dan terimakasih traktirannya siang ini"
Lalu aku membalikkan badan dan berlari keluar dari kafe itu utk kembali lagi ke kantorku sambil berderai air mata. Aku tidak menangisi keputusanku itu, namun aku menangisi kesombongan orang tua itu. Menilai semua ternyata di nilai dengan materi.
Perkenalkan Namaku ANDREA LETA LETHISHA yang menurut Papa namaku berarti ANAK PEREMPUAN CANTIK YANG BERJIWA PEMIMPIN DAN SELALU MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN.
Umurku sekarang menginjak 22 tahun. Dan aku mahasiswa fakultas hukum semester akhir di salah satu universitas negeri bergengsi di kota ku. Aku selalu mendapat prestasi bagus di sekolah karena itu aku mendapat kan beasiswa untuk menempuh kuliah disini.
Dan di saat aku tinggal menunggu sidang skripsi kebetulan aku mendapatkan pekerjaan menjadi staf junior advokad di salah satu kantor firma hukum di kota ku.
Aku anak sulung dari 2 bersaudara. Adikku bernama AXELLE RADHIKA RAVINDRA yang Selisihnya 2 tahun di bawahku. Sekarang dia sedang menempuh pendidikan yg sama di kampus ku namun dia memilih fakultas kedokteran.
Menurut orang aku cantik dan energik. Padahal menurutku wajahku standard nasional wanita indonesia. Mamah ku orang pribumi asli Indonesia namun Papahku masih ada darah keturunan Belanda.
Namun menurut kisah masa lalu eyang putri dia masih memiliki darah Belanda dari Eyang buyutnya. Saat Jaman kolonial penjajahan Belanda dulu Eyang buyut putri menikah dengan salah satu Meneer Belanda. Namun aku adalah keturunan yang ke 6. Setidaknya kulit kuning langsat dan hidung bangirku masih jadi aset warisan nenek moyangku.
Dan Papah sebagi generasi kelima mendapatkan warisan tinggi tubuh yang melebihi orang Indonesia pada umumnya. Alis papah yg tebal, hidung bangir dan kulit kuningnya menurun pada aku dan Axelle. Namun garis wajah Axelle lebih mirip Mamah yg tirus dan rambut mama yang ikal.
Rambutku lurus panjang sebahu. Dari kecil Papah memang melarang Mamah untuk memangkas pendek rambutku. Menurut papah anak gadis lebih cantik dan elegan jika berambut panjang. Jika di pangkas pendek apa bedanya Andrea dan Axelle? Akhirnya Mamah mengalah dan sejak TK aku selalu berambut panjang. Papah suka sekalu membelikanku pita maupun jepit rambut berwarna warni. Jadi kalau kalian masuk ke kamarku dan melihat koleksi pita rambutku di meja rias kalian akan tercengang. Papah pula yg membelikan ku kotak penyimpanannya.
Entah lah kenapa papah menyukai gadis berambut panjang namun aku baru sadar ternyata Mamah juga memiliki rambut panjang legam yg bagus. Namun sekarang Mamah telah lama berhijab. Jadi rambut panjang mamah hanya terlihat saat kami berada di rumah saja.
Terus terang aku memang dekat dengan kedua orang tuaku, namun papah paling sibuk jika melihat aku sakit ataupun aku cemberut. Dengan sabar dan telaten Papah selalu memberikan apapun keinginan ku. Sebenarnya tak beda jauh dengan Axelle dia jg lebih dekat dengan mamah namun tak mengurangi kadar kasih sayang mereka ke kami.
Memang kami dari keluarga sederhana. Papah ku hanya seorang staf managerial di sebuah perusahaan Gas Indonesia. Sedangkan Mamahku sebagai Penjahit di rumah. Banyak tetangga maupun keluarga dan teman arisan mamah dari mulut ke mulut yg jadi langganan tetap beliau. Mama hanya memperkerjakan 2 asisten untuk urusan jahit menjahit di rumah. Dan mamah selalu menomor satukan kualitas daripada kuantitas.
Di rumah tidak ada barang berharga yg mencolok seperti rumah orang-orang berada. Hanya Ada Sofa ukir dari Jepara yg telah lama di miliki keluargaku. Dan bufet jati coklat kekar warisan eyang putri yg masih terawat dengan baik oleh sentuhan tangan lembut Mamah. Dan barang-barang elektronik rumah tangga yg turut melengkapi koleksi perabot rumah kami.
Walaupun rumah kami hanya memiliki luas 8 x 15 meter namun rumah kami tampak asri. Halaman depan di penuhi koleksi anggrek dan mawar mamah dan sebuah pohon jambu air yg tak pernah berhenti berbuah. di samping kiri rumah atau pavilion di bangun papah untuk workshop mama menjahit. Jadi kalau ada pelanggan yg ingin menjahitkan atau mengambil hasil jahitan bisa langsung menuju pavilion tanpa melewati ruang tamu.
Jadi Privacy keluarga tetap terjaga
Visual wajah Andrea ( author menggunakan wajah seorang di medsos semoga tidak keberatan yg punya wajah)
visual cowok cool. ketua OSIS di Sekolah ku...
Raden Mas aryo Wijaksono Hadinoto
ANDREA LETA LETISHA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
wowwwwwww💪
2023-09-08
1
MUHAMMAD MUFTI ALI
Hai kak aku sudah bom like di novel kakak silahkan cek dan like semua novel ku kak
•Legenda Si Penakluk Api
Tolong Bantu follow Dan Like karya novelku
Terimakasih
2020-03-23
1