Detektif Tampan

Detektif Tampan

Part 01

Pengenalan tokoh

ARVAN SEBASTIAN

Pemuda tampan berusia 20 tahun, dia sangat cerdas dalam ilmu sains dan juga ilmu bela diri. Dia bekerja sebagai detektif swasta di sebuah agen rahasia milik ayahnya sendiri. Walaupun nantinya bisnis ini akan menjadi miliknya, namun Arvan bekerja keras mulai dari nol agar bisa menguasai ilmu yang diajarkan oleh ayahnya. Dia juga memiliki beberapa perusahaan besar di negara ini bahkan ada beberapa cabang di luar negeri. Namun, suatu hari kesialan terjadi saat dia bertemu dengan teman lamanya yang membuat dia merenggut kesucian seorang gadis yang menolongnya.

ERINA BAGASKARA

Gadis cantik dan menawan bak model berusia 18 tahun, putri kedua dari pengusaha properti di kota tempat tinggalnya. Walaupun hidup keluarganya berkecukupan, namun dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya karena dia hanyalah anak dari istri kedua dan ibunya meninggal saat melahirkannya. Hidupnya sangat hancur saat dia menolong seorang pemuda yang ternyata malah merenggut kesuciannya secara paksa.

# # #

Pagi yang cerah, Erina bangun dengan penuh semangat. Hari ini dia akan mendaftar ulang kuliah di Universitas ternama karena dirinya mendapat beasiswa sebagai siswa dengan kemampuan diatas rata - rata.

Setelah membantu membuat sarapan untuk keluarganya, Erina segera berangkat ke kampus dengan mobil yang diberikan Ayahnya walaupun mendapat tatapan sinis dari ibu dan kakak tirinya.

Hati Erina sedang bahagia saat ini sehingga tidak menghiraukan tatapan kebencian dari ibu tirinya. Dia berpamitan kepada semuanya lalu bergegas meninggalkan rumah untuk bertemu dengan ibunya.

" Ibu, seandainya engkau tahu... ini adalah pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan selama hidup 18 tahun. Semoga ibu mendapat kebahagiaan selalu di keabadian..." gumam Erina di depan pusara ibundanya.

Menangis? Tentu saja. Penderitaan yang setiap hari menghampirinya membuat Erina selalu menumpahkan keluh kesah dan airmata di nisan yang terukir indah nama ibunya. Walaupun tidak sempat melihat seperti apa wajah ibunya karena sang ibu tiri yang telah membakar semua kenangan tentang ibu kandungnya namun Erina yakin ibunya adalah orang yang sangat baik.

" Hei Erina, apa yang kau lakukan disini?"

Seorang laki - laki sebaya dengannya datang menghampiri dan duduk di samping Erina.

" Sam, apa yang kau lakukan disini?"

Erina heran melihat kehadiran Samuel yang tiba - tiba karena setau dia tidak ada kerabat Sam di pemakaman itu.

" Kenapa malah balik nanya sih? Aneh kau ini!" sahut Sam.

" Ini makam ibuku Sam, hampir tiap hari aku mengunjunginya"

" Owh gitu, tadi aku lewat di depan dan nggak sengaja lihat mobilmu terparkir disana"

" Ya sudah, ayo pergi! Aku mau ke kampus buat daftar ulang" ajak Erin.

" Rin, kamu hebat ya bisa masuk kampus itu dengan beasiswa. Aku nggak nyangka kamu sepintar itu" ucap Sam memuji.

" Asalkan mau berusaha, kamu juga pasti bisa Sam!"

" Ya udah, kita bareng ke kampus!"

" Memangnya kamu mendaftar disana juga Sam?" tanya Erina sumringah.

" Kamu seneng ya kita satu kampus?" goda Sam.

" Tentu saja, cuma kamu sahabat terbaikku Sam. Aku pasti kesepian tanpa dirimu" ucap Erina serius.

" Hanya sahabat?" batin Sam sedikit kecewa.

Mereka segera bergegas ke kampus dengan mobil masing - masing. Sampai di kampus, mereka langsung ke bagian pendaftaran untuk mengurus administrasi.

Setelah dari kampus, Erina dan Sam jalan - jalan di Mall hingga sore hari. Tak terasa berjam - jam lamanya mereka menghabiskan waktu bersama dengan bercanda dan tertawa.

" Erin, sepertinya aku harus pulang. Kamu tidak apa - apakan pulang sendiri?" pamit Sam.

" It's Ok Sam! Pulanglah, lagian ini baru jam tujuh malam. Aku bisa pulang sendiri kok" sahut Erina sambil tersenyum.

" Ok! See you tomorrow Erin!"

" Bye Sam! Hati - hati dijalan...!" teriak Erin karena Sam sudah masuk ke dalam mobil.

Setelah Sam pergi, Erina juga masuk ke dalam mobilnya lalu melaju meninggalkan Mall tersebut.

* * *

" Arvan_...!" teriak seorang wanita cantik di sebuah Cafe.

Arvan yang merasa di panggil langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Seorang wanita melambaikan tangannya dengan tersenyum.

" Selly, ada apa kau menyuruhku kesini?" tanya Arvan datar.

" Kita duduk dulu, saya sudah pesan tempat" jawab Selly.

" Baiklah, tapi saya tidak bisa berlama - lama disini. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan"

" Van, kita sudah lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu" rengek Selly.

" Dengarkan saya! Dari dulu sampai sekarang, saya tidak pernah menyukaimu. Jadi, jangan pernah berharap lebih dariku!" tegas Arvan.

" Aku pasti bisa mendapatkanmu Van!" ucap Selly dalam hati.

" Tidak apa - apa, aku hanya ingin bertemu denganmu saja" kata Selly.

Tak lama pelayan datang membawa dua minuman untuk mereka.

" Silahkan Tuan, Nona..." ucap pelayan itu.

" Terimakasih" jawab Selly tersenyum.

" Minumlah dulu Van, kamu pasti haus. Aku sudah pesan minuman duluan tadi. Kamu mau makan apa?"

" Saya tidak lapar!"

" Minumlah, setelah itu kita bisa pulang jika kau lelah. Kita bisa bertemu lagi lain kali"

Dengan cepat Arvan menenggak minuman itu hingga tak tersisa. Namun baru beberapa detik, Arvan merasakan hawa panas di dalam tubuhnya. Selly nampak tersenyum dan mendekati Arvan lalu menggenggam tangannya erat.

" Van, kamu kenapa?" ucap Selly berpura - pura khawatir.

" Sial, wanita ini sudah menaruh obat perangsang dalam minuman ini" geram Arvan dalam hati.

" Tidak apa - apa, saya mau ke toilet sebentar..." jawab Arvan datar.

Arvan keluar dari cafe lewat pintu belakang. Dia meninggalkan mobilnya karena terparkir di depan cafe dan pasti terlihat dari tempat Selly duduk. Dia berjalan menyusuri bahu jalan dengan sempoyongan karena tak mampu menahan obat yang diminumnya.

" Perempuan sialan! Aku pasti akan menghancurkan hidupmu...!" umpat Arvan sambil terus berjalan untuk mencari taksi.

Karena tidak fokus, Arvan berjalan hampir ke tengah jalan. Dia tidak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang melaju di depannya.

" Aakhh...!!!"

" Ciittt...!!!"

Mobil itu mengerem mendadak dan sedikit menyentuh badan sang pejalan kaki sehingga orang itu tersungkur ke aspal. Pengemudi mobil itu turun menghampiri orang yang di tabraknya.

" Tuan, Anda tidak apa - apa...? Maafkan saya karena tadi tidak fokus saat menyetir..."

" Tidak apa - apa, saya juga salah. Bisakah kau menolongku...?"

" Tentu saja, saya akan mengantar Anda ke rumah sakit..."

" Tidak, antarkan saya ke alamat ini..."

Arvan mengambil ponsel di sakunya dan mengetikkan sebuah alamat.

" Baiklah, mari saya bantu masuk ke mobil..."

Erina memapah Arvan masuk ke dalam mobil. Mencium parfum yang di pakai Erina, hasrat Arvan untuk menyentuhnya semakin bergejolak. Namun Arvan berusaha keras untuk menahan dirinya agar dia bisa mengontrol dirinya.

Erina membuka pintu depan untuk lelaki itu namun dia menolak dengan pelan.

" Maaf, bolehkah saya di belakang saja Nona...?"

" Oh iya, tentu saja... Anda bisa berbaring di belakang..."

Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Erina segera melajukan kendaraannya menuju alamat yang ditunjukkan pria di belakangnya itu. Erina sedikit heran, kenapa pria itu tidak mau dibawa ke rumah sakit padahal dia merintih menahan sakit.

" Tuan, Anda yakin tidak apa - apa...?"

" Hmmm... cepatlah Nona..."

" Baik Tuan..."

Erina mempercepat laju mobilnya untuk segera sampai di tujuan. Di belakangnya, pria itu nampak berkeringat padahal Erina sudah menyalakan AC mobilnya full.

" Tuan, kita sudah sampai di Apartment Anda..." ucap Erina.

Arvan hanya diam karena kesadarannya sudah mulai berkurang. Erina bingung harus berbuat apa karena pria itu terlihat sangat kesakitan.

" Tuan, saya akan mengantarmu sampai ke kamar..."

" Terimakasih Nona..."

Saat Erina memapah pria itu, dia sedikit kesulitan karena pria itu memeluknya sangat erat. Bahkan wajah pria itu menempel di leher jenjangnya. Nafasnya terlihat sangat memburu tak beraturan.

" Apa yang terjadi dengan pria ini...?" batin Erina.

" Tuan, Anda tinggal di lantai berapa dan kamar yang mana...?" tanya Erina.

" Lantai lima belas, kamar nomor seratus lima puluh..." jawabnya singkat.

Erina segera menekan tombol lift untuk segera membawa pria itu ke kamarnya. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan kamar nomor 150.

" Tuan, Anda bisa masuk sendiri...?"

" Tolong saya Nona..." ucap Arvan lirih.

Sepertinya Arvan sudah tidak bisa mengontrol hasratnya sehingga saat pintu kamar terbuka, Arvan langsung meminta Erina memapahnya ke dalam kamar.

" Nona, maukah kau menolongku...?" ucap Arvan tertahan.

" Saya harus menolong Anda apa Tuan...?" tanya Erina bingung setelah mendudukkan tubuh lelaki itu di tempat tidur.

" Maafkan saya Nona, saya tidak berniat menyakitimu..." ucap Arvan dengan tatapan penuh *****.

Arvan menarik tangan Erina ke tempat tidur dan langsung menindihnya. Erina meronta minta dilepaskan dengan tangisnya yang mulai pecah.

" Tuan, lepaskan saya...!"

.

.

TBC

.

.

Terpopuler

Comments

nanxi

nanxi

wow that's cool

2022-09-12

0

Aisah Panggabean

Aisah Panggabean

umur arvan terlalu muda thor kalau buat ukuran bisnisman,

2021-11-22

1

ANAA K

ANAA K

Semangat thor

2021-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 VISUAL
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
VISUAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!