Mas Aryo kapan kamu pulang? Senyum ku getir mengingat lelaki ku. Hari -hari terasa berat dan banyak sekali hari kosong. Jika menyangkut hati ini aku berusaha kuat untuk bertahan dan tak tergoda dengan siapa pun yg mencoba mendekati ku.
Aku bukan type orang yg mudah sekali jatuh cinta, sekalipun orang itu terus mendekatiku dengan gigih. Aku tidak mau jadi pengkhianat cinta. Namun aku takut jika nanti takdir berkata lain. Jodoh tak ada yang tahu.
Ratna yang selalu jadi pengingat kesetiaanku untuk Mas Aryo. Bunda selalu intens menanyakan kabarku. Dan Myrna sering main ke rumah untuk sekedar mengantar buah tangan dari keluarga nya. Aku memang merasa di perhatikan namun ada sesuatu yg kosong tanpa kehadirannya.
Hubungan tanpa ikatan pasti hanya sekedar menautkan 2 hati yg saling mencintai sungguh membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan hati untuk tetap bertahan dalam kesetiaan. Semoga Mas Aryo juga mempunyai prinsip yg sama dengan ku bertahan dalam. kesetiaan hingga saat yg indah tiba.
Suatu hari bunda menelponku. Beliau mengatakan ingin main ke rumahku. Aku terkejut dengan keinginan ibu sambung kekasihku itu. Memang selama ini kedua orang tuaku tidak pernah bertemu. Hanya aku yg main ke rumahnya atau Mas Aryo yg main ke rumah ku.
Aku mempersilahkan beliau untuk singgah ke gubuk kami. Dan beliau mengingin kan ada mama papa di rumah juga saat beliau datang. Aku bingung karena tidak mengerti maksud kedatangan bunda. Beliau tidak menjelaskan hanya berkata ingin main saja ke rumah.
Hari yg di sepakati telah tiba. Hari Minggu di pilih untuk kedatangan beliau. Karena memang semua anggota keluarga full di rumah. Papa dan Mamah sudah aku kabari jika orang tua Mas Aryo akan datang berkunjung.
Mama sengaja mengganti semua gorden, taplak meja dan sarung bantal kursi tamu dengan yg baru. Semua adalah hasil kerajinan tangan Mama. Beliau menghormati kedatangan tamu nya dengan nuansa serba biru laut. Taplak meja berenda dan Gorden biru dongker menambah kesan elegan rumah mungilku.
Siang itu menunjukkan waktu 11.00 wib. Sebuah sedan hitam dengan lambang bintang tiga dengan lingkaran itu berhenti tepat di depan rumahku. Seorang gadis cantik berambut sebahu sudah turun lebih dulu lalu di susul seorang wanita setengah baya yg memakai hijab warna hijau tosca dan memakai gamis dengan warna senada namun lebih lembut 1 tone. Di depan nya keluar seorang laki-laki berusia 60an tahun mengiringi langkah nya.
Suara salam terdengar di luar pagar. Axell segera keluar rumah dan menyambut hangat tamu itu.
Dan aku pun menyusul keluar mendekati para tamu. Aku meraih tangan kedua tamu ku dan menciumnya dengan hormat. Yah akhirnya kedua orang tua Mas Aryo datang mengunjungi kediaman ku yg sederhana berbanding terbalik dengan rumah mereka yg megah bagai istana. Namun aku melihat Kedua orang tua Mas Aryo adalah orang yang bersahaja dan aura menyejukkan terpancar dari mata ayah Mas Aryo.
Gadis itu Myrna adik bungsu Mas Aryo. Karena dia sudah sering bertamu di rumah ini dia tak canggung lagi. Aku mempersilahkan para tamu ku untuk masuk ke dalam rumah. Setelah ketiga orang itu duduk dengan sempurna aku berlari kecil menuju ke dalam untuk menjemput kedua orang tua ku.
"Assalamualaikum "Sapa Bunda saat melihat kedua orang tua kua
" Waalaikum salam,.." Jawab orang tuaku bersamaan.
Kedua orang tua kami saling bersalaman dan berkenalan. Perjumpaan yg hangat. Lalu tak lama kemudian Myrna berdiri pamit permisi untuk menerima telpon. Kedua orang tua kami masih saling bicara. Ke empatnya langsung akrab seperti sudah mengenal lama.
Aku masuk ke dalam untuk mengambilkan sajian makaanan kecil yg sudah di siapkan mamah ku.
Saat aku keluar membawa nampan berisi teh hangat dan kue bolu keju buatanku aku terkejut melihat satu sosok laki-laki yg entah sejak kapan sudah duduk di samping Pak Bagus.
Dia tampak sangat tampan dan berkharisma memakai kemeja batik coklat motif parang kecil. Rambutnya cepak dan terlihat sangat maskulin. Duduk nya tegap dan sesunging senyuman tampak manis menghiasi bibirnya.
Ya Allah ada. apa ini? kenapa dia ada disini? apa yg akan dilakukannya bersama orang tua nya ? aku masih terdiam sambil memegang nampan. Untung saja kesadaran ku langsung pulih sehingga nampan yg ku bawa tidak terjatuh. Saking kaget dan bahagia nya aku melihat nya. Laki-laki yg siang malam ku rindukan. Bahkan bayangan nya saja bisa membuatku rindu.
Kedua orang tua kami tersenyum melihat keterkejutan ku.
" Ayoo sayang kemari kok bengong" Kata Papa
Aku berjalan mendekati mereka dan tertunduk malu. Ku hidangkan isi nampan yg ku bawa tadi.
Lalu aku kembali ke dalam ruang makan untuk mengambilkan beberapa hidangan lagi . Setiap aku keluar menghidangkan makanan kecil itu aku mencuri pandang ke arah laki-laki ku itu. Mereka kembali bercengkrama. Seolah-olah tak menghiraukan keterkejutan ku.
" Andrea sudah duduk disini nak. Jangan mondar mandir lagi! " perintah bunda sambil menepuk lembut kursi kosong di sebelahnya.
Karena ada bulek Nisa dan Bulek Paina Saudara mamah yg dari desa membantu kami maka hidangan makan siang ini jadi cepat selesai. Dan tugas ku hanya membantu nya menghidangkan makanan. Aku mengambil tempat duduk di sofa single yg menghadap ke arah bunda.
" Pasti kaget ya melihat Aryo. Kaget apa senang nih. " Canda bunda sambil memamerkan barisan gigi nya yg masih utuh
Aku menutup wajah ku malu. Mereka semua tertawa melihat tingkahku yg seperti anak kecil.
ugh kenapa Mas Aryo masih saja menatapku dalam. Dia tak bersuara sedikit pun.
Tak lama kemudia Myrna sudah masuk dengan menggandeng Mas Bima dan seorang gadis yg memakai hijab. Wah ruang tamu keluarku jadi penuh sesak.
Akhirnya papa mengajak para tamu nya untuk pindah ke ruang keluarga yg lebih lega.
Memang ruang keluarga ku di desain Papa lebih luas dengan sofa hitam melingkar berbentuk Letter U dan di tengah ada meja kaca yg lebar juga. Memang papa membuat ruangan ini lebih luas karena aktifitas mengumpul keluarga kami lebih banyak disini. mulai dari diskusi sampai bercanda. Entah kenapa suasana akrab kedua keluarga kami langsung terjalin.
Mama yg ramah cepat akrab dengan bunda sedangkan Papi dan papa ku juga terlibat obrolan yg menyenangkan. Mas Bima dan kedua gadis yg salah satunya tidak aku kenal itu sudah mengekor ke dalam ruang keluarga.
Axell pun telah berada di dalam. Tinggal aku berdua yg masih di ruang tamu. Mama ku bediri untuk mengemasi hidangan di meja namun Mas Aryo segera memagang tangan ku dengan cepat.
" Sayang, Mas rindu"
CUP
Sebuah kecupan kilat di pipiku mendarat sukses tanpa ku bisa menghindar. Aku tersenyum malu lalu ku tangkap kedua tangan nya. Aku menggengam tangan Kokoh ini. Ku elus lembut kedua telapak tangan nya yg kini berasa agak kasar.
" Aku juga rindu mas. " jawabku cepat
" Andrea! Aryo! " panggil Papa ku, aku segera melepaskan tangan nya dan buru-buru masuk ke dalam ruang keluarga sambil memabwa nampan yg berisi makanan. Myrna dan gadis cantik tadi ikut membantu ku membawa kan sisa makanan yg masih belum terangkut ke dalam.
Setelah kami semua berkumpul. Tiba-tiba Mas Bima membuka suara nya yg irit. Lelaki dewasa berumur 27 tahun itu kini telah menjadi dokter. Wajahnya 11-12 dengan Mas Aryo namun dia lebih kalem dan lebih ikal rambutnya.
" Assalamualaikum wr. wb. Perkenalkan Bapak Ibu Rahadian, Saya Bima kakak sulung nya Aryo. Saya datang kemari mewakili kedua orang tua saya untuk berkenalan dengan Keluarga Bapak. Maksud kedatangan kami sekeluarga disni selain bersilaturahim juga ingin mengantarkan adik saya yg tidak berani menemui calon mertua nya sendiri.. " Lalu kami semua tertawa mendengar candaan Mas Bima.
Ku lihat ekspresi wajah Mas Aryo tetap tenang bahkan cenderung tanpa ekspresi sepertinya dia agak tegang. Aku pun mengalami hal yg sama. Karena aku tak tau juga maksud keluarga mereka apa
" Oh ya saya akan Memperkenalkan semua anggota keluarga yg sekarang berada disini."
"Yang Pertama dan yg paling tampan diantara kami bertiga adalah Papi kami Bapak Bagus dan Ini disamping nya adalah Ibu Zahra Ibu kami semua. Ini Myrna adik bungsu kami dan itu yg duduk dengan gelisah adalah Aryo adik tengah saya"
Mas Bima menghela nafas lalu melanjutkan lagi,
"Ohya saya juga mengenalkan calon anggota keluarga kami, Adinda ini calon istri saya 2 bulan lagi kami akan menikah"
Ternyata di balik sikap nya yg irit bicara Mas Bima juga humoris.
Papa dan mama mengangguk menerima perkenalan mereka. Lalu Mas Bima membuka pembicaraan yg lebih serius.
" Seperti yg saya sebutkan dari awal maksud kedatangan kami selain bersilatuhim juga ingin menanyakan putri bapak ibu apakah memiliki calon? " Kata Mas Bima yg membuatku semakin deg-degan.
Papa berdiri tegap dan tersenyum bahagia.
"Waalaikum salam dan selamat datang di kediaman kami keluarga Bapak Bagus sekalian. Saya Rony beserta istri mengucapakan banyak terimakasih untuk kesempatan dan waktu keluarga Bapak Bagus untuk berkunjung kemari." Papa menghela nafas pelan seolah mencari tambahan oxygen lagi.
" Untuk pertanyaan yg di ajukan oleh Nak Bima, saya sendiri tak bisa menjawab. Hanya yg bersangkutan lah yg bisa. Silahkan Nak" Kata Papa yg nyaris sangat membuatku salah tingkah.
Aku semakin menunduk tak berani mengangkat wajahku. Terdengar suara deheman Papa. Lalu ku dengar suara Mas Bima lagi
"Sebelum mendengar jawaban Andrea ada baiknya kita semua mendengar maksud yg tersirat dari adik saya langsung. Ayo Aryo katakan apa yg menjadi tujuan mu mengajak kami semua berkumpul di rumah keluarga Andrea"
"Assalamualaikum Bapak Ibu Rony, Selamat siang semua untuk Papi. Bunda, Mas Bima, Mbak Dinda serta adikku Myrna dan Axel. Perkenankan lah saya mengutarakan kedatangan saya yg telah lama saya pendam. Saya dan Andrea sudah lama menjalin kasih sejak kami sama-sama duduk di bangku SMU. Dan sekarang waktu yg kami jalani sudah menginjak 3 tahun. Saya ingin membawa hubungan saya menuju jenjang yg lebih baik. Saya meminta ijin untuk meminang putri Bapak dan Ibu untuk saya jadikan calon istri saya. Mohon maaf kami sengaja tidak mengabarkan hal ini terlebih dahulu karena kami tidak ingin merepotkan keluarga dulu. Dan lagi saya masih dalam masa ikatan dinas. " Terang laki-laki ku.
Ya Tuhan apakah ini benar? dia melamarku di hadapan semua keluarga ku.
Kebahagiaan ku langsung menyeruak.
"Sebenarnya saya ingin melamar Andrea saat saya lulus Pendidikan Namun saya berpikir jika menunggu 1 tahun lagi, saya takut Andrea berubah pikiran" katanya masih dengan suara yg berwibawa.
Lalu Mas Bima sebagai perantara keluarga nya meminta Papa untuk menjawab permintaanas Aryo.
"Saya sebagai orang tua dari Andrea tentu saja merasa tersanjung dengan keinginan Nak aryo namun saya kembalikan lagi pada yg bersangkutan apakah Andrea memiliki keinginan dan rasa yg sama dengan Nak Aryo. Karena dalam suatu hubungan yg menuju ke jenjang lebih tinggi di butuhkan komitment sejak awal. Saling menyamakan visi dan misi dalam mencapai tujuan ke depan. Andrea mau kah kamu menerima pinangan Nak Aryo?" Tanya papa dengan suara bergetar. Aku tahu ada nada berat di dalamnya
Gadis kecilku ini akan jadi milik laki-laki lain. Mungkin itu yg di rasakan nya.
Aku menunduk malu, lalu aku mengangguk kan kepala " Iya Pa, saya terima pinangan Mas Aryo. " jawabku sambil meremas kedua tanganku malu
"Alhamdulillah terimakasih dek! " jawab Mas Aryo cepat lalu di iringi suara Alhamdulillah di semua mulut anggota keluarga kami.
" Untuk acara lamaran resminya kami akan selenggarakan setelah Aryo selesai pendidikan ya Pak. Agar Aryo bisa mempersiapkan diri dan waktunya. Dan yg jelas kurang dari 1 tahun ini dia sudah lulus. Sekarang bisa di katakan acara perkenalan keluarga besar kita "lanjut Bima.
" Lebih tepatnya 8 bulan lagi Mas, " Jawab Mas Aryo cepat
"Sekarang kami hanya membawa ini saja, untuk yg lain-lain akan kami bawakan sekalian acara pernikahan" balas Bunda sambil memperlihatkan kotak kecil berbentuk hati berwarna merah.
Bunda berdiri dan mengambil tangan kiri ku. Bunda mengaja mama berdiri menamaniku
Lalu bunda menyematkan cincin putih dan bermata kecil yg bersinar itu.
" Andrea saya mewakili Aryo memasangkan cincin ini sebagai tanda ikatan kalian berdua. semoga kalian di berikan perlindungan keselamatan dan kelancaran sampai hari H nya. Ibu Rony terimakasih telah mengijin kan saya untuk memakaikan cincin di jari manisnya" Lalu bunda mencium kedua pipiku yg telah basah oleh air mata haru.
Begitu pula Mama langsung mencium kedua pipiku di iringi tepuk tangan yg membahana.
" Namun kalian tetap belum syah ya, belum punya SIM (Surat Ijin mencium) " gurau Papa dan di iringi tawa keluarga kami.Mas. Aryo. tersipu malu. Lah belum. punya SIM aja dia udh berani mencuri cium aku apalagi kalau sudah syah ya pikirku bergidik
Acara berlanjut dengan santap siang seluruh keluarga. Mbak Nisa sudah selesai menata hidangan makan siang kami.
Sup Iga sapi
ayam goreng kalasan
Tumis bokcoy bawang putih dan jamur
mie goreng special
Dan terkakhir Udang galah telur asin.
Sambal cumi andalan mama
puding buah buatanku pun telah tersedia.
Seluruh keluarga menikmati hidangam makan siang ini dengan lahap dan nikmat. Aku mengambil duduk dekat Mbak Dimda calon istri Mas Bima. ternyata dia orang yg ramah dan menyenangkan juga.
Mas Aryo bergabung dengan para laki-laki, sedangakn Kedua Ibu kami asyik merumpi sendiri.
Ahhh aku tak menyangka akan memakai cincin ini sekaranh. Pasti Ratna akan terkejut jika dia tahu aku telah di lamar. Dan bisa di pastikan Ratna akan mengurai rambut panjang ku dengan gemas pertanda dia kesal.
1 jam lebih keluarga kami berkumpul dan tiba saat nya mereka undur diri untuk kembali pulang. Namun Mas aryo meminta ijin untuk tinggal dulu ingin menuntaskan rindu nya.
"Aryo disini dulu Bunda. mau Ngobrol lagi sama Andrea. " Ijin nya
Bunda mengangguk dan Mas Bima dengan jail berkata.
" Boleh Aryo tapi ingat belum syah ya. Aryo gak boleh ngapa-ngapain dulu"
Mas Aryo tertawa dan mencoba menghalau kakaknya dengan lambaian tangan.
Setelah keluarga telah pulang semua Tinggal. kami berempat disni. Ada aku dan Mas Aryo serta kedua adik kami yg sedang berada di ruang tamu di temani bulek Nisa untuk karaoke bersama. bulek Nisa. sudah ku anggap. sebagai Saudara ku sendiri. jadi kami tidak canggung dengan keberadaannya.
" Axel lagu Jawa aja yuks itu lagu nya mas didi kempot" pintanya.
Akh tersenyum mendengar suara mereka dari dalam.
Tinggal kami berdua di ruangan ini. Aku gugup sekali melihat sorot mata Mas Aryo sangat tajam menatapku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments