Lamaran

Mas Aryo kapan kamu pulang? Senyum ku getir mengingat lelaki ku. Hari -hari terasa berat dan banyak sekali hari kosong. Jika menyangkut hati ini aku berusaha kuat untuk bertahan dan tak tergoda dengan siapa pun yg mencoba mendekati ku.

Aku bukan type orang yg mudah sekali jatuh cinta, sekalipun orang itu terus mendekatiku dengan gigih. Aku tidak mau jadi pengkhianat cinta. Namun aku takut jika nanti takdir berkata lain. Jodoh tak ada yang tahu.

Ratna yang selalu jadi pengingat kesetiaanku untuk Mas Aryo. Bunda selalu intens menanyakan kabarku. Dan Myrna sering main ke rumah untuk sekedar mengantar buah tangan dari keluarga nya. Aku memang merasa di perhatikan namun ada sesuatu yg kosong tanpa kehadirannya.

Hubungan tanpa ikatan pasti hanya sekedar menautkan 2 hati yg saling mencintai sungguh membutuhkan pengorbanan dan keikhlasan hati untuk tetap bertahan dalam kesetiaan. Semoga Mas Aryo juga mempunyai prinsip yg sama dengan ku bertahan dalam. kesetiaan hingga saat yg indah tiba.

Suatu hari bunda menelponku. Beliau mengatakan ingin main ke rumahku. Aku terkejut dengan keinginan ibu sambung kekasihku itu. Memang selama ini kedua orang tuaku tidak pernah bertemu. Hanya aku yg main ke rumahnya atau Mas Aryo yg main ke rumah ku.

Aku mempersilahkan beliau untuk singgah ke gubuk kami. Dan beliau mengingin kan ada mama papa di rumah juga saat beliau datang. Aku bingung karena tidak mengerti maksud kedatangan bunda. Beliau tidak menjelaskan hanya berkata ingin main saja ke rumah.

Hari yg di sepakati telah tiba. Hari Minggu di pilih untuk kedatangan beliau. Karena memang semua anggota keluarga full di rumah. Papa dan Mamah sudah aku kabari jika orang tua Mas Aryo akan datang berkunjung.

Mama sengaja mengganti semua gorden, taplak meja dan sarung bantal kursi tamu dengan yg baru. Semua adalah hasil kerajinan tangan Mama. Beliau menghormati kedatangan tamu nya dengan nuansa serba biru laut. Taplak meja berenda dan Gorden biru dongker menambah kesan elegan rumah mungilku.

Siang itu menunjukkan waktu 11.00 wib. Sebuah sedan hitam dengan lambang bintang tiga dengan lingkaran itu berhenti tepat di depan rumahku. Seorang gadis cantik berambut sebahu sudah turun lebih dulu lalu di susul seorang wanita setengah baya yg memakai hijab warna hijau tosca dan memakai gamis dengan warna senada namun lebih lembut 1 tone. Di depan nya keluar seorang laki-laki berusia 60an tahun mengiringi langkah nya.

Suara salam terdengar di luar pagar. Axell segera keluar rumah dan menyambut hangat tamu itu.

Dan aku pun menyusul keluar mendekati para tamu. Aku meraih tangan kedua tamu ku dan menciumnya dengan hormat. Yah akhirnya kedua orang tua Mas Aryo datang mengunjungi kediaman ku yg sederhana berbanding terbalik dengan rumah mereka yg megah bagai istana. Namun aku melihat Kedua orang tua Mas Aryo adalah orang yang bersahaja dan aura menyejukkan terpancar dari mata ayah Mas Aryo.

Gadis itu Myrna adik bungsu Mas Aryo. Karena dia sudah sering bertamu di rumah ini dia tak canggung lagi. Aku mempersilahkan para tamu ku untuk masuk ke dalam rumah. Setelah ketiga orang itu duduk dengan sempurna aku berlari kecil menuju ke dalam untuk menjemput kedua orang tua ku.

"Assalamualaikum "Sapa Bunda saat melihat kedua orang tua kua

" Waalaikum salam,.." Jawab orang tuaku bersamaan.

Kedua orang tua kami saling bersalaman dan berkenalan. Perjumpaan yg hangat. Lalu tak lama kemudian Myrna berdiri pamit permisi untuk menerima telpon. Kedua orang tua kami masih saling bicara. Ke empatnya langsung akrab seperti sudah mengenal lama.

Aku masuk ke dalam untuk mengambilkan sajian makaanan kecil yg sudah di siapkan mamah ku.

Saat aku keluar membawa nampan berisi teh hangat dan kue bolu keju buatanku aku terkejut melihat satu sosok laki-laki yg entah sejak kapan sudah duduk di samping Pak Bagus.

Dia tampak sangat tampan dan berkharisma memakai kemeja batik coklat motif parang kecil. Rambutnya cepak dan terlihat sangat maskulin. Duduk nya tegap dan sesunging senyuman tampak manis menghiasi bibirnya.

Ya Allah ada. apa ini? kenapa dia ada disini? apa yg akan dilakukannya bersama orang tua nya ? aku masih terdiam sambil memegang nampan. Untung saja kesadaran ku langsung pulih sehingga nampan yg ku bawa tidak terjatuh. Saking kaget dan bahagia nya aku melihat nya. Laki-laki yg siang malam ku rindukan. Bahkan bayangan nya saja bisa membuatku rindu.

Kedua orang tua kami tersenyum melihat keterkejutan ku.

" Ayoo sayang kemari kok bengong" Kata Papa

Aku berjalan mendekati mereka dan tertunduk malu. Ku hidangkan isi nampan yg ku bawa tadi.

Lalu aku kembali ke dalam ruang makan untuk mengambilkan beberapa hidangan lagi . Setiap aku keluar menghidangkan makanan kecil itu aku mencuri pandang ke arah laki-laki ku itu. Mereka kembali bercengkrama. Seolah-olah tak menghiraukan keterkejutan ku.

" Andrea sudah duduk disini nak. Jangan mondar mandir lagi! " perintah bunda sambil menepuk lembut kursi kosong di sebelahnya.

Karena ada bulek Nisa dan Bulek Paina Saudara mamah yg dari desa membantu kami maka hidangan makan siang ini jadi cepat selesai. Dan tugas ku hanya membantu nya menghidangkan makanan. Aku mengambil tempat duduk di sofa single yg menghadap ke arah bunda.

" Pasti kaget ya melihat Aryo. Kaget apa senang nih. " Canda bunda sambil memamerkan barisan gigi nya yg masih utuh

Aku menutup wajah ku malu. Mereka semua tertawa melihat tingkahku yg seperti anak kecil.

ugh kenapa Mas Aryo masih saja menatapku dalam. Dia tak bersuara sedikit pun.

Tak lama kemudia Myrna sudah masuk dengan menggandeng Mas Bima dan seorang gadis yg memakai hijab. Wah ruang tamu keluarku jadi penuh sesak.

Akhirnya papa mengajak para tamu nya untuk pindah ke ruang keluarga yg lebih lega.

Memang ruang keluarga ku di desain Papa lebih luas dengan sofa hitam melingkar berbentuk Letter U dan di tengah ada meja kaca yg lebar juga. Memang papa membuat ruangan ini lebih luas karena aktifitas mengumpul keluarga kami lebih banyak disini. mulai dari diskusi sampai bercanda. Entah kenapa suasana akrab kedua keluarga kami langsung terjalin.

Mama yg ramah cepat akrab dengan bunda sedangkan Papi dan papa ku juga terlibat obrolan yg menyenangkan. Mas Bima dan kedua gadis yg salah satunya tidak aku kenal itu sudah mengekor ke dalam ruang keluarga.

Axell pun telah berada di dalam. Tinggal aku berdua yg masih di ruang tamu. Mama ku bediri untuk mengemasi hidangan di meja namun Mas Aryo segera memagang tangan ku dengan cepat.

" Sayang, Mas rindu"

CUP

Sebuah kecupan kilat di pipiku mendarat sukses tanpa ku bisa menghindar. Aku tersenyum malu lalu ku tangkap kedua tangan nya. Aku menggengam tangan Kokoh ini. Ku elus lembut kedua telapak tangan nya yg kini berasa agak kasar.

" Aku juga rindu mas. " jawabku cepat

" Andrea! Aryo! " panggil Papa ku, aku segera melepaskan tangan nya dan buru-buru masuk ke dalam ruang keluarga sambil memabwa nampan yg berisi makanan. Myrna dan gadis cantik tadi ikut membantu ku membawa kan sisa makanan yg masih belum terangkut ke dalam.

Setelah kami semua berkumpul. Tiba-tiba Mas Bima membuka suara nya yg irit. Lelaki dewasa berumur 27 tahun itu kini telah menjadi dokter. Wajahnya 11-12 dengan Mas Aryo namun dia lebih kalem dan lebih ikal rambutnya.

" Assalamualaikum wr. wb. Perkenalkan Bapak Ibu Rahadian, Saya Bima kakak sulung nya Aryo. Saya datang kemari mewakili kedua orang tua saya untuk berkenalan dengan Keluarga Bapak. Maksud kedatangan kami sekeluarga disni selain bersilaturahim juga ingin mengantarkan adik saya yg tidak berani menemui calon mertua nya sendiri.. " Lalu kami semua tertawa mendengar candaan Mas Bima.

Ku lihat ekspresi wajah Mas Aryo tetap tenang bahkan cenderung tanpa ekspresi sepertinya dia agak tegang. Aku pun mengalami hal yg sama. Karena aku tak tau juga maksud keluarga mereka apa

" Oh ya saya akan Memperkenalkan semua anggota keluarga yg sekarang berada disini."

"Yang Pertama dan yg paling tampan diantara kami bertiga adalah Papi kami Bapak Bagus dan Ini disamping nya adalah Ibu Zahra Ibu kami semua. Ini Myrna adik bungsu kami dan itu yg duduk dengan gelisah adalah Aryo adik tengah saya"

Mas Bima menghela nafas lalu melanjutkan lagi,

"Ohya saya juga mengenalkan calon anggota keluarga kami, Adinda ini calon istri saya 2 bulan lagi kami akan menikah"

Ternyata di balik sikap nya yg irit bicara Mas Bima juga humoris.

Papa dan mama mengangguk menerima perkenalan mereka. Lalu Mas Bima membuka pembicaraan yg lebih serius.

" Seperti yg saya sebutkan dari awal maksud kedatangan kami selain bersilatuhim juga ingin menanyakan putri bapak ibu apakah memiliki calon? " Kata Mas Bima yg membuatku semakin deg-degan.

Papa berdiri tegap dan tersenyum bahagia.

"Waalaikum salam dan selamat datang di kediaman kami keluarga Bapak Bagus sekalian. Saya Rony beserta istri mengucapakan banyak terimakasih untuk kesempatan dan waktu keluarga Bapak Bagus untuk berkunjung kemari." Papa menghela nafas pelan seolah mencari tambahan oxygen lagi.

" Untuk pertanyaan yg di ajukan oleh Nak Bima, saya sendiri tak bisa menjawab. Hanya yg bersangkutan lah yg bisa. Silahkan Nak" Kata Papa yg nyaris sangat membuatku salah tingkah.

Aku semakin menunduk tak berani mengangkat wajahku. Terdengar suara deheman Papa. Lalu ku dengar suara Mas Bima lagi

"Sebelum mendengar jawaban Andrea ada baiknya kita semua mendengar maksud yg tersirat dari adik saya langsung. Ayo Aryo katakan apa yg menjadi tujuan mu mengajak kami semua berkumpul di rumah keluarga Andrea"

"Assalamualaikum Bapak Ibu Rony, Selamat siang semua untuk Papi. Bunda, Mas Bima, Mbak Dinda serta adikku Myrna dan Axel. Perkenankan lah saya mengutarakan kedatangan saya yg telah lama saya pendam. Saya dan Andrea sudah lama menjalin kasih sejak kami sama-sama duduk di bangku SMU. Dan sekarang waktu yg kami jalani sudah menginjak 3 tahun. Saya ingin membawa hubungan saya menuju jenjang yg lebih baik. Saya meminta ijin untuk meminang putri Bapak dan Ibu untuk saya jadikan calon istri saya. Mohon maaf kami sengaja tidak mengabarkan hal ini terlebih dahulu karena kami tidak ingin merepotkan keluarga dulu. Dan lagi saya masih dalam masa ikatan dinas. " Terang laki-laki ku.

Ya Tuhan apakah ini benar? dia melamarku di hadapan semua keluarga ku.

Kebahagiaan ku langsung menyeruak.

"Sebenarnya saya ingin melamar Andrea saat saya lulus Pendidikan Namun saya berpikir jika menunggu 1 tahun lagi, saya takut Andrea berubah pikiran" katanya masih dengan suara yg berwibawa.

Lalu Mas Bima sebagai perantara keluarga nya meminta Papa untuk menjawab permintaanas Aryo.

"Saya sebagai orang tua dari Andrea tentu saja merasa tersanjung dengan keinginan Nak aryo namun saya kembalikan lagi pada yg bersangkutan apakah Andrea memiliki keinginan dan rasa yg sama dengan Nak Aryo. Karena dalam suatu hubungan yg menuju ke jenjang lebih tinggi di butuhkan komitment sejak awal. Saling menyamakan visi dan misi dalam mencapai tujuan ke depan. Andrea mau kah kamu menerima pinangan Nak Aryo?" Tanya papa dengan suara bergetar. Aku tahu ada nada berat di dalamnya

Gadis kecilku ini akan jadi milik laki-laki lain. Mungkin itu yg di rasakan nya.

Aku menunduk malu, lalu aku mengangguk kan kepala " Iya Pa, saya terima pinangan Mas Aryo. " jawabku sambil meremas kedua tanganku malu

"Alhamdulillah terimakasih dek! " jawab Mas Aryo cepat lalu di iringi suara Alhamdulillah di semua mulut anggota keluarga kami.

" Untuk acara lamaran resminya kami akan selenggarakan setelah Aryo selesai pendidikan ya Pak. Agar Aryo bisa mempersiapkan diri dan waktunya. Dan yg jelas kurang dari 1 tahun ini dia sudah lulus. Sekarang bisa di katakan acara perkenalan keluarga besar kita "lanjut Bima.

" Lebih tepatnya 8 bulan lagi Mas, " Jawab Mas Aryo cepat

"Sekarang kami hanya membawa ini saja, untuk yg lain-lain akan kami bawakan sekalian acara pernikahan" balas Bunda sambil memperlihatkan kotak kecil berbentuk hati berwarna merah.

Bunda berdiri dan mengambil tangan kiri ku. Bunda mengaja mama berdiri menamaniku

Lalu bunda menyematkan cincin putih dan bermata kecil yg bersinar itu.

" Andrea saya mewakili Aryo memasangkan cincin ini sebagai tanda ikatan kalian berdua. semoga kalian di berikan perlindungan keselamatan dan kelancaran sampai hari H nya. Ibu Rony terimakasih telah mengijin kan saya untuk memakaikan cincin di jari manisnya" Lalu bunda mencium kedua pipiku yg telah basah oleh air mata haru.

Begitu pula Mama langsung mencium kedua pipiku di iringi tepuk tangan yg membahana.

" Namun kalian tetap belum syah ya, belum punya SIM (Surat Ijin mencium) " gurau Papa dan di iringi tawa keluarga kami.Mas. Aryo. tersipu malu. Lah belum. punya SIM aja dia udh berani mencuri cium aku apalagi kalau sudah syah ya pikirku bergidik

Acara berlanjut dengan santap siang seluruh keluarga. Mbak Nisa sudah selesai menata hidangan makan siang kami.

Sup Iga sapi

ayam goreng kalasan

Tumis bokcoy bawang putih dan jamur

mie goreng special

Dan terkakhir Udang galah telur asin.

Sambal cumi andalan mama

puding buah buatanku pun telah tersedia.

Seluruh keluarga menikmati hidangam makan siang ini dengan lahap dan nikmat. Aku mengambil duduk dekat Mbak Dimda calon istri Mas Bima. ternyata dia orang yg ramah dan menyenangkan juga.

Mas Aryo bergabung dengan para laki-laki, sedangakn Kedua Ibu kami asyik merumpi sendiri.

Ahhh aku tak menyangka akan memakai cincin ini sekaranh. Pasti Ratna akan terkejut jika dia tahu aku telah di lamar. Dan bisa di pastikan Ratna akan mengurai rambut panjang ku dengan gemas pertanda dia kesal.

1 jam lebih keluarga kami berkumpul dan tiba saat nya mereka undur diri untuk kembali pulang. Namun Mas aryo meminta ijin untuk tinggal dulu ingin menuntaskan rindu nya.

"Aryo disini dulu Bunda. mau Ngobrol lagi sama Andrea. " Ijin nya

Bunda mengangguk dan Mas Bima dengan jail berkata.

" Boleh Aryo tapi ingat belum syah ya. Aryo gak boleh ngapa-ngapain dulu"

Mas Aryo tertawa dan mencoba menghalau kakaknya dengan lambaian tangan.

Setelah keluarga telah pulang semua Tinggal. kami berempat disni. Ada aku dan Mas Aryo serta kedua adik kami yg sedang berada di ruang tamu di temani bulek Nisa untuk karaoke bersama. bulek Nisa. sudah ku anggap. sebagai Saudara ku sendiri. jadi kami tidak canggung dengan keberadaannya.

" Axel lagu Jawa aja yuks itu lagu nya mas didi kempot" pintanya.

Akh tersenyum mendengar suara mereka dari dalam.

Tinggal kami berdua di ruangan ini. Aku gugup sekali melihat sorot mata Mas Aryo sangat tajam menatapku.

Episodes
1 Pov Andrea
2 MASA OSPEK
3 Masa Ospek bagian II
4 PENDEKATAN
5 PENDEKATAN 2
6 Aku Cinta kamu
7 Aku Cinta kamu 2
8 pacaran
9 Masa lalu mu
10 Perpisahan
11 Awal Berpisah
12 Kejutan
13 Mahasiswa Baru
14 Godaan cinta
15 Jangan mencintai ku
16 Lamaran
17 Pengakuan dosa
18 Jalan yg benar
19 Mami aku sudah dewasa
20 Masih Ada Harapan
21 Maafin aku
22 Asa yang terpendam
23 Sakit
24 Perhatian yang sia-sia
25 perhatian untuk mu
26 Opname
27 Sakit ku melebihi sakit mu
28 Cinta Monyet Axell
29 Masih sakit
30 Kekepoan Satria
31 Kacau
32 pertemuan pertama setelah putus
33 Malika
34 Pengintaian
35 nasehat sahabat
36 Kedatangan Aryo
37 Penasaran Zul
38 Aryo pusing
39 Tolong aku Pi..
40 Pamer pacar
41 pamer pacar lagi
42 Butuh konsen
43 Bab 43
44 atur strategi
45 Bermalam di rumah Dona
46 Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47 Teror Mami
48 Berkunjung ke rumah Dona
49 Lunch dengan keluarga Dona
50 Sakitnya tuh disini
51 cemburu
52 Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53 Buang dong gengsinya...
54 Masa lalu Hana Sarasvati
55 Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56 Nasehat bunda
57 Stres mau bertemu camer
58 Rumah Bimo
59 pov andrea
60 Pertengkaran
61 Menyembunyikan tangis
62 Meredakan emosi Mami
63 Aku gak kuat sama Mami, Pi
64 curhat anak gadis pada Ayah nya
65 persiapan berangkat
66 Keinginan Andrea yang aneh
67 Ijin ke Merapi
68 Tak dapat ijin
69 Zul sedih
70 Mengantar keberangkatan team Mapala
71 Kedatangan di gunung merapi
72 Kedatangan relawan Taruna
73 Ekspedisi di mulai
74 menemukan korban
75 Resti hilang
76 firasat
77 Upaya penyelamatan Aryo
78 Zein menyelamatkan Aryo
79 Resti ketemu
80 Menjemput Aryo
81 Pertemuan masa lalu
82 Kondisi darurat Aryo
83 Dasar Licik !
84 Aryo operasi
85 Pertikaian Ferdy dan Hana
86 Om Ferdy Pulang
87 Jika perbuatan curang itu menuai karma
88 Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89 Bertemu Andrea di rumah sakit
90 Dia calon adik ipar saya
91 Mami cari gara-gara
92 Aryo sadar
93 Permintaan Aryo
94 Kepergian Andrea
95 Jangan tinggal kan aku Sayang!
96 membuka kebohongan Mami
97 Membongkar kebusukan Mami II
98 Perang Dingin
99 POV Ferdy
100 Akhir nya .. Home sweet home
101 POV BU HANA
102 POV Hana2
103 Masih tentang Bu Hana
104 Akhirnya Talak satu untuk Hana
105 Pelantikan
106 cemburu
107 Ancaman Papi
108 penyesalan
109 Broken heart ya Dona
110 cincin
111 Satrio dan Ratna
112 Begini ya jadi calon istri
113 Persaingan antar lelaki
114 Harus merelakan walau tak rela
115 Pamit
116 Aku Pergi untuk kembali
117 Aku pergi untuk kembali 2
118 Permintaan yang sulit
119 Ada hati yang harus di perjuangkan
120 Pertemuan
121 Galau
122 Tugas pertama
123 Operasi pembebasan Sandera
124 Wisuda
125 Galau lagi
126 Menolong korban
127 Tidak kondusif
128 Hana berulah lagi
129 Aryo Hilang
130 Ternyata karena ancaman Vania
131 Akhirnya berita itu terdengar
132 Rencana ke Papua
133 Kabar terbaru dari Aryo
134 Kedatangan jenasah korban
135 Siapa korban nya
136 Harus kuat
137 Menanti kabar
138 Aryo di temukan
139 Ternyata
140 Kenyataan Pahit
141 Firasat buruk itu jadi kenyataan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Pov Andrea
2
MASA OSPEK
3
Masa Ospek bagian II
4
PENDEKATAN
5
PENDEKATAN 2
6
Aku Cinta kamu
7
Aku Cinta kamu 2
8
pacaran
9
Masa lalu mu
10
Perpisahan
11
Awal Berpisah
12
Kejutan
13
Mahasiswa Baru
14
Godaan cinta
15
Jangan mencintai ku
16
Lamaran
17
Pengakuan dosa
18
Jalan yg benar
19
Mami aku sudah dewasa
20
Masih Ada Harapan
21
Maafin aku
22
Asa yang terpendam
23
Sakit
24
Perhatian yang sia-sia
25
perhatian untuk mu
26
Opname
27
Sakit ku melebihi sakit mu
28
Cinta Monyet Axell
29
Masih sakit
30
Kekepoan Satria
31
Kacau
32
pertemuan pertama setelah putus
33
Malika
34
Pengintaian
35
nasehat sahabat
36
Kedatangan Aryo
37
Penasaran Zul
38
Aryo pusing
39
Tolong aku Pi..
40
Pamer pacar
41
pamer pacar lagi
42
Butuh konsen
43
Bab 43
44
atur strategi
45
Bermalam di rumah Dona
46
Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47
Teror Mami
48
Berkunjung ke rumah Dona
49
Lunch dengan keluarga Dona
50
Sakitnya tuh disini
51
cemburu
52
Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53
Buang dong gengsinya...
54
Masa lalu Hana Sarasvati
55
Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56
Nasehat bunda
57
Stres mau bertemu camer
58
Rumah Bimo
59
pov andrea
60
Pertengkaran
61
Menyembunyikan tangis
62
Meredakan emosi Mami
63
Aku gak kuat sama Mami, Pi
64
curhat anak gadis pada Ayah nya
65
persiapan berangkat
66
Keinginan Andrea yang aneh
67
Ijin ke Merapi
68
Tak dapat ijin
69
Zul sedih
70
Mengantar keberangkatan team Mapala
71
Kedatangan di gunung merapi
72
Kedatangan relawan Taruna
73
Ekspedisi di mulai
74
menemukan korban
75
Resti hilang
76
firasat
77
Upaya penyelamatan Aryo
78
Zein menyelamatkan Aryo
79
Resti ketemu
80
Menjemput Aryo
81
Pertemuan masa lalu
82
Kondisi darurat Aryo
83
Dasar Licik !
84
Aryo operasi
85
Pertikaian Ferdy dan Hana
86
Om Ferdy Pulang
87
Jika perbuatan curang itu menuai karma
88
Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89
Bertemu Andrea di rumah sakit
90
Dia calon adik ipar saya
91
Mami cari gara-gara
92
Aryo sadar
93
Permintaan Aryo
94
Kepergian Andrea
95
Jangan tinggal kan aku Sayang!
96
membuka kebohongan Mami
97
Membongkar kebusukan Mami II
98
Perang Dingin
99
POV Ferdy
100
Akhir nya .. Home sweet home
101
POV BU HANA
102
POV Hana2
103
Masih tentang Bu Hana
104
Akhirnya Talak satu untuk Hana
105
Pelantikan
106
cemburu
107
Ancaman Papi
108
penyesalan
109
Broken heart ya Dona
110
cincin
111
Satrio dan Ratna
112
Begini ya jadi calon istri
113
Persaingan antar lelaki
114
Harus merelakan walau tak rela
115
Pamit
116
Aku Pergi untuk kembali
117
Aku pergi untuk kembali 2
118
Permintaan yang sulit
119
Ada hati yang harus di perjuangkan
120
Pertemuan
121
Galau
122
Tugas pertama
123
Operasi pembebasan Sandera
124
Wisuda
125
Galau lagi
126
Menolong korban
127
Tidak kondusif
128
Hana berulah lagi
129
Aryo Hilang
130
Ternyata karena ancaman Vania
131
Akhirnya berita itu terdengar
132
Rencana ke Papua
133
Kabar terbaru dari Aryo
134
Kedatangan jenasah korban
135
Siapa korban nya
136
Harus kuat
137
Menanti kabar
138
Aryo di temukan
139
Ternyata
140
Kenyataan Pahit
141
Firasat buruk itu jadi kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!