Pengakuan dosa

Mas Aryo memegang tangan kiri ku yg telah tersemat cincin emas putih bertahta kan berlian mungil.

" Andrea aku bahagia " katanya mantap

" Aku juga bahagia Mas. Namun ada satu hal yg membuatku takut" Kata ku menggantung. Perlahan air mata ku menetes di pipi.

Dagu ku di angkatnya dengan satu tangan kanan nya.

" Apa yg kau takutkan sayang? Insyaallah aku memegang semua janji ku pada mu. Aku ingin menjadi ksatria yg bisa menepati janji yg telah di ucapkan "

Aku ragu-ragu untuk mengatakan hal yg selama beberapa bulan ini mengganggu ku. Bahkan aku sudah 2 bulan menghindari telpon dari Bunda saat jadwalnya menjenguk mas Aryo.

Aku mempermainkan telapak tanganku sendiri. Apakah aku yg telah menyalahi janji ku Pada Bu Hana untuk menghindari dan memutuskan hubungan ku dengan Mas Aryo. Akh masih teringat dengan ucpaan demi ucapan pedas bu Hana yg merendahkan ku. Bagaimana seorang ibu tega memberikan kebahagiaan anak kandung nya sebatas bobot bibit dan bebet saja.

"Katakan sayang ada apa? Setidaknya jika kamu menceritakan ganjalan di hati mu maka beban itu akan berkurang. " katanya sambil mengusap rambutku

" Mas apa arti mami di hidup mu? "

Dia mengernyitkan kedua alis tebalnya.

"Kamu kan sudah pernah Mas ceritain tentang keluarga Mas. Mami ya berati dia ibu kandung ku" jawabnya asal

" Apakah Mas mencintai Mami? "

" Ya aku mencintai mami. Aku menghormati beliau sebagai orang yg telah melahirkan ku"

" Jika mami ingin pengorbanan mas sebagai anak apakah mas akan melakukan nya? "

kataku tegas sambil menyeka air mata yg tiba-tiba mengalir.

"Kenapa kamu menanyakan itu? katakan ada apa? kenapa kamu menangis? Apapun yg terjadi kamu harus berterus terang"kata nya ikut menyeka air mata yg masih saja mengalir di pipi ku.

Lalu dengan terbata-bata aku menceritakan kejadian 2 bulan lalu saat mami nya menemui ku. Apakah mami nya tidak mengatakan apapun tentang hal ini. Ku lihat rahang nya mengeras menahan marah. Tangan nya terkepal.

" Sungguh keterlaluan sikap mami kepada mu sayang. Aku gak menyangka mami akan mencampuri urusan ku sampai sedalam ini. Dari kecil dia tak mengurusi ku dan BiMa . Dia memilih pergi meninggalkan kami. Kenapa setelah aku dewasa dia se enaknya saja dia datang mengoyak kan hubungan ku dengan mu " rutuknya geram.

Aku mencoba menggenggam tangan nya.

" Mungkin dia melihat aku tak pantas bersanding dengan mu Mas. Dia sudah memilihkan jodoh mu yg sepadan"

"Dengar Andrea! Sejak aku memutuskan mencintai mu. Maka aku telah yakin dengan hatiku. Aku tak perduli dengan mami! Aku akan membicarakan nya dengan Papi!" lanjutnya.

" Mas sebenarnya siapa yg akan di jodo kan dengan mu" tanyaku penasaranm

"Kamu sudah pernah mengenalnya. jauh sebelum ini. Dia Dona! " katanya kelu

Aku jadi teringat pertemuan ku dengan Dona pertama dan terakhir saat SMU.

Pantas saja Mas Aryo tampak bangga mengenalkan ku pada teman -teman nya saat itu dan Dona terlihat marah. Jadi itu penyebabnya.

"Berarti Mas Aryo sudah megetahui perjodohan itu jauh sebelum mengenal aku? " tanyaku lagi. Dia mengangguk lemah.

"Saat itu aku tak menghiraukan rengekan Mami yg menyuruhku mendekati Dona. Aku anggap dia masih ada hubungan saudara dengan Mami jadi aku harus mulai menjalin sikap baik ku. Namun mami mengaetikan lain kedekatanku dg Dona. Saat aku mengabari kalau aku di terima di Taruna. Mami malah menganggap aku mengiyakan keinginannya. "

" Apa mami pernah mengunjungi mas saat di Magelang ?" tanya ku.

Dia mengangguk.

" 2x mami datang. Yang pertama dengan Kedu adik tiriku dan yg kedua dengan dona"

Aku membelalak kan mata. Jadi Dona sudah pernah mendatanginya disana. aku saja sebagai kekasihnya tak pernah sekalipun menjenguknya.

" Dona mencintai mu Mas. " kataku pelan. Dia mengedikkan bahu nya.

"Aku tak perduli padanya. Yg aku perdulikan adalah apakah Kamu juga mencintaiku?"

Aku mengangguk kan kepala ku. Lalu tangan terulur berusaha merengkuh tubuhku. Dia menggeser duduk nya di dekatku. Dia memelukku erat.

" Tapi Mas aku telah berjanji pada Mami untuk memutuskna hubungan kita" jawabku. Dia melototkan mata nya.

" Tega sekali kamu Andrea. Aku berusaha berjuang mewujukan mimpi kita dan selalu menahan rinduku tapi kamu se enaknya sendiri menyanggupi permintaan mami! " Mas Aryo melepas kan tangannya dari genggamanku.

Aku terkejut melihat reaksinya. Aku mengambil lagi tangan nya. Tapi dia menepiskan tangan ku. Ya Tuhan baru kali ini dia marah padaku.

" Mas.. mas maafin aku mas! " pintaku memelas. Dia menundukkan kepalanya aku mengusap pipi nya.

Dia memalingkan wajah nya dengan sendu.

" Cinta mu tidak sebesar yg Aku kira Andrea. Lebih baik aku pulang. Dan besok pagi aku akan berangkat ke Surabaya untuk menjalani pendidikan akhir ku."

Dia berdiri dan memintaku memanggilkan kedua orang tua ku untuk berpamitan. Aku tetap berdiri mematung. Tak menghiraukan permintaannya.

Aku semakin merasa bersalah dan menangis lebih keras.

" Andrea jangan menangis. Apa yg harus aku lakukan utk membuat mu diam. "

" Maafin aku Mas. Dan jangan salah paham. Aku mencintaimu lebih dari siapa pun. karena aku ingin melihatmu berbakti pada ibu kandungmu aku tepaksa melihat mu bahagia dengan wanita pilihan ibu mu" jawab ku tersedu-sedu sambil terus menahan tangan nya.

Lalu aku memeluk erat tubuhnya. Dia terdiam.

"Baik lah aku telah memaafkan mu. Tapi beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu. Ingin mencerna semua kejadian ini. Kenapa tidak kamu cerita dari tadi. "

Aku menangis tersedu-sedu lagi. Mas Aryo memelukku erat. Dan mencium kening ku dalam. Dia masuk ke dalam ruang keluarga dan mencari kedua orang tua ku.

Tak lama kemudian dia pamit pulang pada kedua orang tua ku. Mama melihat mataku bengkak. Mengernyitkan alis nya.

Aku menangisi kenaifan dan kebodohanku. Aku memeluk mama dan menangis keras. Mama dan Papa bingung melihat ku. Setelah aku agak tenang. Aku menceritakan semua yg mengganjal hatiku.

Mama terkejut dan mengusap mataku.

" Sayang. Percaya lah pada Mas Mu. Dia hanya membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya dulu untuk menghadapi mami nya. "

"Harus nya kamu menceritakan semuanya pada kami. Atau menceritakan pada Bunda nya Aryo agar kesalah pahaman tidak terjadi. "

"Nanti Mama akan telpon bunda mu. Sekarang yg harus kamu lakukan adalah tenang!"

Aku mengangguk pasrah. aku tau Mas Aryo kecewa dengan ku. Tapi aku tak. menyangka reaksinya akan semarah itu. Semoga dia mau memaafkan semua kesalahanku.

---------

POV Aryo.

Hati ku kecewa dengan mendengar cerita kekasihku. Dia yg ku perjuangkan dengan segenap cinta ku ternyata memilih menyerah ketika menghadapi mami. Apakah cinta nya tidak sebesar cinta ku?

Aku harus menemui mami setidak nya aku masih ada 2 hari lagi sebelum aku kembali ke Surabaya. Aku berbohong pada Andrea dengan mengatakan besok aku kembali. Sudah lah aku hanya ingin memberinya pelajaran saja.

Aku tak benar-benar marah sebenarnya hanya kecewa. Aku memasuki ruang tamu dan mencari Mas Bima. Ku lihat Papi sedang duduk bersantai di ruang keluarga di temani Bunda.

" Aryo, Sudah pulang Nak" sapa Bunda

" Assalamualaikum Bunda,Papi. Dimana Mas Bima? " tanyaku

Bunda menunjukkan tangannya ke arah kolam renang di belakang

" Tuh dia sedang bersama Dinda dan Myrna. Katanya mau membuat acara barbeque untuk mu nanti malam"

" Aryo kesana dulu Bunda" pamiyku tergesa

" Mas...Mas Bima! " teriak ku. Orang yg kucari tampak melambaikan tangan nya.

" Ada Apa Ar? kenapa teriak-teriak kayak di hutan saja"

Aku mendekatinya. Lalu aku membisikkan sesuatu hal di telinga nya. Dia mengangguk kan kepala tanda mengerti. Lalu kami berdua berjalan ke ruang keluarga. Sebelumnya Mas Bima mengatakan sesuatu pada Mbak Dinda calon istrinya.

Tak lama kemudian kami berdua telah menghadap Bunda dan Papi.

" Papi, Bunda kami mau pamit ke rumah Mami Hana. " kata Mas Bima

Papi terkejut dengan perkataan Mas Bima.

" Ada apa kalian menemui Mami mu. Apa mami kalian membuat masalah? " Seperti bisa menebak kejadian yg aku alami Papi memberondongku dengan pertanyaan.

Bunda terdiam tak bersuara.

Memang jika menyangkut Mami, Bunda memilih diam karena belia sendiri tak mau mencampuri urusan kami dengan Mami.

Itu kah yg membuatku semakin respek dengan beliau. Aku mengagumi cara berpikirnya sebagai ibu sambung yg bijaksana.

"Katakan saja yang sudah terjadi pada kalian" kata Mas Bima tegas.

" Duduk lah dulu. Papi ingin mendengar penjelasan mu Aryo! "

Aku duduk di hadapan Papi dan menjelaskna hal yang membuatku hilang kesabaranku. Setelah aku mengakhiri kalimatku. Wajah Papi tampak geram.

" Dia tak pernah berhenti mengganggu anak-anak ku. Dia tak pernah berhenti menyakiti keluarga ku" jawabnyagusar.

Ku lihat Bunda mengelus tangan papi seolah memberi kekuatan.

" Papi ijin kan kalian pergi kesana. Ingat Aryo kamu tidak boleh selalu meng iya kan keingin mami kamu. Karena kebahagian itu bukan berada di tangan orang serakah sepertinnya! " kata Papi menekan ucapan nya Baru kali ini papi berkata seperti itu.

Selama ini Papi selalu diam bahkan aku ingat dulu Mami pernah mempermalukan Papi di depan kakek nenek ku.

Kami bertiga terdiam. Untung tadi Mas Bima menutup pintu belakang yg menghubungkan ruang keluarga dengan kolam renang. Semoga suara kemarahan Papi tidak terdengar sampai ke Mbk Dinda dan Myrna.

" Aryo kamu tau dimana mami mu tinggal sekarang? Setahu ku dia di kota Tegal mengikuti suaminya"

Aku mengangguk kan kepala tanda mengetahui

" Sudah 2 tahun yg lalu Mami pindah ke Bandung Pi"

Memang dulu mami tinggal di tegal namun setelah kedua adik tiri ku kuliah di Bandung mami memutuskan untuk mendampingi mereka. Aku tau dari mami sewaktu dia mengunjungi ku di asrama.

"Oh kalau begitu segera lah memesan tiket pesawat ke Bandung. Lebih baik kalian naik pesawat saja lebih cepat. Bimo Kamu telpon Novi untuk membookingkan tiket kesana" perintah papi

Aku berterimakasih kepada Papi yg mendukungku

" Bimo! jaga emosi adikmu. Dia tak bisa berpikir jernih jika sudah marah. " Kata Bunda mengingatkan Mas Bimo.

Dia mengangguk dan menyalami Bunda dan Papi. Aku melakukan hal yg sama dengan Mas Bimo.

Tepat 30 menit kemudian mas Bimo mengabari ku telah endapatkan 2 tiket ke Bandung.

Aku berencana setelah dari Bandung langsung pulang ke Asrama jadi aku menghemat waktu ku daripada bolak balik melelahkan ku.

Jadi aku juga membawa semua barang ku yg kemarin aku bawa dari asrama.

Untung aku tidak membawa banyak barang. Hanya 2 pasang kaos, 1 celana jeans dan 1 seragam dinas. Tak. lupa keperluan Manly ku bawa serta.

Tepat pukul 18.00 wib aku dna Mas Bimo telah meluncur ke bandara di antar Pak Hardiman driver keluarga kami.

Mas Bimo pun sebelumnya telah mengantar Dinda untuk pulang ke rumahnya yg tak. jauh dari rumah keluarga kami.

Hatiku masih bergetar mengingat Andrea telah mengucapkan janji nya pada Mami. Apa-apa an Andrea ini. Sudah tak percaya lagi kah pada hubungan kami? Aku lihat ada 10 x panggilan dari nya dan 3 chatingan whatsapp up di hape ku.

Aku sengaja tak menggangkat panggilannya dan whatsapp nya hanya ku read saja. Biar dia tahu aku juga punya perasaan kecewa.

Sayangku (Andrea)

Mas

Sayangku (Andrea)

😢😭

Sayangku (Andrea)

Mas maafin **aku 😭

Sayangku (Andrea**)

Aku cinta kamu Mas sangatt

Sayangku (Andrea)

Mas ya Allah kenapa marah nya gak selesai-selesai..

Sayangku (Andrea)

jika kamu tidak membalas aku tidak mau bertemu dengan. mu lagi

Akhirnya aku membalas setelah sekian lama kudiamkan.

Me :

Aku lelah ingin istirahat

Lalu kumatikan hand phone ku. Karena sebentar lagi mobil ini masuki bandara. aku sengaja tak. memberitahukajnnya tentang kepergianku ke Bandung. Aku ingin. menyelesaikan dan meluruskan masalahku dengan Mami terlebih dahulu agar kelak saat aku menikah dengan nya aku telah mendapat restu dari mami. Dan biar mami berhenti merecoki ku dengan Andre.

Episodes
1 Pov Andrea
2 MASA OSPEK
3 Masa Ospek bagian II
4 PENDEKATAN
5 PENDEKATAN 2
6 Aku Cinta kamu
7 Aku Cinta kamu 2
8 pacaran
9 Masa lalu mu
10 Perpisahan
11 Awal Berpisah
12 Kejutan
13 Mahasiswa Baru
14 Godaan cinta
15 Jangan mencintai ku
16 Lamaran
17 Pengakuan dosa
18 Jalan yg benar
19 Mami aku sudah dewasa
20 Masih Ada Harapan
21 Maafin aku
22 Asa yang terpendam
23 Sakit
24 Perhatian yang sia-sia
25 perhatian untuk mu
26 Opname
27 Sakit ku melebihi sakit mu
28 Cinta Monyet Axell
29 Masih sakit
30 Kekepoan Satria
31 Kacau
32 pertemuan pertama setelah putus
33 Malika
34 Pengintaian
35 nasehat sahabat
36 Kedatangan Aryo
37 Penasaran Zul
38 Aryo pusing
39 Tolong aku Pi..
40 Pamer pacar
41 pamer pacar lagi
42 Butuh konsen
43 Bab 43
44 atur strategi
45 Bermalam di rumah Dona
46 Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47 Teror Mami
48 Berkunjung ke rumah Dona
49 Lunch dengan keluarga Dona
50 Sakitnya tuh disini
51 cemburu
52 Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53 Buang dong gengsinya...
54 Masa lalu Hana Sarasvati
55 Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56 Nasehat bunda
57 Stres mau bertemu camer
58 Rumah Bimo
59 pov andrea
60 Pertengkaran
61 Menyembunyikan tangis
62 Meredakan emosi Mami
63 Aku gak kuat sama Mami, Pi
64 curhat anak gadis pada Ayah nya
65 persiapan berangkat
66 Keinginan Andrea yang aneh
67 Ijin ke Merapi
68 Tak dapat ijin
69 Zul sedih
70 Mengantar keberangkatan team Mapala
71 Kedatangan di gunung merapi
72 Kedatangan relawan Taruna
73 Ekspedisi di mulai
74 menemukan korban
75 Resti hilang
76 firasat
77 Upaya penyelamatan Aryo
78 Zein menyelamatkan Aryo
79 Resti ketemu
80 Menjemput Aryo
81 Pertemuan masa lalu
82 Kondisi darurat Aryo
83 Dasar Licik !
84 Aryo operasi
85 Pertikaian Ferdy dan Hana
86 Om Ferdy Pulang
87 Jika perbuatan curang itu menuai karma
88 Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89 Bertemu Andrea di rumah sakit
90 Dia calon adik ipar saya
91 Mami cari gara-gara
92 Aryo sadar
93 Permintaan Aryo
94 Kepergian Andrea
95 Jangan tinggal kan aku Sayang!
96 membuka kebohongan Mami
97 Membongkar kebusukan Mami II
98 Perang Dingin
99 POV Ferdy
100 Akhir nya .. Home sweet home
101 POV BU HANA
102 POV Hana2
103 Masih tentang Bu Hana
104 Akhirnya Talak satu untuk Hana
105 Pelantikan
106 cemburu
107 Ancaman Papi
108 penyesalan
109 Broken heart ya Dona
110 cincin
111 Satrio dan Ratna
112 Begini ya jadi calon istri
113 Persaingan antar lelaki
114 Harus merelakan walau tak rela
115 Pamit
116 Aku Pergi untuk kembali
117 Aku pergi untuk kembali 2
118 Permintaan yang sulit
119 Ada hati yang harus di perjuangkan
120 Pertemuan
121 Galau
122 Tugas pertama
123 Operasi pembebasan Sandera
124 Wisuda
125 Galau lagi
126 Menolong korban
127 Tidak kondusif
128 Hana berulah lagi
129 Aryo Hilang
130 Ternyata karena ancaman Vania
131 Akhirnya berita itu terdengar
132 Rencana ke Papua
133 Kabar terbaru dari Aryo
134 Kedatangan jenasah korban
135 Siapa korban nya
136 Harus kuat
137 Menanti kabar
138 Aryo di temukan
139 Ternyata
140 Kenyataan Pahit
141 Firasat buruk itu jadi kenyataan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Pov Andrea
2
MASA OSPEK
3
Masa Ospek bagian II
4
PENDEKATAN
5
PENDEKATAN 2
6
Aku Cinta kamu
7
Aku Cinta kamu 2
8
pacaran
9
Masa lalu mu
10
Perpisahan
11
Awal Berpisah
12
Kejutan
13
Mahasiswa Baru
14
Godaan cinta
15
Jangan mencintai ku
16
Lamaran
17
Pengakuan dosa
18
Jalan yg benar
19
Mami aku sudah dewasa
20
Masih Ada Harapan
21
Maafin aku
22
Asa yang terpendam
23
Sakit
24
Perhatian yang sia-sia
25
perhatian untuk mu
26
Opname
27
Sakit ku melebihi sakit mu
28
Cinta Monyet Axell
29
Masih sakit
30
Kekepoan Satria
31
Kacau
32
pertemuan pertama setelah putus
33
Malika
34
Pengintaian
35
nasehat sahabat
36
Kedatangan Aryo
37
Penasaran Zul
38
Aryo pusing
39
Tolong aku Pi..
40
Pamer pacar
41
pamer pacar lagi
42
Butuh konsen
43
Bab 43
44
atur strategi
45
Bermalam di rumah Dona
46
Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47
Teror Mami
48
Berkunjung ke rumah Dona
49
Lunch dengan keluarga Dona
50
Sakitnya tuh disini
51
cemburu
52
Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53
Buang dong gengsinya...
54
Masa lalu Hana Sarasvati
55
Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56
Nasehat bunda
57
Stres mau bertemu camer
58
Rumah Bimo
59
pov andrea
60
Pertengkaran
61
Menyembunyikan tangis
62
Meredakan emosi Mami
63
Aku gak kuat sama Mami, Pi
64
curhat anak gadis pada Ayah nya
65
persiapan berangkat
66
Keinginan Andrea yang aneh
67
Ijin ke Merapi
68
Tak dapat ijin
69
Zul sedih
70
Mengantar keberangkatan team Mapala
71
Kedatangan di gunung merapi
72
Kedatangan relawan Taruna
73
Ekspedisi di mulai
74
menemukan korban
75
Resti hilang
76
firasat
77
Upaya penyelamatan Aryo
78
Zein menyelamatkan Aryo
79
Resti ketemu
80
Menjemput Aryo
81
Pertemuan masa lalu
82
Kondisi darurat Aryo
83
Dasar Licik !
84
Aryo operasi
85
Pertikaian Ferdy dan Hana
86
Om Ferdy Pulang
87
Jika perbuatan curang itu menuai karma
88
Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89
Bertemu Andrea di rumah sakit
90
Dia calon adik ipar saya
91
Mami cari gara-gara
92
Aryo sadar
93
Permintaan Aryo
94
Kepergian Andrea
95
Jangan tinggal kan aku Sayang!
96
membuka kebohongan Mami
97
Membongkar kebusukan Mami II
98
Perang Dingin
99
POV Ferdy
100
Akhir nya .. Home sweet home
101
POV BU HANA
102
POV Hana2
103
Masih tentang Bu Hana
104
Akhirnya Talak satu untuk Hana
105
Pelantikan
106
cemburu
107
Ancaman Papi
108
penyesalan
109
Broken heart ya Dona
110
cincin
111
Satrio dan Ratna
112
Begini ya jadi calon istri
113
Persaingan antar lelaki
114
Harus merelakan walau tak rela
115
Pamit
116
Aku Pergi untuk kembali
117
Aku pergi untuk kembali 2
118
Permintaan yang sulit
119
Ada hati yang harus di perjuangkan
120
Pertemuan
121
Galau
122
Tugas pertama
123
Operasi pembebasan Sandera
124
Wisuda
125
Galau lagi
126
Menolong korban
127
Tidak kondusif
128
Hana berulah lagi
129
Aryo Hilang
130
Ternyata karena ancaman Vania
131
Akhirnya berita itu terdengar
132
Rencana ke Papua
133
Kabar terbaru dari Aryo
134
Kedatangan jenasah korban
135
Siapa korban nya
136
Harus kuat
137
Menanti kabar
138
Aryo di temukan
139
Ternyata
140
Kenyataan Pahit
141
Firasat buruk itu jadi kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!