MASA OSPEK

Aku mempunyai kekasih sejak SMU bernama Aryo Wibowo. Aku adalah adik kelasnya di Salah 1 Sekolah Menengah Atas Favorit di kota ini. Aku mengenalnya sebagai ketua OSIS yang dingin. Matanya tajam bagai elang dan senyumnya irit. Pfuih banyak cewek yang naksir dia namun tak ada yang di hiraukannya. Saat itu aku baru kelas 1 dan masih menjalani Ospek. seperti biasa Ospek adalah cara kakak kelas melampiaskan balas dendam ke adik kelasnya.

30 menit kemudian bel berbunyi kami segera berbaris di lapangan dengan teman yang lain. kami berbaur dengan teman2 baru ada juga teman yg dulu 1 sekolah di SMP yg sekolah Di SMU ini.

Tak lama Ketua OSIS yang dingin itu maju di Mimbar untuk memberikan pengarahan tentang OSPEK hari ini. Gadis-gadis pada berbisik mengagumi sosok tampan di depan mimbar itu. Kalau aku cuek aja emang gue pikirin. Toh kalo cowok cakep biasanya belagu dan nyebelin.

Kami di beri tugas untuk minta tanda tangan pada semua pengurus osis tiap hari selama seminggu harus minta tanda tangan.

Huh!

kayak direktur aja, tanda tangan sekali udah jadi uang nah ini cuma OSPEK kesalku. Namun aku jadi teringat saat aku jadi OSIS saat SMP aku jg memplonco alias mengerjaian adik kelas seperti itu.

Ada aja cara kakak kelas yg mengerjain adik kelas barunya. Kalau mau tanda tangannya ada yang di suruh joged kayak orang gila. Ada yang di suruh acting. Ada yang di suruh nyanyi. Banyak kejadian lucu selama masa OSPEK.

" Eh kamu! Iya kamu! " teriak senior di depanku. Aku yang tersenyum sendiri jadi gelagapan.

" Saya kak? " kataku sambil menunjukkna jari tanganku sendiri ke dada

" Iya kamu grup Apel ya, sini maju! " teriaknya lagi. Duh galak banget nih cowok. Batinku agak njiper juga.

Dia menyuruhku berdiri di depan nya. Lalu dengan belagu melihatku sambil memutari tubuhku. Ish kurang kerjaan bener kataku dongkol.

"Sebutkan nama mu! Alamat dan nomer telpon! " Katanya sangar. Terdengar ketawa cekikikan senior cewek di belakangnya sambil menutup mulut.

" Eh si Bayu mau kenalan apa Ospek sih? " bisik kakak kelasnya yang memakai pita biru di rambutnya sengan teman sebelahnya yang masih tertawa.

"Siap nama Andrea, Alamatnya di bawah bumi di atas langit dan telpon belum pasang kak! " Jawabku sekenanya.

Tiba-tiba

Bhuahahahahaaa...

Terdengar suara orang tertawa geli mendengar jawabanku. Aku melirik mencari suara itu. Ternyata ketua OSIS itu yg tertawa. Wajahnya yg biasa dingin dan angkuh tiba-tiba terlihat bersemu merah menahan tawa.

Wajah Bayu kulihat merah padam. Namun entah mengapa dia tidak marah. Lalu dia menyuruhku minggir. Tapi ketua OSIS itu melarangku minggir.

" Hei enak saja kamu minggir. Ayo ikut saya!! katanya memerintah.

Dan aku yg telah terbiasa menjadi seorang ketua kelas tidak merasakan takut apapun padanya. Ku buntuti langkah kakinya yg lebar ke dalam ruang 'eksekusi'. Ruangan ini adalah salah satu kelas yg di sulap menjadi ruang sidang. Disana di buat mirip seperti ruang sidang. Ada meja hakim dan kursi terdakwa. Hahaa gokil habis masa itu.

Aryo mengetuk pintu dan disana duduk seorang kakak kelas wanita yg sedang menghukum 5 orang calon adik kelasnya. Anak laki-laki itu di suruh bernyanyi dengan mulut yg di plester entah apa kesalahan yg telah di perbuatnya. Aku acuh saja lalu..

" Duduk! " tunjuk ketua OSIS itu ke kursi terdakwa.

Aku segera menjatuhkan tubuhku di atas kursi.

Dia menggenggam sebuah buku tipis yg di gulung nya dan sengaja di pukul-pukul kan ke telapak tangannya.

'Uh sok cool! eh tapi iya sih emang Cool gumamku sendiri

" Eh kamu ngomong apa! yg keras jangan seperti tawon mendengung! " katanya sambil mendekatkan wajahnya

Aku menutup mata. Duh dia paranormal ya kok tau sih kalo di omongkan sendiri. Lalu aku tak berani menggerakkan badan lagi.

" Kamu tau apa kesalahanmu! " Tanya nya sambil menatap mataku.

" Tidak tau kak" Jawabku jujur

Dia mendelik mengerikan. Kan... aku memang tidak tau apa kesalahanku.. batinku kesal.

" Ini Ospek masih hari pertama ya, kamu sudah berani menjawab pertanyaan Seniormu dengan jawaban tidak benar! "

Oh oh oh. .. jadi itu kesalahan ku..

" Siap salah kak! " kataku mengkeret

Ya sih tadi maunya becanda memang dg jawabanku. Tapi Kak Bayu kan tidak masalah sih. Kenapa cowok dingin ini yang menghukumku.

" Kamu sudah paham kan kesalah mu. Kamu siap terima hukuman kan? " Katanya lagi sambil menghadap papan tulis

" balon ku ada limaaaaa..."

terdengar suara nyanyian cowok-cowok yg di hukum terdengar di belakangku sambil tersenyum menahan tawa mendengar nyanyian mereka aku melihat Aryo.

Sebenarnya bukan nyanyiannya yg lucu tpi aku tadi sempet melihat wajah mereka penuh dengan bedak tebal dan gincu. astaga ada yg sudah berkumis bibirnya merah merona

" Eh malah ketawa, mau saya hukum seperti mereka? "

"Ti.. tidak kak! "

"Kalau begitu, ini hukumanmu! tulis pada selembar karton kata2 ini!

AKU CINTA KAK ARYO!!

ANDREA -GRUP APEL -KELAS 1.1

aku membelalak kan mata terkejut. Ish apa-apa an sih ini.. Aku kan masih kecil baru kelas 1 SMU mana ada cinta-cinta an. sungutku

" Oh tidak mau ya? Baik! Aku ganti hukumannya besok pagi saat apel pagi kamu harus mengatakannya di depan podium! " Katanya dengan suara menekan.

"Iyaa.. iyaa saya akan tulis di selembar karton! " jawabku akhirnya.

" Siapa bilang cuma selembar karton? 20 karton harus kamu tulis dan harus kamu tempelkan di setiap kelas! " Perintahnya..

"Duh gustiii " ratapku malu

Setelah eksekusi itu aku di perbolehkan memasuki kelas ku. Aku menunduk ketika melewati beberapa senior yg masih saling berbisik.

" Owh itu anaknya.. hmmm kecentilan kali ya sampai Aryo turun tangan! "

aku mendengar salah satu bisikan itu lalu ku percepat langkahku di kelas agar segera meninggalkan tempat terkutuk itu

Aku mengetuk pintu kelas lalu tak lama aku di persilahkan masuk oleh seorang guru.

" Siang Pak, Maaf Habis dari Kantor OSIS " jawabku sendiri walaupun tanpa di tanya. Sambil mengatur nafas dag dig dug. Untung Pak Cecep guru PPKN ini tidak banyak bicara. Dan aku langsung duduk di sebelah Ratna.

"Andrea ..kau darimana? " bisiknya pelan

" Ruang terdakwa! " jawabku berbisik pula.

Pluk!

Tiba-tiba ada sepotong kapur putih mendarat di tangan kanan ku.

Aku dan Ratna tak lagi berani bersuara..

Setelah Pak Cecep keluar kelas, dengan bibir monyong aku mengadu pada Ratna.

" Sial nih Rat! Masa aku di hukum Kak Aryo sih" ceritaku sambil memonyongkan bibirku. Ratna mendelik kaget.

"Masa sih? Hukuman nya apa? " tanya nya lagi

Lalu ku jelaskan jenis hukuman yg harus ku lakukan mulai besok pagi. Ratna terkekeh namun dia seperti mendapatkan firasat kalau hukuman itu sebenar nya akal-akal Kak Aryo aja biar lebih dekat dengan ku.

Aku mengedikkan bahu, Tapi apa iya sih seperti itu. Ini hari pertama kami OSPEK kan aku juga baru tau namanya Kak Aryo tadi pagi. Ah pasti Ratna ngaco aja. Namun Ratna tetap bersikukuh dg pendapatnya.

" Dre, sebelum kita OSPEK kan kita semingguan udah masuk sekolah udah ikut pengarahan dan pengenalan pra OSPEK dari panitia OSIS. Nah saat kita baris di lapangan hari terakhir kita pengarahan itu ku lihat ada beberapa Panitia OSIS yg duduk bergerombol di ujung lapangan. Aku kan baris paling belakang Dre. Jadi aku dengar jelas beberapa orang itu mulai mencari inceran.. "

" Masa sih begitu? "

" Iya Ish gak percaya sih. ohya Kakak perempuanku jadi anggota OSIS jg lho. Namanya Rizkia. Aku dapat bocoran dari dia siapa aja yg di incer kakak kelas? "

" Trus siapa aja Rat? iiiih kamu udah kayak Mrs Lambe nganggur dehh" gelak ku lucu

Ratna cemberut sebal. Sambil menggelitiki pinggangku.

" Mau tau atau gak nih? " katanya pura-pura merajuk.

" Sok atuh kasih tau selebritas sekolah kita siapa sih hihi" kataku masih tertawa

Ratna makin semangat bercerita. Nih anak memang gampang akrab jadi dia dengan mudah mendapat berita gosip darimana saja. Namun Ratna juga sosok teman yang manis dan baik. Sepertinya Ratna cocok berteman dengan ku.

Padahal di kelas ini banyak gadis lain yang juga sama-sama ramah namun entah mengapa aku lebih senang berakrab ria dengan Ratna saja. Ratna selain ramah namun dia mampu menjaga privacy kita masing-masing jika tak aku ceritakan lebih dahulu dia pun tak akan menanyakan berita.

" Di kelas ini yg menonjol sepertinya untuk cewek adalah Stevy, dan Kamu Dre! kata Kak Rizkia 2 orang gadis ini masuk jajaran TOP 10 cewek anak baru yg jadi inceran kakak kelas"

begitu versi Ratna bercerita dan beritanya dapat bocoran valid dari Rizkia kakak Ratna.

" Sedang untuk cowoknya ada Zaidan si ganteng kelas sebelah yg cool nya minta ampun. Terus Ada Abrizam anak alim lulusan pondok pesantren modern" kata Ratna bersemangat

Aku tertawa geli mendengar namaku di sandingkan dengan Stevy. Ih mana mungkin aku ini sejajar dg Stevy. Dia gadis cantik dan supel gampang nemplok sama siapa saja. Akrab dengan cowok-cowok OSIS dan penampilannya selalu ber merk. Lihat sepatu dan tas nya mungkin setara dengan gaji Papah sebulan. Rambut Stevy kadang di hair spray warna warni kadang juga di kasih gliter biar kliatan mengkilap gitu.

Sedangkan aku sedikit pendiam, cuek dan penampilanku biasa saja. Mulai sepatu, tas maupun jam tangan sebagai pelengkap penampilanku ke sekolah harganya relatif terjangkau. Mamah membelikan ku di mall yang terdekat di rumah. Dan rambutku biasanya aku kucir kuda atau aku pakai kan bando saja simpel.

" Stevy tuh terkenal karena dia sering cari muka sih Dre ke kakak kelas" katanya sambil berbisik takut ketahuuan.

" Ssstttttt.. Ratna ga baik begitu" tegurku.

"Hmmm... maaf... " balasnya sambil menutup mulutnya

"Mungkin itu udah style nya Rat. Orang nya ceria bisa bergaul dengan siapa saja. Gak kayak aku yang lebih cuek. Dan kalau aku gak kenal dengan orang ya diem" jawabku sambil memasukkan sejumput remahan bolu yang tadi ku bawa dari rumah.

" Tapi Dre. Dengan cueknya kamu malah mendapat perhatian khusus lho. Mereka pada penasaran. "

" Hahaha... ngapain sih penasaran sama orang jelek kayak aku. Jangan berlebihan deh!" jawabku sambil meringis.

Ratna mendelik pura-pura marah.

" Ih gak percayaan sih nih anak. kamu cantik Dre! Hidung mancung mu seperti bule tapi bule masuk kampung, apalagi mata mu coklat udah kayak boneka aja hahaa.. Ya udah sih tunggu aja ya nti bakalan banyak surat cinta datang" lanjutnya lagi.

Aku menyudahi pembicaraanku karena kulihat seorang guru datang lagi kali ini gurunya perempuan.

Beliau berkenalan sebentar dengan kami anak baru. Namanya Ibu Amalia. Masih muda dan cantik dan beliau adalah guru BK. Bu Lia begitu dia minta di panggil. Dari tutur katanya memperlihatkan sisi keanggunan dan kesabarannya sebagai guru untuk tempat curhat anak ABG kayak kita ini.

Tiba-tiba beliau terdiam setelah 15 menit menerangkan biografinya karena kudengar suara cekikikan dari belakang.

" Maju!! " perintahnya tegas pada suara itu. Lalu kelas sunyi.

ternyata mata bu Lia itu melihat ke belakang, aku tau itu suara milik Stevy dan janet.

Karena di atas dada. kita ada badge nama kita masing-masing maka bu Lia dapat menyebutkan nya.

" Stevy dan Janet tolong maju ke depan !"

Mereka berdua akhirnya menunduk sambil berjalan ke depan.

" coba kalian ceritakan tentang diri kalian. ya hitung2-hitung perkenalan dengan teman baru kalian disini. "

Mereka berdua menunduk dan saling meremas tangan masing-masing.

"Hah ! cemen ternyata! " bisik Ratna pelan. Aku mencubit paha nya agar berhenti berisik.

10 menit berlalu mereka berdua masih terdiam, Sedangkan seluruh kelas hening hanya suara nafas saja yg terdengar berhembus. akhirnya Bu Lia menyuruhnya duduk kembali.

"Silahkan duduk nona. Nah baru tau kan kalau bicara di depan kelas ini susah. Makanya nak tolong hargai lah waktu orang yg sedang berbicara di depan mu. Tidak hanya saya saja namun guru yang lain pun harus kalian hargai" nasehatnya bijak.

Akhirnya kelas berjalan normal sampai waktu mengajar bu lia yg hanya 45 menit itu selesai.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 wib waktunya pulang. Aku segera membereskan perlengkapan sekolah ku dan menunggu teman-teman semuanya keluar kelas. Aku memang tidak suka jika berebut untuk keluar ruangan. Untuk apa berebut toh hanya selisih 5 sampai 10 menit saja untuk dapat menghirup udara luar.

Suara tertawa terbahak - bahak bahkan ada yang berteriak dari luar ku dengar di telingaku. Berisik sekali saat jam pulang sekolah, yah maklum saja mereka seperti merasakan kebebasan bercanda setelah terkekang di dalam kelas seharian.

Setelah tinggal satu dua orang di dalam kelas aku segera menyeret Ratna untuk segera bergegas keluar menuju halaman depan.

" Jangan lupa karton cinta nya yah! " Ku dengar suara Bariton dari belakang ku.

Aku menoleh dan kulihat seraut wajah tampan berpeci hitam berdiri di depan pintu ruang OSIS. Ruangan ini pasti akan kulewati jika akan masuk atau keluar kelas ku.

Ya Ampun cowok cool ini tampak mempesona sih. Tangan Ratna menarikku lalu aku tersadar sesaat dari lamunanku.

" Iya Kak pasti! " teriakku sambil berlalu.

Gank Stevy..

stevy nomer 2 dari kanan

Episodes
1 Pov Andrea
2 MASA OSPEK
3 Masa Ospek bagian II
4 PENDEKATAN
5 PENDEKATAN 2
6 Aku Cinta kamu
7 Aku Cinta kamu 2
8 pacaran
9 Masa lalu mu
10 Perpisahan
11 Awal Berpisah
12 Kejutan
13 Mahasiswa Baru
14 Godaan cinta
15 Jangan mencintai ku
16 Lamaran
17 Pengakuan dosa
18 Jalan yg benar
19 Mami aku sudah dewasa
20 Masih Ada Harapan
21 Maafin aku
22 Asa yang terpendam
23 Sakit
24 Perhatian yang sia-sia
25 perhatian untuk mu
26 Opname
27 Sakit ku melebihi sakit mu
28 Cinta Monyet Axell
29 Masih sakit
30 Kekepoan Satria
31 Kacau
32 pertemuan pertama setelah putus
33 Malika
34 Pengintaian
35 nasehat sahabat
36 Kedatangan Aryo
37 Penasaran Zul
38 Aryo pusing
39 Tolong aku Pi..
40 Pamer pacar
41 pamer pacar lagi
42 Butuh konsen
43 Bab 43
44 atur strategi
45 Bermalam di rumah Dona
46 Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47 Teror Mami
48 Berkunjung ke rumah Dona
49 Lunch dengan keluarga Dona
50 Sakitnya tuh disini
51 cemburu
52 Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53 Buang dong gengsinya...
54 Masa lalu Hana Sarasvati
55 Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56 Nasehat bunda
57 Stres mau bertemu camer
58 Rumah Bimo
59 pov andrea
60 Pertengkaran
61 Menyembunyikan tangis
62 Meredakan emosi Mami
63 Aku gak kuat sama Mami, Pi
64 curhat anak gadis pada Ayah nya
65 persiapan berangkat
66 Keinginan Andrea yang aneh
67 Ijin ke Merapi
68 Tak dapat ijin
69 Zul sedih
70 Mengantar keberangkatan team Mapala
71 Kedatangan di gunung merapi
72 Kedatangan relawan Taruna
73 Ekspedisi di mulai
74 menemukan korban
75 Resti hilang
76 firasat
77 Upaya penyelamatan Aryo
78 Zein menyelamatkan Aryo
79 Resti ketemu
80 Menjemput Aryo
81 Pertemuan masa lalu
82 Kondisi darurat Aryo
83 Dasar Licik !
84 Aryo operasi
85 Pertikaian Ferdy dan Hana
86 Om Ferdy Pulang
87 Jika perbuatan curang itu menuai karma
88 Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89 Bertemu Andrea di rumah sakit
90 Dia calon adik ipar saya
91 Mami cari gara-gara
92 Aryo sadar
93 Permintaan Aryo
94 Kepergian Andrea
95 Jangan tinggal kan aku Sayang!
96 membuka kebohongan Mami
97 Membongkar kebusukan Mami II
98 Perang Dingin
99 POV Ferdy
100 Akhir nya .. Home sweet home
101 POV BU HANA
102 POV Hana2
103 Masih tentang Bu Hana
104 Akhirnya Talak satu untuk Hana
105 Pelantikan
106 cemburu
107 Ancaman Papi
108 penyesalan
109 Broken heart ya Dona
110 cincin
111 Satrio dan Ratna
112 Begini ya jadi calon istri
113 Persaingan antar lelaki
114 Harus merelakan walau tak rela
115 Pamit
116 Aku Pergi untuk kembali
117 Aku pergi untuk kembali 2
118 Permintaan yang sulit
119 Ada hati yang harus di perjuangkan
120 Pertemuan
121 Galau
122 Tugas pertama
123 Operasi pembebasan Sandera
124 Wisuda
125 Galau lagi
126 Menolong korban
127 Tidak kondusif
128 Hana berulah lagi
129 Aryo Hilang
130 Ternyata karena ancaman Vania
131 Akhirnya berita itu terdengar
132 Rencana ke Papua
133 Kabar terbaru dari Aryo
134 Kedatangan jenasah korban
135 Siapa korban nya
136 Harus kuat
137 Menanti kabar
138 Aryo di temukan
139 Ternyata
140 Kenyataan Pahit
141 Firasat buruk itu jadi kenyataan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Pov Andrea
