Pertunangan (Aku Cemburu)

Alva mematut dirinya didepan cermin, berkali-kali mencoba menyunggingkan senyumnya untuk hari ini. Namun, nihil.

Hatinya tidak bisa dibohongi kalau sebenarnya ia muak dengan semua ini.

Pahatan wajah yang sempurna di kaca, nyatanya tak sesempurna hidupnya.

Ia mendesah pasrah, akhirnya hanya itulah yang mampu dilakukannya.

Berusaha menjalankan pertunangan ini lancar tanpa kendala. Melihat ayah dan ibunya senang, maka semuanya selesai.

Sedangkan diluar sana, orang-orang sudah nampak berdatangan di ballroom hotel milik salah satu anak cabang Antarakna group.

Mereka semua berdandan seapik mungkin demi mengikuti pesta pertunangan antara pewaris Antarakna, dengan putri sulung pemilik brand tas ternama.

Dan salah satu yang menjadi tamu disana adalah gadis manis bernama Chilla.

Gadis itu datang dengan menggunakan dress tanpa lengan dan berdada cukup rendah, hingga daging tanpa tulang itu sedikit menyembul menghiasi area depannya.

Rambut tergerai setengah terikat, dan sepatu heels cukup tinggi merubahnya menjadi gadis yang cantik jelita.

Ini bukanlah pilihan Chilla, tetapi sang Mama yang menyiapkannya, pakaian warna senada dengan Pram dan juga Sarah.

Ia melirik ke kanan dan ke kiri, bahkan ke seluruh penjuru arah mencari sosok tampan yang akan menjadi bintangnya acara.

Namun, bukannya menemukan Alva ia malah bertemu Bryan, teman sekelasnya.

Ia tak salah mengenali, karena ternyata Bryan juga melihat dirinya.

"Chilla." Sapa Bryan dengan senyum mengembang dikedua sudut bibirnya.

Tak menyangka, akan bertemu gadis incarannya di pesta seperti ini. Bahkan dengan dandanan yang menurutnya luar biasa, luar biasa cantiknya.

"Oh Bryan, sedang apa disini? Apa kamu juga di undang?" Balas Chilla cukup heran. Kalau Alva yang mengundang rasanya tidak mungkin, karena yang ia tahu mereka tidak saling mengenal.

"Tidak, Mama dan papaku yang diundang. Tapi Papa masih ada urusan, jadi aku menggantikannya." Balas Bryan apa adanya, dirinya memang datang dengan sang Mama, karena kedua orangtuanya teman akrab kedua orang tua Yolanda.

"Bagaimana denganmu? Kamu datang dengan siapa Chilla?" Sambung Bryan dengan pertanyaan, berharap gadis didepannya ini datang sendirian.

Dengan begitu, malam ini ia bisa berlama-lama bersama dengan gadis itu.

"Chilla datang sama Mama dan Papa. Aku tetangganya kak Alva, makanya diundang." Balas Chilla kembali celingukan, namun lagi-lagi bukan Alva yang ditemukan oleh indera penglihatannya.

Malah sang papa yang kini sedang membalas tatapannya.

Chilla tersenyum sambil melambai, "Yan, itu Papaku." Ucap Chilla sambil menunjuk memperkenalkan.

Bryan mengikuti arah gerak tangan Chilla, begitu ia melihat sosok lelaki paruh baya yang ia yakini adalah Papa Chilla, Bryan langsung menggerakan kepalanya sopan.

Namun bukannya tersenyum, Pram malah menunjukkan wajah garang.

Sehingga Bryan langsung memasang wajah tegang dan menelan ludah, takut.

Chilla yang melihat itu langsung cemberut, Pram selalu saja begitu, tidak bisa bersikap baik ketika ada lelaki yang mendekatinya.

Akhirnya Chilla meminta maaf pada Bryan atas sikap ayahnya. Tak ingin Chilla merasa tak enakan, Bryan langsung saja mengatakan iya.

Di sela ia mengobrol dengan Bryan, tiba-tiba Mona datang menghampirinya.

"Chilla sayang, Mama Mona sedang butuh bantuan, Chilla mau bantu tidak?" Pinta Mona dengan mimik wajah yang serius.

Merasa dirinya pun sedari tadi tidak melakukan apa-apa. Chilla menganggukkan kepala.

"Mama Mona butuh bantuan apa?" Tanya Chilla antusias.

Begitu ditanya, Mona langsung menjelaskan pada Chilla. Bahwa ia butuh gadis itu untuk menjadi pembawa cincin di acara pertunangan Alva malam ini.

Karena tiba-tiba sepupu Yolanda dikabarkan tidak akan datang. Ada hal mendesak yang terjadi sehingga mau tidak mau, ia harus mencari orang lain untuk menggantikannya.

Ragu, namun Chilla tak memiliki alasan apapun untuk menolak. Meski ia tahu, hal itu akan menyakitkan baginya.

Ini konsekuensinya Chilla. Batinnya terus mengingatkan.

Perlahan Chilla tersenyum dan mengangguk mengiyakan perkataan Mona.

Mona pun membalas senyuman Chilla, lalu meminta Chilla untuk ikut dengannya, karena acara akan segera dimulai.

Alva berjalan dengan gagah menuju panggung saat sang MC mengumumkan bahwa acara tukar cincin akan segera di laksanakan.

Ia melirik sekilas ke arah Chilla yang sedang menunduk, entah apa yang sedang dipikirkan gadis itu.

Akhirnya karena tak mau membuang waktu, Alva terus saja berjalan, hingga ia sampai dihadapan Yolanda.

Yolanda tersenyum sumringah begitu Alva sudah berdiri disana. Senyum yang seakan tak ingin menyurut dari kedua bibirnya.

Meski ia menyadari Alva tidak menyukainya, tapi ia juga tahu bahwa Alva tidak mungkin membuat kedua orang tuanya kecewa.

MC kembali membuka suara, kini ia mempersilakan sang pembawa cincin untuk naik ke atas panggung dan melakukan tugasnya.

Dengan perasaan yang tak menentu, Chilla berjalan dengan perlahan. Sesekali memandangi dua bulatan kecil yang ia tahu, desainnya dibuat sendiri oleh sang ayah.

Melihat Chilla yang akan naik ke atas panggung Alva menatap tak percaya, bukankah kemarin bukan gadis itu yang akan membawanya. Tapi kenapa?

Gelenyar rasa aneh tiba-tiba menelusup ke hati Alva, kala melihat wajah Chilla tak ceria seperti biasanya.

Bahkan ia menyadari mata Chilla mulai berkaca-kaca, saat gadis itu sudah berdiri antara dirinya dan juga Yolanda.

Dengan perasaan penuh rasa bersalah Alva mengambil satu cincin untuk dipasangkan di jari manis Yolanda.

Tak ada apa itu namanya bahagia, yang ada hanya sesuatu yang menyesakkan dada.

Begitu pun dengan Chilla, kakinya terasa lunglai, sekuat apapun ia bertahan dengan rasa sakit itu, akhirnya tak dipungkiri. Ia cemburu, ia ingin menangis sekarang juga.

Lain dengan keduanya. Yolanda terlihat begitu bersemangat, kini gilirannya untuk memasangkan cincin di jari sang tunangan.

Melihat itu Chilla membuang mukanya, mencoba sekali lagi untuk tidak menumpahkan air matanya.

Prok prok prok

Riuh suara tepuk tangan seketika menggema saat kedua cincin yang Chilla bawa sudah tersemat di jari masing-masing pemiliknya.

Puk!

Alva menepuk bahu kiri Chilla, begitu gadis itu malah terlihat melamun, Chilla menoleh hingga kedua matanya bersitatap dengan mata milik Alva.

Alva menatap dalam netra gadis itu, dan disana ia bisa melihat ada ribuan rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan.

"Terimakasih." Ucap Alva lalu menyuruh Chilla turun dari atas panggung dengan ekor matanya.

Begitu tersadar, Chilla buru-buru menetralkan kembali mimik wajahnya. Berusaha setenang mungkin untuk memberi selamat kepada Alva dan juga Yolanda.

Setelah turun, entah kenapa kakinya ingin berlari menjauh dari pesta ini. Ia ingin sendiri, menumpahkan rasa sesak yang tiba-tiba saja datang, dan baru pernah ia rasakan.

****

Tring!

Ada pesan masuk. Chilla melirik ponselnya yang ia genggam di tangan kanan.

Message from My Sugar Daddy.

Bacanya dalam hati, apa Alva mencarinya yah? Ia mulai bertanya-tanya kira-kira apa isi pesan dari lelaki itu.

Kini ia sedang di toilet, menumpahkan kesedihannya disana, karena tak ingin ada yang melihatnya selemah ini.

Ragu, Chilla mulai membuka isi pesan Alva.

Dimana kau? Cepatlah kemari, aku tunggu di dekat tangga darurat.

Ia mulai menimang, ingin menemui lelaki itu atau tidak. Namun hatinya tak bisa dibohongi, ia ingin ketenangan, dan hanya dalam pelukan lelaki itu, ia bisa merasakan ketenangan yang sesungguhnya.

Tanpa pikir panjang Chilla buru-buru menghapus sisa jejak basahnya, keluar dan mulai mencari dimana tangga darurat berada.

Ia berjalan pelan-pelan, sambil kepalanya celingukan, berharap tidak ada yang melihatnya.

Senyumnya langsung terbit begitu ia melihat dimana tangga darurat, ia berjalan ke arah sana mencari sesosok yang ia cari.

Namun rasanya ia seperti dibodohi, nyatanya ia tidak melihat Alva disana.

Ia mendesah kesal, Hingga tubuhnya tiba-tiba terseret dengan mulut yang dibekap, masuk ke dalam ruangan yang minim dengan pencahayaan.

"Ini aku." Ucap seseorang yang menyeret tubuh Chilla untuk bersembunyi, ia melepas tangannya dari mulut gadis itu.

"Kakak pacar." Gumam Chilla mulai riang.

Alva mengangguk sambil menatap dalam Chilla, hatinya terusik tak terima mengingat wajah gadis didepannya sendu tak ceria.

"Katakan apa yang kau rasakan?" Ucap Alva tiba-tiba ingin mendengar sebuah penjelasan.

Bukannya menjawab, Chilla malah memukul dada Alva. Tidak peka, pikirnya.

"Kenapa? Kau cemburu? Kau menangis?" Tanya Alva beruntun, bahkan berharap Chilla bisa menjawab dengan kata Ya. Meski ia tidak tahu, mengapa hatinya menginginkan itu.

"Sudah tahu kenapa tidak peka juga. Jelas aku cemburu." Balas Chilla memalingkan muka, tak ingin Alva melihat wajahnya.

Alva menarik dagu Chilla, ingin kembali bersitatap.

"Chilla, kau tahu ini konsekuensinya. Bahkan sebelum kau memutuskan untuk menjadi simpananku aku yakin kau sudah tahu itu." Jelas Alva cukup panjang, namun nyatanya bukan itu yang ingin Chilla dengar.

"Aku tahu, tapi bukan itu yang ingin aku dengar. Aku hanya butuh penenang, aku butuh penawar dari..."

Cup!

"Bisakah itu menjadi penawarnya?" Tanya Alva dengan sendu.

Entah rasa apa yang bersarang dihatinya, yang ia yakini itu hanyalah rasa bersalah, rasa gagal melindungi Chilla.

Dadanya sesak sedari tadi karena tak mampu untuk berbuat apa-apa.

Chilla tak menjawab, ia bergeming untuk beberapa saat. Hingga akhirnya, mencium Alva adalah pilihannya.

Lelaki itu membalas apa yang Chilla lakukan padanya, ia membawa tubuh gadis itu hingga menempel pada tembok.

Kedua tangannya digunakan untuk menumpu, sedangkan tangan Chilla sudah bergelayut manja dilehernya.

Mereka berdua terus berpagut, mencecap rasa manis yang mengalirkan kebahagiaan.

Berharap setelahnya, ada rasa lega yang mengobati sesaknya dada.

Berawal dari sebuah ciuman, nyatanya cukup membuat hasrat Alva menggelora. Aroma tubuh Chilla benar-benar telah menjadi candunya.

Bahkan kini mulutnya mulai berputar kesana-kemari, menyesap tubuh Chilla hingga tanda merah itu tercetak ditempat yang tersembunyi.

Tak cukup sampai disana, Alva yang sudah benar-benar bergairah, dengan nalurinya menurunkan resleting dan membuka dress yang Chilla kenakan turun hingga ke pinggang.

Ia berkali-kali meneguk ludahnya, sebelum ia menghisap dua bukitan kenyal yang sudah terpampang nyata.

Diperlakukan seperti itu Chilla semakin melayang, ia meremas rambut Alva yang kini sedang membenamkan wajah didadanya.

Seketika ruang sunyi itu berubah ramai dengan suara lenguhan dari bibir mungil Chilla.

Bagaimana tidak, kini pucuk dadanya dimainkan begitu manja oleh lidah Alva.

"Aku tidak yakin bisa menahannya." Ucap Alva dengan terengah-engah.

Menatap Chilla dengan tatapan memohon. Chilla hanya mengangguk patuh, ketika tangan Alva menuntun satu tangannya turun kebawah sana. Tempat benda pusaka berada.

Dapat Chilla rasakan sesuatu yang ia pegang menggeliat, dan ia yakin kini Alva sedang merasakan sesak.

Alva mengangguk, mengerti akan tatapan mata Chilla. Pelan tapi pasti, Chilla menurunkan resleting yang menempel pada celana Alva.

Ia menggigit bibir bawahnya saat sesuatu itu dapat ia jangkau, terasa penuh dalam genggaman.

"Ku mohon, bantu aku menuntaskannya." Ucap Alva benar-benar dengan suara yang tak berdaya.

Bagai terhipnotis, Chilla mengangguk menyetujui, Alva mengukir senyum sebelum ia menyingkap dress yang Chilla kenakan.

Membawa senjata laras panjangnya menempel pada pangkal paha Chilla. Menggerakkannya naik turun membuat Chilla kembali melenguh.

Dan lenguhan itu semakin membuat panas api asmaranya membara, Alva kembali menguasai tubuh gadisnya, semuanya berhenti begitu cairan hangat itu berhasil mengaliri paha mulus Chilla.

Disusul suara desahan Alva yang tertahan, tak ingin sampai menggema.

Dan setelahnya tubuh Alva ambruk dalam posisi memeluk Chilla, karena kini tubuhnya seakan lemas tak bertenaga.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

Ini kakak Alva imajinasi Dede😂😂😂

Terpopuler

Comments

Avril

Avril

🤣🤣

2025-03-13

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kalo visualnya si tae aku jd gagal fokus 🤣🤣

2024-07-23

0

sukapilus

sukapilus

cintaku masih wamil torrrrr

2023-12-16

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Salah Menilai
3 Belum Keluar
4 Aku tidak cemburu!
5 Pulang ke rumah
6 Kau kenal Jack?
7 Pertunangan (Aku Cemburu)
8 Pertunangan 2 (BANG SAT)
9 Panggil aku sayang!
10 Gadis Nakal
11 Ini juga punyaku kan?
12 Sarapan yang lezat
13 Olahraga ranjang?
14 Semut nakal
15 Rintihan
16 Menguntit
17 Rencana
18 Aku menginginkanmu
19 Kecurigaan Alva
20 Cobalah cintai aku
21 Kamu pacar Chilla yah?
22 Kekesalan Juna
23 Bang Sat?
24 Yang merah yah
25 Hadiah
26 Kedatangan Jonathan
27 Salah tingkah
28 Ulang tahun Jonathan
29 Alva sakit
30 Mau yang asli
31 Ini sangat nyaman
32 Anniversary Sam dan Mira
33 Katakan!
34 Maafkan aku calon istriku
35 Jahat, kasar!
36 Semua gara-gara Juna
37 Tetangga baru
38 Aku akan mencobanya
39 Perasaan was-was
40 Satu syarat
41 Dia calon istriku
42 Permen rasa buah
43 Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44 Jebakan
45 Wanita tebal muka
46 Candu yang tidak bisa ditolak
47 Melawan nenek sihir
48 Menyelamatkan Nananana
49 Jadilah pacarku
50 Cemas
51 Menunjukkan bukti
52 Kita kawin lari saja
53 Kecewa
54 Interogasi
55 Biji selasi ganas
56 Flashback
57 Ketahuan (Kecewanya Satria)
58 Terpesona, aku terpesona
59 Kabur
60 Istriku
61 Belum berakhir
62 Manis seperti madu
63 99 persen dan 1 persen
64 Berita
65 Dalang
66 Impas
67 Yolanda oh Yolanda
68 New Story'
69 Aku wujudkan
70 Aku juga ingin dimanja
71 Tingkah bumil
72 Mengidam (Anjing)
73 Honeymoon
74 Kamu
75 Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76 Pulang (Kita langsung coba)
77 Cemburu buta
78 Minta DP
79 Mommy nakal
80 Dimabuk cinta
81 Tugas mulia
82 Tentang melahirkan
83 Masakan buatan istri
84 Bodo amat, gue nggak kenal
85 Ayang Juna ngambek
86 Sana, jadi tukang sapu saja!
87 Aku nggak bisa!
88 Lamaran (NAJU)
89 Nyawa lain
90 Meja ajaib
91 ANU
92 Plak!
93 Kabar duka
94 Nana and Juna's wedding
95 Kebahagiaan semua orang
96 Apanih?
97 Bukan mandi biasa
98 Sabar (Nahan anu)
99 Menagih hutang
100 Periksa kandungan
101 Ya Allah Gusti!
102 Yah, Mama...
103 Timbal balik
104 Bahas jenguk menjenguk
105 Kurang apa?
106 Main tenda-tendaan
107 Marahan
108 Juna merana
109 Kutukan
110 Burung Papa
111 Jurus seribu bayangan
112 Menunggu kehadirannya
113 Maunya naik itu
114 Apa enaknya sih?
115 Alva mengoceh
116 Persalinan
117 Malaikat kecil
118 Menjenguk
119 Kekhawatiran Nana
120 Jangan hanya mengeluh
121 Tidak pernah berubah
122 Pakai yang lain
123 Wejangan
124 Baby boss
125 Baby Shark
126 Kau terlalu cantik
127 Pusat perhatian
128 Tak terduga
129 Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130 MIC (Celotehan adik-adik)
131 MIC (Kepala Batu)
132 MIC (Kepala Batu2)
133 MIC (Aku Nggak Gila)
134 MIC (Pergi dari rumah)
135 MIC (Meminta Bantuan)
136 MIC (Menemui Shaka)
137 MIC (Menikah Dadakan)
138 MIC (Kalian Pacaran?)
139 MIC (Menodai Mataku)
140 MIC (Hampir Saja)
141 MIC (Jangan Dulu Kenal)
142 MIC (Pas Kok)
143 MIC (Di Meja Makan)
144 MIC (Kejar-kejaran)
145 MIC (Sudah Aku Gigit)
146 MIC (Beby Berubah)
147 MIC (Nenek-nenek Mesum)
148 MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149 MIC (Kita Akan Tahu)
150 MIC (Akhirnya)
151 MIC (Masih Tengah-tengah)
152 MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153 MIC (Anugerah Apa Musibah)
154 MIC (Mulai Sawan)
155 MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156 Gairah Sang Casanova
157 MIC (Istri Sempurna?)
158 MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159 MIC (Curhat)
160 MIC (Marah)
161 MIC (Love Is Blind)
162 MIC (Pindah ke Apartemen)
163 MIC (Takut)
164 MIC (Parno Sendiri)
165 MIC (Benar-benar Bahaya)
166 MIC (Adek Beby)
167 MIC (Sayang...)
168 MIC (AU AH)
169 MIC (AU AH AH)
170 MIC (Otak Usil)
171 MIC (Sakit)
172 MIC (Dibuang-buang)
173 MIC (Nggak Sekarang)
174 MIC (Nggak Bisa Lama)
175 MIC (Nyari Kokom)
176 MIC (Mertua)
177 MIC (Pakai Kokom)
178 MIC (Suasana Mendukung)
179 MIC (Kaki Abang Tiga)
180 MIC (Bersyukur)
181 MIC (Ambassador Skincare)
182 MIC (Ikut Nggak Yah?)
183 MIC (Balapan)
184 MIC (Maaf)
185 MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186 MIC (Melabrak Gattan)
187 MIC (Kesialan Gattan)
188 MIC (Nyenengin Tom)
189 MIC (Hari Kelulusan)
190 MIC (Ruangan VVIP)
191 MIC (Masih Mau Anu-anu)
192 MIC (Kabar Bahagia)
193 MIC (Undangan Makan Malam)
194 MIC (Menyampaikan Kabar)
195 Promo Novel "My Sexy Secretary"
196 Hasrat Penggoda (New Novel)
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Prolog
2
Salah Menilai
3
Belum Keluar
4
Aku tidak cemburu!
5
Pulang ke rumah
6
Kau kenal Jack?
7
Pertunangan (Aku Cemburu)
8
Pertunangan 2 (BANG SAT)
9
Panggil aku sayang!
10
Gadis Nakal
11
Ini juga punyaku kan?
12
Sarapan yang lezat
13
Olahraga ranjang?
14
Semut nakal
15
Rintihan
16
Menguntit
17
Rencana
18
Aku menginginkanmu
19
Kecurigaan Alva
20
Cobalah cintai aku
21
Kamu pacar Chilla yah?
22
Kekesalan Juna
23
Bang Sat?
24
Yang merah yah
25
Hadiah
26
Kedatangan Jonathan
27
Salah tingkah
28
Ulang tahun Jonathan
29
Alva sakit
30
Mau yang asli
31
Ini sangat nyaman
32
Anniversary Sam dan Mira
33
Katakan!
34
Maafkan aku calon istriku
35
Jahat, kasar!
36
Semua gara-gara Juna
37
Tetangga baru
38
Aku akan mencobanya
39
Perasaan was-was
40
Satu syarat
41
Dia calon istriku
42
Permen rasa buah
43
Ungkapan (Awal sesungguhnya)
44
Jebakan
45
Wanita tebal muka
46
Candu yang tidak bisa ditolak
47
Melawan nenek sihir
48
Menyelamatkan Nananana
49
Jadilah pacarku
50
Cemas
51
Menunjukkan bukti
52
Kita kawin lari saja
53
Kecewa
54
Interogasi
55
Biji selasi ganas
56
Flashback
57
Ketahuan (Kecewanya Satria)
58
Terpesona, aku terpesona
59
Kabur
60
Istriku
61
Belum berakhir
62
Manis seperti madu
63
99 persen dan 1 persen
64
Berita
65
Dalang
66
Impas
67
Yolanda oh Yolanda
68
New Story'
69
Aku wujudkan
70
Aku juga ingin dimanja
71
Tingkah bumil
72
Mengidam (Anjing)
73
Honeymoon
74
Kamu
75
Matahari terbit, belalai ikut bangkit
76
Pulang (Kita langsung coba)
77
Cemburu buta
78
Minta DP
79
Mommy nakal
80
Dimabuk cinta
81
Tugas mulia
82
Tentang melahirkan
83
Masakan buatan istri
84
Bodo amat, gue nggak kenal
85
Ayang Juna ngambek
86
Sana, jadi tukang sapu saja!
87
Aku nggak bisa!
88
Lamaran (NAJU)
89
Nyawa lain
90
Meja ajaib
91
ANU
92
Plak!
93
Kabar duka
94
Nana and Juna's wedding
95
Kebahagiaan semua orang
96
Apanih?
97
Bukan mandi biasa
98
Sabar (Nahan anu)
99
Menagih hutang
100
Periksa kandungan
101
Ya Allah Gusti!
102
Yah, Mama...
103
Timbal balik
104
Bahas jenguk menjenguk
105
Kurang apa?
106
Main tenda-tendaan
107
Marahan
108
Juna merana
109
Kutukan
110
Burung Papa
111
Jurus seribu bayangan
112
Menunggu kehadirannya
113
Maunya naik itu
114
Apa enaknya sih?
115
Alva mengoceh
116
Persalinan
117
Malaikat kecil
118
Menjenguk
119
Kekhawatiran Nana
120
Jangan hanya mengeluh
121
Tidak pernah berubah
122
Pakai yang lain
123
Wejangan
124
Baby boss
125
Baby Shark
126
Kau terlalu cantik
127
Pusat perhatian
128
Tak terduga
129
Menjadi Istri CEO (Perasaan Khawatir)
130
MIC (Celotehan adik-adik)
131
MIC (Kepala Batu)
132
MIC (Kepala Batu2)
133
MIC (Aku Nggak Gila)
134
MIC (Pergi dari rumah)
135
MIC (Meminta Bantuan)
136
MIC (Menemui Shaka)
137
MIC (Menikah Dadakan)
138
MIC (Kalian Pacaran?)
139
MIC (Menodai Mataku)
140
MIC (Hampir Saja)
141
MIC (Jangan Dulu Kenal)
142
MIC (Pas Kok)
143
MIC (Di Meja Makan)
144
MIC (Kejar-kejaran)
145
MIC (Sudah Aku Gigit)
146
MIC (Beby Berubah)
147
MIC (Nenek-nenek Mesum)
148
MIC (Gara-gara Susu Pisang)
149
MIC (Kita Akan Tahu)
150
MIC (Akhirnya)
151
MIC (Masih Tengah-tengah)
152
MIC (Mau Ketemu Tyrex Lagi?)
153
MIC (Anugerah Apa Musibah)
154
MIC (Mulai Sawan)
155
MIC (Alasan Macam Apa Itu?)
156
Gairah Sang Casanova
157
MIC (Istri Sempurna?)
158
MIC (Nggak Ngapa-ngapain)
159
MIC (Curhat)
160
MIC (Marah)
161
MIC (Love Is Blind)
162
MIC (Pindah ke Apartemen)
163
MIC (Takut)
164
MIC (Parno Sendiri)
165
MIC (Benar-benar Bahaya)
166
MIC (Adek Beby)
167
MIC (Sayang...)
168
MIC (AU AH)
169
MIC (AU AH AH)
170
MIC (Otak Usil)
171
MIC (Sakit)
172
MIC (Dibuang-buang)
173
MIC (Nggak Sekarang)
174
MIC (Nggak Bisa Lama)
175
MIC (Nyari Kokom)
176
MIC (Mertua)
177
MIC (Pakai Kokom)
178
MIC (Suasana Mendukung)
179
MIC (Kaki Abang Tiga)
180
MIC (Bersyukur)
181
MIC (Ambassador Skincare)
182
MIC (Ikut Nggak Yah?)
183
MIC (Balapan)
184
MIC (Maaf)
185
MIC (Janji Nggak Nakal Lagi)
186
MIC (Melabrak Gattan)
187
MIC (Kesialan Gattan)
188
MIC (Nyenengin Tom)
189
MIC (Hari Kelulusan)
190
MIC (Ruangan VVIP)
191
MIC (Masih Mau Anu-anu)
192
MIC (Kabar Bahagia)
193
MIC (Undangan Makan Malam)
194
MIC (Menyampaikan Kabar)
195
Promo Novel "My Sexy Secretary"
196
Hasrat Penggoda (New Novel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!