Menjadi Simpanan CEO
Prolog
Di taman dekat sekolah Archilla, gadis itu duduk dengan pemuda tampan bernama Alvaro Antarakna, lelaki yang sudah ia sukai sejak lama. Sebut saja cinta pertamanya. Lelaki yang memiliki wajah tampan dan tatapan tajam, setajam mata elang. Tatapan yang kerap kali membuat Chilla menggila.
Cukup banyak Chilla mengenal pemuda itu, karena sejak kecil mereka kerap kali bermain bersama, bahkan kedua orang tua mereka bersahabat dan rumah mereka bersebelahan.
Namun karena usia yang terpaut cukup jauh, Alva hanya menganggap Chilla sebagai sosok yang harus dilindungi dan di ayomi. Ya dia hanya menganggap Chilla sebagai adik kecilnya.
Berbeda dengan Chilla, yang selalu menganggumi Alva, hingga seiring berjalannya waktu, rasa kagum dan suka itu berubah menjadi cinta, cinta yang ia pupuk dengan indah di hatinya.
Hingga tepat di usianya yang ke 18 tahun ia membuat keputusan sendiri untuk melangkah ke situasi ini, meski ia tahu Alva hanya menganggapnya sebagai adik, namun ia tak akan menyerah begitu saja.
Ia yakin bahwa hati Alva mampu ia luluhkan, meski ia tahu kini lelaki itu akan bertunangan. Hingga akhirnya dengan tekad yang bulat, ia memberanikan diri untuk meminta Alva menerimanya menjadi seorang simpanan.
"Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Alva pada Chilla yang sedang menunduk menatap sepatunya sendiri. Sewaktu di kantor ia mendapat info dari asistennya Juna, bahwa gadis disebelahnya menelpon, dan meminta Alva untuk datang di jam istirahat nya, dengan alasan ada sesuatu penting yang akan gadis itu sampaikan.
Dan disinilah mereka sekarang, Chilla yang mendengar pertanyaan seperti itu mendongak dan perlahan menatap Alva yang sama sekali tak memandang ke arahnya.
Gadis itu mengulum senyum. Mengagumi keindahan yang tepat didepan matanya.
"Eummm... Kak Alva liat Chilla dong." Ucap Chilla dengan manja. Ia sama sekali tak peduli pada makhluk-makhluk yang sedari tadi menatap aneh ke arah dirinya dan juga Alva.
Yang ia tahu, ia bahagia berada di dekat lelaki itu.
Alva bergeming, hingga akhirnya Chilla mulai merengek sambil menarik-narik lengannya. Kebiasaan yang selalu membuat Alva mengalah padanya, karena tak mau berdebat lebih lama.
"Lepaskan dulu tanganmu, aku akan berbalik." Ucap Alva tetap dengan air muka yang tak berubah, tetap dingin. Namun inilah daya tariknya, sesuatu yang selalu membuat Chilla tergila-gila, dingin namun tampan luar biasa.
Akhirnya Alva berbalik, menatap lekat wajah Chilla, gadis lugu yang memiliki lesung di pipi kanannya. Ditatap seperti itu Chilla jadi tersenyum malu-malu.
Kak Alva benar-benar tampan. Batin Chilla riang.
"Cepat katakan. Karena sebentar lagi aku harus kembali ke perusahaan." Ujar Alva dengan lugas.
Lagi-lagi gadis belia itu mengulum senyum, senyum yang terlihat menyebalkan dimata Alva. Membuang waktu saja pikirnya.
"I love you." Ucap Chilla dengan tersenyum manis, dan berkedip-kedip manja, berharap kali ini ucapannya ditanggapi serius oleh sang pujaan.
Alva memandang Chilla tak suka. Ia seperti sedang dipermainkan oleh gadis SMA itu.
Ia sudah meluangkan waktunya yang cukup sempit demi menemui gadis itu, tetapi hanya kalimat itu yang ia dapat.
Ck! Alva berdecak keras.
"Kau menyuruhku datang kemari hanya untuk mengatakan itu?" Tanya Alva, gigi gerahamnya saling bertautan, tanda ia geram.
Chilla mengangguk, senyum di bibirnya sama sekali tak tertanggal, meski ia tahu kini mimik wajah Alva telah berubah. Memerah menahan marah.
"Kau tahu bukan aku akan bertunangan? Jadi jaga ucapanmu Chilla." Tanya Alva lagi, sekaligus memberi peringatan, dan Chilla hanya mengangguk santai. Seolah apa yang ia lakukan bukanlah sebuah kesalahan.
"Lalu apa maksudmu mengatakan itu?" Alva mencondongkan wajahnya tepat dihadapan Chilla, hingga pucuk hidung mancungnya sebentar lagi mengenai bibir mungil milik Chilla, dengan jarak yang sedekat ini gadis itu mampu merasakan terpaan nafas halus yang mengenai wajahnya.
Aroma maskulin lelaki itu bahkan sampai ke rongga-rongga hidungnya yang terdalam, ia seperti melambung tinggi, sampai ia memejamkan matanya menikmati posisi seperti ini.
Chilla membuka matanya, memainkan bibirnya agar nampak seksi, lalu tanpa sadar satu tangannya mengelus wajah rupawan yang sedari tadi mengelilingi otaknya.
Alva semakin geram, namun tak di pungkiri sentuhan halus itu sedikit membuatnya meremang.
"Chilla!!!" Bentaknya.
Seketika Chilla langsung sadar, dengan cepat ia menarik tangannya dari wajah tampan Alva. Lalu wajahnya berubah cemberut.
"Kau mau mati?" Ucap Alva dengan sinis, Chilla menggeleng.
"Tidak, kak Alva kan belum menerima cintaku. Masa iya aku mati lebih dulu." Balas Chilla dengan nada merengek.
Alva sedikit menarik sudut bibirnya, namun sama sekali tidak disadari oleh gadis didepannya.
Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu kembali meminta penjelasan pada gadis itu, sebenarnya apa yang dia mau?
"Jadikan aku simpanan mu." Ucap Chilla dengan tatapan yakin, ia sudah memikirkan ini. Ia harus memastikan sendiri bahwa wanita yang akan bertunangan dengan lelaki yang di cintainya itu benar-benar baik atau tidak.
Karena sebenarnya yang ingin ia sampaikan adalah sesuatu yang berkaitan dengan calon tunangan Alva, yaitu Yolanda.
Namun karena ia teringat tidak memiliki bukti apapun, ia urungkan niat itu dan mencari sesuatu yang lain, yaitu menjadikan dirinya sebagai simpanan.
Terlebih dengan cara ini ia sendiri bisa berjuang, ia harus mendapatkan status hubungan mereka, agar terjalin lebih kuat, meski hanya di anggap sebagai pihak ketiga. Itu sama sekali tidak masalah baginya.
"Chilla kau benar-benar sudah gila. Aku tidak mau." Tolak Alva mentah-mentah, bahkan lelaki itu langsung bangkit dari kursinya. Dan berniat meninggalkan Chilla.
Chilla mengikuti Alva, ia juga bangkit dan berusaha mensejajarkan diri dengan lelaki itu.
"Aku tidak gila kak, aku hanya mencintai mu. Jadikan aku simpanan mu, itu tidak masalah. Yang penting aku tetap bisa bersamamu." Ucap Chilla dengan wajah memelas, ditambah penuh harap.
Alva memijat pelipisnya, kepalanya terasa pening mendengar permintaan Chilla yang tak masuk akal, bisa-bisa nya ada gadis SMA seberani ini meminta padanya untuk dijadikan simpanan. Terlebih itu adalah Chilla, gadis yang sudah lama dikenalnya.
Ya Tuhan... Dosa apa diriku ini.
Di keheningan itu Alva terus berpikir keras, bagaimana caranya menghentikan niat bodoh Chilla, hingga akhirnya terbesitlah satu cara yang menurut nya bisa membuat Chilla mundur. Ia yakin, dengan ini Chilla pasti akan menarik sendiri kata-kata nya.
"Baiklah, apa yang bisa kamu berikan untuk menjadi simpananku?" Tanya Alva dengan menggebu. Gadis ini harus ditantang, pikirnya.
"Semuanya." Jawab Chilla dengan cepat. Tak kalah menggebu dari Alva.
Alva menyunggingkan senyum sinis, ia menatap remeh pada gadis kecilnya yang ia anggap belum mengerti apa-apa tentang cinta. Ia yakin, apa yang dirasakan gadis itu hanyalah sebatas sebuah rasa cinta sementara.
Sesuatu yang bisa saja hilang kapan saja.
"Termasuk tubuhmu?"
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
Berikan like, komen, vote dan dukungan lainnya guyyyyysssssss🙏🙏🙏
Big love you kalian semua❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
komalia komalia
perasaan ini udah pernah baca tapi takut lupa ku coba ulang lagi kalau iya berarti mrmang benar udah di baca
2024-10-24
0
🔵ᴹᴿˢ᭄Ney Maniez●⑅⃝ᷟ◌ͩ ⍣⃝ꉣꉣ
mampir
2024-09-28
0
Ita rahmawati
baca utk yg ke 2
2024-07-22
0