2
MASA OSPEK
3
Masa Ospek bagian II
4
PENDEKATAN
5
PENDEKATAN 2
6
Aku Cinta kamu
7
Aku Cinta kamu 2
8
pacaran
9
Masa lalu mu
10
Perpisahan
11
Awal Berpisah
12
Kejutan
13
Mahasiswa Baru
14
Godaan cinta
15
Jangan mencintai ku
16
Lamaran
17
Pengakuan dosa
18
Jalan yg benar
19
Mami aku sudah dewasa
20
Masih Ada Harapan
21
Maafin aku
22
Asa yang terpendam
23
Sakit
24
Perhatian yang sia-sia
25
perhatian untuk mu
26
Opname
27
Sakit ku melebihi sakit mu
28
Cinta Monyet Axell
29
Masih sakit
30
Kekepoan Satria
31
Kacau
32
pertemuan pertama setelah putus
33
Malika
34
Pengintaian
35
nasehat sahabat
36
Kedatangan Aryo
37
Penasaran Zul
38
Aryo pusing
39
Tolong aku Pi..
40
Pamer pacar
41
pamer pacar lagi
42
Butuh konsen
43
Bab 43
44
atur strategi
45
Bermalam di rumah Dona
46
Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47
Teror Mami
48
Berkunjung ke rumah Dona
49
Lunch dengan keluarga Dona
50
Sakitnya tuh disini
51
cemburu
52
Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53
Buang dong gengsinya...
54
Masa lalu Hana Sarasvati
55
Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56
Nasehat bunda
57
Stres mau bertemu camer
58
Rumah Bimo
59
pov andrea
60
Pertengkaran
61
Menyembunyikan tangis
62
Meredakan emosi Mami
63
Aku gak kuat sama Mami, Pi
64
curhat anak gadis pada Ayah nya
65
persiapan berangkat
66
Keinginan Andrea yang aneh
67
Ijin ke Merapi
68
Tak dapat ijin
69
Zul sedih
70
Mengantar keberangkatan team Mapala
71
Kedatangan di gunung merapi
72
Kedatangan relawan Taruna
73
Ekspedisi di mulai
74
menemukan korban
75
Resti hilang
76
firasat
77
Upaya penyelamatan Aryo
78
Zein menyelamatkan Aryo
79
Resti ketemu
80
Menjemput Aryo
81
Pertemuan masa lalu
82
Kondisi darurat Aryo
83
Dasar Licik !
84
Aryo operasi
85
Pertikaian Ferdy dan Hana
86
Om Ferdy Pulang
87
Jika perbuatan curang itu menuai karma
88
Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89
Bertemu Andrea di rumah sakit
90
Dia calon adik ipar saya
91
Mami cari gara-gara
92
Aryo sadar
93
Permintaan Aryo
94
Kepergian Andrea
95
Jangan tinggal kan aku Sayang!
96
membuka kebohongan Mami
97
Membongkar kebusukan Mami II
98
Perang Dingin
99
POV Ferdy
100
Akhir nya .. Home sweet home
101
POV BU HANA
102
POV Hana2
103
Masih tentang Bu Hana
104
Akhirnya Talak satu untuk Hana
105
Pelantikan
106
cemburu
107
Ancaman Papi
108
penyesalan
109
Broken heart ya Dona
110
cincin
111
Satrio dan Ratna
112
Begini ya jadi calon istri
113
Persaingan antar lelaki
114
Harus merelakan walau tak rela
115
Pamit
116
Aku Pergi untuk kembali
117
Aku pergi untuk kembali 2
118
Permintaan yang sulit
119
Ada hati yang harus di perjuangkan
120
Pertemuan
121
Galau
122
Tugas pertama
123
Operasi pembebasan Sandera
124
Wisuda
125
Galau lagi
126
Menolong korban
127
Tidak kondusif
128
Hana berulah lagi
129
Aryo Hilang
130
Ternyata karena ancaman Vania
131
Akhirnya berita itu terdengar
132
Rencana ke Papua
133
Kabar terbaru dari Aryo
134
Kedatangan jenasah korban
135
Siapa korban nya
136
Harus kuat
137
Menanti kabar
138
Aryo di temukan
139
Ternyata
140
Kenyataan Pahit
141
Firasat buruk itu jadi kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!