Hari itu suasana di Sekolah sangat ramai. Acara kelulusan Siswa kelas III SMU yg berjumlah 160 orang itu berlangsung hikmat. Tenda besar telah terpasang dengan gagah. Untung lah hari ini langit cerah dan warna birunya sebanding dengan sinar matahari yg lembut. Aku duduk di kursi sebelah Mas Aryo.
Mobil ini sengaja dia kemudikan sendiri. Dan undangan para orang tua nanti pada pukul 09.00 wib. Jam tanganku sudah menunjukkan waktu 07.30 wib. Karena Mas Aryo adalah mantan ketua OSIS jadi dia pun tak segan membantu panitia bentukan OSIS baru.
Dengan cekatan dia mulai membantu mengecek semua persiapan dan aku pun telah memisahkan diri untuk membantu bahian konsumsi.
" Le... bule,..!" teriak laki-laki di belakangku.
Uh.. siapa lagi kalau bukan Kak Bayu yang keriting itu.
Mataku sengaja ku pelototkan seakan-akan bola matanya mau meloncat dari cangkangnya.
" ih apaan si bule bule"
Dia terkekeh lucu sambil menghampiriku.
" Ya bule jangan ngambek donk. Entar cantiknya luntur" katanya melucu
Tiba-tiba entah darimana datangnya tubuh tinggi Mas Aryo sudah berdiri di sampingku.
" Aaaa elahh lu Ar, kayak prangko aja lu nempel mulu. Kasih aku kesempatan ngobrol dong sama si bule. Kan bentar lgi kita gak ketemu ya le"
Tangan Mas Aryo di rentangkan menutupi wajahku.
" Ketemu lu juga unfaedah Bay, Udah jangan ganggu pacar aku kenapa sih?! entar Andrea kena sawan, lagian nih ya lu kan jadi pembawa acara, siap-siap saja ke panggung " jawabnya pura-pura marah padahal aku yakin Mas Aryo hanya bercanda.
" Masih ada waktu 30 menit. tolong ijin kan aku berfoto ria dengan si bule Ar. " katanya memelas.
" Kagak ada! Entar malah lu pelet cewek gue " katanya bercanda
" Eh Sial lu Ar, " katanya nyengir dan cepet berlalu karena Mas Aryo pura-pura mau menjitaknya.
Setelah persiapan selesai aku di ajak sama Mas aryo untuk segera duduk ditempat acara. Dan dia memilih duduk di deretan bangku kedua. karena deretan pertama untuk wali murid dan guru.
Kulihat satu persatu bangku telah terisi. Lalu aku melihat disitu ada Stevy memakai make up tebal ala tante-tante duduk di samping Roy pacarnya. Yah akhirnya Stevy menyerah mengejar mas Aryo karena dengan tegas di tolak sama dia.
Dan ku dengar dia agresif mendekati Roy teman sekelas Mas Aryo yg jago basket. Roy yg playboy tepatnya serasi dg Stevy yg agresif.
Lalu kulihat Kak Rizkia memakai kebaya di dampingi oleh kedua orang tuanya dan Ratna. Ya itu Ratna duduk manis sambil bermain smartphone nya.
Aku segera mengirim pesan ke dia agar dia datang menghampiriku. Kulihat dia sedang membaca pesan yg ku kirimkan dan langsung berjalan menghampiriku
Aku tersenyum senang karena ada twman yg bisa ku ajak ngobrol. Mas Aryo duduk di sebelahku sambil sesekali memandang Jam tangan nya. Mungkin dia gelisah karena orang tuanya belum datang.
Ku lihat dia mulai mengeluarkan smartphone nya dan ku dengar dia menelpon seseorang.
"Assalamualaikum, Bunda dimana? 20 menit lagi acara di mulai" Katanya agak keras sehingga aku bisa mendengar. Karena suara musik dari loud speaker juga keras maka suara Mas Aryo yg kencang hampir tak terdengar juga.
Sesaat kemudian wajahnya keliatan kesal. Dan dia melihatku dengan tatapan gundah. Aku menenangkannya dengan cara menepuk pundaknya.
Dan di saat MC mulai menyapa para undangan tiba-tiba ada suara orang berjalan cepat ke ke depan barisan pas di depan bangku ku. Lalu ku lihat wajah Mas Aryo tersenyum lega.
Seorang wanita paruh baya menggunakan hijab Syari dan dua orang laki-laki tampak mengambil tempat duduk di sebelahnya. Laki-laki seumuran papahku terlihat wajahnya yg berkharisma dan sepertinya ramah. Lalu di sampingnya seorang pemuda yg sangat mirip dengan Mas Aryo.
Tampak kegembiraan di raut wajah kekasihku itu. Seperti bocah yang sedang mendapatkan kado dia tak sadar menghentakkan kaki nya le tanah dan meremas telapak tangan pemuda itu.
" Maaf kan Papi terlambat datang Nak, Tadi papi ke bandara dulu jemput Mas mu yang pulang mendadak" kata Pak Bagus Rahmawan, Papi Las Aryo.
" Gak papa Pih. Yg penting Papih dan Bunda datang, Mana Myrna kok gk di ajak skalian? dan Mas Bimo kenapa gak kabarin Aryo? " Pertanyaannya memberondong
" Myrna ada di belakang dengan temannya nanti dia gak ingin ketinggalan foto bersama mu" kata Bunda nya.
Lalu Mas Aryo melirikku dan mengajakku untuk bersalaman dengan kedua orang tuanya.
Ku cium punggung tangan kedua orang tuanya dengan sopan dan malu.
"Ini ya, calon mantu Papi?" tanya orang tua itu. Aku menunduk malu. Aryo tersenyum mengangguk.
Bunda melihatku dengan wajah sumringah entah apa yg ada di pikirannya.
" Kenalannya berlanjut nanti ya " pungkas Mas aryo.
Lalu kami smua mengikuti acara kelulusan ini dg hikmat sampai selesai.
Tepat 3 jam acara selesai dan menobatkan Mas Aryo sebagai pelajar teladan dan berprestasi.
Beberapa piagam dan piala penghargaan telah di terima kekasihku. Hmmm betapa bangga nya aku dengan mu Mas. Wajah tampan dan otak encer.
Lalu sesi foto bersama juga telah di mulai. Keluarga besarnya lengkap formasinya. Dan mereka foto bersama jarang sekali moment kebersamaan itu karena kesibukan masing-masing. Aku pun turut andil dalam foto bersama mereka.
Setelah selesai acara Bunda mengajak kami untuk makan siang di restoran langganan nya. Restoran ini berkonsep rumah apung yg terletak di tengah sawah. Udara yg segar dengan angin semilir dan hamparan padi yg menghijau menyejukkan mata. Gemericik suara kolam ikan koi yg jumlahnya rarusan ekor itu seperti denting dawai kebahagianku. Dan lokasinya agak jauh dari tempat tinggal kami.
Namun untuk merayakan hari kelulusan anaknya Bunda berusaha memberikan kado spesial seperti ini. Aku merasa sungkan dengan kedekatan mereka. Padahal bunda bukan ibu kandungnya namun wanita itu sudah mendapatkan porsi cinta yang besar dari semua laki-laki di keluarga ini.
Wajahnya yang masih kelihatan muda dan kulitnya kuning langsat sangat kontras dengan baju syari nya yg berwarna pink. Make up nya juga sederhana hanya seulas lipstik warna pink.
Tas tentengnya ku lihat ber merk. Selebihnya Papi Mas Aryo juga mengenakan jas hitam dengan dasi biru yang sesuai dengan penampilannya saat itu.
Lalu mataku bersitatatap dengan Mas Bimo. Kakak Sulung Mas Aryo. Ternyata dia sudah kuliah semester Akhir di perguruan tinggi nya dan setahun lagi dia akan lulus. Dan dia terlihat lebih cuek daripada Mas Aryo.
Hmmm... apakah laki-laki di keluarga ini memiliki sifat dingin semuanya ya? Entahlah sejak pertama kali bertemu dia lebih irit berbicara.
Hanya sesekali menimpali pertanyaan adik-adiknya. Sudahlah aku tak mau memikirkan nya mungkin itu sudah sifat bawaannya.
Kami menikmati makan siang ini dengan penuh keakraban. Aku yang pertama kali merasa sungkan dan takut bertemu dg keluarga Mas Aryo akhirnya mulai bisa mengakrabkan diri dengan orang tuanya.
Pak Bagus ternyata seorang yang hangat dan ramah. Dari awal berbicara dengan beliau aku merasakan aura kebapakannya tulus. Dan Bu Bagus juga orang yang menyenangkan.
" Aryo apakah kamu sudah menentukan pilihan pendidikan mu Nak? " tanya wanita itu sambil mengupas kulit jeruk dan memberikan buahnya pada suaminya.
Myrna asyik menyeruput es kelapa muda nya sambil tangan kirinya mengusap-usap smartphone nya.
"Sudah Bunda. Aryo akan mencoba pendidikan Taruna. Aryo mohon restu Papi dan Bunda ya?! " Katanya pelan
" Apapun keputusan mu, Bunda dan Papi akan selalu mendukung dan mendoakan agar kamu bisa sukses Nak"Jawab Bu Bagus sambil menggenggam tangan kekasihku.
Tampaknya Pak Bagus agak keberatan dengan keputusan Mas Aryo
" Apakah kamu sudah memikirkan semua resiko yang akan kamu jalani Nak? Pendidikan militer itu berat. Tidak boleh sembarangan dan setengah-setengah. Disiplin adalah makanan hariannya. " Sela Pak Bagus. Mas Aryo menatap pupil ayahnya seakan ingin menyakinkan bahwa pilihannya sudah tepat.
"Pih semua pilihan itu pasti ada risikonya. Aryo insyaallah siap menjalankan semua kewajiban Aryo dan tugas Papih dengan bunda adalah mendoakan Aryo, " katanya sambil memegang lengan ayahnya.
Papih nya akhirnya tersenyum mengangguk. Lalu si sulung ikut nimbrung dengan pembicaraan mereka.
" Berilah restu padanya Pih. Biar dalam keluarga kita ada salah satu yang menjadi tentara. Tentunya bangga nanti Papih melihat Aryo memakai seragam kebesarannya" kata Bimo mendukung.
Akhirnya Pak Bagus luruh juga mendengar semua pembelaan istri dan anaknya.
Lalu perbincangan beralih ke Bimo. Myrna tampaknya mulai mengusili kakak sulungnya.
" Mas Bimo kapan nih ngenalin pacarnya ke kami? masa sih kalah sama Mas Aryo yang udh punya pacar" katanya polos. Bimo mencubit pipi Myrna dengan gemas
" Tunggu tanggal main nya ya! " sambungnya dengan mengerling dan segera meletakkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri seolah mengisyaratkan agar Myrna diam.
" Bimo tahun depan sudah lulus kan? Jadi kamu bisa langsung praktek di Rumah Sakit Bunda ya nak? " Kata Bu Bagus. Bimo mengangguk menurut.
" Semoga dengan Adanya tenaga Medis seperti Bimo, Rumah Sakit kita lebih maju dan berkembang dan bisa semakin baik melayani masyarakat sekitar ya Bun" Lanjut Pak Bagus. Dan di amini oleh istrinya.
Aku merasakan kebahagiaan di tengah keluarga Mas Aryo. Lalu setelah makan siang selesai kita kembali pulang tak lupa sebelumnya aku berpamitan terlebih dahulu pada semua anggota keluarga.
Di dalam mobil Mas Aryo menggenggam tanganku dengan erat. Matanya menyiratkan rasa terimakasih atas kebersamaanku sehari ini.
" Terimakasih sayang untuk waktunya" Lalu dia mengecup punggung tangan kananku. Uhmmm jantungku berdebar keras menerima perlakuan nya. Tapi aku menikmati nya juga.
Aku tersenyum dan mengangguk.
Tepat pukul 15.00 wib kami sudah sampai di rumahku. Dan setelah dia menemui mama serta pamit dengan ku dia segera pulang karena dia mengatakan sangat lelah dan ingin istirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments