NovelToon NovelToon

Balada Cinta Anak Manusia

Pov Andrea

Ponselku berbunyi untuk ketiga kali nya di atas meja kerja ku. Nomer tak di kenal tertera di layar ponselku. Aku memang enggan mengangkat nomor asing yg tidak ku kenal. Karena ini sudah lebih dari 3x akhirnya dengan enggan ku geser gambar telpon berwarna hijau.

" Apakah kamu yg bernama Andrea? Saya ingin berbicara empat mata dengan anda ! Temui saya di Kafe Angin mamiri saat jam makan siang"terdengar suara dari ponselku.

Aku mengernyitkan dahi mencoba mengenali suara wanita di ponselku.

" Maaf saya bicara dengan siapa ya? " tanyaku sopan.

"Saya mami nya Aryo. Dan saya tunggu anda di tempat yg telah saya sebutkan tadi. Dengan hormat! " Jawabnya tegas. Setelah itu percakapan kami terputus diakhiri dari mami Kak Aryo.

Hmmmm...

Aku belum pernah sama sekali di perkenalkan dg ibu kandung kekasihku itu. Namun mengapa sekarang dia ingin menemui ku? Darimana dia tau nomer pribadiku? Aku masih saja bertanya sendiri. Namun aku tak mau menanyakan juga ke Mas Aryo.

Setelah ku pertimbangkan dengan matang akhirnya aku menemui ibu Mas Aryo di saat jam makan siang.

Motor matic ku melaju membelah jalanan yg sangat terik. Tak lupa jaket dan masker penutup mulut jg telah ku pakai agar tidak kepanasan. Perjalanan ku tempuh selama 10 menit saja karena Kantor dengan kafe angin mamiri ini tidak terlalu jauh.

Ku masuki halaman Kafe ini. Kafe dengan gaya anak muda ini tergolong baru. Cat pagar nya masih terlihat terang. Setelah ku parkirkan motor di halaman aku segera memasuki kafe itu. Seorang laki laki pegawai kafe membuka pintu kaca ini dan mempersilahkan aku masuk.

Udara sejuk dari AC segera membuatku nyaman. Mataku melirik ke kanan dan ke kiri mencari sosok ibu2. Dalam bayanganku Mami Mas Aryo adalah seorang ningrat yg memakai baju kebaya ala2 ibu pejabat dengan sanggul di kepalanya. Namun di dalam kafe ini tak ku jumpai sosok seperti itu. Hanya seorang wanita separuh baya menggunakan baju setelan mahal warna ungu dengan bros mawar yg kurasa bermata berlian tersemat di dadanya. Rambutnya ikal sebahu dan kulihat di jemarinya terpasang sebuah cincin putih yg bertahtakan berlian pula. Mungkin kah dia Mami Mas Aryo,. 🤨🤨

" Andrea! " Panggil wanita itu sambil melambaikan tangannya.

Aku mendekati meja nya. Kafe ini menyediakan privat room. Jadi setelah aku mengulurkan tangan untuk bersalaman wanita itu mengajakku untuk masuk ke dalam privat room.

Entah Pembicaran apa yg ingin disampaikan padaku sampai2 dia menyewa ruangan ini. Ah biarlah ga ada urusan juga batin ku sambil kaki ku mengikuti tubuh sintalnya.

Setelah kami menempati bangku yg telah di sediakan oleh pegawai kafe. Mami Mas Aryo memanggil pelayan itu. Dia menunjuk menu yg terdapat di buku menu. Lalu dia bertanya padaku dengan suara datarnya.

" Silahkan anda pesan sesuai selera. " Suaranya tegas namun sopan.

" Jus wortel dan tomat saja mas. " pintaku

lalu kulihat nyonya di depanku ini asyik memilih makanan. Aku melihat dengan curi2 pandang wajahnya. Ternyata rambut ikal dan bibir tipis nan irit senyum Mas Aryo ini menurun dari mami nya.

Mungkin jika beliau tersenyum sungguh sangat menawan kecantikannya namun sayang beliau bukan type orang ramah sepertinya. Lalu Nyonya ini mendongak mungkin merasa ku perhatikan dan aku pun tergeragap sendiri.

" Ohya saya Hanah ibu kandung Aryo. Maaf telah membuatmu kesini. "

Katanya sambil menatapku tajam. Aku merasa jengah karena mungkin dia menilai penampilanku mulai dari ujung rambut sampai kaki. Pelayan masuk membawa pesanan kami. setelah pelayan itu keluar Nyonya Hanah mulai menyeruput Jus Sirsak di depannya.

" Minum lah pasti anda haus. Di luar sangat panas sekali" katanya mempersilahkan ku

Aku mengangguk dan segera mengucapkan terimakasih sambil menghisap sedotan ku. Perlahan rasa segar mulai membasahi kerongkonganku yg kering.

" Ohya langsung saja saya ingin menanyakan sejauh apa hubungan anda dengan Aryo ? Dan sudah berapa lama kalian berhubungan? " tanya nya to the point.

Aku meremas tangan kanan ku. Aku merasa bagaikan mau di adili saja oleh hakim yg kejam.

" Kurang lebih 3 tahun Bu. " Jawabku pelan

" Hmmm... lumayan lama ya, Dan apakah sampai hari ini anda masih berhubungan dg anak saya? " cecarnya lagi.

Aku mengangguk pasti.

" Apakah anda mencintai putra saya? Seberapa besar cinta anda pada Aryo,? " pertanyaannya sangat meresahkan ku.

Entah mengapa udara di privat room ini menjadi panas. Keringatku sudah mulai membasahi baju seragam kerja ku.

" Kami saling mencintai bu. Jika saja ada timbangan yg bs menakar kadar cinta saya mungkin tak akan mampu menghitungnya" jawabku kesal. Dia tersenyum lebar dan di sertai dg tawa nya yg ku dengar mengerikan.

"Hahaha... apakah benar begitu? Masih aja percaya dengan cinta! HuH! " katanya sedikit mencibir. Aku lihat lagi mata Nyonya Hanah sambil mencari letak kesalahan perkataan ku.

"Maaf bu, waktu istirahat saya tidak lama. kurang lebih masih ada 20 menit lgi" Kataku ingin mengakhiri saja perjumpaan yg tak ada gunanya ini

" Jika cintamu sangat besar dan tak dapat kau takar dg timbangan maka tinggalkan Anak saya. Cinta itu perlu pengorbanan bukan? maka berkorban lah utk cinta anda" jawabnya sambil tersenyum kecil namun senyum itu membuat jantungku berhenti berdetak beberapa menit.

Aku menggigit bibir bawahku keras. Perlahan rasa asin darah mulai kurasakan.

"Ketahui lah sejak remaja, Aryo sudah saya jodohkan dengan putri kerabat saya. Dia masih 2 garis keturunan dari nenek kami. Terus terang kami menginginkan Aryo meneruskan Trah keturunan eyang nya yang masih darah pangeran paku alam ke Xxxxxx... " Katanya dengan santai.

" Dan gadis yg akan saya jadikan menantu say adalah gadis yg sepadan dg Aryo. dia lulusan dari Amerika. Bulan depan dia akan pulang menemui Aryo. Bertepatan dg kelulusan Aryo menjadi seorang Perwira muda"

Kata-kata nya mengisyaratkan bahwa hubunganku dengan Mas Aryo tidak mendapat kan restu darinya. bibirku terasa perih. Aku masih menunggu kalimatnya lagi.

"Andrea anda gadis yg cantik dan pandai. Saya yakin dengan Berjalan nya waktu anda bisa melupakan anak saya Raden Mas Aryo Wijaksono Hadinoto dan dapat menemukan pengganti nya dg cepat dan mudah. Atau mungkin anda meminta kompensasi dari pengorbanan ini? "

Pfuih nama lengkap beserta gelar pacarku di sebutkan tanpa kecuali. Rasanya ingin membungkam mulut Nyonya Hanah dengan kedua telapak tanganku. Namun aku masih punya etika dalam menghadapi nyonya ningrat ini.

" Maaf Nyonya. cinta saya tulus untuk Mas Aryo. Saya tidak membutuhkan kompensasi apapun dari Nyonya. Kami telah berjanji setia dan setelah Mas Aryo selesai menempuh pendidikannya di Militer dia akan melamar saya" Jawabku datar dan tegas

Dia tertawa tapi tidak ada sesuatu yg lucu yg pantas di tertawakan.

" Kenapa anda percaya diri mengatakan Aryo akan melamar setelah pendidikannya selesai? Dapat kekuatan darimana sehingga anda berani menunggu nya? Bukan kah tadi saya katakan ada gadis lain yg akan menjadi pasangannya" katanya seolah melecehkan harga diriku.

Aku menghembuskan nafas kesal. Tau begini aku gak mau datang. Ya Tuhan masih ada ya manusia yg gila hormat dan gila garis keturunan seperti ibu Hanah ini.

" Keluarga besar kami sangat menjaga bobot, bibit dan bebet dalam mencari menantu. Maka dari itu saya mohon dengan sangat tinggalkan lah Aryo. Berjalan lah terus semoga Anda mendapatkan pengganti yg lebih baik dari Aryo. Bukan saya mengatakan anda tidak baik namun. Saya melihat ada perbedaan diantara kalian yg tidak bisa kami toleransi! " Katanya lagi. Aku berusaha keras menahan butiran kristal bening di pelupuk mataku.

"Jika Mas Aryo menyetujui Usulan Nyonya. Saya akan mengikuti nya. " Jawabku terpaksa. Oh cinta ku sangat menyakitkan sekali. Batinku ngilu.

"Hahaha yg anda katakan tidak masuk akal. Jika Aryo yg saya suruh begini jelas dia akan menetang saya. Karena itu saya harus menemui anda dahulu. Jika anda yg meninggalkan dia terlebih dahulu itu akan memudahkan nya mengambil keputusan" Pojoknya.

Harga diriku serasa terjun ke ujung paling bawah di dasar kakiku. Apakah aku tidak pantas menjadi istrinya? Apakah aku sedemikian hina di mata wanita ini?

Apakah Jawaban Mas Aryo akan mengiyakan permintaan ibunya saat ini jika dia mengalami hal yg sama dg ku?

" Saya mempunyai kenang2 an ini terimalah. Sebagai bentuk terimakasih saya karena anda telah mencintai anak sya" Katanya sambil memberikan sebuah kotak. Dia membuka sendiri kotak kado nya.

Sebuah gelang berwarna putih tebal dan di seluruh permukaannya berkilau. Dan sebuah amplop yg di dalamnya tertulis cek kosong.

" Tulislah seberapa banyak yg anda butuhkan disitu. Anda dapat menggunakan nya utk menyenangkan diri anda bersama keluarga" tangannya memegang cek yg dia tarik dari dalam amplop.

Sungguh demi kehormatan dan harga diriku sebagai wanita, Air bening seperti kristal ini menetes tanpa dpt ku bendung lgi.

TES!! TES!!

Sudah tak tahan lagi aku dengan perlakuan Ibu Hanah ini. Jika dia menginginkan aku berpisah dengan Mas Aryo akan aku turuti segera asal dia tidak lagi menghina harga diriku.

Entah kekuatan darimana yg ku dapatkan, Aku segera membalas ucapan ibu dari laki-laki yang ku cintai itu.

" Saya Andrea akan berjanji pada ibu. Mulai hari ini antara Saya dan Aryo anak ibu sudah tidak hubungan apa-apa lagi! Dan asal ibu ingat. Cinta saya dengan Mas Aryo Insyaallah tulus tak perlu saya menjual cinta saya dg barang yg ibu bawa ini. Cinta saya tak terbeli. Dan terimakasih traktirannya siang ini"

Lalu aku membalikkan badan dan berlari keluar dari kafe itu utk kembali lagi ke kantorku sambil berderai air mata. Aku tidak menangisi keputusanku itu, namun aku menangisi kesombongan orang tua itu. Menilai semua ternyata di nilai dengan materi.

Perkenalkan Namaku ANDREA LETA LETHISHA yang menurut Papa namaku berarti ANAK PEREMPUAN CANTIK YANG BERJIWA PEMIMPIN DAN SELALU MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN.

Umurku sekarang menginjak 22 tahun. Dan aku mahasiswa fakultas hukum semester akhir di salah satu universitas negeri bergengsi di kota ku. Aku selalu mendapat prestasi bagus di sekolah karena itu aku mendapat kan beasiswa untuk menempuh kuliah disini.

Dan di saat aku tinggal menunggu sidang skripsi kebetulan aku mendapatkan pekerjaan menjadi staf junior advokad di salah satu kantor firma hukum di kota ku.

Aku anak sulung dari 2 bersaudara. Adikku bernama AXELLE RADHIKA RAVINDRA yang Selisihnya 2 tahun di bawahku. Sekarang dia sedang menempuh pendidikan yg sama di kampus ku namun dia memilih fakultas kedokteran.

Menurut orang aku cantik dan energik. Padahal menurutku wajahku standard nasional wanita indonesia. Mamah ku orang pribumi asli Indonesia namun Papahku masih ada darah keturunan Belanda.

Namun menurut kisah masa lalu eyang putri dia masih memiliki darah Belanda dari Eyang buyutnya. Saat Jaman kolonial penjajahan Belanda dulu Eyang buyut putri menikah dengan salah satu Meneer Belanda. Namun aku adalah keturunan yang ke 6. Setidaknya kulit kuning langsat dan hidung bangirku masih jadi aset warisan nenek moyangku.

Dan Papah sebagi generasi kelima mendapatkan warisan tinggi tubuh yang melebihi orang Indonesia pada umumnya. Alis papah yg tebal, hidung bangir dan kulit kuningnya menurun pada aku dan Axelle. Namun garis wajah Axelle lebih mirip Mamah yg tirus dan rambut mama yang ikal.

Rambutku lurus panjang sebahu. Dari kecil Papah memang melarang Mamah untuk memangkas pendek rambutku. Menurut papah anak gadis lebih cantik dan elegan jika berambut panjang. Jika di pangkas pendek apa bedanya Andrea dan Axelle? Akhirnya Mamah mengalah dan sejak TK aku selalu berambut panjang. Papah suka sekalu membelikanku pita maupun jepit rambut berwarna warni. Jadi kalau kalian masuk ke kamarku dan melihat koleksi pita rambutku di meja rias kalian akan tercengang. Papah pula yg membelikan ku kotak penyimpanannya.

Entah lah kenapa papah menyukai gadis berambut panjang namun aku baru sadar ternyata Mamah juga memiliki rambut panjang legam yg bagus. Namun sekarang Mamah telah lama berhijab. Jadi rambut panjang mamah hanya terlihat saat kami berada di rumah saja.

Terus terang aku memang dekat dengan kedua orang tuaku, namun papah paling sibuk jika melihat aku sakit ataupun aku cemberut. Dengan sabar dan telaten Papah selalu memberikan apapun keinginan ku. Sebenarnya tak beda jauh dengan Axelle dia jg lebih dekat dengan mamah namun tak mengurangi kadar kasih sayang mereka ke kami.

Memang kami dari keluarga sederhana. Papah ku hanya seorang staf managerial di sebuah perusahaan Gas Indonesia. Sedangkan Mamahku sebagai Penjahit di rumah. Banyak tetangga maupun keluarga dan teman arisan mamah dari mulut ke mulut yg jadi langganan tetap beliau. Mama hanya memperkerjakan 2 asisten untuk urusan jahit menjahit di rumah. Dan mamah selalu menomor satukan kualitas daripada kuantitas.

Di rumah tidak ada barang berharga yg mencolok seperti rumah orang-orang berada. Hanya Ada Sofa ukir dari Jepara yg telah lama di miliki keluargaku. Dan bufet jati coklat kekar warisan eyang putri yg masih terawat dengan baik oleh sentuhan tangan lembut Mamah. Dan barang-barang elektronik rumah tangga yg turut melengkapi koleksi perabot rumah kami.

Walaupun rumah kami hanya memiliki luas 8 x 15 meter namun rumah kami tampak asri. Halaman depan di penuhi koleksi anggrek dan mawar mamah dan sebuah pohon jambu air yg tak pernah berhenti berbuah. di samping kiri rumah atau pavilion di bangun papah untuk workshop mama menjahit. Jadi kalau ada pelanggan yg ingin menjahitkan atau mengambil hasil jahitan bisa langsung menuju pavilion tanpa melewati ruang tamu.

Jadi Privacy keluarga tetap terjaga

Visual wajah Andrea ( author menggunakan wajah seorang di medsos semoga tidak keberatan yg punya wajah)

visual cowok cool. ketua OSIS di Sekolah ku...

Raden Mas aryo Wijaksono Hadinoto

ANDREA LETA LETISHA

MASA OSPEK

Aku mempunyai kekasih sejak SMU bernama Aryo Wibowo. Aku adalah adik kelasnya di Salah 1 Sekolah Menengah Atas Favorit di kota ini. Aku mengenalnya sebagai ketua OSIS yang dingin. Matanya tajam bagai elang dan senyumnya irit. Pfuih banyak cewek yang naksir dia namun tak ada yang di hiraukannya. Saat itu aku baru kelas 1 dan masih menjalani Ospek. seperti biasa Ospek adalah cara kakak kelas melampiaskan balas dendam ke adik kelasnya.

30 menit kemudian bel berbunyi kami segera berbaris di lapangan dengan teman yang lain. kami berbaur dengan teman2 baru ada juga teman yg dulu 1 sekolah di SMP yg sekolah Di SMU ini.

Tak lama Ketua OSIS yang dingin itu maju di Mimbar untuk memberikan pengarahan tentang OSPEK hari ini. Gadis-gadis pada berbisik mengagumi sosok tampan di depan mimbar itu. Kalau aku cuek aja emang gue pikirin. Toh kalo cowok cakep biasanya belagu dan nyebelin.

Kami di beri tugas untuk minta tanda tangan pada semua pengurus osis tiap hari selama seminggu harus minta tanda tangan.

Huh!

kayak direktur aja, tanda tangan sekali udah jadi uang nah ini cuma OSPEK kesalku. Namun aku jadi teringat saat aku jadi OSIS saat SMP aku jg memplonco alias mengerjaian adik kelas seperti itu.

Ada aja cara kakak kelas yg mengerjain adik kelas barunya. Kalau mau tanda tangannya ada yang di suruh joged kayak orang gila. Ada yang di suruh acting. Ada yang di suruh nyanyi. Banyak kejadian lucu selama masa OSPEK.

" Eh kamu! Iya kamu! " teriak senior di depanku. Aku yang tersenyum sendiri jadi gelagapan.

" Saya kak? " kataku sambil menunjukkna jari tanganku sendiri ke dada

" Iya kamu grup Apel ya, sini maju! " teriaknya lagi. Duh galak banget nih cowok. Batinku agak njiper juga.

Dia menyuruhku berdiri di depan nya. Lalu dengan belagu melihatku sambil memutari tubuhku. Ish kurang kerjaan bener kataku dongkol.

"Sebutkan nama mu! Alamat dan nomer telpon! " Katanya sangar. Terdengar ketawa cekikikan senior cewek di belakangnya sambil menutup mulut.

" Eh si Bayu mau kenalan apa Ospek sih? " bisik kakak kelasnya yang memakai pita biru di rambutnya sengan teman sebelahnya yang masih tertawa.

"Siap nama Andrea, Alamatnya di bawah bumi di atas langit dan telpon belum pasang kak! " Jawabku sekenanya.

Tiba-tiba

Bhuahahahahaaa...

Terdengar suara orang tertawa geli mendengar jawabanku. Aku melirik mencari suara itu. Ternyata ketua OSIS itu yg tertawa. Wajahnya yg biasa dingin dan angkuh tiba-tiba terlihat bersemu merah menahan tawa.

Wajah Bayu kulihat merah padam. Namun entah mengapa dia tidak marah. Lalu dia menyuruhku minggir. Tapi ketua OSIS itu melarangku minggir.

" Hei enak saja kamu minggir. Ayo ikut saya!! katanya memerintah.

Dan aku yg telah terbiasa menjadi seorang ketua kelas tidak merasakan takut apapun padanya. Ku buntuti langkah kakinya yg lebar ke dalam ruang 'eksekusi'. Ruangan ini adalah salah satu kelas yg di sulap menjadi ruang sidang. Disana di buat mirip seperti ruang sidang. Ada meja hakim dan kursi terdakwa. Hahaa gokil habis masa itu.

Aryo mengetuk pintu dan disana duduk seorang kakak kelas wanita yg sedang menghukum 5 orang calon adik kelasnya. Anak laki-laki itu di suruh bernyanyi dengan mulut yg di plester entah apa kesalahan yg telah di perbuatnya. Aku acuh saja lalu..

" Duduk! " tunjuk ketua OSIS itu ke kursi terdakwa.

Aku segera menjatuhkan tubuhku di atas kursi.

Dia menggenggam sebuah buku tipis yg di gulung nya dan sengaja di pukul-pukul kan ke telapak tangannya.

'Uh sok cool! eh tapi iya sih emang Cool gumamku sendiri

" Eh kamu ngomong apa! yg keras jangan seperti tawon mendengung! " katanya sambil mendekatkan wajahnya

Aku menutup mata. Duh dia paranormal ya kok tau sih kalo di omongkan sendiri. Lalu aku tak berani menggerakkan badan lagi.

" Kamu tau apa kesalahanmu! " Tanya nya sambil menatap mataku.

" Tidak tau kak" Jawabku jujur

Dia mendelik mengerikan. Kan... aku memang tidak tau apa kesalahanku.. batinku kesal.

" Ini Ospek masih hari pertama ya, kamu sudah berani menjawab pertanyaan Seniormu dengan jawaban tidak benar! "

Oh oh oh. .. jadi itu kesalahan ku..

" Siap salah kak! " kataku mengkeret

Ya sih tadi maunya becanda memang dg jawabanku. Tapi Kak Bayu kan tidak masalah sih. Kenapa cowok dingin ini yang menghukumku.

" Kamu sudah paham kan kesalah mu. Kamu siap terima hukuman kan? " Katanya lagi sambil menghadap papan tulis

" balon ku ada limaaaaa..."

terdengar suara nyanyian cowok-cowok yg di hukum terdengar di belakangku sambil tersenyum menahan tawa mendengar nyanyian mereka aku melihat Aryo.

Sebenarnya bukan nyanyiannya yg lucu tpi aku tadi sempet melihat wajah mereka penuh dengan bedak tebal dan gincu. astaga ada yg sudah berkumis bibirnya merah merona

" Eh malah ketawa, mau saya hukum seperti mereka? "

"Ti.. tidak kak! "

"Kalau begitu, ini hukumanmu! tulis pada selembar karton kata2 ini!

AKU CINTA KAK ARYO!!

ANDREA -GRUP APEL -KELAS 1.1

aku membelalak kan mata terkejut. Ish apa-apa an sih ini.. Aku kan masih kecil baru kelas 1 SMU mana ada cinta-cinta an. sungutku

" Oh tidak mau ya? Baik! Aku ganti hukumannya besok pagi saat apel pagi kamu harus mengatakannya di depan podium! " Katanya dengan suara menekan.

"Iyaa.. iyaa saya akan tulis di selembar karton! " jawabku akhirnya.

" Siapa bilang cuma selembar karton? 20 karton harus kamu tulis dan harus kamu tempelkan di setiap kelas! " Perintahnya..

"Duh gustiii " ratapku malu

Setelah eksekusi itu aku di perbolehkan memasuki kelas ku. Aku menunduk ketika melewati beberapa senior yg masih saling berbisik.

" Owh itu anaknya.. hmmm kecentilan kali ya sampai Aryo turun tangan! "

aku mendengar salah satu bisikan itu lalu ku percepat langkahku di kelas agar segera meninggalkan tempat terkutuk itu

Aku mengetuk pintu kelas lalu tak lama aku di persilahkan masuk oleh seorang guru.

" Siang Pak, Maaf Habis dari Kantor OSIS " jawabku sendiri walaupun tanpa di tanya. Sambil mengatur nafas dag dig dug. Untung Pak Cecep guru PPKN ini tidak banyak bicara. Dan aku langsung duduk di sebelah Ratna.

"Andrea ..kau darimana? " bisiknya pelan

" Ruang terdakwa! " jawabku berbisik pula.

Pluk!

Tiba-tiba ada sepotong kapur putih mendarat di tangan kanan ku.

Aku dan Ratna tak lagi berani bersuara..

Setelah Pak Cecep keluar kelas, dengan bibir monyong aku mengadu pada Ratna.

" Sial nih Rat! Masa aku di hukum Kak Aryo sih" ceritaku sambil memonyongkan bibirku. Ratna mendelik kaget.

"Masa sih? Hukuman nya apa? " tanya nya lagi

Lalu ku jelaskan jenis hukuman yg harus ku lakukan mulai besok pagi. Ratna terkekeh namun dia seperti mendapatkan firasat kalau hukuman itu sebenar nya akal-akal Kak Aryo aja biar lebih dekat dengan ku.

Aku mengedikkan bahu, Tapi apa iya sih seperti itu. Ini hari pertama kami OSPEK kan aku juga baru tau namanya Kak Aryo tadi pagi. Ah pasti Ratna ngaco aja. Namun Ratna tetap bersikukuh dg pendapatnya.

" Dre, sebelum kita OSPEK kan kita semingguan udah masuk sekolah udah ikut pengarahan dan pengenalan pra OSPEK dari panitia OSIS. Nah saat kita baris di lapangan hari terakhir kita pengarahan itu ku lihat ada beberapa Panitia OSIS yg duduk bergerombol di ujung lapangan. Aku kan baris paling belakang Dre. Jadi aku dengar jelas beberapa orang itu mulai mencari inceran.. "

" Masa sih begitu? "

" Iya Ish gak percaya sih. ohya Kakak perempuanku jadi anggota OSIS jg lho. Namanya Rizkia. Aku dapat bocoran dari dia siapa aja yg di incer kakak kelas? "

" Trus siapa aja Rat? iiiih kamu udah kayak Mrs Lambe nganggur dehh" gelak ku lucu

Ratna cemberut sebal. Sambil menggelitiki pinggangku.

" Mau tau atau gak nih? " katanya pura-pura merajuk.

" Sok atuh kasih tau selebritas sekolah kita siapa sih hihi" kataku masih tertawa

Ratna makin semangat bercerita. Nih anak memang gampang akrab jadi dia dengan mudah mendapat berita gosip darimana saja. Namun Ratna juga sosok teman yang manis dan baik. Sepertinya Ratna cocok berteman dengan ku.

Padahal di kelas ini banyak gadis lain yang juga sama-sama ramah namun entah mengapa aku lebih senang berakrab ria dengan Ratna saja. Ratna selain ramah namun dia mampu menjaga privacy kita masing-masing jika tak aku ceritakan lebih dahulu dia pun tak akan menanyakan berita.

" Di kelas ini yg menonjol sepertinya untuk cewek adalah Stevy, dan Kamu Dre! kata Kak Rizkia 2 orang gadis ini masuk jajaran TOP 10 cewek anak baru yg jadi inceran kakak kelas"

begitu versi Ratna bercerita dan beritanya dapat bocoran valid dari Rizkia kakak Ratna.

" Sedang untuk cowoknya ada Zaidan si ganteng kelas sebelah yg cool nya minta ampun. Terus Ada Abrizam anak alim lulusan pondok pesantren modern" kata Ratna bersemangat

Aku tertawa geli mendengar namaku di sandingkan dengan Stevy. Ih mana mungkin aku ini sejajar dg Stevy. Dia gadis cantik dan supel gampang nemplok sama siapa saja. Akrab dengan cowok-cowok OSIS dan penampilannya selalu ber merk. Lihat sepatu dan tas nya mungkin setara dengan gaji Papah sebulan. Rambut Stevy kadang di hair spray warna warni kadang juga di kasih gliter biar kliatan mengkilap gitu.

Sedangkan aku sedikit pendiam, cuek dan penampilanku biasa saja. Mulai sepatu, tas maupun jam tangan sebagai pelengkap penampilanku ke sekolah harganya relatif terjangkau. Mamah membelikan ku di mall yang terdekat di rumah. Dan rambutku biasanya aku kucir kuda atau aku pakai kan bando saja simpel.

" Stevy tuh terkenal karena dia sering cari muka sih Dre ke kakak kelas" katanya sambil berbisik takut ketahuuan.

" Ssstttttt.. Ratna ga baik begitu" tegurku.

"Hmmm... maaf... " balasnya sambil menutup mulutnya

"Mungkin itu udah style nya Rat. Orang nya ceria bisa bergaul dengan siapa saja. Gak kayak aku yang lebih cuek. Dan kalau aku gak kenal dengan orang ya diem" jawabku sambil memasukkan sejumput remahan bolu yang tadi ku bawa dari rumah.

" Tapi Dre. Dengan cueknya kamu malah mendapat perhatian khusus lho. Mereka pada penasaran. "

" Hahaha... ngapain sih penasaran sama orang jelek kayak aku. Jangan berlebihan deh!" jawabku sambil meringis.

Ratna mendelik pura-pura marah.

" Ih gak percayaan sih nih anak. kamu cantik Dre! Hidung mancung mu seperti bule tapi bule masuk kampung, apalagi mata mu coklat udah kayak boneka aja hahaa.. Ya udah sih tunggu aja ya nti bakalan banyak surat cinta datang" lanjutnya lagi.

Aku menyudahi pembicaraanku karena kulihat seorang guru datang lagi kali ini gurunya perempuan.

Beliau berkenalan sebentar dengan kami anak baru. Namanya Ibu Amalia. Masih muda dan cantik dan beliau adalah guru BK. Bu Lia begitu dia minta di panggil. Dari tutur katanya memperlihatkan sisi keanggunan dan kesabarannya sebagai guru untuk tempat curhat anak ABG kayak kita ini.

Tiba-tiba beliau terdiam setelah 15 menit menerangkan biografinya karena kudengar suara cekikikan dari belakang.

" Maju!! " perintahnya tegas pada suara itu. Lalu kelas sunyi.

ternyata mata bu Lia itu melihat ke belakang, aku tau itu suara milik Stevy dan janet.

Karena di atas dada. kita ada badge nama kita masing-masing maka bu Lia dapat menyebutkan nya.

" Stevy dan Janet tolong maju ke depan !"

Mereka berdua akhirnya menunduk sambil berjalan ke depan.

" coba kalian ceritakan tentang diri kalian. ya hitung2-hitung perkenalan dengan teman baru kalian disini. "

Mereka berdua menunduk dan saling meremas tangan masing-masing.

"Hah ! cemen ternyata! " bisik Ratna pelan. Aku mencubit paha nya agar berhenti berisik.

10 menit berlalu mereka berdua masih terdiam, Sedangkan seluruh kelas hening hanya suara nafas saja yg terdengar berhembus. akhirnya Bu Lia menyuruhnya duduk kembali.

"Silahkan duduk nona. Nah baru tau kan kalau bicara di depan kelas ini susah. Makanya nak tolong hargai lah waktu orang yg sedang berbicara di depan mu. Tidak hanya saya saja namun guru yang lain pun harus kalian hargai" nasehatnya bijak.

Akhirnya kelas berjalan normal sampai waktu mengajar bu lia yg hanya 45 menit itu selesai.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 wib waktunya pulang. Aku segera membereskan perlengkapan sekolah ku dan menunggu teman-teman semuanya keluar kelas. Aku memang tidak suka jika berebut untuk keluar ruangan. Untuk apa berebut toh hanya selisih 5 sampai 10 menit saja untuk dapat menghirup udara luar.

Suara tertawa terbahak - bahak bahkan ada yang berteriak dari luar ku dengar di telingaku. Berisik sekali saat jam pulang sekolah, yah maklum saja mereka seperti merasakan kebebasan bercanda setelah terkekang di dalam kelas seharian.

Setelah tinggal satu dua orang di dalam kelas aku segera menyeret Ratna untuk segera bergegas keluar menuju halaman depan.

" Jangan lupa karton cinta nya yah! " Ku dengar suara Bariton dari belakang ku.

Aku menoleh dan kulihat seraut wajah tampan berpeci hitam berdiri di depan pintu ruang OSIS. Ruangan ini pasti akan kulewati jika akan masuk atau keluar kelas ku.

Ya Ampun cowok cool ini tampak mempesona sih. Tangan Ratna menarikku lalu aku tersadar sesaat dari lamunanku.

" Iya Kak pasti! " teriakku sambil berlalu.

Gank Stevy..

stevy nomer 2 dari kanan

Masa Ospek bagian II

Dan pagi ini aku telah membawa 20 karton putih yg berisi tulisan

AKU CINTA KAK ARYO!!

ANDREA - GRUP APEL KELAS 1-1

Sebal sekali rasanya namun entah mengapa ada rasa malu saat aku bersitatap dengan mata elangnya.

" Selamat pagi Kak, Saya sudah menyelesaikan hukuman saya. " kataku sambil menyerahkan karton-karton itu ke tangan nya.

Senyum simpulnya ku lihat di ujung bibir.

"Hah! Terus untuk apa aku bawa-bawa karton itu? enak aja! Tempelkan di depan setiap kelas dan jangan lupa.. tidak boleh di sobek sampai masa OSPEK selesai! Dan setiap hari kamu harus ke ruang sidang" katanya ketus

Ya Tuhan hukuman apa ini. Hanya karena kesalahan kecil saja aku di hukum seperti ini. Huh! Untung ganteng coba saja jelek aku sudah hajar dia batinku lagi..

" Kamu mau menunggu sampai lulus berdiri disitu? Cepat lakukan yg saya perintahkan! " Katanya keras

Secepat kilat aku berlari keluar ruang eksekusi dan mulai menempel kan karton pertama di depannya.

20 menit sudah aku tempelin semua karton dan kulihat masih ada sisa 10 menit aku berlari kecil menuju ruang sidang agar tak terlambat memberi laporan.

"TOK.. TOK..

aku mengetuk pintu ruang sidang. Sesosok cewek yg memakai hijab membukanya.

"Iya silahkan, Ada keperluan apa kamu kesini dek,? " tanya nya ramah. Sejenak aku merasakan kelegaan dengan suara ramahnya.

" Kak, saya mau melaporkan tugas saya pada Kak Aryo" jawabku

Lalu gadis itu menyuruh aku masuk dan menunjuk sebuah kursi kosong di ujung kelas.

Aku berjalan mendekati kursi, Di belakang kursi itu terdapat sebuah lemari brangkas yg di pakai menyimpan dokumen data murid-murid sekolah ini. Lalu di belakang nya lagi ada 1 ruang kosong kecil se ukuran 1 badan manusia yg telah tergelar sajadah.

Kulihat Ketua OSIS itu sedang melaksanakan sholat. Ku lirik jam tangan yg menunjukkan pukul 10.25 menit. Saat ini belum dhuhur pasti Aryo sedang sholat Dhuha. Dengan memakai peci hitam dan sarung biru membuat Aryo terlihat sangat menyejukkan. Wajahnya kulihat bersih dan Ugh... benar-benar tampan. Dan tak sangka dia juga alim.

GLEK!

aku jadi malu mengagumi wajahnya diam-diam.

" Halo!! "

tiba-tiba suara itu membuatku terkejut. Ternyata aku tadi melamun. Dan sialnya lagi

orang yg ku lamunkan tepat di depan wajahku saat ini

" Eh iya kak, maaf saya sudah menyelesaikan tugas kakak"☺

"Hmm.. tapi saya belum tau apa benar sesuai dengan yg saya minta. 20 lembar karton kan? "

" Iy.. iya kak"

Lalu Aryo melihatku lagi dan melipat kedua tangan nya sambil bersedekap.

" Baik lah! Jangan di ulang lagi kesalahan mu itu. Tuliskan nama lengkap beserta alamat dan Nomer telepon! Dan kalau data yg kau berikan tidak benarrrr ?? Saya akan menghukum mu lebih berattt" Ucapkan sambil melipat sarung yg telah di pakainya.

Aku segera menulis perintah KETUA OSIS ku itu. Lalu kertas itu ke serahkan padanya.

Aku di persilahkan meninggalkan tempat setelah itu.

Ternyata sejak saat itu namaku jadi populer. Banyak yang bilang aku centil berani nembak cowok duluan. Ada yg bilang aku sok cantik dan banyak gibahan teman-teman cewek yg mungkin saja iri karena Kak Aryo memang idola Sekolah.

Aku tak ambil pusing toh OSPEK telah berlalu selama 2 bulan. Dan sejak itu pun aku tak jarang bertemu dengan Aryo. Kadang-kadang aku sengaja lewat di depan kelas nya yg di ujung ruang BK . Kadang aku pura-pura ke ruang BK tanpa alasan yang jelas. Entah lah sejak OSPEK aku sedikit merindukan nya.

Siang itu lonceng istirahat berbunyi. Aku segera menarik tangan Ratna untuk segera lari ke kantin. Maklum tadi pagi aku tak sempat sarapan karen kesiangan dan Papah ada meeting pagi sehingga aku mengalah tidak sarapan. Perutku sudah berkali-kali berbunyi.

Mungkin karena tadi kami berlari duluan jadi kami masih mendapati kantin agak lenggang. Hanya ada beberapa siswa yang memakai pakaian seragam olah raga. Aku memesan nasi soto ayam 2 mangkuk beserta teh hangat manis.

Tiba-tiba seraut wajah yang diam-diam ku rindukan tampak di hadapanku.

" Apa kabar Andrea? Lama nih gak bertemu? " Aryo menarik 1 kursi dan duduk di depanku.

Aku tersenyum senang wah mimpi apa aku semalam bisa didatangi bintang sekolahan.

" Kabar baik Kak, eh iya lama tak jumpa" jawabku malu

Ratna yg tau diri segera pamit pura-pura mau ke meja sebelah karen ingin dekat dengan kipas angin. Duh Ratna kamu kok pengertian sih, kataku sendiri sambil tersenyum

" Dre. Aku minta maaf ya sama kejadian OSPEK kemarin pasti kamu malu yah" Kata Aryo tanpa basa basi.

" Eh gak papa lagi kak. Kan memang itu salah aku" jawabku menenangkan

" Kamu tau gak Dre, Aku seperti itu karena aku gak mau si Bayu nanti bakalan gangguin kamu. " Dan dia menjelaskan alasan yang entah itu benar atau tidak namun aku menyukainya.

" Dre. Aku nti pulang sekolah searah dengan rumah kamu. Apa kamu mau aku bonceng pulang? " tawarnya.

Duh...rasanya berlompatan jantungku mendengar tawarannya.

Dan entah mengapa kepalaku langsung mengangguk senang.

Cih!! memalukan maki ku sendiri tapi dengan hati berbunga.

Hey.. hey ... Andreaaa sabar dongg kok kelihatan gampangan sih kamu! protes hatiku. Tapi akal dan hati sudah tidak sejalan.

" Oke Drea, Aku tunggu di depan kelas kamu pulang sekolah ya. Dah aku masuk dulu ke ruang OSIS mau rapat pertanggung jawaban sekertaris bidang." pamitnya ringan.

Mataku mengikuti tubuhnya sampai punggung nya hilang tak terlihat

Hatiku oh hatiku kenapa kamu berbunga-bunga? Dan si Ratna terus saja menggodaku dengan mengatakan mataku banyak kupu-kupu merah jambu.. Ah Ratna yang lucu dan selalu mengerti. Entah mengapa aku jadi tak sabar menunggu jam pulang sekolah. Rasa nya jam tangan kesayanganku ini ngadat bergeser ke kanan.

Namun konsentrasiku pada pelajaran tetap nomer 1. Aku hanya menjadi resah mengingat nanti pulang sekolah ada yang menunggu.

Biasanya aku pulang sekolah naik ojek online atau kadang bersama dengan Ratna yang membawa motor matic nya. Dan untuk bensin biasanya aku yang mengisi. Jujur saja aku masih belum mendapatkan motor idamanku karena Papah masih keukeh menahan pembelian motorku belum cukup umur, takut melanggar lalu lintas atau takut nanti Andrea gadis kecil papah main ke mall setelah pulang sekolah.

Duh papah ku posesif banget sih. Emang ya kalau punya anak gadis , orang lebih protektif gitu ya?

Ya sudah lah yang penting Papah selalu memberiku uang saku lebih asal aku selalu menurut perintah dan larangannya.

Bel pelajaran terakhir telah berbunyi. Hatiku makin cemas. Entah mengapa aku jadi berdebar apa ini namanya ya? Ratna menepuk pundakku lembut.

" Dre, kamu nanti jadi pulang sama Kak Aryo kan?" tanya nya memastikan

" Entah lah. Kita liat aja habis ini apa dia memang menunggu atau tidak" jawabku sekenanya padahal di hatiku diam -diam berharap iya.

" Nah helm kamu ada di motor aku Dre. Kalau kamu jadi pulang dengqn dia ayo sekalian ke parkiran ambil helm. " katanya sambil cengengesan. Aku menepuk jidatku karena barusan ingat dengan helm.

Setelah teman-teman selesai berebut pintu baru aku keluar dengan Ratna.

" Andrea?! Hai " sapa cowok tinggi di depan kelas.

Jadi benar dia menepati perkataannya di kantin tadi. Kak Aryo sudah berganti seragam dengan kaos putih dan jaket Navy seal nya.

" Hai Kak. Jadi kah? aku.. "

" Iya jadi dong. kan aku udah bilang tadi. Kamu ikut ke parkiran ya" jawabnya langsung memotong pertanyaan ku yang belum selesai

Lalu kami bertiga berjalan beriringan. Ratna berjalan mendahului kami. Mungkin dia tidak ingin menjadi obat nyamuk ku hehehe.

Aku mendekati Ratna yang sudah bertengger di atas motor matic nya. Ratna memberikan helm ku dengan mengerlingkan matanya.

"Dre.. besok ceritain detail ya.. " bisiknya nakal. Aku mencubit hidung Ratna. Lalu dia berpamitan pada Kak Aryo.

" Andrea, Kak Aryo aku duluan yaa... assalamualaikum " pamitnya

"Walaaikum salam hati-hati di jalan ya!! " jawab kami hampir bersamaan.

Lalu Kak Aryo mencari motor sport nya yang terletak di parkiran yang paling ujung dekat sanggar PMR. Motor Sport warna merah ini sangat keren. Apalagi yang empunya motor tampan jadi makin klop lah kataku sendiri sambil senyum-senyum seperti orang gila.

" Andrea naik lah. " perintah nya. Dan aku hanya diam termangu.

Aku bingung motor sport ini terlalu tinggi untuk ukuran cewek mungil sepertiku. Dan lagi aku menggunakan rok seragam jika aku naik dengan posisi duduk mengangkang pasti paha putih ku akan terlihat. Duh aku kesal sendiri.

Seolah tau jalan pikiranku, akhirnya Kak Aryo memberikan solusi.

" Drea, kamu bingung kan karena pake rok itu. Emang sih motor ini di wajibkan kan untuk perpelukan..hahaha eitt tenang matanya jangan galak dong. Nih Aku udah kontak Arif untuk tuker motor"

Lalu dia mengeluarkan ponselnya.

"ARif. Apa kamu jadi kan tukeran motor dengan ku?

ya udah aku tunggu di parkiran sekarang ya. Lari Rif! " katanya cepat

Oh ternyata dia pandai juga ya, beberapa saat kemudia seorang cowok berpenampilan rambut cepak mendatangi kami.

Parkiran motor di sekolah ini di bagi 2 tempat.

1 Parkir di sebelah ruang kepala sekolah dan 1 lagi di sebelah sanggar PMR yang letaknya dekat dengan kelasku. Murid disini lebih suka parkir di dekat ruang guru karena jalan nya tidak memutar. Beda dengan parkiran yang di dekat kelasku agak jauh ke belakang namun disini lebih lapang tidak padat motor.

" Nih STNK dan kunci nya Rif" kata Aryo.

Arif menerima nya dengan mata yang di kedipkan ke arah Aryo.

" Udah sana ganggu aja! " usir Kak Aryo pura-pura sebal. padahal kulihat dia juga tersenyum.

" Eh dek hati-hati sama pembalap ya.. pegang erat-erat jangan sampai lepas.. " katanya sambil berlari.

Aku tersenyum malu mendengarnya.

Akhirnya kami berdua memakai motor matic Arif. Aku jadi bisa duduk dengan nyaman di boncengannya.

Selama di perjalanan kami banyak berdiam diri memikirkan isi kepala dan hati masing-masing sampai pada akhirnya motor ini berhenti di depan rumahku.

Aku heran kenapa Kak Aryo bisa tau rumahku ya? Dan lagi dengan gaya cool nya dia menyuruh aku masuk ke dalam rumah setelah nya.

" Udah sampai nih. Ayo segera masuk di luar panas. Dan aku langsung pamit ya mau ke sekolah lagi masih ada rapat"

Aku ternganga " My God ! jadi dia tadi hanya mengantarku pulang saja?"

Aku tersenyum mengangguk dan mengucapkan terimakasih padanya. Kemudia dia membalikkan motor menuju arah jalan keluar komplek.

" Terimakasih kak!! " Seru ku lagi. Dia melambaikan tangan kanan nya sambil tersenyum.

Aku masuk rumah sambil bersenandung

" Assalamualaikum.. Mamah Andrea pulang" kataku memberi salam.

Mbak Dini asisten jahit mamah yg membukakan pintu. Aku sedikit kaget melihatnya muncul tiba-tiba.

" Waalaikum salam, eh Andrea sudah datang. Sini mbak bantu bawain tas nya. "

Aku jadi gak enak hati sama mbk Dini. Aku menepis tangan nya.

" Udah mbak tidak apa- apa saya bawa sendiri toh hanya buku pelajaran saja" jawabku diplomatis lalu segera masuk ke dalam rumah.

"Mamah kemana mbak? " tanyaku lagi

"Oh iya Ibu ke rumah Sakit jenguk temannya yg lagi sakit"

Hmmm..

syukurlah mama tidak di rumah aku jadi takut ketahuan pulang di antar sama cowok.

" Kata Ibu. kalau Andrea mau makan tinggal panasin sayur nya di kompor ya. Mbak Mau ke paviliun dulu ngerjain jahitan" kata Mbak dini lagi

" Iya mbak makasih ya" Dan aku segera masuk ke dalam kamar ku yang terletak di depan ruang tamu.

Aku tersenyum sendiri merasakan debaran hatiku. Kok bisa ya Kak Aryo tau rumahku dengan tepat ? Ahh bodo lah yang penting aku pulang dengan selamat.

-------@@@-----@@@--------

POV Aryo

Gadis ini akhirnya bisa ku antar pulang ke rumahnya. Aku sebenarnya sudah tau rumahnya semenjak OSPEK kan dia sendiri menuliskan alamatnya ya walaupun dengan sedikit paksaan dariku.

Entahlah sorot mata gadis itu terkesan cuek. Beberapa gadis polpuler di sekolah ini berlomba-lomba ingin mendekatiku. Namun sepertinya dia yg tak. tertarik denganku.

Siapa sih yang gak kenal denganku. Aku adalah ketua OSIS yang juga siswa teladan bahkan beberapa para guru kerap menyuruhku mengganti kan beliau mengajar saat beliau berhalangan.

Salah satunya Pak Ridho guru fisika di Sekolahku ini terkenal gaul dengan murid. Mungkin usianya yang terpaut hanya 5 tahun dengan ku membuat kami akrab. Bahkan di luar sekolah dia meminta ku memanggil nya Abang.

Tak Masalah sih malah aku senang karena darinya aku bisa. lebih menguasai disiplin ilmu selain fisika. Kimia dan biologi nya pun jago.

Tapi dia hanya mengizinkan ku menggantikan dia di kelas 1 saja. karena masih dasar menurut dia jadi resiko kesalahan mengajar terminimalisir.

Ehmm balik lagi mikirin Andrea saja. ngapain aku mikirin pak Ridho cih! 😁

Sejak masa Pra OSPEK aku sudah melihatnya. Gadis pendiam dan cuek itu kalau tersenyum bikin jantungku berdebar. Di tambah lagi dia juga gadis berprestasi.

Aku membaca biodatanya yg sempat di kumpulkan Rini sekertarisku membuatku berdecak kagum.

Dia pernah menjadi ketua OSIS saat di bangku SMP makanya dia sangat tegas dalam berperilaku.

Hobby nya bela diri karate dan memegang sabuk hitam. Wow pantas dia keliatan galak hihi.

Dan nilai akademisnya juga bagus langganan rangking 10 besar. lebih tepatnya 3 besar.

Kulihat dia sering sholat berjamaah juga dengan temannya yang berhijab.

Dan yang bikin penasaran itu saat teman-teman OSIS ku berlomba untuk mendapatkan nomer ponselnya. Namun dia tak bergeming. Dan rejeki ku ternyata dia menanggapi ku.

Sepertinya aku perlu berjuang lebih keras untuk mendapatkan simpatinya

Ratna teman dekat Andrea

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!