Sementara di negara berbeda, bel sekolah menandakan istirahat berbunyi Aminah dan Raina pergi ke kantin. Pada saat mereka sedang mencari tempat duduk melihat Gilang bersama Axel sedang makan. Mereka menghampirinya.
“Hai Xel”, sapa Minah yang langsung ikut duduk di sebelah Gilang dan diikuti Raina di samping Aminah.
“Hai juga”, sapa kembali Axel.
“Bagaimana kabar kamu Min sudah lama tidak berjumpa?”, tanya Axel
“Baik, I’m Fine”, ucap Aminah
“Lagak kamu, pakai bahasa inggris segala”, goda Gilang di sebelahnya.
“Aku jadi lapar lihat kalian makan. Kami pesan dulu ya, makanan”, ucap Aminah berlalu berjalan menuju warung yang diikuti Raina lalu kembali lagi bergabung.
“Min, kamu sudah dapat kabar dari Alika belum?”, tanya Axel yang terus mencari.
“Belum, aku juga kesal, kenapa Aminah teman baik ini diabaikan, ucap Aminah dengan sikap alay keluar.
“Aku juga tidak tahu. Aku pernah satu hari ke rumah kak Denis namun sepi. Gak ada orang gitu”, ucap Raina
“Jika dia sudah pulang, kita tanyain aja. Aku akan pukul dia dan bertanya bertubi-tubi, lalu minta oleh-olehnya dari dia”, ucap Aminah yang tidak sabar dengan kepulangan Alika
Orang yang sedang dibicarakan oleh temannya saat ini, sedang bosan di dalam mansion lalu beranjak pergi ke taman belakang yang tersedia, melihat banyak bunga di area pekarangan mansion dengan mencium bau bunga lilly.
“Wahh indah sekali”, batin Alika dengan mata berbinar.
Ketika Alika sedang menyentuh berbagai bunga di pekarangan tiba-tiba tukang kebun mendekat Alika.
“Bagaimana nona tanaman yang di pekarang? Bukankah terlihat indah dan sejuk”, tanya tukang kebun yang membawa gunting rumput dengan tersenyum.
“Iya sangat sejuk dan indah”, puji Alika dengan senyum lalu menanyakan nama tukang kebun yang baru ditemuinya, “ siapa nama Mr.?”.
“Saya Robert pembersih rumput”, ucapnya sambil membenahi kran air untuk menyiram tanaman.
“Anda sangat beruntung memiliki suami seperti tuan Lucas. Meski wajahnya terlihat garang dan dingin tapi hatinya lembut. Dia juga memperhatikan detail mansion ini sebelum dibuat untuk mendapatkan gambaran dari ide kekasihnya yang saat ini sudah menjadi istrinya”, ucap Robert dengan kalimat penuh pujian untuk tuannya.
Wajah Alika mulai merona mendengar cerita, jika Lucas membuat mansion ini seperti gambaran di pikiran Alika. Membuatnya merasa bersalah sudah memarahinya walaupun cara yang digunakan Lucas salah untuk dirinya. Dia terlalu posesive untuk mendapatkan gadisnya.
“Maaf uncle apa saya boleh membantu menyiramkan tanamannya”, ucap Alika memohon yang diangguki oleh Robert.
“Apa nona senang menjadi istri tuan?”, tanya Robert yang sedang memotong tangkai bunga untuk di taruh di vas. Alika yang dapat lontaran kalimat itu hanya diam karena ia bingung dengan hatinya.
“Nona tidak perlu khawatir, dengan tuan Lucas yang begitu dingin, pasti ketika dengan nona dia kan tersenyum hangat. Saya tidak pernah melihat tuan lagi mengamuk semenjak nona di sampingnya. Temperamen yang dimiliki tuan sangat tinggi. Apalagi ada wanita yang berani menyentuhnya dia langsung melenyapkannya, kalau tidak membuat keluarganya sengsara. Makanya banyak pembantu yang sembunyi kecuali Mrs. Margareth yang sejak kecil menjaganya. Jadi dia tahu apa yang harus ia hadapinya”, cerita panjang dari Robert tentang Lucas. Alika mulai sedikit terenyuh dengan cerita Robert.
