Aku mempunyai kekasih sejak SMU bernama Aryo Wibowo. Aku adalah adik kelasnya di Salah 1 Sekolah Menengah Atas Favorit di kota ini. Aku mengenalnya sebagai ketua OSIS yang dingin. Matanya tajam bagai elang dan senyumnya irit. Pfuih banyak cewek yang naksir dia namun tak ada yang di hiraukannya. Saat itu aku baru kelas 1 dan masih menjalani Ospek. seperti biasa Ospek adalah cara kakak kelas melampiaskan balas dendam ke adik kelasnya.
30 menit kemudian bel berbunyi kami segera berbaris di lapangan dengan teman yang lain. kami berbaur dengan teman2 baru ada juga teman yg dulu 1 sekolah di SMP yg sekolah Di SMU ini.
Tak lama Ketua OSIS yang dingin itu maju di Mimbar untuk memberikan pengarahan tentang OSPEK hari ini. Gadis-gadis pada berbisik mengagumi sosok tampan di depan mimbar itu. Kalau aku cuek aja emang gue pikirin. Toh kalo cowok cakep biasanya belagu dan nyebelin.
Kami di beri tugas untuk minta tanda tangan pada semua pengurus osis tiap hari selama seminggu harus minta tanda tangan.
Huh!
kayak direktur aja, tanda tangan sekali udah jadi uang nah ini cuma OSPEK kesalku. Namun aku jadi teringat saat aku jadi OSIS saat SMP aku jg memplonco alias mengerjaian adik kelas seperti itu.
Ada aja cara kakak kelas yg mengerjain adik kelas barunya. Kalau mau tanda tangannya ada yang di suruh joged kayak orang gila. Ada yang di suruh acting. Ada yang di suruh nyanyi. Banyak kejadian lucu selama masa OSPEK.
" Eh kamu! Iya kamu! " teriak senior di depanku. Aku yang tersenyum sendiri jadi gelagapan.
" Saya kak? " kataku sambil menunjukkna jari tanganku sendiri ke dada
" Iya kamu grup Apel ya, sini maju! " teriaknya lagi. Duh galak banget nih cowok. Batinku agak njiper juga.
Dia menyuruhku berdiri di depan nya. Lalu dengan belagu melihatku sambil memutari tubuhku. Ish kurang kerjaan bener kataku dongkol.
"Sebutkan nama mu! Alamat dan nomer telpon! " Katanya sangar. Terdengar ketawa cekikikan senior cewek di belakangnya sambil menutup mulut.
" Eh si Bayu mau kenalan apa Ospek sih? " bisik kakak kelasnya yang memakai pita biru di rambutnya sengan teman sebelahnya yang masih tertawa.
"Siap nama Andrea, Alamatnya di bawah bumi di atas langit dan telpon belum pasang kak! " Jawabku sekenanya.
Tiba-tiba
Bhuahahahahaaa...
Terdengar suara orang tertawa geli mendengar jawabanku. Aku melirik mencari suara itu. Ternyata ketua OSIS itu yg tertawa. Wajahnya yg biasa dingin dan angkuh tiba-tiba terlihat bersemu merah menahan tawa.
Wajah Bayu kulihat merah padam. Namun entah mengapa dia tidak marah. Lalu dia menyuruhku minggir. Tapi ketua OSIS itu melarangku minggir.
" Hei enak saja kamu minggir. Ayo ikut saya!! katanya memerintah.
Dan aku yg telah terbiasa menjadi seorang ketua kelas tidak merasakan takut apapun padanya. Ku buntuti langkah kakinya yg lebar ke dalam ruang 'eksekusi'. Ruangan ini adalah salah satu kelas yg di sulap menjadi ruang sidang. Disana di buat mirip seperti ruang sidang. Ada meja hakim dan kursi terdakwa. Hahaa gokil habis masa itu.
Aryo mengetuk pintu dan disana duduk seorang kakak kelas wanita yg sedang menghukum 5 orang calon adik kelasnya. Anak laki-laki itu di suruh bernyanyi dengan mulut yg di plester entah apa kesalahan yg telah di perbuatnya. Aku acuh saja lalu..
" Duduk! " tunjuk ketua OSIS itu ke kursi terdakwa.
Aku segera menjatuhkan tubuhku di atas kursi.
Dia menggenggam sebuah buku tipis yg di gulung nya dan sengaja di pukul-pukul kan ke telapak tangannya.
'Uh sok cool! eh tapi iya sih emang Cool gumamku sendiri
" Eh kamu ngomong apa! yg keras jangan seperti tawon mendengung! " katanya sambil mendekatkan wajahnya
Aku menutup mata. Duh dia paranormal ya kok tau sih kalo di omongkan sendiri. Lalu aku tak berani menggerakkan badan lagi.
" Kamu tau apa kesalahanmu! " Tanya nya sambil menatap mataku.
" Tidak tau kak" Jawabku jujur
Dia mendelik mengerikan. Kan... aku memang tidak tau apa kesalahanku.. batinku kesal.
" Ini Ospek masih hari pertama ya, kamu sudah berani menjawab pertanyaan Seniormu dengan jawaban tidak benar! "
Oh oh oh. .. jadi itu kesalahan ku..
" Siap salah kak! " kataku mengkeret
Ya sih tadi maunya becanda memang dg jawabanku. Tapi Kak Bayu kan tidak masalah sih. Kenapa cowok dingin ini yang menghukumku.
" Kamu sudah paham kan kesalah mu. Kamu siap terima hukuman kan? " Katanya lagi sambil menghadap papan tulis
" balon ku ada limaaaaa..."
terdengar suara nyanyian cowok-cowok yg di hukum terdengar di belakangku sambil tersenyum menahan tawa mendengar nyanyian mereka aku melihat Aryo.
Sebenarnya bukan nyanyiannya yg lucu tpi aku tadi sempet melihat wajah mereka penuh dengan bedak tebal dan gincu. astaga ada yg sudah berkumis bibirnya merah merona
" Eh malah ketawa, mau saya hukum seperti mereka? "
"Ti.. tidak kak! "
"Kalau begitu, ini hukumanmu! tulis pada selembar karton kata2 ini!
AKU CINTA KAK ARYO!!
ANDREA -GRUP APEL -KELAS 1.1
aku membelalak kan mata terkejut. Ish apa-apa an sih ini.. Aku kan masih kecil baru kelas 1 SMU mana ada cinta-cinta an. sungutku
" Oh tidak mau ya? Baik! Aku ganti hukumannya besok pagi saat apel pagi kamu harus mengatakannya di depan podium! " Katanya dengan suara menekan.
"Iyaa.. iyaa saya akan tulis di selembar karton! " jawabku akhirnya.
" Siapa bilang cuma selembar karton? 20 karton harus kamu tulis dan harus kamu tempelkan di setiap kelas! " Perintahnya..
"Duh gustiii " ratapku malu
Setelah eksekusi itu aku di perbolehkan memasuki kelas ku. Aku menunduk ketika melewati beberapa senior yg masih saling berbisik.
" Owh itu anaknya.. hmmm kecentilan kali ya sampai Aryo turun tangan! "
aku mendengar salah satu bisikan itu lalu ku percepat langkahku di kelas agar segera meninggalkan tempat terkutuk itu
Aku mengetuk pintu kelas lalu tak lama aku di persilahkan masuk oleh seorang guru.
" Siang Pak, Maaf Habis dari Kantor OSIS " jawabku sendiri walaupun tanpa di tanya. Sambil mengatur nafas dag dig dug. Untung Pak Cecep guru PPKN ini tidak banyak bicara. Dan aku langsung duduk di sebelah Ratna.
"Andrea ..kau darimana? " bisiknya pelan
" Ruang terdakwa! " jawabku berbisik pula.
Pluk!
Tiba-tiba ada sepotong kapur putih mendarat di tangan kanan ku.
Aku dan Ratna tak lagi berani bersuara..
Setelah Pak Cecep keluar kelas, dengan bibir monyong aku mengadu pada Ratna.
" Sial nih Rat! Masa aku di hukum Kak Aryo sih" ceritaku sambil memonyongkan bibirku. Ratna mendelik kaget.
"Masa sih? Hukuman nya apa? " tanya nya lagi
Lalu ku jelaskan jenis hukuman yg harus ku lakukan mulai besok pagi. Ratna terkekeh namun dia seperti mendapatkan firasat kalau hukuman itu sebenar nya akal-akal Kak Aryo aja biar lebih dekat dengan ku.
Aku mengedikkan bahu, Tapi apa iya sih seperti itu. Ini hari pertama kami OSPEK kan aku juga baru tau namanya Kak Aryo tadi pagi. Ah pasti Ratna ngaco aja. Namun Ratna tetap bersikukuh dg pendapatnya.
" Dre, sebelum kita OSPEK kan kita semingguan udah masuk sekolah udah ikut pengarahan dan pengenalan pra OSPEK dari panitia OSIS. Nah saat kita baris di lapangan hari terakhir kita pengarahan itu ku lihat ada beberapa Panitia OSIS yg duduk bergerombol di ujung lapangan. Aku kan baris paling belakang Dre. Jadi aku dengar jelas beberapa orang itu mulai mencari inceran.. "
" Masa sih begitu? "
" Iya Ish gak percaya sih. ohya Kakak perempuanku jadi anggota OSIS jg lho. Namanya Rizkia. Aku dapat bocoran dari dia siapa aja yg di incer kakak kelas? "
" Trus siapa aja Rat? iiiih kamu udah kayak Mrs Lambe nganggur dehh" gelak ku lucu
Ratna cemberut sebal. Sambil menggelitiki pinggangku.
" Mau tau atau gak nih? " katanya pura-pura merajuk.
" Sok atuh kasih tau selebritas sekolah kita siapa sih hihi" kataku masih tertawa
Ratna makin semangat bercerita. Nih anak memang gampang akrab jadi dia dengan mudah mendapat berita gosip darimana saja. Namun Ratna juga sosok teman yang manis dan baik. Sepertinya Ratna cocok berteman dengan ku.
Padahal di kelas ini banyak gadis lain yang juga sama-sama ramah namun entah mengapa aku lebih senang berakrab ria dengan Ratna saja. Ratna selain ramah namun dia mampu menjaga privacy kita masing-masing jika tak aku ceritakan lebih dahulu dia pun tak akan menanyakan berita.
" Di kelas ini yg menonjol sepertinya untuk cewek adalah Stevy, dan Kamu Dre! kata Kak Rizkia 2 orang gadis ini masuk jajaran TOP 10 cewek anak baru yg jadi inceran kakak kelas"
begitu versi Ratna bercerita dan beritanya dapat bocoran valid dari Rizkia kakak Ratna.
" Sedang untuk cowoknya ada Zaidan si ganteng kelas sebelah yg cool nya minta ampun. Terus Ada Abrizam anak alim lulusan pondok pesantren modern" kata Ratna bersemangat
Aku tertawa geli mendengar namaku di sandingkan dengan Stevy. Ih mana mungkin aku ini sejajar dg Stevy. Dia gadis cantik dan supel gampang nemplok sama siapa saja. Akrab dengan cowok-cowok OSIS dan penampilannya selalu ber merk. Lihat sepatu dan tas nya mungkin setara dengan gaji Papah sebulan. Rambut Stevy kadang di hair spray warna warni kadang juga di kasih gliter biar kliatan mengkilap gitu.
Sedangkan aku sedikit pendiam, cuek dan penampilanku biasa saja. Mulai sepatu, tas maupun jam tangan sebagai pelengkap penampilanku ke sekolah harganya relatif terjangkau. Mamah membelikan ku di mall yang terdekat di rumah. Dan rambutku biasanya aku kucir kuda atau aku pakai kan bando saja simpel.
" Stevy tuh terkenal karena dia sering cari muka sih Dre ke kakak kelas" katanya sambil berbisik takut ketahuuan.
" Ssstttttt.. Ratna ga baik begitu" tegurku.
"Hmmm... maaf... " balasnya sambil menutup mulutnya
"Mungkin itu udah style nya Rat. Orang nya ceria bisa bergaul dengan siapa saja. Gak kayak aku yang lebih cuek. Dan kalau aku gak kenal dengan orang ya diem" jawabku sambil memasukkan sejumput remahan bolu yang tadi ku bawa dari rumah.
" Tapi Dre. Dengan cueknya kamu malah mendapat perhatian khusus lho. Mereka pada penasaran. "
" Hahaha... ngapain sih penasaran sama orang jelek kayak aku. Jangan berlebihan deh!" jawabku sambil meringis.
Ratna mendelik pura-pura marah.
" Ih gak percayaan sih nih anak. kamu cantik Dre! Hidung mancung mu seperti bule tapi bule masuk kampung, apalagi mata mu coklat udah kayak boneka aja hahaa.. Ya udah sih tunggu aja ya nti bakalan banyak surat cinta datang" lanjutnya lagi.
Aku menyudahi pembicaraanku karena kulihat seorang guru datang lagi kali ini gurunya perempuan.
Beliau berkenalan sebentar dengan kami anak baru. Namanya Ibu Amalia. Masih muda dan cantik dan beliau adalah guru BK. Bu Lia begitu dia minta di panggil. Dari tutur katanya memperlihatkan sisi keanggunan dan kesabarannya sebagai guru untuk tempat curhat anak ABG kayak kita ini.
Tiba-tiba beliau terdiam setelah 15 menit menerangkan biografinya karena kudengar suara cekikikan dari belakang.
" Maju!! " perintahnya tegas pada suara itu. Lalu kelas sunyi.
ternyata mata bu Lia itu melihat ke belakang, aku tau itu suara milik Stevy dan janet.
Karena di atas dada. kita ada badge nama kita masing-masing maka bu Lia dapat menyebutkan nya.
" Stevy dan Janet tolong maju ke depan !"
Mereka berdua akhirnya menunduk sambil berjalan ke depan.
" coba kalian ceritakan tentang diri kalian. ya hitung2-hitung perkenalan dengan teman baru kalian disini. "
Mereka berdua menunduk dan saling meremas tangan masing-masing.
"Hah ! cemen ternyata! " bisik Ratna pelan. Aku mencubit paha nya agar berhenti berisik.
10 menit berlalu mereka berdua masih terdiam, Sedangkan seluruh kelas hening hanya suara nafas saja yg terdengar berhembus. akhirnya Bu Lia menyuruhnya duduk kembali.
"Silahkan duduk nona. Nah baru tau kan kalau bicara di depan kelas ini susah. Makanya nak tolong hargai lah waktu orang yg sedang berbicara di depan mu. Tidak hanya saya saja namun guru yang lain pun harus kalian hargai" nasehatnya bijak.
Akhirnya kelas berjalan normal sampai waktu mengajar bu lia yg hanya 45 menit itu selesai.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 wib waktunya pulang. Aku segera membereskan perlengkapan sekolah ku dan menunggu teman-teman semuanya keluar kelas. Aku memang tidak suka jika berebut untuk keluar ruangan. Untuk apa berebut toh hanya selisih 5 sampai 10 menit saja untuk dapat menghirup udara luar.
Suara tertawa terbahak - bahak bahkan ada yang berteriak dari luar ku dengar di telingaku. Berisik sekali saat jam pulang sekolah, yah maklum saja mereka seperti merasakan kebebasan bercanda setelah terkekang di dalam kelas seharian.
Setelah tinggal satu dua orang di dalam kelas aku segera menyeret Ratna untuk segera bergegas keluar menuju halaman depan.
" Jangan lupa karton cinta nya yah! " Ku dengar suara Bariton dari belakang ku.
Aku menoleh dan kulihat seraut wajah tampan berpeci hitam berdiri di depan pintu ruang OSIS. Ruangan ini pasti akan kulewati jika akan masuk atau keluar kelas ku.
Ya Ampun cowok cool ini tampak mempesona sih. Tangan Ratna menarikku lalu aku tersadar sesaat dari lamunanku.
" Iya Kak pasti! " teriakku sambil berlalu.
Gank Stevy..
stevy nomer 2 dari kanan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments