Posesive Uncle Mafia
Mentari pagi yang menelisik dari sela-sela jendela kamar ada seorang gadis yang menggeliat dari tidurnya. Gadis itu bernama Alika Azhara yang berumur 17 tahun dan duduk di bangku SMA kelas dua.
Alika merupakan gadis yang hidup sebatang karang setelah neneknya meninggal sejak dua tahun lalu. Meskipun hidup Alika tanpa ada keluarga kandung namun dia tetap merasa masih memiliki keluarga lainnya yang bukan siapa-siapa tapi mereka tetap menyayangi Alika layaknya keluarga kandung mereka. Keluarga yang mengadopsi dirinya adalah keluarga Abraham sejak nenek Alika masih ada.
Setelah bangun dari tidurnya Alika bergegas ke kamar mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah. Ketika dia bercermin di depan rias Alika mengingat tentang mimpi setiap malam. Mimpi yang dirasakannya terasa nyata dan sosok itu menyentuh bibir ranum lalu mengecup kemudian menyesap juga memandang wajah dirinya. Alika termangu dengan bibir yang terasa aneh semenjak mimpi tidurnya yang selalu menghantuinya. Alika menyentuh bibir dengan jari lentiknya seperti ada kupu-kupu bertebaran dalam perutnya ketika mengingat tentang mimpi itu.
Pada saat Alika termangu dengan pikiran kosong ada seseorang yang mengetuk pintu dari luar, “tok..tok..tok”, ketukan tiga kali yang tidak didengar oleh Alika. Orang yang berada di luar pintu kamarnya mendengus karena tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar kemudian dia kembali mengetuk dengan menggedor pintu dan memanggil dengan suara baritonnya, “tok...tok...!Alika! tok...! Alika!” teriak Denis sang pemilik suara bariton di luar kamar Alika.
Suara teriakan menggunggah Alika dari acara bengongnya dan segera bergegas keluar dari kamar. Alika membuka pintu ketika Denis akan mengetuk kembali.
Denis bertanya, “Kenapa aku panggil kamu tidak menjawab sampai suara aku hampir habis karena berteriak?” dengan pura-pura mendengus sebal.
“Maaf kak, tadi aku lagi ke kamar mandi karena perutku tiba-tiba sakit” bohong Alika dengan menggandeng lengan Denis.
“Baiklah” jawab Denis dengan mengusap kepala Alika.
Denis dan Alika berjalan beriringan menuju ke meja makan yang sudah ditunggu oleh Abraham dan Liana. Selesai makan mereka berpamitan berangkat untuk beraktivitas sesuai kewajiban masing-masing kepada Liana.
Denis mengantar Alika berangkat sekolah sebelum pergi ke kampus. Sedangkan Abraham menuju ke kantornya dengan diantar oleh sopir pribadinya.
Beberapa lama kemudian deruman mesin mobil toyota berhenti tepat di depan gerbang sekolah kemudian Alika turun lalu berpamitan dengan Denis dan tiba-tiba dari belakang ada seorang gadis yang memanggil namanya dengan suara cempreng “Alika..! Alika..! “, teriaknya dengan sambil berlari dan tangan mengadah layaknya seperti anak kecil. Alika yang berada radius dua meter hanya menggeleng kepala karena tingkah temannya bernama Amina yang biasa dipanggil Minul sebab dia mungil dan sedikit gembul.
Amina berlari hingga sampai terengah-engah di depan Alika. Alika kemudian memberinya minum air putih yang ia bawa, “Ini kamu minum dulu dan lain kali tidak usah lari-lari gitu. Karena kamu tidak akan mampu kuat berlari” kata Alika sambil mencangklongkan tasnya di bahu. Amina menerima dan meminum hingga tandas kemudian mengucapkan terima kasih dan botolnya dikembalikan pada Alika yang hanya mampu menggeleng kepala sedangkan Denis yang sejak tadi mengamati hanya menggeleng tingkah teman dari Alika. Amina mengatur nafas dan menyapa Denis yang berada dalam mobil, “Hallo, kak” sapanya. Denis memberi jawaban dengan menganggukkan kepala dan berpamitan dengan Alika untuk pergi ke kampus.
Aminah menggandeng lengan Alika melewati gerbang sekolah dengan berjalan beriringan masuk kelas. Sejak awal bertemu Aminah dari gerbang sekolah membuat gendang telinganya mulai berdengung karena nyanyian suara sumbang Aminah yang terus bersyahdu di telinga milik Alika, lalu sampai masuk ke dalam kelas dia baru melepaskan lengan Alika dan membuatnya lega juga telinganya menjadi tenang kembali.
Sementara Lucas yang sedang di negara berbeda, dia sedang memandang pemandangan di luar lewat jendela kaca besar dengan tangan di masukkan ke dalam kantong celana sambil berucap, "aku akan menemui kamu sweety", senyum Lucas yang penuh dengan arti.
Ketika Lucas sedang tersenyum sendiri membanyangkan wajah gadisnya tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar. Lalu Lucas menyuruhnya masuk tanpa mengalihkan pandangan dari luar.
Kemudian sang sekretaris bernama Lucy masuk ke dalam ruangannya dengan sopan.
"Maaf pak mengganggu anda. Saya ke sini membawa dokumen mengenai pemasaran untuk anda review ulang", ucap Lucy melangkah ke meja Lucas.
Lalu Lucas duduk di kursi mejanya dan mengambil dokumen yang dibawa oleh sekretarisnya untuk dia pertimbangkan harga properti di pasaran dan produk lain yang sedang dia kembangkan.
Setelah menyerahkan berkas dokumen pemasaran, Lucy juga membacakan agenda untuk pertemuan dengan klien.
"Saya kesini juga mau mengingatkan kembali mengenai agenda pertemuan bersama klien pukul 03.00 sore nanti anda akan bertemu klien dari agen produksi di PT lain. Lalu di lanjutkan pertemuan klien membahas arsitek pembangunan untuk konstruksi yang sedang anda kembangkan pak", ucap Lucy.
"Baiklah, kamu bisa keluar. Saya akan review kembali dokumen pemasaran ini", ucap Lucas.
"Kalau begitu saya keluar dan melanjutkan pekerjaan saya. Apabila ada perlu bapak bisa menghubungi saya", ucap Lucy yang diangguki Lucas yang tengah sedang membaca dokumen pemasaran.
Usai kepergian Lucy, Lucas menghubungi agen di negara lain untuk segera mengirimkan laporan harga lewat email.
Sementara Alika yang masih di negara Indonesia sedang mengemban ilmu sambil menertawakan perdebatan Aminah dengan pak Arga masalah pekerjaan rumah yang belum diisi dalam buku pekerjaannya.
"Aminah! maju kedepan", panggil pak Arga.
"Ada apa pak memanggil nona cantik ini?", tanya Aminah dengan nada menjijikkan dan mata genitnya.
"Cepetan maju dahulu! atau mau saya seret baru kamu bisa maju kedepan!", ucap pak Arga.
"Iya pak, saya akan maju menghadapi bapak yang supet duper gantengnya yang kelewatan", ucap Aminah bikin terbawa seluruh kelasnya.
"Kenapa saya cek tugas yang kamu kerjakan tidak ada?!", marah pak Arga.
"Mungkin tulisan saya tertutupi dengan cintanya aku ke pak Arga", ucap Aminah. Lalu seluruh siswa menggoda mereka dengan kata cieee.
Pak Arga yang berada di depan semakin marah terhadap Aminah.
"Kamu itu jangan banyak bercanda ya Min. Saya serius!"
"Saya juga serius kok pak, bahwa saya menyukai bapak".
Seluruh siswa kembali bersorak, "ciee", dengan terkekeh.
"Minah!", marah pak Arga dengan turun tangan menarik telinga Aminah sampai ia mengadu sakit.
"Kamu berdiri di depan kelas sampai pelajaran selesai, mengerti!", ucap pak Arga dengan tegas.
"Mengerti!", tegas Aminah dengan memberi hormat kepada pak Arga.
"Tapi aku akan lebih mengerti jika pak Arga mau menjadi pacar saya", ucap Aminah.
Arga yang mendengarkan itu mendelik dan para siswa juga mendapatkan pelototan dari pak Arga yang menandakan kemarahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Uli Gunawan
lucu banget thor
2022-03-07
0
Andayani Ahmat
wkwkwk, wkwkwk, wkwkwk,,, Aminah, Aminah lo tu lucu bngt, 😍😍😍😍😄😄😄😄😄😄
2021-12-03
2