“Apa nyonya pernah datang kemari, tidak? Momynya Lucas?”, tanya Alika
“Dia pernah ke sini untuk melepaskan kerinduannya dengan Lucas saat ia terluka entah fisik maupun psikis”, ucap Robert
“Dia juga pernah mengatakan pada saya dengan berdoa dan berharap dia memiliki gadis yang bisa mengatur temperamen Lucas yang tinggi dan menjaganya”, lanjut Robert. Alika merasa bersalah setelah mendengar cerita dari Robert. Setelah selesai mereka bercerita dan membersihkan pekarangan. Alika pergi membersihkan badan lalu berganti baju dan turun menyiapkan makan malam.
Ketika Alika sedang menata hidangan, Lucas datang dan mendekati Alika.
“Hai sweety, sudah lama aku tinggalkan, kamu semakin harum”, puji Lucas dengan menarik lengan dan memeluknya.
“Uncle! Lepasin”, ucap Alika yang akhirnya di lepasin pelukannya.
“Apa kamu masih marah?”, tanya Lucas.
“Aku masih marah dan kesal”, ucap Alika dengan penuh penekanan.
“It’s okay, aku akan bawa kamu ke surga untuk menurunkan amarah kamu”, ucap Lucas dengan senyum licik dan membuat Alika tambah bingung. Lucas sudah merencanakan untuk malam pertamanya, dia sudah memperhitungkan perbuatannya namun Lucas tetap akan melakukan suatu hal yang licik. Entah setan dari mana merasukinya, dia ingin Alika menyadari bahwa seutuhnya hanya miliknya. Setelah terlaksana malam pertama dia akan mengantarkan Alika kembali ke Indonesia dan beberapa hari tinggal bersamanya.
Lucas ikut bergabung makan malam dengan Alika dalam suasana hening dengan bergelut pikiran masing-masing. Hanya terdengar dentuman piring dengan sendok. Lucas menatap wajah Alika yang ia rindukan dengan berbagai siasat licik dalam pikiran Lucas. Alika yang menyadari lalu bertanya, “Ada apa?”
Lucas menjawab, “ kamu malam ini terlihat cantik”, puji Lucas
Alika mendengus dan melontarkan pertanyaan untuknya, “uncle beberapa hari ini kenapa tidak pernah pulang?”
“Kau merindukanku, sweetheart”, jawab Lucas dengan senyum lembut.
Alika merasa jika Lucas sedang mengerjainya. “Uncle aku libur sekolah satu minggu dan tinggal di sini lima hari..”, jeda Alika melihat ekspresi Lucas yang sedang menatapnya, “A.. Aku sudah membolos selama empat hari setelah pernikahan. Aku mau meminta uncle untuk membiarkan aku pulang ke Indonesia menimba ilmu kembali dan bertemu teman-temanku”, lanjut Alika dengan memohon.
“Baiklah, aku akan antar kamu pulang”, ucap Lucas dengan melanjutkan kata-katanya dalam hatinya, “ tapi setelah kita bertempur di ranjang yang sudah sangat lama aku menginginkannya”.
“Aku tidak akan menghalangi kamu untuk menimba ilmu, apalagi dalam karier. Aku sebagai suami akan tetap selalu mendukungmu”, lanjut Lucas dengan tersenyum hangat.
“Janji ya, uncle”, ucap Alika dengan senang. “Kalau begitu aku akan masuk ke kamar untuk mengepak barang”, lanjut Alika yang langsung melesat ke kamarnya.
Setelah kepergian Alika, Mrs. Margareth datang menemui tuannya.
“Sudah saya lakukan tuan, sesuai permintaan”, ucap Margareth lalu pamit ke dapur. Lucas yang sudah mendengarkan itu merasa bahagia dengan senyuman merekah saat rencananya berhasil.
Lucas yang masih berada di meja makan tersenyum licik menandakan bahwa rencananya berhasil untuk mendapatkan gadisnya yang saat ini sedang di dalam kamar.
Sembari menunggu reaksi, Lucas membaca beberapa email yang masum sebentar untuk menunggu gadisnya menyelesaikan pengepakan barang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments