Di tengah-tengah persiapan photo preweding Lucas tiap kali membujuk Alika untuk mau bersanding dengannya. Lucas membuat alibi bahwa pose photo layaknya pengantin untuk kemajuan perusahaan yang sedang ia gelutinya.
“Uncle..”, dengan menelisik mata hitam pekatnya, “Aku mau tanya, soal ini?”, ucap Alika penuh penekanan dengan menatap matanya.
“Aku butuh bantuan kamu.., untuk bersanding berfoto bersama sebagai.., sampul majalah pengantin. Ya, sebagai sampul majalah pengatin”, ucap Lucas yang merasakan suhu tubuhnya panas dingin entah persetan apa saat ini. Dia tidak peduli.
“Uncle tidak bohong kan?..”, ucap Alika
“Ya, aku tidak berbohong”, ucap Lucas dengan mengubah mode ekapresi tenang.
“Jadi kamu mau”, lanjut Lucas
“Aku masih perlu saksi”, ucap Alika yang maaih ragu.
“Baiklah, tunggu di sini akan aku panggilkan photografernya”, ucap Lucas menyakinkannya dengan berjalan menuju tukang photonya. Dia menghampirinya untuk membantu menyakinkan Alika.
“Aku minta kamu untuk berbohong “, ucap Lucas dengan datar dan menghampiri Alika bersama tukang photoshoot.
“Hallo mrs., apa ada masalah? Agar kami bisa membantu”, ucap sang photografer
“Ya, aku mau tanyakan. Apakah betul saya disini hanya sebagai model majalah sampul untuk kelansungan perusahaan Lucas”, ucap Alika dengan menelisik.
“Ya betul, saya meminta Mr. Lucas bantuan untuk memperlancarkan pekerjaan kami agar tepat dengan deadline di perusahaan. Dia menceritakan pada kami ada model wanita cantik di mansionnya. Jadi kami setuju untuk disandingkan dengan Mr. Lucas meski dia ceo kami. Tapi ia mau terjun ke dunia model menggantikan model pria yang tidak datang juga”, cerita alibi tukang photografer membuat Lucas dapat bernafas lega.
“Aku tidak menyangka Eddie bisa mengarang cerita. Lebih baik aku ingin dia masuk sebagi penulis novel atau berita gosip daripada di bidang photografer”, batin Lucas.
“Bagaimana Sweety? Atau kau masih ingin saksi dan bukti lain”, ucap Lucas.
“Baiklah, kali ini aku akan menolong uncle”, ucap Alika.
“Dimana aku mendapatkan gaunnya?”, lanjut Alika dengan bertanya.
Lucas memanggil perias untuk menunjukkan jalan sementara Lucas di tempat lain untuk berganti pakaian.
“Eddie ternyata kamu juga memiliki bakat buat ngarang cerita. Lebih baik aku sarankan kamu memiliki pekerjaan selain photografer”, ucap Lucas sambil menata kemeja yang ditemani Eddie untuk berbincang-bincang.
“Itu ide bagus”, ucap singkat Eddie
Sang asisten penata rias datang dan menyampaikan pesan dari tuannya yang sedang memperbaiki tatanan baju dan rambut.
“Maaf tuan, Nona sebentar lagi keluar”, ucap asisten rias.
“Baiklah”, ucap Eddie yang selesai membenahi kameranya.
“Cepatlah, sebelum dia lari”, lanjut Eddie untuk Lucas
Kemudian mereka melakukan photo prewedding dengan pose berbeda-beda dan mesra meski tadinya Alika tidak mau. Namun akhirnya dia mengalah dan melanjutkan photo shoot berbagai pose intim meski sedikit tidak nyaman untum Alika karena Lucas selalu menggodanya membuat dia malu. Dengan diakhiri photoshoot satu ranjang di kamar penuh bunga mawar dengan memperlihatkan pundak dan lekuk tubuh. Sesekali Lucas menggoda dengan menggigit dan menyesap pundaknya. Lucas sudah tidak perduli setan apa yang merasuki tapi semakin dia lancang menyentuh area sensitif dengan memaksa di balik selimut. Dia juga tidak peduli Alika akan memarahinya.
Di sela-sela kesibukan photo prewedding Alika dan Lucas, saat ini Aminah lebih sedang kesal dengan Daniel yang berbuat mesum kepadanya.
“Sweetheart, cup..”
“Daniel, apa kamu bisa berhenti?”, dengan kesal
“Bagaimana poin-poin untuk menghukum kamu sweetheart?” bisik di telinga Aminah sambil menggigit cupingnya.
“Iih abang Daniel yang tampan bagaikan wajahnya seperti malaikat selalu membuat hati Minah yang selalu berdenyut. Tolong jangan jadikan kecemburuan itu menyelimuti kamu seperti hantu karena aku hanya main-main saja dan lepaskan aku dari dalam sangkaran jangan seperti ini ketika aku menginjak kelas tiga SMP lagi biarlah burung merpati ini terbang mengarungi samudra”, jelas Aminah dengan dramatis.
“Oh ya, jika aku lepas apa kau mau menerima persyaratan untuk berhenti bermain-main dan jadilah gadis yang penurut?”, tanya Daniel dengan mencium bibirnya.
“Lebih baik aku iyakan saja daripada aku mati dalam sangkar sebelum aku melihat indahnya dunia”, batin Aminah
“uhmmm. .le..lepasin dahulu”, dengan memukul dada bidangnya, “baiklah akan aku turuti permintaan ayang Daniel”, ucapnya
Daniel yang telah mendengarkan persetujuan dari Aminah lalu ia bangkit dari ranjang mengambil ponsel. Aminah yang berada di ranjang terheran dengan sikap pria tua ini dengan mengumpat dalam hati, “sial, pasti aku kena jebakan dari dia. Wajah gantengnya ini hanya mirip malaikat tapi dibalik itu dia seperti iblis dengan banyak kelicikan yang ia rencanakan. Argggghhh! Bodohlah yang penting keluar dahulu”.
“Hallo, kamu siapkan lembar kertas isi perjanjian dan bawa kesini dua puluh menit dan aku tidak mau tahu”, perintah Daniel dengan tegas lalu mematikan ponsel sepihak.
Kemudian Daniel menghampiri Aminah dengan mengatakan, “Tunggulah, kamu akan keluar bebas setelah menandatangi isi perjanjian”, sambil mengusap bibirnya lalu ******* tanpa ada penolakan karena Aminah tahu tingkah gilanya jika dia menolak.
“bergantilah pakaian kamu”, perintah Daniel untuknya. Aminah lalu bergegas ke kamar mandi dan Daniel berganti pakaian di ruangan in closet setelah setelan yang ia pakai kemudian dia turun menunggu pengacaranya datang dengan duduk di sofa lalu kaki disilangkan dan jari mengetuk tangan sofa.
Beberapa lama kemudian pengacaranya datang meski terlambat lima menit bersamaan dengan Aminah turun dari kamarnya.
“Maaf tuan, tadi macet”, ucapnya
“Duduklah!”, perintah Daniel yang diangguki oleh pengacaranya.
“Daniel ternyata kamu ada tamu”, ucap Aminah yang ingin melangkah ke dapur.
“Sweetheart, C’mon!”, perintahnya yang dituruti oleh gadis kecilnya dengan menyuruhnya duduk di dekatnya.
“Ini tuan, lembar kontraknya”, ucap pengacaranya
“Aminah sekarang kamu tandatangani surat kontrak itu. Jika kamu ingin bebas”, ucap Daniel
“Chielah, cuman tanda tangan doanh. Mungkin di surat menuliskan perjanjian seperti waktu aku masih cupu-cupunya di SMP”, batin Aminah yang langsung diangguki olehnya. Selesai menandatangani pengacara pamit mengundurkan diri.
“Ingat gadis kecilku setelah kamu menandatanganinya kamu tidak boleh bertinhkah seperti dahulu jika tidak ingin melihat keluarga kamu menangis karena harus membanyar denda”, ucapnya dengan langsung mencium dan memindahkan tubuhnya di pangkuan.
“Jangan main-main. Berhati-hatilah dengan sikap kamu”, lanjutnya dan menurunkan tubuhnya dari pangkuan.
“Berarti aku bebas dong Daniel”, ucap Aminah
“Yap, kamu bebas dari sangkaran. Tapi sesuai perjanjian kamu harus memanggilku sebutan daddy” ucap Daniel
“Whatt semalam aku mimpi apa? Kenapa harus panggil daddy? Dia mirip sekali dengan mafia dalam novel yang kejam dan panggilan sayangnya daddy. Pasti di luar negeri dia sering memainkan peran mafia. Tapi tidak usah di sangkal dia benar-benar mafia berwajah malaikat dengan dibalik itu semua seperti iblis”, umpat Aminah dalam hati dengan meninggalkan Daniel ke dapur mengambil minuman lalu pamit dengannya untuk bertemu Raina setelah sekian lama di kurung dan dapat hukuman yang memalukan dulu waktu kecil biasa saja namun setelah beranjak di tahap dewasa dia masih saja melakukan kemesumannya dengan menampar bokongnya membuat Aminah merasa malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa Aminah tdk membaca dulu surat perjanjian itu? kok ogeb sih..
2024-12-26
0
anfi rucs
tolong thorr ,ini si aminah sama danil konsepnya gimana 😭😭😭
2024-06-30
0
Jumi Atin
bingung,, bukanx aminah sama Daniel kakak ade😇😇
2023-03-19
0