Setelah berita di terimanya Mas Aryo menjadi salah satu siswa pendidikan Taruna, Dia segera mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan kawah candra dimuka. Semua persiapan telah di lakukan dan tibalah saat perpisahanku dengan nya. Kami berpisah sementara karena dia harus menempuh pendidikan nya di kota Magelang Jawa tengah.
Semalam dia datang berpamitan padaku, karena besok pagi dia akan berangkat menuju Magelang ,Jawa Tengah. Aku sangat sedih karena kami akan berpisah dalam waktu yg lumayan lama. selama menempuh pendidikan dasar dia tidak di perbolehkan libur pulang. Dan mungkin hanya surat yang bisa di layangkan utk ku. Aku menahan tangis berat sekali melepas nya pergi walaupun untuk pendidikan.
Ugh.. padahal aku yang menyarankan nya untuk mencoba peruntungan di dunia militer. Namun aku harus tetap memberi dukungan padanya agar semangatnya tidak kendor.
Dia berjanji jika ada waktu libur akan pulang ke rumah dan menemui ku. Dia memberikan ku sebuah kalung yg di liontinya ada nama kami berdua. Lalu kalung itu di pakaikan ke leherku
Setelah itu dia memelukku erat dan pecahlah tangisan yg sudah ku tahan sejak lama.
Lalu pelukan di tubuhku di longgarkan. Dia dapat melihat air mata ku yang semakin menggenang membasahi pipi ku. Tangan nya mengusap air mata ku dan tiba-tiba bibirnya melumatku dengan lembut.
Aku terkejut tak menyangka dia akan berani melakukan itu padaku padahal selama dua tahun kita berpacaran dia tidak pernah menciumku dengan sedemikian berani.
Sesaat aku menikmati manis bibirnya lalu setengah sadar ku dorong dadanya ke belakang. Aku berdebar tak karuan karena sensasi yg baru pertama kali ku dapatkan. Selain itu aku juga takut ketahuan Mama dan Papa. Aku takut mereka akan marah melihat ku sedang berciuman seperti itu.
" Maaf Andrea. Aku kelepasan karena aku gak tahan lihat air matamu. " Aku mengangguk malu.
Tepat pukul 20.30 wib dia pamit pulang dia tak mau besok bangun kesiangan sehingga dia memutuskan utk pulang dan tidur lebih awal.
" Semangad ya Mas, Dan jaga kesehatan disana. Aku mencintaimu" ucapku sebelum perpisahan.
" Aku juga sangat mencintaimu andrea. Semoga kamu bersabar menunggu aku sampai menyelesaikan pendidikan ku disana.Dan setelah aku lulus aku akan pulang dan melamar mu!" Janji nya sambil mencium punggung tanganku.
Aku tersenyum bahagia dan aku membisikkan kalimat untuk menenangkannya.
"Insyaallah aku akan bersabar menunggu mu Mas"
Kemudian motor sport nya melaju memunggungi malam.
Setelahnya aku menutup pagar dan pintu rumah dan berlari ke kamar untuk menuntaskan air mata perihku. Entah lah kapan aku bisa bertemu dengan nya lagi. Semoga aku bisa bertemu lagi di waktu dan tempat yang tepat.
Sudah 2 bulan kami berpisah karena keadaan ini. Rasany ada yg hampa setiap pulang sekolah. Aku sudah naik kelas 3 dan Axelle juga sudah mulai menjalani masa OSPEK nya. Dia memilih sekolah yg sama dengan Aku dan aku juga telah di hadiahi papa sebuah motor matic karena usia ku sudah 17 tahun dan sudah memiliki KTP dan SIM.
Sehingga berangkat dan pulang sekolah bisa berboncengan dengan axelle.
Ada sesuatu rasa yang hilang ketika pertama kali aku pulang tanpa Mas Aryo namun aku harus bisa melawan rasa kehilangan sesaat ini. Toh dia akan kembali padaku setelah pendidikannya selesai jadi tidak ada yg perlu ku takutkan berlebihan.
Kabar tentang Mas Aryo yg bisa ku terima hanya dari Myrna maupun Bunda. Karena terkadang mereka memang mengunjungi Mas Aryo ke Magelang. karena selama setahun ke depan ini dia tidak di perbolehkan untuk libur atau pesiar Luar kota. Saat keluarganya berkunjung kesana Mas Aryo selalu menitipkan sepucuk surat untuk ku. kadang aku cukup memandangi fotonya dari ponsel Myrna. Jujur saja ingin rasa nya aku ikut bunda ke Surabaya saat itu namun Papah melarang keras aku ikut kesana gak baik kata beliau karena aku dan Mas Aryo belum ada ikatan apapun hanya sebatas pacaran saja.
Dan akhirnya aku hanya bisa menurut.
Suatu siang di hari Sabtu aku sedang berbaring di atas ranjang ku ambil membaca sebuah buku pelajaran karena ujian Nasional hampir tiba maka aku lebih menggenjot waktu belajarku. Aku ingin lulus UMPTN di Universitas Negeri di kota ku.
Aku ingin menjadi pengacara handal yang ingin membela kaum wanita yg tertindas. Selama ini aku sering membaca dan melihat keadilan untuk kaum wanita dan kaum miskin sangat langkah. Seorang pencuri singkong bisa di hukum selama 5 tahun. Sedangkan untuk koruptur milyaran rupiah merugikan negara hanya di ganjar 2 tahun penjara potong 6 bulan masa tahanan. Sangat miris sekali keadilan yg bisa terbeli di negara ini.
Ponselku berbunyi nyaring ring tone lagu Filan Shane terdengar mendayu -dayu. Beautiful in white baru separuh ku nikmati lalu ku lirik nomer Bunda nya Mas Aryo terpampang. Aku segera mengangkatnya.
" Assalamualaikum bunda, apa kabarnya? " Sapaku lembut
" Waalaikum salam sayang. Kabarku baik, kamu gimana selama ini? " jawab suara yg sangat ku rindukan selama kurang lebih 6 bulan ini. Suara yg bikin aku tak bisa tidur karena lelah memikirkan nya.
" Mas Aryo!! Ya Allah Mas ini kamu kan? : bener kamu mas? " pekik ku tak percaya
Dia terkekeh dan kemudian dia minta aku untuk melakukan video call agar dia bisa melihatku langsung.
Segera ku ubah mode Whattsup dg video call.
Sesaat kemudian aku melihat sosok laki-laki yg sangat kucintai itu menggunakan seragam taruna nya yg berwarna coklat
"Ya Allah mas kenapa badan mu sekarang kurus? " tak terasa air mataku meleleh di pipi.
Dia tersenyum sangat menawan, Eh ada yg berubah dengan rambutnya. Rambut yg dulunya lebat menjadi cepak ala militer. Jadi rahangnya semakin terlihat kokoh. Mata elang nya semakin tajam dan menusuk ketika melihat.
" Sayang, jangan menangis jelek tuh bibirnya kayak Donald Duck. " Katanya menggodaku
"Uhmm Mas selalu gitu deh. Mas rambutnya jadi kayak Shaolin " ledekku ganti. Dia tertawa lepas. Lalu kulihat di sebelahnya Bunda yg melambaikan tangan nya ke arahku. aku membalas lambaian tangannya.
"Bunda akan menginap disini sayang. Jadi aku masih ada waktu untuk bicara dg mu besok siang setelah kegiatan." Kata nya lagi dan hal itu membuatku sangat senang akhirnya kerinduanku padanya terbayar.
Dan mengalirlah obrolan ku dengan laki-laki pujaanku ini selama 30 menit. Kami saling bertukar cerita tentang semua kegiatan dan kejadian yg kami alami selama berpisah 6 bulan. Besok dia berjanji akan menelponku kembali pada jam yg sama.
Besoknya sesuai dengan kesepakatan kemarin saat jam istirahatnya Mas Aryo menelpon ku lagi menggunakan ponsel bunda.
" Kapan mas akan pulang? " tanyaku antusias
Dia tersenyum penuh arti sambil mengedipkan mata kanan nya.
" sabar sayang saat ini Mas mu belum bisa pulang. Menunggu jadwal pesiar darisini. Ingat ya jangan macam-macam gak boleh berpaling dari mas mu yg ganteng ini ya? " ledeknya lagi. Aku tersipu malu namun aku berjanji akan selalu menjaga kesetiaan ku hingga Mas Arto ku kembali lagi.
Setelah puas kami bicara melalui video call maka tiba lah waktunya berpisah dan menghentikan video call ini. Aku mengucapkan terimakasih pada Bunda yg memberiku kesempatan untuk bercengkrama dengan Mas Aryo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Eny Ambarwati
rasanya mau meweeek....ingat dulu juga ditinggal...pnddkn...tp tdk berjodoh...
2020-04-13
2