Mami aku sudah dewasa

Selang beberapa waktu tampak seorang wanita setengah abad keluar menuju ruang tamu. Wanita itu sudah tampak camtik dan mewah mengenakan baju rumah berwarna merah. Rambutnya di gerai sebahu dan di beri bandana kain warna merah pula.

Wanita itu terkejut melihat dua anak bujangnya yang sedang bertamu. Untuk Aryo dia pernah mengunjunginya beberapa bulan yang lalu. Sedang kan Bimo sudah hampir 2 tahun tak pernah bertemu.

" Bimo! Aryo! "teriaknya terkejut dan langsung menghambur memeluk kedua anaknya. Matanya basah karena terharu campur rindu.

" Mami sehat? " tanya Bimo. Dia ingat ibu kandung nya ini memiliki riwayat tensi tinggi.

" Ya.. yaa.. seperti yg kalian lihat sekarang. Mami sehat nak. "

Bu Hana mengajak mereka ke ruang keluarga dan menyuguhi sdua gelas coklat panas dan beberapa macam kudapan kecil.

"Aryo kamu kelihatannya makin gagah sayang. Dan Bimo kamu juga sangat matang persis saat papi mu muda " katanya sambil tersenyum malu.

Aryo yg sudah tak sabar ingin menanyakan sesuatu hal yang mengganggu pikirannya itu jadi gelisah.

"Ehmm.. Mami waktu kami kesini sangat singkat karena Aryo harus kembali ke Asrama max. pukul 17.00 wib. Dan jam keberangkatan Aryo nanti pukul 14.00 wib jadi kami harus memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk berbicara serius" Kata Aryo mengawali percakapannya dengan ibunya.

Bu Hana mengernyitkan alisnya yqng tampak lebat menyatu. Memang wajah Aryo hampir mirip dengan ibunya dan Bimo sangat mirip dengan Papi nya.

Bu Hana melihat jam dinding telah menunjukkan pukul10. 00 wib masih ada sisa waktu untuk melepas rindu pada keduanya walaupun singkat.

" Ada apa Aryo? Apa ada sesuatu yg ingin kamu sampaikan? tanya Bu Hana sambil menyeruput teh hangat di tangannya.

Aryo melihat wajah Bimo seolah-olah ingin mencari suport moral.

Bimo mengangguk kan kepala nya tanda menyetujui tindakan Adiknya.

" Mami, sebelumnya Aryo minta maaf. perkataan Aryo ini tak akan mengurangi kasih sayang Aryo sama Mami. " katanya sambil menghela nafas dalam.

" Mami Aryo sudah dewasa. Mami tak perlu repot mencarikan jodoh untuk Aryo karena Aryo sudah memiliki calon pendamping pilihan."

Bu Hana bangkit dari duduknya, lalu menarik sebatang rokok yang ada di depannya.

Bimo terperanjat melihat Maminya menyentuh barang berbahaya bagi kesehatan itu.

" Sejak kapan mami merokok? Setahu ku Mami dulu tidak pernah merokok!" sahut Bimo tegas.

Bu Hana menghentikan tangan nya. Lalu dia tersenyum pendek

" Sejak mami berpisah dengan papi kalian. Rokok adalah teman mami"

"Tolong berhentilah merokok mom. Ingat hipertensi mami. " Kata Bimo. Bu Hana hanya tersenyum getir.

"Ohya mami. Aryo mau melanjutkan pembicaraan tadi. Tolong Mami tidak usah mencampuri urusan jodoh Aryo. Karena sampai kapan pun Aryo tak akan meninggalkan Andrea! "

Bu Hana tampak tak senang dengan perkataan anaknya.

"Hmmm.. belum jadi istri mu saja dia pandai mengadu. Apalagi nanti kalian sudah menikah, bisa -bisa dia yang akan memisahkan kamu dg mami" jawabnya sengak.

" Mom, Dia tidak mengadu tapi ketahui lah. Aryo sudah resmi meminang Andrea dan dia menjadi ragu-ragu karena dia ingat janji nya pada Mami! " pungkas Aryo menahan emosi

"Mami tak perlu mencampuri urusan itu. Mami cukup melihat dan mendoakan kami saja" kata Bimo diplomatis.

Bu Hana semakin tersudut. Dia mengeluarkan Handphone nya dan berdiri. Lalu dia berjalan menuju kolam renang. Entah siapa yg di telpon.

" Tunggu lah kalian sebentar lagi ada seseorang yang akan merubah pandangan kalian"

Tak lama kemudian dari arah lantai 2 rumah itu terdengar suara pintu kamar di buka. Dan terlihat satu sosok gadis yang cantik.

Seorang gadis berambut panjang berkulit kuning langsat turun menghampiri mereka.

"Halo Mas Bimo, Halo Aryo apa kabar kalian.? " sapa gadis itu sambil mengangsurkan tangan kanannya.

Bimo menjabat tangan nya. Aryo pun melakukan hal yg sama dengan kakaknya.

"Kamu Dona kan? " tanya Bimo. Lalu Aryo memperjelas penglihatan nya lagi.

"Hmmm... baru ingat ya? iya aku Dona sepupu kalian. Teman sekelas kamu dulu Aryo! "

Bu Hana mendekati Dona dan menyuruh nya duduk di samping nya.

Sudah 3 tahun Aryo tak bertemu. Kalau Bimo lebih lama saat dia masih SMP sudah tak pernah bertemu gadis itu.

" Wah aku pangling dengan penampilanmu sekarang Don. Bukannya dulu rambutmu sering di cukur cepak ya? Lalu kulitmu agak coklat. Dan kamu jarang memakai pakaian cewek. " Kata Aryo.

Dona tertawa renyah.

" Itu kan jaman baheula Yo! Kan sekarang udah musim feminisme. So Aku harus menyesuaikan lah, Kamu makin tampan dan gagah" jawabnya tanpa malu.

Bimo melihat reaksi Adiknya yang ternganga sangat lucu.

Lalu Bimo mengetik sesuatu di ponselnya.

Bimo : Ar. Ingat tujuan utama kesini! Andrea!

Aryo mengambil ponselnya dan melihat pesan dari kakaknya.

Aryo : tenang aja mas

akhirnya mereka berempat terlibat percakapan. Namun Aryo lebih banyak diam. Karena memang dari dulu dia tak pernah tertarik dengan Dona. Walaupun gadis itu telah berubah lebih cantik dan anggun. Namun itu hanya penampilan fisiknya saja. Untuk sifatnya ternyata tak berubah. Dona masih cablak dan tak bisa mengontrol cara bicara.

" Kebetulan sudah beberapa hari Dona menginap disini. Karena Papa nya sudah menyerahkan perusahaan Kayu nya pada Dona." Kata Bu Hana menjelaskan.

" Mas Bimo apa sudah punya istri? " tanya Dona langsung.

" Coming soon " jawab Bimo sambil tersenyum.

Bu Hana terperangah mendengar jawaban Bimo. Ternyata dia telah lama kehilangan moment berharga bersama kedua anaknya.

"Apakah calon mu sudah sesuai dg kriteria? " bidik Bu Hana langsung.

Bimo mendelik sebal pada ibunya. Dia paling anti jika ibunya mengusik masalah pribadinya.

" Mami! " serunya kesal.

Bu Hana memang sedikit sungkan dengan anak sulungnya. jadi dia diam saja.

" Aryo, Kamu sudah tahu kan sejak dulu mami menginginkan Dona menjadi menantu mami. Dona gadis yg terpelajar lulusan Amerika. Keluarganya juga memiliki garis keturunan yang sama dengan kita. Betul kan Don? " kata Mami sambil membelai rambut panjang Dona.Gadis itu tersenyum senang mendengar perkataan Tante nya.

"Nenek Dona adalah adik nenek kamu Ar. Mereka berdua telah sepakat ingin meneruskan garis persaudaraan agar tak terputus. Dona anak tunggal dari Paman Andi. Siapa yang akan meneruskan usaha mereka kalau bukan Dona dan nanti suaminya siapa lagi? "

Hmmm..

aroma matrealistis Mami sudah keluar lagi.

" Maaf Mi. Sejak awal Aryo mengatakan. Aryo sudah memiliki calon istri sendiri. Dona kamu tahu kan sejak SMU aku sudah memiliki kekasih. Masa kamu lupa sama Andrea. Maaf kan aku Dona, Aku akan menikahi Andrea" kata Aryo tajam.

Dona menunduk malu. Dia merasa sakit mendengar penolakan Aryo. Sudut matanya berair. Bu Hana segera menggenggam tangannya yang halus mencoba menghibur dan menenangkannya.

" Aryo! kenapa kamu tidak sopan dengan Dona! Mami disini hanya menginginkan kebaikan mu untuk masa depan mu. !

Ayo minta maaf dengan Dona gak seharusnya kamu bicara seperti itu" sentak nya

Aryo merasa agak keterlaluan dengan cara bicaranya namun dia sudah terlanjur kesal.

"Mami, Aryo sudah mempunyai kekasih tolong jangan memaksa kan kehendak mami sendiri. Dan maaf Dona aku gak bisa bersama kamu karena dari dulu aku hanya menganggapmu saudara tak lebih. "

"Kamu keterlaluan Ar! Kamu tidak menghargai usaha Mami. Sepenuh hati Mami berusaha membahagiakan mu. Jika kamu tak mau menuruti keinginan Mami, Maka jangan menyebutku Mami lagi! " katanya sambil terengah-engah.

Bimo memegang tangan ibunya dia kuatir jika hipertensi ibunya kambuh.

" Sudah lah Mom. Tenang.. Jangan seperti ini ingat kesehatan Mami" kata Bimo

"Kalian tak pernah perduli dengan Mami. Kalian anggap mami apa? Mami ini yg melahirkan kalian bertaruh nyawa! apa balasan kalian pada mami? " katanya dengan nada meninggi.

"Jangan karena kalian tak bersama Mami, membuat kalian jadi anak durhaka! " lanjut Bu Hana dengan sesenggukan.

Aryo merasa sangat sakit mendengar kalimat ibunya. Sungguh dia tak bermaksud durhaka pada Ibunya. Namun dia juga berhak memilih kebahagiannya sendiri.

Karena kuatir dengan kondisi ibunya Bimo akhirnya membaringkan ibunya di sofa.

Dan mengeluarkan peralatan medis yg selalu di bawanya kemana-mana.

Dia mengeluarkan stetoskop dan memeriksa detak jantung nya.

Tensi 160/100

Untuk usia 55 tahun tensi tersebut lumayan tinggi. Lalu Bimo mengenggam tangan ibunya.

"Mami apa ada obat yg setiap hari di minum sama Mami? "

Bu Hana mengangguk. Lalu dia memanggil pembantunya untuk mengambil kan obatnya di kamar.

Tak lama kemudian Seorang wanita yg masih muda berpenampilan sopan memakai kerudung datang membawa obat.

Bimo membaca obat yg di berikan pada ibunya.

Dia terkejut selain memiliki riwayat Hipertensi ibunya juga memiliki penyakit jantung.

Aryo menjadi gelisah dan merasa bersalah dengan kondisi ibunya. Lalu dia mendekati sofa tempat ibunya berbaring.

Ibunya memalingkan wajah ke samping sambil menangis sesenggukan. Pemuda itu menggenggam tangan Ibunya. Namun di tepis oleh wanita itu.

" Untuk apa kamu mengkhawatirkan Mami. biarlah Mami sakit. Anak-anak Mami tak ada yg perduli lagi sama Mami... hu.. hu.. hu" Isaknya

Bimo mendekati Ibunya dan membelai kepala Wanita itu.

"Mami jangan salah paham. Kami sangat mencintai Mami. Kami perduli dengan Mami. Sudah jangan banyak pikiran. Istirahat saja Mam. Ayo Bimo bantu masuk kamar. " Katanya mencoba menenangkan ibunya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 wib. Bimo Menggendong tubuh Ibunya masuk ke dalam kamar tidurnya. Lalu di baringkan nya dengan penuh kasih sayang tubuh sintal wanita yg telah melahirkannya.

" Mami sebaiknya kami pamit dulu. Lebih baik Mami istirahat jangan memikirkan hal yg tidak perlu. Dan Jangan pernah merokok lagi" Pamit Bimo.

Bu Hana menarik tangan Bimo. Dan membisikkan kalimat yg sangat menyayat hati nya.

" Bimo, Bujuk lah Adikmu menerima Dona. Mami ingin melihatnya bahagia. Ingat Bimo ini wasiat Mami karena umur Mami gak lama lagi"

Bimo menahan sesak di dadanya. Lalu mencoba menentramkan hati ibunya.

"Hanya Allah yg berhak atas umur manusia. Dokter terhebat di dunia pun tak akan mampu mengetahui berapa panjang usia manusia. Mami akan sehat panjang umur asal mami berhenti merokok dan Minum obat sesuai anjuran dokter"

Kata Bimo lagi.

Pintu kamar di ketuk dari luar lalu masuklah Aryo sambil menundukkan kepala nya.

"Mami maafkan Aryo. Sungguh Maafkan Aryo yg telah kasar pada Mami. "

Wanita itu masih memalingkan wajahnya tak mau melihat wajah anak bungsunya.

"Jika kamu ingin Mami Maafkan, maka nikahilah Dona. Setelah kamu lulus pendidikan. Itu saja permintaan terakhir Mami. Karena Mami ingin melihatmu bersanding dengan Dona sebelum Mami menutup mata"

"Akan Aryo pikirkan lagi permintaan Mami. " akhirnya dengan Nada berat Aryo menyanggupi permintaan ibunya.

Bimo mendelik kan matanya tanda tak suka dengan keputusan adiknya.

Namun Aryo mengedipkan mata nya sebelah agar Bimo diam dan mengikuti alur nya saja.

Tak lama kemudian Kedua kakak beradik itu pamit pulang karena waktu sudah mendekati dhuhur. Mereka takut jika terjebak macet. Karena di saat hari Minggu begini Kota Kembang ini sangat di penuhi wisatawan lokal dari beberapa kota untuk berbelanja maupun kuliner.

Setelah berpamitan dengan bu Hana, kedua kakak beradik kandung itu keluar dari rumah mewah itu. Tepat di depan pintu masuk seorang laki-laki se usia Ayahnya datang.

Laki-laki itu adalah suami Ibunya. Om Fredy baru saja datang dari acara olah raga golf yg sering di ikutinya.

" Selamat siang Om, apakabar? " sapa Bimo. Om Fredy tersenyum dan menjabat tangan anak tirinya.

" Selamat siang Bimo, Aryo kabar baik. Kalian sudah lama disini?"

" Iya Om lumayan lama. Kami mau kembali Om, Pesawat kami pukul 15.30 Wib. sekarang sudah pukul 12.30 takut kena macet" Kata Bimo. Aryo hanya diam saja dia memang malas berakrab ria dengam suami Mami nya. Karena Aryo masih merasa gara-gara Om Fredy kedua orang tuanya bercerai.

Padahal perceraian itu sudah lama berlalu hampir 20 tahun. Dan kedua orang tuanya telah menemukan kebahagiaan mereka masing-masing tapi entah mengapa dia masih belum bisa menerima keberadaan Om Fredy. Bahkan memanggil Sebutan Ayah/Papa /Bapak ke Om Fredy pun tak bisa dia ucapkan.

"Apa kalian sudah makan siang? Ayo mari kita makan siang dulu. Mbak Asih pasti sudah memasak. Dimana Mami kalian? "

Bimo menyenggol lengan Aryo. Agar dia menunjukkan sikap sedikit manis kepada Om Fredy. Aryo akhirnya yg menjawab.

" Terimakasih Om kami makan di bandara saja. Aryo takut terlambat masuk Asrama takut dapat skorsing. Lain kali kami lebih lama disini. Mami di kamar Om. " akhirnya keluar suara Aryo ke telinga Om Fredy.

"Hmmm.. baiklah tapi Janji ya kalian sering main kesini. Kasihan Mami kamu kesepian. Kedua adik kembar kamu sudah sibuk dengan kuliahnya nya. Bahkan saat libur begini mereka juga memilih keluar rumah dengan teman-temannya." Kata Om Fredy dengan nada sedikit berat.

"Insyaallah Om akan kami usahakan. Jika kami ada waktu yg lebih longgar. Kami pamit dulu Om salam buat si kembar" Pamit Bimo sambil menjabat tangan Om Fredy. Aryo pun melakukan hal yg sama seperti kakaknya.

🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉

Terpopuler

Comments

Dewi Purnomo

Dewi Purnomo

cerita nya bagus kenapa like dan komen sedikit yaaa.

2022-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Pov Andrea
2 MASA OSPEK
3 Masa Ospek bagian II
4 PENDEKATAN
5 PENDEKATAN 2
6 Aku Cinta kamu
7 Aku Cinta kamu 2
8 pacaran
9 Masa lalu mu
10 Perpisahan
11 Awal Berpisah
12 Kejutan
13 Mahasiswa Baru
14 Godaan cinta
15 Jangan mencintai ku
16 Lamaran
17 Pengakuan dosa
18 Jalan yg benar
19 Mami aku sudah dewasa
20 Masih Ada Harapan
21 Maafin aku
22 Asa yang terpendam
23 Sakit
24 Perhatian yang sia-sia
25 perhatian untuk mu
26 Opname
27 Sakit ku melebihi sakit mu
28 Cinta Monyet Axell
29 Masih sakit
30 Kekepoan Satria
31 Kacau
32 pertemuan pertama setelah putus
33 Malika
34 Pengintaian
35 nasehat sahabat
36 Kedatangan Aryo
37 Penasaran Zul
38 Aryo pusing
39 Tolong aku Pi..
40 Pamer pacar
41 pamer pacar lagi
42 Butuh konsen
43 Bab 43
44 atur strategi
45 Bermalam di rumah Dona
46 Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47 Teror Mami
48 Berkunjung ke rumah Dona
49 Lunch dengan keluarga Dona
50 Sakitnya tuh disini
51 cemburu
52 Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53 Buang dong gengsinya...
54 Masa lalu Hana Sarasvati
55 Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56 Nasehat bunda
57 Stres mau bertemu camer
58 Rumah Bimo
59 pov andrea
60 Pertengkaran
61 Menyembunyikan tangis
62 Meredakan emosi Mami
63 Aku gak kuat sama Mami, Pi
64 curhat anak gadis pada Ayah nya
65 persiapan berangkat
66 Keinginan Andrea yang aneh
67 Ijin ke Merapi
68 Tak dapat ijin
69 Zul sedih
70 Mengantar keberangkatan team Mapala
71 Kedatangan di gunung merapi
72 Kedatangan relawan Taruna
73 Ekspedisi di mulai
74 menemukan korban
75 Resti hilang
76 firasat
77 Upaya penyelamatan Aryo
78 Zein menyelamatkan Aryo
79 Resti ketemu
80 Menjemput Aryo
81 Pertemuan masa lalu
82 Kondisi darurat Aryo
83 Dasar Licik !
84 Aryo operasi
85 Pertikaian Ferdy dan Hana
86 Om Ferdy Pulang
87 Jika perbuatan curang itu menuai karma
88 Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89 Bertemu Andrea di rumah sakit
90 Dia calon adik ipar saya
91 Mami cari gara-gara
92 Aryo sadar
93 Permintaan Aryo
94 Kepergian Andrea
95 Jangan tinggal kan aku Sayang!
96 membuka kebohongan Mami
97 Membongkar kebusukan Mami II
98 Perang Dingin
99 POV Ferdy
100 Akhir nya .. Home sweet home
101 POV BU HANA
102 POV Hana2
103 Masih tentang Bu Hana
104 Akhirnya Talak satu untuk Hana
105 Pelantikan
106 cemburu
107 Ancaman Papi
108 penyesalan
109 Broken heart ya Dona
110 cincin
111 Satrio dan Ratna
112 Begini ya jadi calon istri
113 Persaingan antar lelaki
114 Harus merelakan walau tak rela
115 Pamit
116 Aku Pergi untuk kembali
117 Aku pergi untuk kembali 2
118 Permintaan yang sulit
119 Ada hati yang harus di perjuangkan
120 Pertemuan
121 Galau
122 Tugas pertama
123 Operasi pembebasan Sandera
124 Wisuda
125 Galau lagi
126 Menolong korban
127 Tidak kondusif
128 Hana berulah lagi
129 Aryo Hilang
130 Ternyata karena ancaman Vania
131 Akhirnya berita itu terdengar
132 Rencana ke Papua
133 Kabar terbaru dari Aryo
134 Kedatangan jenasah korban
135 Siapa korban nya
136 Harus kuat
137 Menanti kabar
138 Aryo di temukan
139 Ternyata
140 Kenyataan Pahit
141 Firasat buruk itu jadi kenyataan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Pov Andrea
2
MASA OSPEK
3
Masa Ospek bagian II
4
PENDEKATAN
5
PENDEKATAN 2
6
Aku Cinta kamu
7
Aku Cinta kamu 2
8
pacaran
9
Masa lalu mu
10
Perpisahan
11
Awal Berpisah
12
Kejutan
13
Mahasiswa Baru
14
Godaan cinta
15
Jangan mencintai ku
16
Lamaran
17
Pengakuan dosa
18
Jalan yg benar
19
Mami aku sudah dewasa
20
Masih Ada Harapan
21
Maafin aku
22
Asa yang terpendam
23
Sakit
24
Perhatian yang sia-sia
25
perhatian untuk mu
26
Opname
27
Sakit ku melebihi sakit mu
28
Cinta Monyet Axell
29
Masih sakit
30
Kekepoan Satria
31
Kacau
32
pertemuan pertama setelah putus
33
Malika
34
Pengintaian
35
nasehat sahabat
36
Kedatangan Aryo
37
Penasaran Zul
38
Aryo pusing
39
Tolong aku Pi..
40
Pamer pacar
41
pamer pacar lagi
42
Butuh konsen
43
Bab 43
44
atur strategi
45
Bermalam di rumah Dona
46
Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47
Teror Mami
48
Berkunjung ke rumah Dona
49
Lunch dengan keluarga Dona
50
Sakitnya tuh disini
51
cemburu
52
Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53
Buang dong gengsinya...
54
Masa lalu Hana Sarasvati
55
Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56
Nasehat bunda
57
Stres mau bertemu camer
58
Rumah Bimo
59
pov andrea
60
Pertengkaran
61
Menyembunyikan tangis
62
Meredakan emosi Mami
63
Aku gak kuat sama Mami, Pi
64
curhat anak gadis pada Ayah nya
65
persiapan berangkat
66
Keinginan Andrea yang aneh
67
Ijin ke Merapi
68
Tak dapat ijin
69
Zul sedih
70
Mengantar keberangkatan team Mapala
71
Kedatangan di gunung merapi
72
Kedatangan relawan Taruna
73
Ekspedisi di mulai
74
menemukan korban
75
Resti hilang
76
firasat
77
Upaya penyelamatan Aryo
78
Zein menyelamatkan Aryo
79
Resti ketemu
80
Menjemput Aryo
81
Pertemuan masa lalu
82
Kondisi darurat Aryo
83
Dasar Licik !
84
Aryo operasi
85
Pertikaian Ferdy dan Hana
86
Om Ferdy Pulang
87
Jika perbuatan curang itu menuai karma
88
Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89
Bertemu Andrea di rumah sakit
90
Dia calon adik ipar saya
91
Mami cari gara-gara
92
Aryo sadar
93
Permintaan Aryo
94
Kepergian Andrea
95
Jangan tinggal kan aku Sayang!
96
membuka kebohongan Mami
97
Membongkar kebusukan Mami II
98
Perang Dingin
99
POV Ferdy
100
Akhir nya .. Home sweet home
101
POV BU HANA
102
POV Hana2
103
Masih tentang Bu Hana
104
Akhirnya Talak satu untuk Hana
105
Pelantikan
106
cemburu
107
Ancaman Papi
108
penyesalan
109
Broken heart ya Dona
110
cincin
111
Satrio dan Ratna
112
Begini ya jadi calon istri
113
Persaingan antar lelaki
114
Harus merelakan walau tak rela
115
Pamit
116
Aku Pergi untuk kembali
117
Aku pergi untuk kembali 2
118
Permintaan yang sulit
119
Ada hati yang harus di perjuangkan
120
Pertemuan
121
Galau
122
Tugas pertama
123
Operasi pembebasan Sandera
124
Wisuda
125
Galau lagi
126
Menolong korban
127
Tidak kondusif
128
Hana berulah lagi
129
Aryo Hilang
130
Ternyata karena ancaman Vania
131
Akhirnya berita itu terdengar
132
Rencana ke Papua
133
Kabar terbaru dari Aryo
134
Kedatangan jenasah korban
135
Siapa korban nya
136
Harus kuat
137
Menanti kabar
138
Aryo di temukan
139
Ternyata
140
Kenyataan Pahit
141
Firasat buruk itu jadi kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!