Masa Ospek bagian II

Dan pagi ini aku telah membawa 20 karton putih yg berisi tulisan

AKU CINTA KAK ARYO!!

ANDREA - GRUP APEL KELAS 1-1

Sebal sekali rasanya namun entah mengapa ada rasa malu saat aku bersitatap dengan mata elangnya.

" Selamat pagi Kak, Saya sudah menyelesaikan hukuman saya. " kataku sambil menyerahkan karton-karton itu ke tangan nya.

Senyum simpulnya ku lihat di ujung bibir.

"Hah! Terus untuk apa aku bawa-bawa karton itu? enak aja! Tempelkan di depan setiap kelas dan jangan lupa.. tidak boleh di sobek sampai masa OSPEK selesai! Dan setiap hari kamu harus ke ruang sidang" katanya ketus

Ya Tuhan hukuman apa ini. Hanya karena kesalahan kecil saja aku di hukum seperti ini. Huh! Untung ganteng coba saja jelek aku sudah hajar dia batinku lagi..

" Kamu mau menunggu sampai lulus berdiri disitu? Cepat lakukan yg saya perintahkan! " Katanya keras

Secepat kilat aku berlari keluar ruang eksekusi dan mulai menempel kan karton pertama di depannya.

20 menit sudah aku tempelin semua karton dan kulihat masih ada sisa 10 menit aku berlari kecil menuju ruang sidang agar tak terlambat memberi laporan.

"TOK.. TOK..

aku mengetuk pintu ruang sidang. Sesosok cewek yg memakai hijab membukanya.

"Iya silahkan, Ada keperluan apa kamu kesini dek,? " tanya nya ramah. Sejenak aku merasakan kelegaan dengan suara ramahnya.

" Kak, saya mau melaporkan tugas saya pada Kak Aryo" jawabku

Lalu gadis itu menyuruh aku masuk dan menunjuk sebuah kursi kosong di ujung kelas.

Aku berjalan mendekati kursi, Di belakang kursi itu terdapat sebuah lemari brangkas yg di pakai menyimpan dokumen data murid-murid sekolah ini. Lalu di belakang nya lagi ada 1 ruang kosong kecil se ukuran 1 badan manusia yg telah tergelar sajadah.

Kulihat Ketua OSIS itu sedang melaksanakan sholat. Ku lirik jam tangan yg menunjukkan pukul 10.25 menit. Saat ini belum dhuhur pasti Aryo sedang sholat Dhuha. Dengan memakai peci hitam dan sarung biru membuat Aryo terlihat sangat menyejukkan. Wajahnya kulihat bersih dan Ugh... benar-benar tampan. Dan tak sangka dia juga alim.

GLEK!

aku jadi malu mengagumi wajahnya diam-diam.

" Halo!! "

tiba-tiba suara itu membuatku terkejut. Ternyata aku tadi melamun. Dan sialnya lagi

orang yg ku lamunkan tepat di depan wajahku saat ini

" Eh iya kak, maaf saya sudah menyelesaikan tugas kakak"☺

"Hmm.. tapi saya belum tau apa benar sesuai dengan yg saya minta. 20 lembar karton kan? "

" Iy.. iya kak"

Lalu Aryo melihatku lagi dan melipat kedua tangan nya sambil bersedekap.

" Baik lah! Jangan di ulang lagi kesalahan mu itu. Tuliskan nama lengkap beserta alamat dan Nomer telepon! Dan kalau data yg kau berikan tidak benarrrr ?? Saya akan menghukum mu lebih berattt" Ucapkan sambil melipat sarung yg telah di pakainya.

Aku segera menulis perintah KETUA OSIS ku itu. Lalu kertas itu ke serahkan padanya.

Aku di persilahkan meninggalkan tempat setelah itu.

Ternyata sejak saat itu namaku jadi populer. Banyak yang bilang aku centil berani nembak cowok duluan. Ada yg bilang aku sok cantik dan banyak gibahan teman-teman cewek yg mungkin saja iri karena Kak Aryo memang idola Sekolah.

Aku tak ambil pusing toh OSPEK telah berlalu selama 2 bulan. Dan sejak itu pun aku tak jarang bertemu dengan Aryo. Kadang-kadang aku sengaja lewat di depan kelas nya yg di ujung ruang BK . Kadang aku pura-pura ke ruang BK tanpa alasan yang jelas. Entah lah sejak OSPEK aku sedikit merindukan nya.

Siang itu lonceng istirahat berbunyi. Aku segera menarik tangan Ratna untuk segera lari ke kantin. Maklum tadi pagi aku tak sempat sarapan karen kesiangan dan Papah ada meeting pagi sehingga aku mengalah tidak sarapan. Perutku sudah berkali-kali berbunyi.

Mungkin karena tadi kami berlari duluan jadi kami masih mendapati kantin agak lenggang. Hanya ada beberapa siswa yang memakai pakaian seragam olah raga. Aku memesan nasi soto ayam 2 mangkuk beserta teh hangat manis.

Tiba-tiba seraut wajah yang diam-diam ku rindukan tampak di hadapanku.

" Apa kabar Andrea? Lama nih gak bertemu? " Aryo menarik 1 kursi dan duduk di depanku.

Aku tersenyum senang wah mimpi apa aku semalam bisa didatangi bintang sekolahan.

" Kabar baik Kak, eh iya lama tak jumpa" jawabku malu

Ratna yg tau diri segera pamit pura-pura mau ke meja sebelah karen ingin dekat dengan kipas angin. Duh Ratna kamu kok pengertian sih, kataku sendiri sambil tersenyum

" Dre. Aku minta maaf ya sama kejadian OSPEK kemarin pasti kamu malu yah" Kata Aryo tanpa basa basi.

" Eh gak papa lagi kak. Kan memang itu salah aku" jawabku menenangkan

" Kamu tau gak Dre, Aku seperti itu karena aku gak mau si Bayu nanti bakalan gangguin kamu. " Dan dia menjelaskan alasan yang entah itu benar atau tidak namun aku menyukainya.

" Dre. Aku nti pulang sekolah searah dengan rumah kamu. Apa kamu mau aku bonceng pulang? " tawarnya.

Duh...rasanya berlompatan jantungku mendengar tawarannya.

Dan entah mengapa kepalaku langsung mengangguk senang.

Cih!! memalukan maki ku sendiri tapi dengan hati berbunga.

Hey.. hey ... Andreaaa sabar dongg kok kelihatan gampangan sih kamu! protes hatiku. Tapi akal dan hati sudah tidak sejalan.

" Oke Drea, Aku tunggu di depan kelas kamu pulang sekolah ya. Dah aku masuk dulu ke ruang OSIS mau rapat pertanggung jawaban sekertaris bidang." pamitnya ringan.

Mataku mengikuti tubuhnya sampai punggung nya hilang tak terlihat

Hatiku oh hatiku kenapa kamu berbunga-bunga? Dan si Ratna terus saja menggodaku dengan mengatakan mataku banyak kupu-kupu merah jambu.. Ah Ratna yang lucu dan selalu mengerti. Entah mengapa aku jadi tak sabar menunggu jam pulang sekolah. Rasa nya jam tangan kesayanganku ini ngadat bergeser ke kanan.

Namun konsentrasiku pada pelajaran tetap nomer 1. Aku hanya menjadi resah mengingat nanti pulang sekolah ada yang menunggu.

Biasanya aku pulang sekolah naik ojek online atau kadang bersama dengan Ratna yang membawa motor matic nya. Dan untuk bensin biasanya aku yang mengisi. Jujur saja aku masih belum mendapatkan motor idamanku karena Papah masih keukeh menahan pembelian motorku belum cukup umur, takut melanggar lalu lintas atau takut nanti Andrea gadis kecil papah main ke mall setelah pulang sekolah.

Duh papah ku posesif banget sih. Emang ya kalau punya anak gadis , orang lebih protektif gitu ya?

Ya sudah lah yang penting Papah selalu memberiku uang saku lebih asal aku selalu menurut perintah dan larangannya.

Bel pelajaran terakhir telah berbunyi. Hatiku makin cemas. Entah mengapa aku jadi berdebar apa ini namanya ya? Ratna menepuk pundakku lembut.

" Dre, kamu nanti jadi pulang sama Kak Aryo kan?" tanya nya memastikan

" Entah lah. Kita liat aja habis ini apa dia memang menunggu atau tidak" jawabku sekenanya padahal di hatiku diam -diam berharap iya.

" Nah helm kamu ada di motor aku Dre. Kalau kamu jadi pulang dengqn dia ayo sekalian ke parkiran ambil helm. " katanya sambil cengengesan. Aku menepuk jidatku karena barusan ingat dengan helm.

Setelah teman-teman selesai berebut pintu baru aku keluar dengan Ratna.

" Andrea?! Hai " sapa cowok tinggi di depan kelas.

Jadi benar dia menepati perkataannya di kantin tadi. Kak Aryo sudah berganti seragam dengan kaos putih dan jaket Navy seal nya.

" Hai Kak. Jadi kah? aku.. "

" Iya jadi dong. kan aku udah bilang tadi. Kamu ikut ke parkiran ya" jawabnya langsung memotong pertanyaan ku yang belum selesai

Lalu kami bertiga berjalan beriringan. Ratna berjalan mendahului kami. Mungkin dia tidak ingin menjadi obat nyamuk ku hehehe.

Aku mendekati Ratna yang sudah bertengger di atas motor matic nya. Ratna memberikan helm ku dengan mengerlingkan matanya.

"Dre.. besok ceritain detail ya.. " bisiknya nakal. Aku mencubit hidung Ratna. Lalu dia berpamitan pada Kak Aryo.

" Andrea, Kak Aryo aku duluan yaa... assalamualaikum " pamitnya

"Walaaikum salam hati-hati di jalan ya!! " jawab kami hampir bersamaan.

Lalu Kak Aryo mencari motor sport nya yang terletak di parkiran yang paling ujung dekat sanggar PMR. Motor Sport warna merah ini sangat keren. Apalagi yang empunya motor tampan jadi makin klop lah kataku sendiri sambil senyum-senyum seperti orang gila.

" Andrea naik lah. " perintah nya. Dan aku hanya diam termangu.

Aku bingung motor sport ini terlalu tinggi untuk ukuran cewek mungil sepertiku. Dan lagi aku menggunakan rok seragam jika aku naik dengan posisi duduk mengangkang pasti paha putih ku akan terlihat. Duh aku kesal sendiri.

Seolah tau jalan pikiranku, akhirnya Kak Aryo memberikan solusi.

" Drea, kamu bingung kan karena pake rok itu. Emang sih motor ini di wajibkan kan untuk perpelukan..hahaha eitt tenang matanya jangan galak dong. Nih Aku udah kontak Arif untuk tuker motor"

Lalu dia mengeluarkan ponselnya.

"ARif. Apa kamu jadi kan tukeran motor dengan ku?

ya udah aku tunggu di parkiran sekarang ya. Lari Rif! " katanya cepat

Oh ternyata dia pandai juga ya, beberapa saat kemudia seorang cowok berpenampilan rambut cepak mendatangi kami.

Parkiran motor di sekolah ini di bagi 2 tempat.

1 Parkir di sebelah ruang kepala sekolah dan 1 lagi di sebelah sanggar PMR yang letaknya dekat dengan kelasku. Murid disini lebih suka parkir di dekat ruang guru karena jalan nya tidak memutar. Beda dengan parkiran yang di dekat kelasku agak jauh ke belakang namun disini lebih lapang tidak padat motor.

" Nih STNK dan kunci nya Rif" kata Aryo.

Arif menerima nya dengan mata yang di kedipkan ke arah Aryo.

" Udah sana ganggu aja! " usir Kak Aryo pura-pura sebal. padahal kulihat dia juga tersenyum.

" Eh dek hati-hati sama pembalap ya.. pegang erat-erat jangan sampai lepas.. " katanya sambil berlari.

Aku tersenyum malu mendengarnya.

Akhirnya kami berdua memakai motor matic Arif. Aku jadi bisa duduk dengan nyaman di boncengannya.

Selama di perjalanan kami banyak berdiam diri memikirkan isi kepala dan hati masing-masing sampai pada akhirnya motor ini berhenti di depan rumahku.

Aku heran kenapa Kak Aryo bisa tau rumahku ya? Dan lagi dengan gaya cool nya dia menyuruh aku masuk ke dalam rumah setelah nya.

" Udah sampai nih. Ayo segera masuk di luar panas. Dan aku langsung pamit ya mau ke sekolah lagi masih ada rapat"

Aku ternganga " My God ! jadi dia tadi hanya mengantarku pulang saja?"

Aku tersenyum mengangguk dan mengucapkan terimakasih padanya. Kemudia dia membalikkan motor menuju arah jalan keluar komplek.

" Terimakasih kak!! " Seru ku lagi. Dia melambaikan tangan kanan nya sambil tersenyum.

Aku masuk rumah sambil bersenandung

" Assalamualaikum.. Mamah Andrea pulang" kataku memberi salam.

Mbak Dini asisten jahit mamah yg membukakan pintu. Aku sedikit kaget melihatnya muncul tiba-tiba.

" Waalaikum salam, eh Andrea sudah datang. Sini mbak bantu bawain tas nya. "

Aku jadi gak enak hati sama mbk Dini. Aku menepis tangan nya.

" Udah mbak tidak apa- apa saya bawa sendiri toh hanya buku pelajaran saja" jawabku diplomatis lalu segera masuk ke dalam rumah.

"Mamah kemana mbak? " tanyaku lagi

"Oh iya Ibu ke rumah Sakit jenguk temannya yg lagi sakit"

Hmmm..

syukurlah mama tidak di rumah aku jadi takut ketahuan pulang di antar sama cowok.

" Kata Ibu. kalau Andrea mau makan tinggal panasin sayur nya di kompor ya. Mbak Mau ke paviliun dulu ngerjain jahitan" kata Mbak dini lagi

" Iya mbak makasih ya" Dan aku segera masuk ke dalam kamar ku yang terletak di depan ruang tamu.

Aku tersenyum sendiri merasakan debaran hatiku. Kok bisa ya Kak Aryo tau rumahku dengan tepat ? Ahh bodo lah yang penting aku pulang dengan selamat.

-------@@@-----@@@--------

POV Aryo

Gadis ini akhirnya bisa ku antar pulang ke rumahnya. Aku sebenarnya sudah tau rumahnya semenjak OSPEK kan dia sendiri menuliskan alamatnya ya walaupun dengan sedikit paksaan dariku.

Entahlah sorot mata gadis itu terkesan cuek. Beberapa gadis polpuler di sekolah ini berlomba-lomba ingin mendekatiku. Namun sepertinya dia yg tak. tertarik denganku.

Siapa sih yang gak kenal denganku. Aku adalah ketua OSIS yang juga siswa teladan bahkan beberapa para guru kerap menyuruhku mengganti kan beliau mengajar saat beliau berhalangan.

Salah satunya Pak Ridho guru fisika di Sekolahku ini terkenal gaul dengan murid. Mungkin usianya yang terpaut hanya 5 tahun dengan ku membuat kami akrab. Bahkan di luar sekolah dia meminta ku memanggil nya Abang.

Tak Masalah sih malah aku senang karena darinya aku bisa. lebih menguasai disiplin ilmu selain fisika. Kimia dan biologi nya pun jago.

Tapi dia hanya mengizinkan ku menggantikan dia di kelas 1 saja. karena masih dasar menurut dia jadi resiko kesalahan mengajar terminimalisir.

Ehmm balik lagi mikirin Andrea saja. ngapain aku mikirin pak Ridho cih! 😁

Sejak masa Pra OSPEK aku sudah melihatnya. Gadis pendiam dan cuek itu kalau tersenyum bikin jantungku berdebar. Di tambah lagi dia juga gadis berprestasi.

Aku membaca biodatanya yg sempat di kumpulkan Rini sekertarisku membuatku berdecak kagum.

Dia pernah menjadi ketua OSIS saat di bangku SMP makanya dia sangat tegas dalam berperilaku.

Hobby nya bela diri karate dan memegang sabuk hitam. Wow pantas dia keliatan galak hihi.

Dan nilai akademisnya juga bagus langganan rangking 10 besar. lebih tepatnya 3 besar.

Kulihat dia sering sholat berjamaah juga dengan temannya yang berhijab.

Dan yang bikin penasaran itu saat teman-teman OSIS ku berlomba untuk mendapatkan nomer ponselnya. Namun dia tak bergeming. Dan rejeki ku ternyata dia menanggapi ku.

Sepertinya aku perlu berjuang lebih keras untuk mendapatkan simpatinya

Ratna teman dekat Andrea

Episodes
1 Pov Andrea
2 MASA OSPEK
3 Masa Ospek bagian II
4 PENDEKATAN
5 PENDEKATAN 2
6 Aku Cinta kamu
7 Aku Cinta kamu 2
8 pacaran
9 Masa lalu mu
10 Perpisahan
11 Awal Berpisah
12 Kejutan
13 Mahasiswa Baru
14 Godaan cinta
15 Jangan mencintai ku
16 Lamaran
17 Pengakuan dosa
18 Jalan yg benar
19 Mami aku sudah dewasa
20 Masih Ada Harapan
21 Maafin aku
22 Asa yang terpendam
23 Sakit
24 Perhatian yang sia-sia
25 perhatian untuk mu
26 Opname
27 Sakit ku melebihi sakit mu
28 Cinta Monyet Axell
29 Masih sakit
30 Kekepoan Satria
31 Kacau
32 pertemuan pertama setelah putus
33 Malika
34 Pengintaian
35 nasehat sahabat
36 Kedatangan Aryo
37 Penasaran Zul
38 Aryo pusing
39 Tolong aku Pi..
40 Pamer pacar
41 pamer pacar lagi
42 Butuh konsen
43 Bab 43
44 atur strategi
45 Bermalam di rumah Dona
46 Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47 Teror Mami
48 Berkunjung ke rumah Dona
49 Lunch dengan keluarga Dona
50 Sakitnya tuh disini
51 cemburu
52 Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53 Buang dong gengsinya...
54 Masa lalu Hana Sarasvati
55 Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56 Nasehat bunda
57 Stres mau bertemu camer
58 Rumah Bimo
59 pov andrea
60 Pertengkaran
61 Menyembunyikan tangis
62 Meredakan emosi Mami
63 Aku gak kuat sama Mami, Pi
64 curhat anak gadis pada Ayah nya
65 persiapan berangkat
66 Keinginan Andrea yang aneh
67 Ijin ke Merapi
68 Tak dapat ijin
69 Zul sedih
70 Mengantar keberangkatan team Mapala
71 Kedatangan di gunung merapi
72 Kedatangan relawan Taruna
73 Ekspedisi di mulai
74 menemukan korban
75 Resti hilang
76 firasat
77 Upaya penyelamatan Aryo
78 Zein menyelamatkan Aryo
79 Resti ketemu
80 Menjemput Aryo
81 Pertemuan masa lalu
82 Kondisi darurat Aryo
83 Dasar Licik !
84 Aryo operasi
85 Pertikaian Ferdy dan Hana
86 Om Ferdy Pulang
87 Jika perbuatan curang itu menuai karma
88 Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89 Bertemu Andrea di rumah sakit
90 Dia calon adik ipar saya
91 Mami cari gara-gara
92 Aryo sadar
93 Permintaan Aryo
94 Kepergian Andrea
95 Jangan tinggal kan aku Sayang!
96 membuka kebohongan Mami
97 Membongkar kebusukan Mami II
98 Perang Dingin
99 POV Ferdy
100 Akhir nya .. Home sweet home
101 POV BU HANA
102 POV Hana2
103 Masih tentang Bu Hana
104 Akhirnya Talak satu untuk Hana
105 Pelantikan
106 cemburu
107 Ancaman Papi
108 penyesalan
109 Broken heart ya Dona
110 cincin
111 Satrio dan Ratna
112 Begini ya jadi calon istri
113 Persaingan antar lelaki
114 Harus merelakan walau tak rela
115 Pamit
116 Aku Pergi untuk kembali
117 Aku pergi untuk kembali 2
118 Permintaan yang sulit
119 Ada hati yang harus di perjuangkan
120 Pertemuan
121 Galau
122 Tugas pertama
123 Operasi pembebasan Sandera
124 Wisuda
125 Galau lagi
126 Menolong korban
127 Tidak kondusif
128 Hana berulah lagi
129 Aryo Hilang
130 Ternyata karena ancaman Vania
131 Akhirnya berita itu terdengar
132 Rencana ke Papua
133 Kabar terbaru dari Aryo
134 Kedatangan jenasah korban
135 Siapa korban nya
136 Harus kuat
137 Menanti kabar
138 Aryo di temukan
139 Ternyata
140 Kenyataan Pahit
141 Firasat buruk itu jadi kenyataan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Pov Andrea
2
MASA OSPEK
3
Masa Ospek bagian II
4
PENDEKATAN
5
PENDEKATAN 2
6
Aku Cinta kamu
7
Aku Cinta kamu 2
8
pacaran
9
Masa lalu mu
10
Perpisahan
11
Awal Berpisah
12
Kejutan
13
Mahasiswa Baru
14
Godaan cinta
15
Jangan mencintai ku
16
Lamaran
17
Pengakuan dosa
18
Jalan yg benar
19
Mami aku sudah dewasa
20
Masih Ada Harapan
21
Maafin aku
22
Asa yang terpendam
23
Sakit
24
Perhatian yang sia-sia
25
perhatian untuk mu
26
Opname
27
Sakit ku melebihi sakit mu
28
Cinta Monyet Axell
29
Masih sakit
30
Kekepoan Satria
31
Kacau
32
pertemuan pertama setelah putus
33
Malika
34
Pengintaian
35
nasehat sahabat
36
Kedatangan Aryo
37
Penasaran Zul
38
Aryo pusing
39
Tolong aku Pi..
40
Pamer pacar
41
pamer pacar lagi
42
Butuh konsen
43
Bab 43
44
atur strategi
45
Bermalam di rumah Dona
46
Rencana Pertunangan Dona dan Aryo
47
Teror Mami
48
Berkunjung ke rumah Dona
49
Lunch dengan keluarga Dona
50
Sakitnya tuh disini
51
cemburu
52
Minta bantuan Bimo meluluhkan andrea
53
Buang dong gengsinya...
54
Masa lalu Hana Sarasvati
55
Sepenggal kisah perceraian Orang tua Aryo
56
Nasehat bunda
57
Stres mau bertemu camer
58
Rumah Bimo
59
pov andrea
60
Pertengkaran
61
Menyembunyikan tangis
62
Meredakan emosi Mami
63
Aku gak kuat sama Mami, Pi
64
curhat anak gadis pada Ayah nya
65
persiapan berangkat
66
Keinginan Andrea yang aneh
67
Ijin ke Merapi
68
Tak dapat ijin
69
Zul sedih
70
Mengantar keberangkatan team Mapala
71
Kedatangan di gunung merapi
72
Kedatangan relawan Taruna
73
Ekspedisi di mulai
74
menemukan korban
75
Resti hilang
76
firasat
77
Upaya penyelamatan Aryo
78
Zein menyelamatkan Aryo
79
Resti ketemu
80
Menjemput Aryo
81
Pertemuan masa lalu
82
Kondisi darurat Aryo
83
Dasar Licik !
84
Aryo operasi
85
Pertikaian Ferdy dan Hana
86
Om Ferdy Pulang
87
Jika perbuatan curang itu menuai karma
88
Satu persatu terbongkar kebusukan mu Mi!
89
Bertemu Andrea di rumah sakit
90
Dia calon adik ipar saya
91
Mami cari gara-gara
92
Aryo sadar
93
Permintaan Aryo
94
Kepergian Andrea
95
Jangan tinggal kan aku Sayang!
96
membuka kebohongan Mami
97
Membongkar kebusukan Mami II
98
Perang Dingin
99
POV Ferdy
100
Akhir nya .. Home sweet home
101
POV BU HANA
102
POV Hana2
103
Masih tentang Bu Hana
104
Akhirnya Talak satu untuk Hana
105
Pelantikan
106
cemburu
107
Ancaman Papi
108
penyesalan
109
Broken heart ya Dona
110
cincin
111
Satrio dan Ratna
112
Begini ya jadi calon istri
113
Persaingan antar lelaki
114
Harus merelakan walau tak rela
115
Pamit
116
Aku Pergi untuk kembali
117
Aku pergi untuk kembali 2
118
Permintaan yang sulit
119
Ada hati yang harus di perjuangkan
120
Pertemuan
121
Galau
122
Tugas pertama
123
Operasi pembebasan Sandera
124
Wisuda
125
Galau lagi
126
Menolong korban
127
Tidak kondusif
128
Hana berulah lagi
129
Aryo Hilang
130
Ternyata karena ancaman Vania
131
Akhirnya berita itu terdengar
132
Rencana ke Papua
133
Kabar terbaru dari Aryo
134
Kedatangan jenasah korban
135
Siapa korban nya
136
Harus kuat
137
Menanti kabar
138
Aryo di temukan
139
Ternyata
140
Kenyataan Pahit
141
Firasat buruk itu jadi kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!