Akhirnya setelah menghadapi Ujian Nasional selama 3 hari. Aku bisa bernafas lega. Hari ini ada pengumuman kelulusan. Aku dan Ratna sudah bersiap menunggu di depan halaman sekolah. Semua siswa kelas 3 yang telah menyelesaikan ujian akan di berikan amplop tertutup. Jika di dalam amplop tersebut tidak ada tulisan lulus maka dia tidak lulus. Dengan hati berdebar kami membuka amplop putih ini.
"Hiyaaaaa..... alhamdulillah lulus!!!! " teriak Ratna. Lalu aku pun berteriak dengan kegembiraan yang sama. Semua siswa saling berangkulan dan berteriak kegirangan. Dan 100% semua siswa di nyatakan Lulus.
Lalu kepala sekolah menenangkan kami dan mengumumkan bahwa hari Sabtu besok kami akna mengadakan perpisahan yang mengundang orang tua sama persis dengan kejadian perpisahan Mas Aryo 2 tahun lalu.
Aku termenung mengingat Mas Aryo masih dalam tahap pendidikan tidak mungkin dia bisa keluar mendampingi hari bersejarahku. Ada rasa sedih namun segera ku tepis rasa itu. Aku tidak boleh egois dan memikirkan kesenanganku sendiri. Toh ada Mamah dan Papah yang akan mendampingi upacara kelulusanku.
Dan sekarang saat nya aku mengenakan kebaya warna hijau tosca jahitan mamah. Rambut panjangku telah tersanggung cepol di atas kepala di hiasai dengan Jepit bentuk Mawar pemberian Papah. Beliau menatapku dengan tersenyum lalu mencium kedua pipiku dan mendekapku erat.
" Anak gadis papah sudah dewasa dan makin cantik sekarang. Papah bangga nak kamu bisa menjadi gadis yang mandiri dan berprestasi sebentar lagi menjadi mahasiswi" Aku meleleh mendengar pujian papah. Mamah pun ikut memelukku kami saling berpelukan bertiga. 30 menit kemudian kami telah sampai di halaman sekolahku.
Acara akan di mulai 45menit kemudian. Aku mencari sosok Axelle yg sekarang telah menjadi anggota OSIS. Dia sibuk menyiapkan acara. Axelle mendekatiku dan memberiku sebotol air mineral. Tau saja kalau Kakaknya haus.
Semua telah berkumpul tinggal 15 menit lagi acara akan di mulai. Aku sudah duduk manis di bangku yg telah di sediakan panitia di dampingi mamah dan papah ku. Panitia bagian konsumsi pun telah mengedarkan snack box untuk para undangan.
Suara MC telah mempersilahkan para undangan dan para guru untuk segera duduk di tempat yg telah di sediakan. Tiba-tiba dari arah belakang ada keriuhan suara gadis-gadis yang berteriak-teriak. Aku tak menghiraukan biasa adik kelas ABG yg berisik.
Dan aku sangat terkejut mendengar satu suara bariton yg meminta ijin untuk duduk di bangku kosong di sebelah ku yg.
Aku menoleh mencari sumber suara itu dan jantung ku sungguh hampit meloncat karena terkejut.
" Mas Aryo!! Ya Allah Mas!! " Pekik ku tak sengaja sambil membekap mulutku agar tidak ikut histeris.
Sungguh aku tak menyangka kedatangannya kesini dengan menggunakan seragam Taruna yg berwarna coklat. Tubuhnya semakin terlihat gagah karena seragam yg di kenakan nya sangat pas melekat di badanny yg sekarang mulai berotot. Rambutnya cepak dan mata elangnya semakin tajam menghujam. Dia menyalami kedua orang tuaku dengan formal. Sungguh berbeda sekali penampilan dia sekarang.
Wajahnya semakin berwibawa dan kharisma nya keluar. Adik kelas yg tidak pernah mengenal dia terlihat mulai pasang aksi curi-curi pandang dan berbisik . Duh nih orang kenapa jadi kaku kayak kayu jati begini ya. Ekspresi wajahnya datar. Kulihat kedua orang tuaku tersenyum bangga dengan nya. Aku pun sebenarnya bangga dengan pencapaian nya saat ini.
Ternyata bukan hanya dia saja yg datang tetapi para alumni seangkatannya jg datang. Ada yg memakai seragam suatu instansi tertentu, ada yg memakai jas dokter, jas lab dan ada 2 orang lagi yg memakai seragam yg sama dg Mas Aryo tapi berbeda symbol di pundaknya .Mungkin berbeda kesatuan batinku.
Dan aku aku tak melihat Dona sepupu Kak Aryo yg dulu pernah sewot denganku. Aku melihat Kak Bayu memakai seragam Almamater dari Universitas Negeri di kota ku.
Aku duduk mematung dengan melihat posisi Kak Aryo yg duduk tegap tak bergerak. Aku menggaruk kepala ku walaupun tidak gatal.
Acara demi acara telah berjalan lancar dan MC masih saja melakukan aksinya mengocok perut para tamu.
"Mas... Mas" Sapa ku sambil sedikit menggeser kursi ku mendekati dia.
" Hmmmm... " Jawabnya tanpa menoleh
Ugh...
jaim banget sih nih orang batinku jengkel.
" Mas kok bisa kesini ?" Tanyaku penasaran.
Dia hanya tersenyum tanpa suara. Saat aku mau bertanya lagi terdengar suara MC mempersilahkan para alumni untuk naik ke panggung. Lalu Mas Aryo bangkit dari duduknya dan berdiri tegap. Sebelumnya dia menitipkan 1 tas tangan nya kepada ku.
"Nitip tas ya Yang" katanya sambil berlalu ke arah panggung.
Uhuk aku terbatuk mendengar panggilan ku dari nya.
Kurang lebih ada 10 orang alumni yg berdiri di panggung. Ternyata tidak semua alumni di undang pada acara ini. Hanya alumni yg mewakili kelasnya dan yg melaporkan kegiatannya setelah lulus sekolah.
Masing-masing alumni menceritakan kiat-kiat keberhasilannya dalam mencapai prestasi nya sampai detik mereka berdiri. Ternyata acara ini di gagas oleh Bu Lia guru BK yg ingin memotivasi para siswa yg ingin melanjutkan kulaih maupun akademi setelah lulus. Raut wajah bangga dan sumringah terlihat dari para guru dan alumni setidaknya dengam prestasi mereka bisa mengangkat nama harum Sekolahan.
Acara telah usai dan Aku bersama keluargaku bersiap meninggalkan sekolah. Mas Aryo meminta ijin Papah untuk bergabung dengan mobil Papah karena dia ingin berkunjung ke rumahku. Papah mengijinkan nya lalu papah menyuruh Mas Aryo duduk di sebelahnya. Aku yg ingin duduk berdua dengan nya harus menahan diri sebentar agar tidak malu terlihat agresip di depan orang tuaku.
30 Menit kemudian mobil telah sampai di halaman rumah. Mas Aryo turun dari depan dan membuka pintu belakang tempat aku dan mamah duduk. Duh keliatan gentlement banget jadi gemes pengen nyubit pipi nya aja. Namun aku tetap diam tak bertindak apapun
Ternyata setelah di dalam ruang tamu, sikap Mas Aryo berubah lagi seperti pertama kali ku kenal senyum ramahnya mulai mengembang dan dia sempat mencuri cium di pipi ku ketika mamah dan papah masuk ke dalam.
Aku yg menahan rasa rindu segera memeluknya erat. Di usapnya punggung ku dengan lembut. Aku menangis karena terharu setelah 8 bulan lamanya aku bisa menatap wajahnya lgi.
" Maafin sikap Mas tadi ya Yang, Karena tuntutan nya seperti itu jadi jangan salah paham ya. Aku tetap Mas Aryo mu yg dulu " bisik nya pelan pelan. Aku menjauhkan wajah ku dari nya, masih teringat sikap acuhnya tadi namun aku segera memaklumi nya karena memang di haruskan seorang Taruna untuk bersikap tegas dan tidak terlalu cengengesan.
" Mas kok bisa datang ke sekolah? apakah Mas dapat ijin darisana? "
"Kebetulan acara perpisahan kelulusan mu bersamaan dengan hari libur atau pesiar kami. Jadi pas aku juga mendapat undangan dari OSIS untuk mewakili para alumni untuk memberikan sambutan. akhirnya aku bisa menemani mu juga kan Yang" Katanya lagi
Lalu kami saling bertukar cerita mengenai kegiatan kami selama berpisah. Dia menceritakan pendidikan militer yg sedang di tempuh nya. Walaupun terasa berat namun dia selalu semangat agar bisa mempersembahkan keberhasilan nya kelak pada semua orang-orang yang di cintai nya.
Aku jg menceritakan telah mendapatkan tempat di salah satu Universitas Negeri di Kota ini dengan Jalur Undangan. Dan Fakultas hukum yg menjadi idaman ku telah tergenggam. Dia terlihat senang mendengar ceritaku.
Sebelum pamit pulang dia memintaku untuk selalu setia menunggu nya sampai selesai pendidikan. Dia berjanji jika telah selesai pendidikan dia akan segera melamar ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments